KESIMPULAN DAN SARAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat penurunan pH saliva perokok dibandingkan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan dengan rerata 5,93±0,28 pada perokok dan 6,86±0,33 pada bukan perokok. 2. Terdapat penurunan laju aliran saliva perokok dibandingkan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan dengan rerata 0,23±0,10 mlmenit pada perokok dan 2,18±0,71 mlmenit pada bukan perokok. 3. Terdapat peningkatan kadar ion kalsium saliva perokok dibandingkan dengan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan dengan rerata 2,64±0,39 mmolL pada perokok dan 1,69±0,44 mmolL pada bukan perokok. 4. Penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan p0,05 antara pH, laju aliran dan kadar ion kalsium saliva pada kelompok perokok dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh rokok terhadap bakteri rongga mulut dan kandungan saliva yang penting untuk remineralisasi seperti fosfat saliva dalam rongga mulut. 2. Perlu penelitian lebih lanjut dengan menambah kriteria penelitian untuk lebih menghomogenkan sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saliva 2.1.1 Fisiologis Saliva Saliva mempunyai peran penting dalam menjaga integritas jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut, melindungi jaringan rongga mulut dari bakteri imunologi, jamur dan infeksi virus. 21 Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor yang terdiri atas kelenjar parotid, submandibula dan sublingual, serta beberapa kelenjar saliva minor di mukosa mulut yaitu labial, bukal, lingual dan palatal. Setiap kelenjar saliva mensekresi saliva dengan tipe yang berbeda. Hasil sekresi kelenjar parotid bersifat serosa encer, kelenjar submandibula bersifat seromukosa 10 mukosa, 90 serosa, sedangkan kelenjar sublingual dan beberapa kelenjar saliva minor bersifat mukosa. 14 Di dalam saliva yang dihasilkan kelenjar parotid terdapat ion bikarbonat dan amilase yang tinggi, sementara pada saliva yang dihasilkan submandibula terdapat musin dan kalsium yang tinggi. 22 Saliva mengandung 99 air dan sisanya berupa ion dan komponen organik. 23 Substansi organik dalam saliva mengandung molekul besar dan kecil. Molekul yang besar umumnya berupa protein dalam bentuk glikoprotein, serum albumin dan enzim sedangkan yang termasuk dalam molekul kecil yaitu glukosa, urea dan kreatinin. Hampir seluruh substansi organik diproduksi oleh sel kelenjar saliva, sisanya ditransportasi ke saliva melalui darah. Substansi anorganik terdiri atas kalsium, fosfor, sodium, potasium, magnesium dan karbondioksida, oksigen serta nitrogren yang terlarut. Enzim saliva yang utama adalah enzim amilase namun apabila menderita suatu penyakit, banyak enzim yang terbentuk akibat aktivitas bakteri dan leukosit. 2 Penurunan kuantitas sekresi saliva ataupun perubahan sifat dari saliva menyebabkan masalah gigi dan mulut yang akan berdampak terhadap kualitas hidup individu. 22 Beberapa kondisi fisiologis dan patologis dapat mengubah produksi saliva Universitas Sumatera Utara secara kuantitatif, misalnya bau, rasa, pengunyahan, status psikologis dan hormonal, obat-obatan, usia, kebersihan mulut, serta latihan fisik. 25

2.1.2 Fungsi Saliva

Saliva adalah salah satu cairan tubuh paling kompleks yang menyediakan berbagai macam kebutuhan fisiologis. Pada saluran pencernaan, saliva mempunyai peran penting dalam fisiologis esofagus, proses pencernaan, serta perlindungan sel lambung sedangkan dalam rongga mulut keberadaan saliva sangat penting untuk menjaga kesehatan jaringan rongga mulut mengingat luasnya fungsi saliva. 26 Fungsi saliva tersebut adalah: 22,27 1. Sebagai pelumas Saliva melapisi dan melindungi mukosa terhadap iritasi mekanis, kimiawi, termis, membantu proses bicara dan proses menelan makanan. 2. Reservoir ion Sebagai reservoir ion seperti kalsium, fosfor dan fluoride untuk remineralisasi. 3. Buffer Membantu menetralkan pH sesudah makan sehingga mengurangi waktu terjadinya demineralisasi. Peranan saliva sebagai kapasitas buffer terdiri dari ion bikarbonat, fosfat dan sistem protein. Konsentrasi bikarbonat dalam saliva sangat tergantung pada aliran saliva flowrate. Konsentrasi bikarbonat meningkat disebabkan aliran saliva yang baik sehingga dapat menstabilkan pH rongga mulut. Bikarbonat mengambil peranan penting dalam fungsinya sebagai buffer sekitar 90 dari ion buffer lainnya. Derajat keasaman pH saliva, konsentrasi ion kalsium dan fosfat adalah faktor yang signifikan untuk menjaga keutuhan hidroksiapatit enamel gigi. 4. Self Cleansing Aliran saliva yang baik menyediakan aksi pembersihan mekanis terhadap sisa residu makanan, debris, maupun plak bakteri. Universitas Sumatera Utara 5. Antimikroba Saliva sebagai antimikroba dan juga mengontrol mikroorganisme rongga mulut secara spesifik misalnya dengan sIgA dan non spesifik misalnya dengan adanya lisozim, laktoferin dan sialoperoksidase. 6. Membantu proses pencernaan Saliva membantu proses pencernaan karena di dalam saliva terdapat enzim amilase dan lipase. 7. Pengecapan rasa Saliva berperan dalam pengecapan rasa karena terdapat kandungan protein yang berperan dalam interaksi antara makanan dengan taste bud pada sel indera pengecap rasa terutama pada dorsum lidah. Fungsi saliva tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan yang berhubungan dengan komposisi maupun viskositas, derajat keasaman dan susunan ion serta protein saliva. 23

2.1.3 Persarafan Kelenjar Saliva

Saliva terdiri dari dua komponen yang disekresi melalui mekanisme yang berbeda. Komponen pertama adalah cairan termasuk ion, terutama diproduksi oleh stimulasi parasimpatis dan komponen kedua adalah protein yang terutama dihasilkan oleh stimulasi simpatis. Sekresi kelenjar saliva umumnya dikontrol oleh saraf otonom. Sekresi tergantung pada beberapa pengaruh modulatori yang bertindak baik melalui siklus AMP maupun calcium pathway. 29 Tidak seperti sistem saraf otonom di tempat lain, rangsangan simpatis dan parasimpatis di kelenjar saliva tidak saling bertentangan. Kedua rangsangan tersebut merangsang sekresi saliva dalam jumlah, karakteristik dan mekanisme yang berbeda. 14,29 Stimulasi parasimpatis menghasilkan saliva dalam jumlah banyak dengan konsentrasi protein yang rendah, sementara stimulasi simpatis menghasilkan saliva dalam jumlah sedikit namun mempunyai konsentrasi protein yang tinggi, hal ini menyebabkan mulut terasa lebih kering daripada biasanya. 28 Rangsangan parasimpatis menstimuli reseptor kolinergik menyebabkan vasodilatasi pembuluh Universitas Sumatera Utara darah, hal ini yang membuat volume saliva lebih banyak dan kaya protein sedangkan rangsangan simpatis akan menstimuli reseptor adrenergik menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada kelenjar saliva, hal ini yang membuat volume saliva jauh lebih sedikit dengan konsentrasi kental dan kaya mukus. Pusat saliva parasimpatis terletak pada medula oblongata yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu superior nuklei saraf fasialis terhubung dengan kelenjar submandibula dan sublingual, sedangkan inferior nuklei saraf glossopharyngeal mempersarafi kelenjar parotid. 14,29,0 Serabut saraf simpatis yang mempersarafi kelenjar saliva berasal dari ganglion servikalis superior dan berjalan bersama dengan arteri yang mensuplai kelenjar saliva. Serabut saraf simpatis berjalan bersama arteri karotis eksterna yang memberikan suplai darah pada kelenjar parotid dan bersama arteri lingualis memberikan suplai darah ke submandibula, serta bersama arteri fasialis yang mensuplai darah ke kelenjar sublingualis. Kedua pusat saliva ini mendapat input berupa stimulus atau inhibitor dari otak depan dan batang otak. Struktur persarafan batang otak berhubungan dengan stimulus sensor oral sedangkan otak depan berhubungan dengan regulasi mastikasi, minum dan suhu tubuh sehingga masing- masing stimulus tersebut memengaruhi proses sekresi saliva. 30

2.1.4 pH, Laju Aliran dan Ion Kalsium Saliva

Saliva dalam rongga mulut mempunyai pH atau derajat keasaman yang dapat berubah setiap saat. Perubahan pH saliva dalam rongga mulut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain irama siang dan malam, diet, perangsangan kecepatan sekresi dan berubahnya polisakarida menjadi asam di rongga mulut. pH saliva yang rendah dan mencapai angka kritis dapat menyebabkan terjadinya karies, dimana penurunan pH yang berulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi. 23 Derajat keasaman pH dan kapasitas buffer saliva ditentukan oleh susunan kuantitatif dan kualitatif elektrolit dalam saliva, terutama oleh susunan bikarbonat karena susunan bikarbonat sangat konstan dalam saliva. 31 Universitas Sumatera Utara Aliran saliva merupakan faktor utama yang memengaruhi komposisi saliva. Apabila aliran saliva meningkat, maka konsentrasi protein total, sodium, klor, bikarbonat dan pH saliva juga akan meningkat sedangkan apabila terjadi penurunan laju aliran saliva menyebabkan produk bakteri akan mudah melekat pada permukaan plak sehingga dapat meningkatkan frekuensi terjadinya karies. 15 Laju aliran saliva total baik yang distimulasi maupun tidak distimulasi yaitu antara 500 –1.500 mlhari pada orang dewasa. 25 Laju aliran saliva normal yang distimulasi yaitu 1-3 mlmenit, dikatakan laju aliran saliva rendah apabila berada sekitar 0,7 –1,0 mlmenit, sedangkan hiposalivasi ditandai dengan laju aliran saliva kurang dari 0,7 mlmenit. Laju aliran saliva normal yang tidak distimulasi yaitu 0,25-0,35 mlmenit, dikatakan laju aliran saliva rendah apabila berada diantara 0,1 –0,25 mlmenit sedangkan hiposalivasi ditandai dengan laju aliran saliva kurang dari 0,1 mlmenit. 15 Persentase kontribusi dari berbagai kelenjar saliva pada saliva yang tidak distimulasi, yaitu: 12  20 oleh kelenjar parotid  65 oleh kelenjar submandibula  7 –8 oleh kelenjar sublingual  7-8 oleh kelenjar saliva minor Sedangkan persentase kontribusi dari berbagai kelenjar saliva pada saliva yang distimulasi, yaitu: 12  50 oleh kelenjar parotid  30 oleh kelenjar submandibula  10 oleh kelenjar sublingual  10 oleh kelenjar saliva minor Pada saliva yang distimulasi terdapat perubahan dalam persentase kontribusi masing-masing kelenjar dengan kontribusi parotid lebih dari 50 dari laju aliran saliva total. Stimulasi saraf parasimpatis menyebabkan pelepasan air dan ion, sedangkan saraf simpatis menyebabkan pelepasan protein dengan sel asinar. Mekanisme ini bekerja sama dalam mengontrol aliran saliva. 22 Universitas Sumatera Utara Kalsium merupakan mineral esensial yang banyak ditemukan dalam tubuh. Sebanyak 99 dari kalsium yang ada di dalam tubuh ditemukan pada tulang dan gigi dan hanya sekitar 1 ditemukan di dalam darah. 32 Kalsium saliva banyak terdapat dalam kelenjar submandibula yaitu dengan konsentrasi 3,7 mmoll, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan kadar kalsium yang terdapat dalam plasma yaitu 2,5 mmoll ataupun pada saliva keseluruhan yaitu 1,35 mmoll. 22 Konsentrasi normal kalsium dalam saliva adalah 1-2 mmoll. 17 Saliva berperan penting dalam ketersediaan kalsium. Konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi dalam saliva menyebabkan pertukaran ion yang cukup untuk menjaga permukaan gigi dimulai dari gigi tumbuh sampai pada proses pematangan gigi. Proses ini terjadi selama remineralisasi enamel gigi. Fungsi lain dari kalsium yaitu membentuk ikatan yang kuat dengan α-amilase yang berperan sebagai co-factor yang penting dalam fungsinya sebagai enzim. 15

2.2 Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. 33 Rokok pada umumnya berbentuk silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm, hal ini bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. 34 Menurut lembaga survei WHO 2008, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai jumlah perokok terbesar di dunia. Perilaku merokok adalah suatu aktivitas yang dilakukan individu berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. 35 Asap rokok merupakan suatu aerosol yang terdiri dari partikel padat yang tersuspensi dalam gas. Merokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang terdiri dari gas dan bahan yang diendapkan saat dihisap. Pada pembakaran, asap rokok dipecah menjadi dua komponen yaitu komponen partikel dan komponen gas 85. 4 Kandungan rokok membuat seseorang tidak mudah berhenti merokok karena dua alasan, yaitu faktor ketergantungan atau adiksi pada nikotin dan Universitas Sumatera Utara faktor psikologis yang merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu jika berhenti merokok. 35

2.2.1 Klasifikasi Perokok

Menurut Conrad 2011, perokok dibagi atas tiga kelompok yaitu perokok aktif, perokok pasif secondhand smoker dan thirdhand smoker. Perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap asap tembakau dari rokok yang dihisapnya bisa dalam bentuk rokok putih, cerutu, kretek dan sebagainya. 36 Perokok aktif dapat diklasifikasikan menurut kemampuannya menghisap rokok, antara lain perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat. Perokok ringan merupakan perokok yang merokok kurang dari 10 batang per hari, perokok sedang adalah perokok yang menghisap 11-20 batang rokok per hari sedangkan perokok berat adalah perokok yang menghisap lebih dari 20 batang rokok per hari. 37 Perokok pasif secondhand smoker adalah orang yang terpapar dan menghirup asap rokok yang dihembuskan langsung dari perokok aktif. Thirdhand smoker adalah orang yang terhirup residual dari asap rokok secara tidak langsung. Residu dari sisa pembakaran rokok dapat menempel di berbagai tempat seperti pakaian, rambut, karpet dan lainnya meskipun rokok tersebut telah dimatikan. 36 Paparan akut dari perokok aktif dipengaruhi oleh banyaknya tembakau yang dikonsumsi, jenis produk yang menggunakan tembakau rokok, cerutu, pipa, dll, cara merokok atau produk dari tembakau itu digunakan, serta tipe dan merek dari tembakau yang dikonsumsi. 36

2.2.2 Jenis Rokok

Ada beberapa jenis rokok, yaitu: 31,34 1. Rokok Kretek Rokok yang berisikan daun tembakau dan cengkeh yang diberi zat perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok kretek ini kebanyakan tidak menggunakan filter pada bagian yang akan dihisap. Universitas Sumatera Utara 2. Rokok Putih Rokok yang berisikan daun tembakau yang diberi zat perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu dan biasanya berisikan filter penyaring pada bagian yang akan dihisap. Rokok kretek berasal dari Indonesia. 38 Rokok kretek dan rokok putih memiliki kadar nikotin dan tar yang berbeda. Rokok kretek mengandung kadar nikotin, karbonmonoksida dan tar yang lebih tinggi dibandingkan rokok jenis lainnya. 31,38

2.2.3 Kandungan Kimia Pada Rokok Kretek

Bahan utama penyusun rokok adalah tembakau dengan unsur utamanya karbohidrat. Asap rokok mengandung berbagai bahan kimia lebih dari 4000 macam yang merupakan campuran antara gas, partikel dan cairan. Pada pembakaran, asap rokok dipecah menjadi dua komponen yaitu komponen partikel dan komponen gas 85. 4 Komponen gas asap rokok terdiri dai karbonmonoksida, karbondioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon sedangkan komponen partikel rokok terdiri dari nikotin, tar, benzantraccne, benzopiren, fenol, cadmium , indol, karbazol dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan karsinogen. 6 Diantara sekian banyak zat kimia yang terkandung dalam rokok, ada tiga macam bahan kimia yang paling sering menyebabkan masalah kesehatan yaitu nikotin, tar dan karbonmonoksida. 4 Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan ketergantungan psikis. 6 Nikotin memiliki reseptor di otak yaitu Nicotinic Cholinergic Receptors Nicotinic Acetylcholine ReceptorsnAChRs yang dapat membuka apabila ada invasi dari molekul tertentu. Ikatan nikotin pada permukaan di antara dua subunit reseptor ini membuka jalur yang memungkinkan masuknya ion sodium atau kalsium. Masuknya dua kation ini dalam sel langsung mengaktifkan tegangan saluran kalsium yang mengizinkan masuknya kalsium lebih banyak. Salah satu efek dari masuknya kalsium dalam sel saraf yaitu dilepasnya neurotransmiter yaitu dopamin. Hal ini menyebabkan ketergantungan pada perokok. 39 Universitas Sumatera Utara Tar merupakan senyawa yang ada dalam asap rokok yang bersifat karsinogen. Tar yang dihasilkan dari pembakaran rokok merupakan partikel berbentuk gas yang dapat masuk kedalam tubuh. Komponen tar mengandung radikal bebas yang berhubungan dengan risiko kanker. 4,6 Karbonmonoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau kandungannya didalam asap rokok adalah 26. Gas karbonmonoksida ini mengikat hemoglobin dalam darah sehingga membuat darah tidak mampu mengikat oksigen yang diperlukan sel-sel tubuh dalam proses respirasi. 4

2.3 Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan

Merokok telah terbukti menjadi faktor risiko utama terhadap kesehatan sistemik yang bertanggung jawab atas beberapa penyakit serius. Selain kesehatan sistemik, merokok juga berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pengaruh rokok terhadap kesehatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kandungan rokok, jenis rokok, bahkan jumlah rokok yang dikonsumsi sehari-hari. 40

2.3.1 Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Sistemik

Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rokok berpengaruh terhadap kesehatan sistemik. 40 Beberapa pengaruh rokok terhadap kesehatan sistemik antara lain penyakit kardiovaskular, penyakit sistem pernapasan, kanker dan penyakit saluran cerna. Elektrolit dan mineral memiliki banyak fungsi seperti menjaga cairan dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam-basa, konduksi saraf, pembekuan darah dan kontraksi otot. Gangguan elektrolit karena merokok dapat menyebabkan kelainan metabolik yang parah dan bahkan menimbulkan penyakit berbahaya seperti penyakit jantung koroner, penyakit hati, infeksi paru-paru, gagal ginjal serta gangguan sistem endokrin. 5

2.3.2 Pengaruh Rokok Terhadap Rongga Mulut

Dampak buruk dari rokok salah satunya dapat bermanifestasi pada rongga mulut karena merupakan organ pertama yang terpapar oleh rokok. Telah banyak Universitas Sumatera Utara penelitian yang menunjukkan bahwa rokok berpengaruh terhadap rongga mulut. 40 Beberapa pengaruh rokok terhadap rongga mulut antara lain: 1. Penyakit periodontal Merokok memiliki dampak yang besar pada banyak jaringan dan organ tubuh, termasuk jaringan periodontal. 42 Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat perubahan mikrobiologis yang relevan dalam jaringan periodontal yang disebabkan merokok. Mereka melaporkan bahwa perokok memiliki peningkatan risiko mengalami infeksi subgingiva karena bakteri Porphyromonas gingivalis. Para peneliti juga menemukan perokok tiga kali lebih mungkin untuk menjadi tempat A.actinomycetemcomitans . 42 Kerusakan jaringan periodontal akibat merokok, diawali dengan terjadinya akumulasi plak pada gigi dan gingival. Tar yang mengendap pada gigi, selain menimbulkan masalah secara estetik, juga menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga mudah diletaki plak. Akumulasi plak pada margin gingival diperparah dengan kondisi kebersihan rongga mulut yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya gingivitis. 6 2. Karies Karies gigi merupakan salah satu efek samping dari merokok, dimana rokok secara signifikan menurunkan pH saliva sehingga menjadi lebih asam dan lebih berpotensi terjadi karies gigi. Pada rokok kretek terdapat cengkeh yang ternyata berpengaruh buruk terhadap gigi. Cengkeh yang dicampurkan kedalam rokok kretek tersebut mengandung zat aktif eugenol dengan kadar tinggi yang jika asapnya dihisap dapat masuk melalui lubang mikro ke bagian organik enamel gigi sehingga mencapai perbatasan enamel dengan dentin. Akibatnya, perokok dapat menderita karies. Semakin lama seseorang menghisap rokok kretek, semakin besar peluang orang tersebut menderita karies spesifik. 31 3. Lesi pre-kanker Adanya displasia epitel pada lesi prekanker merupakan ciri untuk perkembangan kanker. Beberapa studi dari Amerika Serikat dan Inggris telah menunjukkan hubungan yang signifikan dengan merokok dalam kaitannya dengan Universitas Sumatera Utara displasia epitel oral. Leukoplakia adalah lesi prekanker yang paling umum terkait dengan penggunaan rokok. 40 4. Kanker mulut Perokok mempunyai risiko enam kali lebih banyak menderita kanker rongga mulut dibandingkan bukan perokok karena terdapat bahan kimia dalam rokok yang bersifat karsinogenik. Kanker yang biasa dialami oleh perokok adalah kanker mulut, lidah dan bibir. 31 5. Kehilangan gigi Bergstorm dkk menemukan bahwa perokok secara signifikan tidak hanya meningkatkan kedalaman probing dan kehilangan tulang alveolar tetapi juga meningkatkan terjadinya kehilangan gigi. 42

2.4 Pengaruh Rokok Terhadap Saliva

Saliva merupakan cairan biologis yang pertama kali terpapar asap pada saat merokok, yang mana cairan tersebut berperan penting dalam fisiologis rongga mulut dan berperan utama dalam proses pemeliharaan kesehatan umum dan gigi. Asap tembakau dari rokok tersebut mengandung bahan-bahan bersifat toksik yang dapat memengaruhi saliva baik secara struktural maupun fungsional. 7,8 Zat karsinogenik pada rokok dapat memengaruhi secara langsung pertahanan tubuh host, kerusakan matriks ekstraseluler dan proses alamiah penyembuhan luka. Merokok dapat menyebabkan penurunan fungsi imun saliva yaitu penurunan fungsi sel PMN, penurunan antibodi dalam saliva seperti IgA dan IgG serta penurunan rasio CD4+CD8+ pada komposisi cairan saliva sehingga dapat meningkatkan akumulasi jumlah bakteri anaerob pada rongga mulut. Merokok juga dapat meningkatkan produksi sitokin proinflamasi berupa TNF alfa, IL1, dan PGE sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada matriks ekstraseluler. 6,43 Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rokok berpengaruh terhadap kuantitas, kualitas dan elektrolit saliva. Berikut ini adalah pengaruh rokok terhadap pH, laju aliran dan kadar ion kalsium saliva. Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Pengaruh Rokok Terhadap pH saliva

Rokok mempunyai beberapa efek samping terhadap saliva. Terdapat perbedaan pH saliva antara perokok dengan bukan perokok, dimana tingkat keasaman saliva perokok lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok. 31 Tembakau yang merupakan bahan pembuat rokok mengandung senyawa karbohidrat. Beberapa jenis karbohidrat yang dapat ditemukan yaitu pati, pektin, selulosa dan gula. Menurut Kidd dan Bechal 1992 beberapa jenis karbohidrat seperti gula pada tembakau dapat diragikan oleh bakteri yang terdapat pada rongga mulut seseorang sehingga akan membentuk asam dan dapat menurunkan pH saliva. 44 Selain karena pengaruh tembakau, penurunan laju aliran saliva juga dapat memengaruhi pH dengan mengakibatkan terjadinya penurunan sekresi ion bikarbonat dan hal ini juga menyebabkan penurunan pH saliva. 11 Hal ini sesuai dengan penelitian Khan dkk 2010 di Pakistan yang menyatakan bahwa pH saliva pada perokok lebih rendah dibandingkan dengan bukan perokok. 9

2.4.2 Pengaruh Rokok Terhadap Laju Aliran Saliva

Laju aliran saliva adalah jumlah saliva yang diproduksi oleh berbagai kelenjar saliva yang nilainya ditunjukkan dengan mlmenit. 45 Zat karsinogenik pada rokok dapat memengaruhi fungsi dari sel maupun jaringan pada kelenjar saliva sehingga dapat menyebabkan penurunan produksi kelenjar saliva. Hal tersebut merupakan efek jangka panjang merokok terhadap saliva. Penurunan laju aliran saliva tersebut dapat mengakibatkan fungsi saliva sebagai lubrikan, pembersih, serta zat pertahanan tubuh terganggu sehingga dapat memengaruhi status kesehatan dan kebersihan gigi rongga mulut. Sedangkan efek panas yang ditimbulkan akibat konsumsi rokok secara langsung dapat merusak integritas mukosa mulut sehingga dapat menyebabkan perubahan sekresi saliva. 43 Pada orang yang telah lama merokok, reseptor rasa yang merupakan tempat utama sekresi saliva berulang kali terpapar oleh tembakau dalam jangka waktu yang lama sehingga memengaruhi reflex saliva. 11 Penelitian Rad dkk 2010 di Iran menyatakan bahwa pada perokok jangka panjang mengalami penurunan laju aliran saliva yang signifikan. Hal ini mengakibatkan meningkatnya Universitas Sumatera Utara gangguan kesehatan pada gigi dan mulut yang berhubungan dengan mulut kering terutama karies, gingivitis, mobiliti gigi dan kalkulus. 8 Penurunan laju aliran saliva ini disebabkan oleh asap panas rokok yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut. Rangsangan panas ini menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi sekresi saliva. Hal ini juga yang mengakibatkan rongga mulut menjadi kering. 4

2.4.3 Pengaruh Rokok Terhadap Ion Kalsium Saliva

Ion kalsium dan fosfat dalam saliva membantu mencegah kelarutan enamel gigi dan dalam proses remineralisasi. Kalsium adalah buffer pH yang paling efisien untuk regulasi cairan tubuh sedangkan fosfat memiliki keuntungan tambahan yaitu resisten terhadap penurunan pH pada plak menuju pH kritis. 21 Pada penelitian Abed dkk 2012 di Irak menemukan bahwa terdapat peningkatan kadar ion kalsium saliva pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Peningkatan kadar ion kalsium saliva ini dikaitkan dengan adanya penurunan pH saliva karena merokok yang menyebabkan pelepasan hidroksiapatit dari enamel gigi sehingga kalsium lepas ke saliva. Hal inilah yang membuat kadar ion kalsium saliva meningkat. 13 Kadar ion kalsium saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 15,18 1. Jenis kelenjar. Sekresi kalsium yang terbesar dihasilkan oleh kelenjar submandibularis. 2. Ritme biologis. Kadar kalsium saliva akan menurun pada pagi dini hari. 3. Stimulus. Dalam keadaan tanpa stimulasi sebagian besar saliva total berasal dari kelenjar submandibularis sedangkan dalam keadaan distimulasi sebagian besar saliva total berasal dari kelenjar parotid. 4. Curah saliva merupakan faktor penting terhadap kadar komponen saliva. 5. Penyakit-penyakit sistemik, seperti cystic fibrosis dan hiperparatiroidisme.

2.5 Spektrofotometri Serapan Atom SSA

Spektrofotometri serapan atom SSA adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu Universitas Sumatera Utara oleh atom logam dalam keadaan bebas. Komponen dari spektrofotometri serapan atom terdiri dari sumber cahaya, tempat sampel, monokromator dan detektor. Analisa sampel dilakukan melalui pengukuran absorbansi sebagai fungsi konsentrasi standard dan menggunaan hukum Beer untuk menentukan konsentrasi sampel yang tidak diketahui. 46 Universitas Sumatera Utara

2.6 Landasan Teori

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. 33 Kandungan zat-zat yang ada dalam asap rokok antara lain nikotin, tar dan karbonmonoksida. 34 Menurut Conrad 2011, perokok dibagi atas tiga kelompok yaitu perokok aktif, perokok pasif secondhand smoker dan thirdhand smoker. 36 Kebiasaan merokok merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Merokok merupakan masalah kesehatan karena dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit dan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa kelainan rongga mulut. 4 Perokok memiliki risiko yang tinggi terhadap penyakit kardiovaskular, penyakit sistem pernapasan, kanker dan penyakit saluran cerna. 5 Kelainan yang dapat terjadi di rongga mulut adalah kelainan gigi dan jaringan lunak rongga mulut, diantaranya adalah penyakit periodontal, karies, kehilangan gigi, lesi pre-kanker dan kanker mulut. 6 Saliva adalah cairan biologis pertama yang terpapar asap rokok, yang mana mengandung beberapa komposisi yang bertanggungjawab terhadap perubahan struktur dan fungsi saliva. 7,10 Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rokok berpengaruh terhadap kuantitas, kuantitas dan elektrolit saliva. Merokok dapat memengaruhi pH, laju aliran dan kadar ion kalsium saliva. Penelitian Khan dkk 2010 di Pakistan menyatakan bahwa terdapat penurunan laju aliran saliva sebagai efek jangka panjang merokok terhadap produksi saliva oleh kelenjar saliva. 9 Laju aliran saliva dapat memengaruhi pH saliva. Penelitian Kanwar dkk 2013 di India menyatakan bahwa laju aliran saliva yang menurun menyebabkan pH saliva menjadi asam. 10 Kalsium merupakan salah satu komponen elektrolit dalam saliva yang terdapat dalam bentuk ion. 12 Kalsium merupakan mineral esensial yang banyak ditemukan dalam tubuh. Sebanyak 99 dari kalsium yang ada di dalam tubuh ditemukan di tulang dan gigi dan hanya sekitar 1 ditemukan di dalam darah. 32 Kadar ion kalsium saliva pada perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. 18 Universitas Sumatera Utara Hal ini dibuktikan dalam hasil penelitian Abed dkk 2012 di Irak yaitu terdapat peningkatan signifikan terhadap kadar ion kalsium saliva perokok jika dibandingkan dengan bukan perokok. Peningkatan kadar ion kalsium dalam saliva ini disebabkan karena merokok dapat menurunkan pH rongga mulut yang mana dalam keadaan pH asam ini dapat mempercepat pelepasan ion kalsium dari gigi dan melepaskannya ke saliva. 13 Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Teori

 Perokok Rokok Paparan bahan kimia rokok Paparan asap rokok Nikotin Karbohidrat Menstimulasi saraf simpatis Fungsi kelenjar parotid  Gula Kelenjar submandibula sublingual ↑ Vasokonstriksi Fungsi kelenjar saliva  Sekresi saliva Laju aliran saliva Komposisi saliva Ion bikarbonat pH saliva  Diragikan bakteri rongga mulut Asam pH saliva   O2 dalam tubuh Vasokonstriksi Fungsi kelenjar saliva Sekresi saliva Laju aliran saliva Komposisi saliva Ion bikarbonat pH saliva Berhembus terus di rongga mulut Perubahan aliran darah vasokonstriksi Penurunan pH Pelepasan hidroksiapatit dari enamel Ca lepas ke saliva Ca saliva  Zat-zat berbahaya Tembakau CO Panas rokok Ca submandibula Ca parotid Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Konsep

Rokok Kandungan kimia rokok Kandungan asap rokok Saliva Memengaruhi vaskularisasi kelenjar saliva Perokok Bukan perokok Pengumpulan saliva stimulated dengan metode spitting Pengukuran pH saliva Laju aliran saliva Kadar ion kalsium saliva Perokok Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN