BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis Penelitian
: Analitik Observasional
Desain Penelitian
: Cross-sectional
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan sejak bulan Desember 2015 sd Januari 2016. Dimulai dari pengumpulan sampel, kemudian dilakukan penelitian, analisis data dan
penulisan hasil, serta pembahasan penelitian ini.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah laki-laki perokok dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian diperoleh menggunakan purposive sampling yaitu laki-laki perokok kretek dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan yang dipilih
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.1 Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah 50 orang yang terdiri dari 25 orang perokok kretek dan 25 orang bukan perokok. Besar sampel dalam penelitian ini
dihitung menggunakan rumus, yaitu:
2 . 0,11 . 1,64 + 0,842
2
n = 0,17
2
1,355 n =
0,0289 n = 46,88
n ≈ 50 orang
Keterangan : n = jumlah sampel minimal
α = level of significant, penelitian ini menggunakan α = 10, sehingga Zα = 1,64
β = power of test, penelitian ini menggunakan β = 20, sehingga Zβ = 0,842 σ
2
= varian rata-rata antar kelompok µ
- µ
a
= selisih rerata penelitian sebelumnya dengan yang diinginkan peneliti, pada penelitian ini µ
- µ
a
=17
3.4 Kriteria Sampel 3.4.1 Kriteria inklusi
1. Laki-laki 2. Perokok dan bukan perokok usia 18-34 tahun
2 . σ
2
. Zα + Zβ
2
n = µ
- µ
a 2
Universitas Sumatera Utara
3. Frekuensi merokok lebih dari 10 batang per hari 4. Lama merokok lebih dari 10 tahun
5. Subjek bersedia untuk berpartisipasi
3.4.2 Kriteria eksklusi
Perokok dan bukan perokok: 1. Menderita penyakit sistemik
2. Pernah menjalani perawatan ortodonti 3. Mengonsumsi obat yang dapat memengaruhi pH, laju aliran serta kadar ion
kalsium saliva
3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini, yaitu: 1. Perokok kretek
2. Bukan perokok
3.5.2 Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah saliva perokok, yaitu: 1. pH saliva
2. Laju aliran saliva 3. Kadar ion kalsium saliva
3.5.3 Variabel Terkendali
1. Perokok dan bukan perokok usia 18-34 tahun 2. Waktu pengumpulan saliva jam 09.00
–12.00 WIB 3. Pengambilan saliva dengan metode Spitting dan Stimulated Saliva
4. Kemampuan operator
Universitas Sumatera Utara
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali
1. Diet 2. Merek rokok kretek
Variabel Terkendali
1. Perokok dan bukan perokok usia 18-34 tahun 2. Waktu pengumpulan saliva jam 09.00
–12.00 WIB 3. Pengambilan saliva dengan metode Spitting dan
Stimulated Saliva
4. Kemampuan operator
3.6 Definisi Operasional Perokok kretek
adalah orang yang telah memiliki kebiasaan merokok lebih dari 10 tahun dan merokok lebih dari 10 batang per hari dan masih merokok saat
penelitian dilakukan dengan menggunakan rokok yang komposisinya tembakau dicampur dengan cengkeh rajangan.
Bukan perokok
adalah orang yang tidak memiliki kebiasaan berkontak secara langsung atau menghisap rokok.
Variabel Tergantung
1. pH saliva 2. Laju aliran saliva
3. Kadar ion kalsium saliva
Variabel Bebas
Perokok kretek dan
bukan perokok
Variabel Tidak Terkendali
1. Diet 2. Merek rokok kretek
Universitas Sumatera Utara
Perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap asap
tembakau dari rokok yang dihisapnya.
Rokok kretek adalah rokok dengan atau tanpa filter yang komposisinya
adalah tembakau dicampur dengan cengkeh rajangan kurang lebih 30 persen dari komposisi setiap batang rokok kretek.
Waktu pengumpulan saliva adalah waktu pengumpulan sampel dilakukan,
yaitu pada jam 09.00 –12.00 WIB.
Metode Spitting adalah metode pengambilan saliva dimana subjek
membiarkan saliva tergenang dalam mulut tanpa ditelan kemudian meludahkannya ke dalam wadah penampungan.
Stimulated Saliva
adalah mengumpulkan
saliva yang
distimulasi menggunakan paraffin wax.
pH saliva adalah nilai derajat keasaman saliva yang diukur menggunakan pH
meter digital.
Laju aliran saliva adalah jumlah saliva yang dikeluarkan dalam satuan
volume ml dalam setiap satuan waktu menit yaitu mlmenit.
Kadar ion kalsium saliva adalah jumlah kadar ion kalsium yang terdapat
pada saliva dan didapatkan menggunakan alat Spektrofotometri Serapan Atom dengan panjang gelombang 422,7 nm dalam satuan mmoll.
Diet adalah faktor yang berhubungan dengan makanan dan minuman yang
dikonsumsi sehari-hari.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Spektrofotometri Serapan Atom SSA
2. pH meter digital 3. Timbangan digital
4. Cooler box 5. Potwadah sampel
Universitas Sumatera Utara
6. Label potwadah sampel 7. Labu ukur
8. Corong 9. Kertas saring
10. Spuit 5cc 11. Beaker glass 250ml dan 500ml
12. Pipet tetes 13. Handscoon
14. Masker
3.7.2 Bahan Penelitian:
1. Saliva sebagai bahan pemeriksaan 2. Paraffin wax
3. Dry ice 4. Larutan aquabidest
5. Larutan baku kalsium
Gambar 1.Spektrofotometri Serapan Gambar 2. pH meter Hanna
47
Atom
47
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Timbangan digital
47
3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Pengisian Kuesioner
Penelitian dilakukan terhadap perokok dan bukan perokok. Pemilihan subjek penelitian dilakukan melalui wawancara langsung mengenai identitas subjek dengan
bantuan kuesioner terhadap para perokok. Subjek yang terpilih diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan
dilakukan dan apabila subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian maka subjek diminta menandatangani lembar informed consent.
3.8.2 Pengumpulan Saliva
Pengumpulan saliva dilakukan menggunakan metode Spitting dengan Stimulated Saliva
pada jam 09.00 –12.00 WIB. Satu jam sebelum penelitian dilakukan
subjek tidak diperkenankan untuk makan, minum dan merokok. Sebelum menampung saliva, subjek diminta untuk berkumur dengan air putih untuk
menghilangkan debris. Setelah itu, subjek diinstruksikan duduk tenang dengan posisi tegak dan sedikit menundukkan kepala saat menampung saliva dan mengunyah
paraffin wax total selama 5 menit, kemudian meludahkan semua saliva ke dalam pot
saliva.
Universitas Sumatera Utara
3.8.3 Persiapan Sampel Saliva
Pot yang berisi sampel saliva dan telah diberi label harus ditutup rapat kemudian disusun ke dalam cooler box yang berisi dry ice dan dibawa ke
Laboratorium Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA USU untuk melakukan pengukuran kadar ion kalsium saliva.
3.8.4 Pengukuran pH Saliva
Pengukuran pH saliva dilakukan dengan cara mencelupkan pH meter digital. Sebelum digunakan, pH meter dibersihkan dengan mencuci sensor elektroda di
bawah air mengalir lalu dikeringkan. Kemudian pH meter dikalibrasi dengan mencelupkan elektroda ke dalam larutan buffer. pH meter dicelupkan ke dalam pot
saliva kemudian catat hasil pH saliva yang tertera pada alat. Pengukuran pH dilakukan segera setelah sampel saliva ditampung.
3.8.5 Pengukuran Laju Aliran Saliva
Pengukuran laju aliran saliva dimulai dengan pengukuran volume saliva. Pengukuran volume dilakukan dengan cara menyalakan timbangan digital dan
timbangan menunjukkan angka nol. Berat pot saliva ditimbang terlebih dahulu. Saliva yang telah dikumpulkan kemudian ditimbang dan dikurangkan dengan hasil
timbangan pot saliva kemudian hasil yang diperoleh dinyatakan dalam ml karena berat jenis untuk saliva adalah 1 maka 1 gr saliva sama dengan 1 ml saliva. Kemudian
nilai volume saliva dibagi dengan lama waktu stimulasi untuk mendapatkan nilai laju
aliran saliva. Nilai laju aliran saliva dinyatakan dalam mlmenit.
3.8.6 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Saliva 3.8.6.1 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium
Larutan baku kalsium 1000 µgml diambil menggunakan pipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan dengan larutan
aquabidest hingga garis tanda. Dari larutan tersebut 100 µgml dipipet masing- masing 0,25 ml, 0,5 ml, 0,75 ml, 1,0 ml, 1,25 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar
Universitas Sumatera Utara
25 ml kemudian dilakukan pengenceran dengan larutan aquabidest sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan berkonsentrasi 1; 2; 3; 4; 5 µgml. Lakukan pengukuran
larutan tersebut dengan SSA pada panjang gelombang 422,7 nm dan dibuat kurva kalibrasi untuk larutan standar kalsium.
3.8.6.2 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Sampel
Sampel saliva sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dengan menggunakan spuit kemudian diencerkan dengan larutan aquabidest sampai garis
tanda dan dihomogenkan. Larutan sampel disaring dengan kertas saring ke dalam labu takar 10 ml dan dihomogenkan kembali. Lakukan pengukuran kadar ion kalsium
pada larutan sampel dengan menggunaan SSA pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422,7 nm.
Perhitungan kadar ion kalsium saliva pada penelitian ini menggunakan rumus molaritas agar hasil yang didapatkan dalam satuan mmoll, yaitu:
c . ʋ ml
M = x x 1000 Ar 1000
Dengan keterangan, sebagai berikut:
M = nilai molaritas dengan satuan mmoll c
= konsentrasi kalsium dengan satuan ppm ʋ = volume pengenceran dengan satuan ml
ml = volume saliva yang dipipetkan dengan satuan ml Ar = massa atom relatif kalsium
3.9 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi. Gambaran statistik meliputi pH saliva, laju aliran saliva dan kadar ion kalsium saliva
pada perokok dan bukan perokok. Uji normalitas terlebih dahulu dilakukan terhadap
Universitas Sumatera Utara
data-data yang diperoleh kemudian dilakukan uji Mann-Whitney karena data yang diperoleh tidak terdistribusi normal tidak homogen.
Universitas Sumatera Utara
3.10 Alur Penelitian
Penentuan subjek sesuai kriteria inklusi dan pengisian kuesioner
Subjek mengisi lembaran informed consent
Pengumpulan saliva dilakukan antara jam 09.00 sampai 12.00 WIB
Saliva dikumpulkan dengan metode Spitting dan Stimulated whole saliva
. Subjek diinstruksikan untuk duduk tenang dikursi dengan meludahkan saliva ke dalam dalam pot saliva.
Pengukuran pH dan laju aliran saliva
Analisis ion kalsium saliva dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA
Pengumpulan data
Analisis data
Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN