Keberadaan Tato di Setiap Negara

2.2.2 Keberadaan Tato di Setiap Negara

Tidak ada bukti yang jelas tentang keberadaan tato dalam sejarah, hingga ditemukannya tubuh manusia yang telah membeku, yang telah berusia 5000 tahun, pada tahun 1991. Para ahli meyakini bahwa mumi ini muncul sekitar 3300 tahun SM. Sejarah tato dalam budaya Mesir telah lazim di dalam bentuk seni mereka. Pada tahun 1891, mumi dari seorang imam dari dewi Hathor bernama Amunet ditemukan. Mumi ini memiliki beberapa pola geometris tato di sekujur tubuhnya. Seni tato Mesir melambangkan praktek ritual dan dari situlah seni tato tersebar sampai ke Yunani, Persia, Arab dan Asia. Di Cina, seni tato kuno telah ditampilkan dalam sastra Cina sejak dinasti Zhou dari 1045 SM sampai 256 SM. Di dataran Tiongkok kuno, tato dikaitkan dengan kelompok penjahat, bandit dan gangster. Orang-orang Cina menganggap tato sebagai tanda dan digunakan hanya sebagai hukuman. Selain itu tato alias Wen Shen konon artinya akupuntur badan. Pada masa dinasti Ming 350 tahun yang lalu, wanita dari suku Drung membuat tato di wajah dan bokongnya agar kelihatan kurang menarik. Ketika itu mereka diserang oleh sekelompok etnis lainnya dan pada saat itu mereka menangkapi beberapa wanita dari etnis Drung untuk dijadikan sebagai budak. Demi menghindari terjadinya perkosaan, para wanita tersebut kemudian mentato wajah mereka untuk membuat mereka kelihatan kurang menarik di mata sang penculik. Meskipun kini para wanita dari etnis minoritas Drung ini tidak lagi dalam keadaan terancam oleh penyerangan dari etnis minoritas lainnya, namun mereka masih terus mempertahankan adat- Universitas Sumatera Utara istiadat ini sebagai sebuah lambang kekuatan kedewasaan. Para anak gadis dari etnis minoritas Drung mentato wajahnya ketika mereka berusia antara 12 dan 13 tahun sebagai sebuah simbol pendewasaan diri. Tato di Negara Yunani biasanya digunakan untuk menunjukkan lambang perbudakan. Bangsa Maya dan Aztec Incans juga diketahui menggunakan tato . Untuk tanda atau simbol milik kelompok suku. Selain itu bangsa Yunani kuno memakai tato sebagai tanda pengenal para anggota intelijen mereka, alias mata- mata perang pada saat itu. Disini tato menunjukkan pangkat dari mata-mata tersebut. Bangsa Romawi memakai tato sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal dari golongan budak dan tato digunakan para tahanan ke seluruh tubuhnya. Di Kepulawan Solomon, tato digunakan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Sementara suku Nuer di Sudan memakai tato untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Suku Indian menato tubuh mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukan status sosial. Menurut kepercayaan orang Polinesia, kekuatan spiritual dan keyakinan yang kuat diwakili oleh tato. Dalam budaya Samoa, tato melambangkan jajaran, kelahiran, reputasi keluarga, dsb. Arkeolog telah menemukan seni tato Jepang dibanyak patung-patung tanah liat dari makam kuno yang telah berusia sekitar 5000 tahun. Patung-patung tanah liat tersebut memiliki wajah manusia dengan tanda tato. Tato dianggap religius dan diketahui memiliki kekuatan magis. Dalam sejarah dinasti di Cina menyatakan bahwa Jepang merupakan master dari seni tato. Sementara itu orang Universitas Sumatera Utara Jepang memperluas tato dalam bentuk seni yang estesis, dimulai sekitar tahun 1700 M. Pada saat itu tato bagi orang Jepang kelas menengah bawah juga dimaksudkan sebagai reaksi disiplin terhadap hukum menyangkut cara hidup konsumtif. Pada waktu itu orang kaya di Jepang biasa berpakaian dengan banyak hiasan. Oleh karena itu, sebagai resistensinya, kaum menengah bawah menghiasi tubuhnya dengan tato. Orang-orang di Timur Tengah menggunakan tato dalam keadaan berkabung untuk orang mati. Hal ini dilakukan untuk menghormati orang mati tersebut dan merasa kehilangan. Sementara itu di Negara India dan Thailand, banyak berhala memiliki desain tato. Para biarawan cenderung menggunakan tato agar memiliki kekuatan magis tertentu untuk mendapatkan energi dan meningkatkan keterampilan mereka. Di Indonesia, jenis tato tertua adalah tato yang dimiliki oleh suku Mentawai, tato yang digunakan suku Mentawai hanya berbentuk huruf. Menurut catatan sejarah, orang Mentawai sudah menato badan sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan Asia Indocina, pada zaman Logam, 1500 SM-500 SM. Di Mentawai, tato dikenal dengan istilah titi. Bagi orang Mentawai, tato merupakan roh kehidupan. Tato memiliki empat kedudukan pada masyarakat ini, salah satunya adalah untuk menunjukkan jati diri dan perbedaan status sosial atau profesi. Bagi masyarakat Mentawai, tato juga memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam. http:muda.kompasiana.com20101228tato-religi-politik-dan-tren- 328214.html Universitas Sumatera Utara Berbicara tentang Indonesia, tato tribal adalah desain tato dari Borneo yang terkenal saat ini. Kalimantan merupakan salah satu dari beberapa tempat yang berhasil menjaga warisan budaya, dalam masyarakat Dayak, tato bukan sekedar hiasan tubuh atau agar dianggap jagoan. Tetapi, tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam. Oleh karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan. Cara pembuatan tato suku Dayak pun masih sangat tradisional dan alami, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya sekitar. Jelaga dari lampu sentir atau arang periuk dan kuali digunakan sebagai pewarna. Bahan tersebut dicampur dengan gula dan diaduk sedemikian rupa. Semetara itu jarumnya menggunakan duri pohon jeruk yang ukurannya cukup panjang dan tajam. Jika motif tatonya rumit, maka proses penatoan memakan waktu satu hingga dua hari, dan menyebabkan pendarahan, bengkak hingga demam. Tato tradisional suku Dayak hanya memiliki satu warna, yaitu hitam kebiru-biruan. Bagi suku Dayak, tato lebih dari sekedar gaya hidup, tapi tato menjelaskan beberapa hal, seperti tradisi religi, status sosial, penghargaan terhadap kemampuan, ahli pengobatan dan menandakan seseorang sering mengembara. 2.3. Yakuza dan Tato 2.3.1 Sejarah Kedekatan Yakuza dengan Tato