3.2 Tato Gambar Singa
Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok, dan dapat menjaga daerah kekuasaannya dengan baik. Singa dipercaya sebagai hewan yang lebih
unggul dan perkasa dibandingkan dengan kucing-kucing besar lainnya. Singa merupakan hewan penguasa di hutan, hal ini juga yang menjadi salah satu pilihan
yang digunakan yakuza yang ingin menguasai seluruh anggotanya dan bisnis- bisnis mereka.
Salah satu alasan mengapa yakuza menyukai tato gambar singa berdasarkan dongeng
“The Wizard of Oz”. Dongeng ini menceritakan seekor singa yang memiliki karakter pengecut, tetapi memiliki keinginan besar memiliki
keberanian sepanjang hidupnya. Hal tersebut lalu digambarkan dan diartikan oleh yakuza bahwa tato gambar singa pasti akan membantu menumbuhkan rasa
keberanian yang amat luar biasa. Ada pula yakuza yang memilih desain tato singa yang sedang duduk, yang
dingin dan anggun dalam berpenampilan. Gambar tato singa ini berartikan yakuza tersebut memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas kekuasaannya. Dalam
rangka untuk mendapatkan rasa hormat, seorang yakuza tidak perlu unjuk gigi. Sedangkan tato bergambarkan singa yang menyerang memiliki arti bahwa yakuza
tidak akan menghindar diri untuk kelompok. Selain itu pada cerita anak-anak di Jepang, terdapat kisah mengenai seekor
tikus dan singa. Kisah tersebut dimulai dengan seekor tikus yang ceroboh tersandung oleh kepala seekor singa. Singa terbangun dan dan menangkap si tikus.
Tikus meminta maaf kepada singa berulangkali atas ketidaksopanannya. Singa
Universitas Sumatera Utara
mengampuni tikus dan membebaskannnya. Tikus berterima kasih atas kebaikkan singa karena telah membebaskannya. Beberapa tahun kemudian, pada suatu hari
singa tertangkap jaring pemburu, dan kemudian si tikus datang untuk membebaskan si singa sebagai balas budi karena telah membebaskannya dulu. Si
singa pun meminta maaf kepada tikus atas arogansinya ketika bertemu tikus dahulu. Semenjak kejadian itu tikus dan singa pun menjadi sahabat.
Dongeng versi Jepang ini memuat pesan tentang permintaan maaf yang kaya akan pesan moral, menekankan pentingnya sikap saling tergantung satu sama
lain yang menjadi simbol dari budaya Jepang. Pada cerita tersebut, yakuza juga memegang erat kata permintaan maaf
yang mereka interpretasikan dengan yubitsume potong jari. Hal tersebut terlihat bila seorang yakuza melakukan kesalahan, maka mereka harus meminta maaf dan
bertanggung jawab atas kesalahannya. Memang cara memotong jari ini sangat ekstrim atau terkesan berlebihan, tetapi mereka beranggapan ada harga yang harus
di bayar dalam sebuah kesalahan.
3.3 Tato Gambar Jibo Kannon