2.1.2 Tekiya Pedagang
Kemenangan Tokugawa Ieyasu menyebabkan penguasa baru, dan kemudian Tokugawa Ieyasu diangkat sebagai Sei Tai Shogun Jendral berkuasa
penuh dan mendirikan pemerintahan Bakufu di Edo Tokyo tahun 1603, Totman dalam Situmorang, 1995:20. Kondisi Jepang setelah perang sekigahara
belum begitu stabil karena banyak bushi yang tidak bertuan ronin berkeliaran di jalan-jalan dan mengganggu masyarakat, karena mereka tidak mempunyai
pekerjaan, sedangkan mereka adalah orang-orang yang ahli dalam perang dan bela diri.
Keadaan itu menyebabkan para ronin harus beralih profesi dari samurai menjadi pedagang, menjadi guru seni bela diri dan sebagian bekerja di
pemerintahan. Namun tidak semua dari mereka yang berhasil dengan profesi barunya dan kemudian menggunakan segala cara untuk bertahan hidup. Para ronin
yang gagal dengan profesi barunya tersebut biasanya membentuk kelompok- kelompok dalam melakukan segala kegiatannya. Pada saat itu ada kelompok yang
terkenal dengan gaya yang eksentrik bernama kabuki mono. Kabuki mono merupakan para ronin yang sering melakukan tindakan yang menyimpang dan
berpenampilan eksentrik dengan cara berpakaian dan potongan rambut yang tidak lazim serta selalu membawa pedang panjang kemanapun mereka pergi sebagai
alat untuk menakut-nakuti masyarakat pada zaman itu. Oleh karena itu untuk melindungi kota dari ancaman kaum ronin para
pedagang dan masyarakat biasa membentuk machi-yokko satgas kampung. Walaupun mereka kurang terlatih dan kalah jumlah, mereka ternyata bisa menjaga
Universitas Sumatera Utara
daerah mereka dari kaum ronin kabuki mono.Kaum machi-yokko akhirnya semakin mendapat pujian dari rakyat karena berjasa melindungi kaum miskin
yang tak berdaya. Di kalangan rakyat Jepang abad ke 17 kaum machi-yakko di anggap sebagai pahlawan, padahal merekalah cikal bakal terbentuknya
Yakuza.Setelah berhasil mengalahkan kaum ronin, anggota dari machi-yokko malah meninggalkan tugas awal mereka dan memilih menjadi preman. Profesi ini
di perparah dengan adanya campur tangan dari shogun dalam memelihara dan melindungi para machi-yokko. Pada pertengahan zaman Edo, kelompok ini
membentuk dua difisi, yaitu tekiya dan bakuto. Tekiya adalah kelompok orang yang bekerja sebagai pedagang dan menjual barang-barang palsu serta barang-
barang hasil curian. Mereka juga bekerja sebagai pihak keamanan dan menarik sejumlah uang dari pedagang lain atas jasa perlindungan.
2.1.3 Bakuto Pejudi