Produksi, Harga Jual, Penerimaan, dan Pendapatan .1 Produksi dan Harga Jual
47
biaya saat sebelum turun harga lebih besar daripada total biaya sesudah turun harga.
Dari komposisi biaya produksi dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja sebelum harga getah karet turun adalah 55 dari biaya total, sesudah harga getah karet
turun maka biaya tenaga kerja adalah 98,62 dari biaya total.
5.4 Produksi, Harga Jual, Penerimaan, dan Pendapatan 5.4.1 Produksi dan Harga Jual
Produksi merupakan keseluruhan hasil panen yang dihasilkan dalam kegiatan usahatani yang dinyatakan dalam satuan kg atau ton. Produktifitas adalah
perbandingan antara jumlah produksi dengan luas lahan dalam suatu kegiatan usahatani yang dinyatakan dalam satuan kgha atau tonha. Produksi kebun karet
rakyat Desa Kampung Dalam adalah Lump. Lump merupakan getah pohon karet yang dibiarkan membeku secara alamiah dalam mangkuk. Lump merupakan karet
berkadar air sekitar 50. Jadi untuk lump seberat 1 kg, jika dikeringkan menjadi 0,5 kg karet kering. Produksi lump dijual petani dengan harga yang sedikit
berbeda diantara mereka dikalikan harga jual masing-masing petani menghasilkan penerimaan Revenue. Penerimaan dikurang dengan biaya total
disebut pendapatan Income, pendapatan ditambah biaya TKDK memberikan pendapatan keluarga Family Income.
Tabel 25. Rataan Produksi Getah Karet Lump per Petani dan Per Ha. No
Uraian Rataan
Interval Sebelum Harga Getah Karet Turun
1
Produksi Per Petani, Kg lump 14.200
3000-38000
2 Produksi Per Ha, Kg lump
3.380,47 2666-4000
Sesudah Harga Getah Karet Turun 1
Produksi Per Petani, Kg lump 12.050
2500-35000
2 Produksi Per Ha, Kg lump
2.850,27 2334-3667
Sumber : Analisis Data Primer, 2016Lampiran 4,11
Universitas Sumatera Utara
48
Pada Tabel 25menunjukkan bahwa rata-rata produksi lumppetani sebelum harga getah karet turun adalah 14.200 kg atau 14,20 ton, sesudah harga getah karet turun
maka produksi getah karet menjadi 12.050 kg atau 12,05 ton. Produksi sesudah harga jual getah karet turun sebesar 15 dibandingkan dengan produksi sebelum
harga jual getah karet turun. Produksi per hektar sebelum harga jual getah karet turun adalah 3.380,47 kgha
atau 3,38 tonha dengan interval 2.666-4.000 kgha. Sesudah harga turun produktivitas menjadi 2.850 kgHa atau 2,850 tonha dengan interval 2.334-3.667
KgHa. Produktivitas sesudah turun sebesar 15,6 dibandingkan dengan produktivitas sebelumnya.
Berdasarkan skripsi Selly Natalia pada penelitian tentang pendapatan petani karet di Desa Hatonduhan, Kabupaten Simalungun tahun 2012 memberikan hasil
produksi sebesar 2.031 kgHa dengan harga jual getah karet Rp12.000kg sehingga penerimaan Rp23.332.400 dengan pendapatan bersih Rp13.042.356.
Berdasarkan skripsi Murni Tampubolon pada penelitian tentang pendapatan petani karet di Desa Naman Jahe, Kabupaten Langkat pada tahun 2013 memberikan hasil
produksi sebesar 2038,5 kgHa dengan harga jual getah karet rata-rata Rp 7.600 dengan rentang Rp6.000-Rp9.000 sehingga penerimaan sebesar Rp15.643.650Ha
dengan pendapatan Rp5.922.750Ha. Berdasarkan penelitian di atas dibandingkan dengan penelitian di Desa Kampung
Dalam, Kabupaten Labuhanbatu pada 2016, Produksi di Desa Kampung Dalam sebelum harga turun tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan produksi di Desa
Hatonduhan dan Desa Naman Jahe, yaitu 3.380 KgHa. Saat Sesudah harga getah
Universitas Sumatera Utara
49
karet turun pada tahun 2016, produksi di Desa Kampung Dalam menurun dibandingkan pada sebelum harga turun, namun lebih tinggi dibandingkan
produksi si Desa Hatonduhan dan Desa Naman Jahe yaitu 2.850,27KgHa. Harga jual adalah besarnya harga yang dibebankan kepada konsumen yang
diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi dan laba yang diharapkan Mulyadi, 2005. Namun pengertian tersebut tidak sesuai untuk
petani sebagai produsen. Petani sebagai produsen bertindak sebagai price taker penerima harga dan konsumen atau disebut agen getah sebagai price
makerpembuat harga sehingga petani menjual getah karet sesuai harga yang ditetapkan oleh agen getah. Di desa Kampung Dalam para agen getah melakukan
“Lelang Harga” kepada petani setiap hari senin, setelah dilakukan penetapan harga petani menjual getah karetnya pada hari selasa. Pada penelitian ini, peneliti
menyajikan data yang berdasarkan kuisioner yang diberikan kepada petani yaitu harga tertinggi, harga terendah, dan harga rata-rata yang diterima petani pada saat
sebelum harga jual getah karet belum turun yaitu pada tahun 2011 dan sesudah harga jual getah karet turun yaitu tahun 2016, untuk penerimaan, maka data harga
yang digunakan adalah harga rata-rata. Pada penelitian ini pada tahun 2011, rata- rata harga yang diterima petani sampel sebesar Rp 12.000Kg dengan interval Rp
8.000-18.000Kg sebelum harga jual getah karet turun dan Rp 5.243,3Kg dengan interval Rp 4.000-7.000Kg Lampiran 4,11.