Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

12

2.2 Landasan Teori

Usahatani adalah cara seseorang dalam mengusahakan dan mengkoordinir faktor- faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin Suratiyah, 2009.

2.2.1 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan

Menurut Tim Penulis 2011 Sebelum tanaman karet ditanam hingga berproduksi diperlukan biaya-biaya diantaranya adalah biaya pembukaan lahan, biaya penanaman, biaya pemeliharaan sebelum menghasilkan, dan biaya lain. Biaya itu disebut biaya pokok. Sedangkan biaya operasional adalah biaya sadap, biaya perawatan, biaya pemrosesan, dan biaya pengelolaan. Biaya-biaya diatas sangat berpengaruh terhadap hasil akhir. Penyertaan sejumlah biaya untuk memperoleh hasil maksimal harus diperhitungkan. Untuk itu diperlukan perencanaan sebelumnya. Dalam perhitungan biaya ini disertakan tenaga kerja, sarana dan prasarananya. Jumlah ini tidak kecil, apalagi saat menanti tanaman karet berproduksi. Setelah berproduksi, semua biaya tidak akan kembali dalam beberapa tahun pertama. Menurut Mubyarto 1986 dan Soekartawi 1987, biaya usaha tani dibedakan menjadi: Biaya tetap fixed cost: biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Yang termasuk biaya tetap adalah sewa tanah, pajak, dan penyusutan alat pertanian. Biaya tidak tetap variable cost: biaya besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya saprodi tenaga kerja, pupuk, pestisida, danbibit. Universitas Sumatera Utara 13 TC = TFC + TVC Dimana: TC = Total cost atau biaya total FC = Fixed cost atau biaya tetap VC = Variable cost atau biaya variabel. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = P.Q Dimana: P = Harga jual Q = Jumlah produksi Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Pendapatan usahatani merupakan selisih penerimaan dengan total biaya usahatani, dimana penerimaan diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dan harga jual yang diterima petani Soekartawi, 2002. Pd = TR-TC Dimana: Pd = Pendapatan TR = Total revenue atau total penerimaan TC = Total cost atau total biaya Universitas Sumatera Utara 14

2.2.2. Uji Chow

Menurut Tarigan 2011 uji Chow adalah perbandingan dua model persamaan regresi untuk mengetahui perbedaan parameter dalam model antara regresi linier yang satu dengan linier yang lainnya. Chow test atau juga disebut uji statistik F berguna untuk menguji bilamana nilai konstanta adalah tetap atau berubah-ubah untuk setiap individu dan waktu Gujarati, 2004. Model regresi 1 dan 2 mengasumsikan bahwa regresi pada kedua periode waktu adalah berbeda, maka intercept dan koefisiennya berbeda. Sedangkan model regresi gabungan mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan diantara periode waktu tersebut sehingga estimasi hubungan antara variabel dependen dan variabel independen untuk seluruh total observasi. Dengan kata lain, regresi ini mengasumsikan bahwa intercept seperti halnya koefisien kemiringan tetap sama sepanjang waktu, yang berarti tidak ada perubahan struktural. Perubahan struktural bisa disebabkan oleh pengaruh eksternal, perubahan kebijakan, dan faktor-faktor lainnya Kurniasih,E. 2012. Pada dua kondisi yaitu regresi pada periode waktu 1 dan regresi pada periode waktu 2, dapat dibangun masing-masing fungsi sebagai berikut: Pada saat periode waktu 1: Y 1 = a 1 + b 1 X 1 Dimana: Y 1 = Y pada saat periode waktu 1 X 1 = X pada saat periode waktu 1 Universitas Sumatera Utara 15 Pada saat periode waktu 2: Y 2 = a 2 + b 2 X 2 Dimana: Y 2 = Y pada saat periode waktu 2 X 2 = X pada saat periode waktu 2 Dari dua fungsi penerimaan diatas dibandingkan untuk mengetahui apakah parameter dalam model fungsi penerimaan itu terdapat perbedaan yang nyata. Perbedaan ini baik pada parameter intersep a 1 vs a 2 juga pada parameter slope b 1 vs b 2 . Dengan tingkat signifikansi α= 5, jika F hitung F tabel maka Ho diterima yaitu tidak ada perubahan struktural diantara 2 periode waktu. Sedangkan jika F hitung F tabel maka Ho ditolak dan menerima H1 artinya model regresi untuk dua periode waktu yang berarti variabel independen mengalami perubahan struktural diantara dua periode waktu. Nilai Uji Chow dihitung dengan rumus : � � = � � � � � � � + � � − �� Keterangan: G 4 = Jumlah Kuadrat Galat dari Regresi dua periode waktu G2+G3 G 5 = Jumlah Kuadrat Galat dari Regresi dua periode waktu G4-G1 k = jumlah variabel independen. n 1 = jumlah pengamatan pada periode 1 n 2 = jumlah pengamatan pada periode 2 Tarigan, 2011. Universitas Sumatera Utara 16

2.3 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 64 58

Intersepsi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus Di Desa Huta II Tumorang, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun)

2 56 84

Identifikasi Bibit Unggul Daun Tanaman Karet Melalui Deteksi Tepi Menggunakan Metode Sobel

9 76 54

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 65 57

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

2 4 15

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

0 0 1

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

1 3 7

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

0 1 13

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

2 3 2

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

0 0 45