51
sebelumnya. Pendapatan keluarga per hektar adalah Rp35.318.846 sebelum harga getah karet turun dan Rp 10.462.780 sesudah harga getah karet turun atau 29,62
dari sebelumnya. Pada Tabel 25 juga dapat dilihat bahwa kenaikan pendapatan keluarga dari pendapatan per petani sebelum harga getah karet turun adalah Rp
2.674.666 dan sesudah turun harga getah karet adalah Rp 4.209.000. Hal ini disebabkan sesudah harga getah karet turun beberapa petani memutuskan
mengurangi penggunaan pupuk dan herbisida dan meningkatkan intensitas penyadapan, hal ini disebabkan karena penerimaan yang turun menyebabkan
pendapatan yang diterima semakin kecil dibandingkan dengan pendapatan sebelum getah karet turun, selain itu alasan lainnya yaitu beberapa petani
memutuskan mengurus kebun karetnya sendiri atau memakai TKDK lebih banyak dari sebelumnya, serta kenaikan harga upah TKDK sebelum harga getah karet
turun sebesar Rp 30.000-40.000 dan saat turun Rp 35.000-50.000. Dari 30 petani sampel tidak ada yang mengalami kerugian atau petani sampel keseluruhan masih
mempunyai pendapatan yang positif walaupun lebih rendah daripada pendapatan sebelum harga jual getah karet turun.
5.5 Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, turunnya harga jual mengakibatkan turunnya produksi, penerimaan, dan pendapatan petani. Turunnya harga jual getah karet
menyebabkan petani harus memikirkan bagaimana cara untuk mempertahankan produksi, juga untuk mengelola kebun karet dengan penerimaan yang terbatas.
Sehingga dibawah ini akan dilihat dampak turunnya harga jual getah karet terhadap pengelolaan tanaman karet. Untuk menganalisis dampak turunnya harga
getah karet terhadap pengelolaan dengan menggunakan Uji Chow. Uji Chow
Universitas Sumatera Utara
52
adalah perbandingan dua model persamaan regresi untuk mengetahui perbedaan parameter dalam model antara regresi linier yang satu dengan regresi linier yang
lainnya Tarigan, 2011. Hal yang dilakukan adalah meregresikan nilai produksi Y dan penggunaan pupuk, penggunaan herbisida dan pemakaian tenaga kerja
saat sebelum dan sesudah harga jual getah karet turun. Dibawah ini adalah hasil analisis dampak turunnya harga jual getah karet terhadap pengelolaan tanaman
karet yaitu pemupukan, penggunaan herbisida dan penggunaan tenaga kerja
sebagai berikut: 5.5.1 Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet terhadap Pemakaian
Pupuk
Untuk menganalisis dampak turunnya harga jual getah karet terhadap produksi dan penggunaan pupuk, dianalisis menggunakan Uji Chow, Hal yang dilakukan
adalah menggabungkan nilai produksi Y dan penggunaan pupuk X pada sebelum dan sesudah harga jual getah karet n=60, kemudian dilakukan regresi
pada produksi Y satuan Ton dan penggunaan pupuk X satuan kilogram Lampiran 24. Sehingga diperoleh hasil regresi sebagai berikut:
Y= 8,727 + 0,004X R
2
= 0,390; t
hit
= 0,624; JKG
1
= 3.442
Hasil regresi menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,390. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 39 variabel bebas pupuk berpengaruh terhadap
variabel terikat produksi, sedangkan sisanya sebesar 61 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model. Dan
t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
0,6242,00 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan pupuk.
Universitas Sumatera Utara
53
Selanjutnya mencari regresi pada saat sebelum harga jual getah karet turun n=30 dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 1,088+0,006X R
2
= 0,934; t
hit
= 19,97; JKG
2
=206
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,934. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 93,4 variabel bebas pupuk berpengaruh terhadap
variabel terikat produksi, sedangkan sisanya sebesar 6,6 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model. Dan
t
hitung
lebih besar dari t
tabel
19,972,04 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan pupuk sebelum
harga getah karet turun. Selanjutnya mencari regresi pada saat sesudah harga harga jual getah karet turun
n=30 dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 10,001+0,023X R
2
= 0,116; t
hit
= 1,912; JKG
3
=2.148
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,116. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 11,6 variabel bebas pupuk berpengaruh terhadap
variabel terikat produksi, sedangkan sisanya sebesar 88,4 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model. Dan
t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
1,9122,04 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan pupuk setelah
harga jual getah karet turun.
Universitas Sumatera Utara
54
5 10
15 20
25 30
35
200 400
600 800
1000
500
Y=10,001+0,023X Pupuk Sesudah Harga
Turun
Y=8,727+0,004X Pupuk Sebelum+sesudah
Harga Turun
Y=1,088+0,006X Pupuk sebelum Harga Turun
Pupuk X
Produksi Y
10,72
4,088 21,5
Dari regresi yang dilakukan, didapat nilai JKG
1
= 3.442, JKG
2
= 206, JKG
3
=2.148, k= 2, dan n
1
+n
2
= 60. Untuk mencari JKG4 dan JKG5 dapat digunakan rumus: JKG
4
= JKG
2
+ JKG
3
= 206 + 2.148 = 2.354 JKG
5
= JKG
1
– JKG
4
= 3.442 – 2.354 = 1.088 Nilai JKG diatas dimasukkan ke dalam rumus uji Chow, yaitu:
�
���
= �
�
� �
�
�
�
+ �
�
− ��
Sehingga didapat F
hit
= 12,94; F
hit
Fα5= 3,15 Lampiran 21,22.
Dari analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menurunnya harga jual getah karet berdampak pada produksi getah karet dan jumlah pemakaian pupuk,
sehingga hipotesis 1 dapat diterima. Secara kurva kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Kurva Produksi terhadap Penggunaan Pupuk
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 3 menunjukkan bahwa kurva produksi dengan penggunaan pupuk. kurva terdiri dari garis persamaan sebelum dan sesudah harga turun, sebelum harga
turun dan sesudah harga turun. Pada produksi getah karet sebelum dan sesudah harga turun digabung dan
penggunaan pupuk sebelum dan sesudah harga turun digabung, dilakukan regresi sehingga didapat Y= 8,727+0,004X. Pada saat penggunaaan pupuk sebesar 500
Kg maka produksi yang dihasilkan adalah 10,72 Ton. Pada produksi sebelum harga turun dan penggunaan pupuk diregresi, didapat
persamaan Y= 1,088+0,006X. Pada saat penggunaan pupuk sebesar 500 Kg maka produksi yang dihasilkan adalah 4,088 Ton. Pada produksi sesudah harga turun
dan penggunaan pupuk diregresi, didapat persamaan Y= 10,001+0,023X. Pada saat turun harga, penggunaan pupuk sebesar 500 Kg, maka Produksi yang
diperoleh adalah 21,5 Ton. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pada saat pupuk yang digunakan
sebesar 500 kg, maka produksi yang didapat pada saat harga turun lebih besar daripada produksi sebelumnya. Hal ini berarti bahwa sebelum harga turun, pupuk
sangat mempengaruhi produksi. Tetapi pada saat sesudah harga turun, pupuk tidak mempengaruhi produksi sehingga berapapun dosis pupuk yang digunakan
produksi akan terus meningkat. Sehingga diambil kesimpulan bahwa turunnya harga jual getah karet berdampak terhadap dosis penggunaan pupuk, tetapi jumlah
penggunaan pupuk tidak berpengaruh terhadap produksi dan penerimaan dan hipotesis 1 diterima.
Universitas Sumatera Utara
56
5.5.2 Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet terhadap Pemakaian Herbisida
Untuk menganalisis dampak turunnya harga jual getah karet terhadap produksi dan pemakaian herbisida, dianalisis menggunakan Uji Chow, Hal yang dilakukan
adalah menggabungkan nilai produksi Y dan pemakaian herbisida X pada sebelum dan sesudah harga jual getah karet n=60, kemudian diregresi pada
produksi Y satuan Ton dan pemakaian herbisida X satuan liter Lampiran 25. Sehingga diperoleh hasil regresi sebagai berikut:
Y= 8,999+0,314 R
2
= 0,312; t
hit
= 5,124; JKG
1
= 3.881
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,312. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 31,2 variabel bebas herbisida berpengaruh
terhadap variabel terikat produksi. Sedangkan sisanya sebesar 68,8 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model. Dan
t
hitung
lebih besar dari t
tabel
5,1242,00 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan herbisida.
Selanjutnya mencari regresi pada saat sebelum harga jual getah karet turun n=30 dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 0,351+ 0,546X R
2
= 0,815; t
hit
= 11,116; JKG
2
=580
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,815. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 81,5 variabel bebas herbisida berpengaruh
terhadap variabel terikat produksi. Sedangkan sisanya sebesar 18,5 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model. Dan
Universitas Sumatera Utara
57
t
hitung
lebih besar dari t
tabel
11,112,04 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan herbisida pada saat
sebelum harga jual getah karet turun. Selanjutnya mencari regresi pada saat sesudah harga harga jual getah karet turun
n=30 dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 11,602 +0,498X R
2
= 0,023; t
hit
= 0,818; JKG
3
=2.372
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 2,3 variabel bebas herbisida berpengaruh terhadap
variabel terikat produksi. Sedangkan sisanya sebesar 97,7 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model. Dan
t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
0,8182,04 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan herbisida saat
sesudah harga getah karet turun. Dari regresi yang dilakukan, didapat nilai JKG
1
= 3.881, JKG
2
= 580, JKG
3
=2.372, k= 2, dan n
1
+n
2
= 60. Untuk mencari JKG4 dan JKG5 dapat digunakan rumus : JKG
4
= JKG
2
+ JKG
3
= 580 + 2.372 = 2952 JKG
5
= JKG
1
– JKG
4
= 3.881–2.372 = 929 Nilai JKG diatas dimasukkan ke dalam rumus uji Chow, yaitu :
�
���
= �
�
� �
�
�
�
+ �
�
− ��
Sehingga didapat F
hit
= 8,81; F
hit
Fα5= 3,15 Lampiran 23,24
Universitas Sumatera Utara
58
5 10
15 20
25 30
5 10
15 20
25 30
Y=11,602+0,498X Herbisida sesudah Harga
Turun
Y=8,999+0,314X Herbisida sebelum+Sesudah Harga
Turun
Y=0,351+0,546X Herbisida sebelum harga
turun
Herbisida X Produksi Y
12,14
5,811 16,58
Dari analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menurunnya harga jual getah karet berdampak terhadap jumlah produksi dan jumlah pemakaian herbisida,
sehingga hipotesis 2 dapat diterima. Secara kurva kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Kurva Produksi terhadap Penggunaan Herbisida
Gambar 4 menunjukkan bahwa kurva produksi dengan penggunaan herbisida. kurva terdiri dari garis persamaan sebelum dan sesudah harga turun, sebelum
harga turun dan sesudah harga turun. Pada produksi getah karet sebelum dan sesudah harga turun digabung dan
penggunaan herbisida sebelum dan sesudah harga turun digabung, dilakukan regresi sehingga didapat Y= 8,999+0,314X. Pada saat penggunaaan herbisida
sebesar 10 L maka produksi yang dihasilkan adalah 12,14 Ton. Pada produksi sebelum harga turun dan penggunaan herbisida diregresi, didapat
persamaan Y= 0,351+0,546X. Pada saat penggunaan herbisida sebesar 10 L maka
Universitas Sumatera Utara
59
produksi yang dihasilkan adalah 5,811 Ton. Pada produksi sesudah harga turun dan penggunaan herbisida diregresi, didapat persamaan Y= 11,602+0,498X. Pada
saat turun harga, penggunaan herbisida sebesar 10 L, maka Produksi yang diperoleh adalah 16,58 Ton.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pada saat herbisida yang digunakan sebesar 10 L, maka produksi yang didapat pada saat harga turun lebih besar
daripada produksi sebelumnya. Hal ini berarti bahwa sebelum harga turun, penggunaan herbisida mempengaruhi produksi. Tetapi pada saat sesudah harga
turun, herbisida tidak mempengaruhi produksi sehingga berapapun dosis herbisida yang digunakan produksi akan terus meningkat. Sehingga diambil kesimpulan
bahwa turunnya harga jual getah karet berdampak terhadap dosis penggunaan herbisida, tetapi jumlah penggunaan herbisida tidak berpengaruh terhadap
produksi dan penerimaan dan hipotesis 2 diterima.
5.5.3 Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet terhadap Penggunaan Tenaga Kerja
Untuk menganalisis dampak turunnya harga jual getah karet terhadap produksi dan penggunaan tenaga kerja, dianalisis menggunakan Uji Chow, Hal yang
dilakukan adalah menggabungkan nilai produksi Y dan penggunaan tenaga kerja X pada sebelum dan sesudah harga jual getah karet seperti pada lampiran
n=60, kemudian dilakukan regresi pada produksi Y satuan Ton dan penggunaan Tenaga Kerja X satuan HKP Lampiran 26. Sehingga diperoleh
hasil regresi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
60
Y= 0,631 + 0,027X R
2
= 0,705; t
hit
= 11,785; JKG
1
= 1.661
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,705. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 70,5 variabel bebas penggunaan tenaga kerja
berpengaruh terhadap variabel terikat produksi. Sedangkan sisanya sebesar 29,5 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam
model. Dan t
hitung
lebih besar dari t
tabel
11,782,00 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan tenaga
kerja. Selanjutnya mencari regresi pada saat sebelum harga jual getah karet turun n=30
dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -18,436+ 0,476X R
2
= 0,821; t
hit
= 11,332; JKG
2
=562
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,821. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 82,1 variabel bebas penggunaan tenaga kerja
berpengaruh terhadap variabel terikat produksi. Sedangkan sisanya sebesar 17,9 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam
model. Dan t
hitung
lebih besar dari t
tabel
11,3322,04 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan tenaga
kerja. Selanjutnya mencari regresi pada saat sesudah harga harga jual getah karet turun
n=30 dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
61
Y= -0,453 +0,025X R
2
= 0,703; t
hit
= 8,138; JKG
3
=721
Hasil regresi diatas menunjukkan bahwa R
2
yang diperoleh sebesar 0,703. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 70,3 variabel bebas penggunaan tenaga kerja
berpengaruh terhadap variabel terikat produksi. Sedangkan sisanya sebesar 29,7 dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam
model.Dan t
hitung
lebih besar dari t
tabel
8,1382,04 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi getah karet dengan penggunaan tenaga
kerja. Dari regresi yang dilakukan, didapat nilai JKG
1
= 1.661, JKG
2
= 562, JKG
3
= 721, k= 2, dan n
1
+n
2
= 60. Untuk mencari JKG4 dan JKG5 dapat digunakan rumus: JKG
4
= JKG
2
+ JKG
3
= 562 + 721 = 1.283 JKG
5
= JKG
1
– JKG
4
= 1.661 –1.283= 378 Nilai JKG diatas dimasukkan ke dalam rumus uji Chow, yaitu:
�
���
= �
�
� �
�
�
�
+ �
�
− ��
Sehingga didapat F
hit
= 8,55 F
hit
Fα5= 3,15 Lampiran 25,26.
Dari analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menurunnya harga jual getah karet berdampak pada jumlah penggunaan tenaga kerja, sehingga hipotesis 3
dapat diterima. Secara kurva kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
62
-2 2
4 6
8 10
12 14
16 18
100 200
300 400
500 600
Y=0,631+0,027X TK sebelum+
sesudah Harga Turun
Y=0,853+0,032X TK sebelum harga Turun
Y=-0,453+0,025X TK sesudah harga
turun Produksi Y
TK X 7,381
8,853 5,797
250
Gambar 5. Kurva Produksi dengan Penggunaan Tenaga Kerja
Gambar 5 menunjukkan bahwa kurva produksi dengan penggunaan tenaga kerja. kurva terdiri dari garis persamaan sebelum dan sesudah harga turun, sebelum
harga turun dan sesudah harga turun. Pada produksi getah karet sebelum dan sesudah harga turun digabung dan
penggunaan tenaga kerja sebelum dan sesudah harga turun digabung, dilakukan regresi sehingga didapat Y= 0,631+0,027X. Pada saat penggunaaan tenaga kerja
sebesar 250 HKP maka produksi yang dihasilkan adalah 7,381 Ton. Pada produksi sebelum harga turun dan penggunaan tenaga kerja diregresi,
didapat persamaan Y= 0,853+0,032X. Pada saat penggunaan tenaga kerja sebesar 250 HKP maka produksi yang dihasilkan adalah 8,853 Ton. Pada produksi
sesudah harga turun dan penggunaan tenaga kerja diregresi, didapat persamaan Y= -0,453+0,025X. Pada saat turun harga, penggunaan tenaga kerja sebesar, maka
Produksi yang diperoleh adalah 5,797 Ton.
Universitas Sumatera Utara
63
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pada saat penggunaan tenaga kerja yang digunakan sebesar 500 HKP, maka produksi yang didapat pada saat harga
turun lebih kecil daripada produksi sebelumnya. Hal ini berarti bahwa sebelum harga turun, penggunaan tenaga kerja mempengaruhi produksi. Dan pada saat
sesudah harga turun, penggunaan tenaga kerja juga mempengaruhi produksi. Sehingga diambil kesimpulan bahwa turunnya harga jual getah karet berdampak
terhadap dosis penggunaan tenaga kerja, dan penggunaan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi dan penerimaan dan hipotesis 3 diterima.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN