pada akhirnya diharapkan setiap negara akan saling menikmati hasil perdagangan internasional yang lancar dan bebas.
54
Prinsip ini merupakan prinsip fundamental dalam GATT. Prinsip ini tampak pada preambule GATT dan berlaku dalam perundingan-perundingan tariff yang
didasarkan atas dasar timbal balik dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Paragraf 3 Preamblue GATT menyatakan sebagai berikut.
55
“Being desirous of contributing to these objectives by entering into reciprocal and mutually advantageous arrangements directed to the substantial reduction of
tariffs and other varries to trade and to the eliminations of discriminatory treatment in international commerce.”
Prinsip ini diterapkan terutama dalam hal terjadinya pertukaran barang antara dua negara secara timbal balik, dan menghendaki adanya kebijaksanaan atau
konsesi yang seimbang dan saling menguntungkan antara negara yang satu dengan yang lainnya dalam perdagangan internasional.
56
C. Pengecualian-Pengecualian
Hukum WTO menyediakan peraturan-peraturan untuk menjembatani liberalisasi perdagangan dengan nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan sosial
lainnya. Peraturan-peraturan ini ada dalam wujud pengecualian yang sangat luas terhadap disiplin dasar dari WTO. Terdapat lima kategori utama dalam
pengecualian ini : 1.
Pengecualian umum yang terdapat di Pasal XX GATT 1994 dan Pasal XIV GATS;
54
Ibid., hlm. 45
55
Huala Adolf,Op. Cit., hlm. 116-117
56
Muhammad Sood, Op. Cit., hlm. 45
2. Pengecualian untuk keamanan nasional dan internasional dalam Pasal XXI
GATT 1994 dan Pasal XIV bis GATS; 3.
Pengecualian dalam keadaan ekonomi yang darurat yang tercantum dalam Pasal XIX GATT dan the Agreement on Safeguards;
4. Pengecualian atas integrasi regional dalam Pasal XIV GATT 1994 dan Pasal
V GATS; 5.
Pengecualian atas dasar neraca perdagangan dalam Pasal XII dan XVIII:B GATT 1994 dan Pasal XII GATS; dan
6. Pengecualian untuk pembangunan ekonomi dalam Pasal XVIII:A GATT 1994
dan Enabling Clause. Pengecualian-pengecualian ini memerbolehkan anggota WTO, dalam situasi
tertentu, untuk mengadopsi dan mempertahankan peraturan-peraturan dan tindakan-tindakan guna melindungi nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan sosial
lainnya yang sangat penting, meskipun peraturan atau tindakan-tindakan tersebut bertentangan dengan disiplin substantif yang terkandung dalam GATT 1994 atau
GATS. Pengecualian-pengecualian ini secara jelas memerbolehkan anggota WTO, dalam situasi tertentu, untuk memberikan prioritas lebih tinggi terhadap nilai-nilai
dan kepentingan sosial tertentu daripada liberalisasi perdagangan.
57
1. Pengecualian umum dalam Pasal XX GATT 1994 dan Pasal XIV GATS
Pengecualian yang paling penting dalam menjembatani liberalisasi perdagangan dengan nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan sosial lainnya adalah
‘pengecualian umum’ yang tercantum dalam Pasal XX GATT 1994 dan Pasal XIV GATS. Dalam menentukan apakah suatu tindakan yang seharusnya tidak
57
Peter van den Bossche, Op. Cit., hlm. 52-53
konsisten dengan peraturan yang ada di GATT dapat dibenarkan berdasarkan Pasal XX GATT 1994, haruslah selalu dievaluasi:
a. Pertama, apakah tindakan ini bisa ‘sementara’ dibenarkan menurut salah
satu pengecualian yang secara spesifik disebutkan dalam ayat a sampai j dalam Pasal XX; dan, kalau dapat dibenarkan,
b. Kedua, apakah dalam pengaplikasian dari tindakan ini telah sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam kalimat pembukaan dalam pasal tersebut yang biasanya disebut sebagai chapeu dari Pasal XX.
Pasal XX GATT 1994 dalam ayat a sampai j memberikan dasar pembenaran yang jumlahnya terbatas, dimana setiap dasar pembenar memiliki
aplikasi persyaratan yang berbeda. Pasal XX dapat dijadikan dasar pembenaran terhadap tindakan-tindakan, diantaranya:
a. Yang diperlukan guna melindungi moralnilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat Pasal XXa; b.
Yang diperlukan guna melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, binatang atau tumbuhan Pasal XXb;
c. Yang diperlukan guna menjaga kesesuaian dengan peraturan nasional,
seperti peraturan kepabenan atau hak kekayaan intelektual, dimana peraturan tersebut pada hakekatnya tidak bertentangan dengan GATT
Pasal XXd; dan d.
Yang berhubungan dengan ‘konservasi sumber daya alam yang habis terpakai’ Pasal XX g.
Anggota WTO tidak dapat mendasarkan suatu tindakan pembenaran di luar apa yang sudah disebutkan dalam Pasal XX. Berdasarkan keputusan dalam kasus-
kasus di WTO terdahulu, keseimbangan antara liberalisasi perdagangan di satu sisi dengan nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan sosial lainnya, merupakan
titik sentral dalam menginterpretasikan Pasal XX. Hal ini dapat diartikan bahwa interpretasi yang terlalu sempit tidaklah dibenarkan sama halnya dengan
interpretasi yang terlalu luas.
58
Kesamaan antara Pasal XX GATT 1994 dan Pasal XIV GATS sangatlah mengejutkan. Tetapi, ada juga perbedaan di antara kedua pasal tersebut.
Berdasarkan Pasal XIV a sampai e GATS, anggota WTO bisa membenarkan tindakan yang seharusnya tidak sesuai dengan GATS, antara lain jika:
a. Diperlukan untuk melindungi moralnilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat atau untuk memertahankan ketertiban umum Pasal XIVa; b.
Diperlukan untuk melindungi kehidupan atau kesehatan manusia, binatang atau tumbuhan Pasal XIVb; atau
c. Diperlukan untuk menjaga kesesuaian dengan peraturan nasional dimana
peraturan tersebut pada hakekatnya tidak bertentangan dengan GATS Pasal XIVc.
59
2. Pengecualian untuk keamanan nasional dan internasional dalam Pasal XXI
GATT 1994 dan Pasal XIV bis GATS Menurut Pasal XXI GATT 1994 dan Pasal XIV bis GATS, anggota WTO bisa
menerapkan suatu tindakan yang seharusnya dilarang oleh GATT atau GATS guna melindungi kedamaian dan keamanan nasional atau internasional. Pasal
XXIb GATT 1994 dan Pasal XIV bis b GATS memperbolehkan anggota WTO untuk mengadopsi atau mempertahankan suatu tindakan yang dianggap
58
Ibid., hlm. 53-54
59
Ibid., hlm. 63
diperlukan guna melindungi kepentingan keamanan yang dianggap sangat fundamental seperti:
a. Yang berkaitan dengan materi atom yang bisa memecah belahfissionable
materials contoh: nuklir; atau b.
Yang berkaitan dengan perdagangan persenjataan atau dalam bentuk materi lainnya, atau penyediaan jasa yang secara langsung atau tidak
langsung digunakan untuk keperluan militer.
60
Anggota WTO juga diperbolehkan untuk menerapkan tindakan yang bertentangan dengan GATT atau GATS bila:
a. Dalam keadaan perang atau keadaan darurat lainnya yang berkaitan
dengan hubungan internasional; atau b.
Untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan piagam PBB guna menjaga perdamaian dan keamanan internasional seperti: sanksi ekonomi
yang diterapkan oleh Dewan Keamaan PBB.
61
3. Pengecualian dalam keadaan ekonomi yang darurat yang tercantum dalam
Pasal XIX GATT dan the Agreement on Safeguards; Aturan WTO juga mengatur mengenai “pengecualian dalam keadaan ekonomi
darurat”. Pengecualian ini, yang diatur dalam Pasal XIX GATT 1994 dan Agreement on Safeguards, memerbolehkan anggota untuk mengadopsi tindakan
yang seharusnya dilarang oleh WTO, dalam situasi terjadi adanya lonjakan impor yang menyebabkan, atau adanya ancaman yang akan menyebabkan, kerugian
yang serius terhadap industri domestik. Tindakan ini tidak diatur dalam GATS,
60
Ibid., hlm. 67
61
Ibid., hlm. 67-68
tetapi sangatlah terbuka kemungkinan agar masalah ini diatur di masa yang akan datang untuk melengkapi GATS.
Ketika anggota WTO ingin mengenakan tindakan pengamanan perdagangan safeguard, persyaratan-persyaratan yang sangat ketat dalam Pasal XIX GATT
1994 dan Agreement on Safeguards harus dipenuhi. Alasan dan persyaratan yang sangat ketat terhadap perdagangan yang fair. Pengeksporan tidaklah melakukan
kesalahan produk impor tidak dijual dengan harga dumping atau diberikan subsidi. Tetapi hanya dikarenakan, produk impor yang sangat kompetitif sehingga
mereka memenangkan persaingan terhadap produk domestik di pasar. Terdapat tiga kategori pengaturan yang diterapkan untuk tindakan-tindakan pengamanan
perdagangan, yaitu peraturan yang berkaitan dengan: a.
Karakteristik dari tindakan pengamanan perdagangan; b.
Persyaratan substantif yang harus dipenuhi untuk dapat menerapkan tindakan pengamanan perdagangan; dan
c. Persyaratan procedural di tingkat nasional dan internasional yang dipenuhi
oleh anggota WTO bila ingin menerapkan tindakan pengamanan perdagangan.
62
4. Pengecualian atas integrasi regional
Ketentuan WTO juga mengatur mengenai pengecualian atas integrasi regional. Pasal XXIV GATT 1994 sebagaimana dijabarkan lebih lanjut dalam
Understanding on Article XXIV dan Pasal V GATS memperbolehkan anggota WTO untuk perdagangan bebas dengan lebih cepat di antara anggota-anggota
tertentu yang membentuk suatu kelompok. Ketika anggota WTO membentuk,
62
Ibid., hlm. 68-69
sebagai contoh, integrasi kepabeanan customs union, mereka memberikan perlakuan berbeda yang lebih baik di antara mereka dalam hal perdagangan
seperti penghapusan seluruh bea masuk yang mana tidak diberikan kepada anggota WTO lainnya yang bukan merupakan bagian dari customs union tersebut.
Hal ini sangat bertentangan dengan kewajiban MFN yang terdapat dalam Pasal 1 GATT 1994. Pengecualian atas integrasi regional dapat dijadikan dasar untuk
membenarkan suatu tindakan yang melanggar kewajiban MFN tersebut atau kewajiban lainnya dalam kerangka GATT 1994 dan GATS.
63
5. Pengecualian untuk pembangunan ekonomi
Pengecualian terakhir yang diberikan oleh ketentuan WTO adalah pengecualian untuk pembangunan ekonomi untuk membantu negara berkembang.
Hampir semua perjanjian di WTO mengatur mengenai perlakuan yang khusus dan berbeda special and differential treatment untuk anggota negara berkembang
guna memfasilitasi mereka untuk masuk ke dalam sistem perdagangan dunia dan untuk mendorong pembangunan ekonomi mereka. Ketentuan ini, yang biasa
disebut sebagai “SD treatment”, bisa dibagi ke dalam enam kategori: a.
Ketentuan yang ditujukan untuk meningkatkan peluang perdagangan anggota negara berkembang;
b. Ketentuan untuk anggota WTO yang seyogyanya harus melindungi
kepentingan anggota negara berkembang; c.
Flexibilitas dari komitmen, dalam bentuk tindakan, dan penggunaan instrumen kebijakan;
d. Jangka waktu transisi;
63
Ibid., hlm. 76
e. Bantuan teknis; dan
f. Ketentuan yang berkaitan dengan anggota negara terbelakang least-
developed-country Members. Enabling Clause, yang sekarang merupakan bagian dari GATT 1994,
memerbolehkan anggota negara maju untuk memberikan perlakuan tarif yang lebih menguntungkan preferensial bagi impor yang berasal dari negara
berkembang. Pengecualian ini memerbolehkan anggota untuk bertindak menyimpang dari kewajiban dasar perlakuan MFN dalam Pasal I:1 GATT 1994
dalam rangka untuk memajukan pembangunan ekonomi anggota negara berkembang. Sebagai contoh perlakuan yang diperbolehkan dalam kerangka
Enabling Clause adalah: a.
The Generalised System of Preference GSP, dimana Uni Eropa memberikan perlakuan tarif preferensial kepada negara berkembang
dengan persyaratan tertentu; b.
Ketentuan Everything But Arms, dimana Uni Eropa tidak mengenakan bea masuk atau kuota untuk produk yang berasal dari negara terbelakang.
64
64
Ibid., hlm. 79-81
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang