Pengamanan terhadap Lonjakan Barang Impor

d. Pengenaan tindakan antidumping atau tindakan imbalan untuk mengatasi praktik perdagangan yang tidak sehat Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi Industri Dalam Negeri dalam mengatasi praktik perdagangan yang tidak sehat seperti praktik dumping melalui pengenaan tindakan antidumping atau tindakan imbalan. e. Pengenaan tindakan pengamanan perdagangan untuk mengatasi lonjakan impor Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi Industri Dalam Negeri dalam mengatasi lonjakan barang impor barang sejenis dan barang impor atau barang yang secara langsung bersaing melalui pengenaan tindakan pengamanan perdagangan. f. Pembelaan terhadap kebijakan nasional terkait perdagangan yang di tentang oleh negara lain Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi Industri Dalam Negeri melalui pembelaan terhadap kebijakan nasional yang terkait dengan perdagangan internasional dengan negara mitra dagang yang dikarenakan kebijakan nasional yang ditentang oleh negara mitra dagang tersebut.

B. Pengamanan terhadap Lonjakan Barang Impor

Pengamanan terhadap lonjakan barang impor tercantum dalam Pasal 68-69 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Adapun pengaturan dalam pasal 68 adalah sebagai berikut: 1. Dalam hal adanya ancaman dari kebijakan, regulasi, tuduhan praktik Perdagangan tidak sehat, danatau tuduhan lonjakan Impor dari negara mitra dagang atas Ekspor Barang nasional, Menteri berkewajiban mengambil langkah pembelaan. 2. Dalam mengambil langkah pembelaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1: a Eksportir yang berkepentingan berkewajiban mendukung dan memberikan informasi dan data yang dibutuhkan; dan b Kementrianlembaga Pemerintah nonkementerian terkait berkewajiban mendukung dan memberikan informasi dan data yang dibutuhkan. Pada pasal ini dijelaskan bahwa, dalam hal adanya ancaman dari kebijakan, regulasi, tuduhan praktik perdagangan tidak sehat, danatau tuduhan lonjakan impor dari negara mitra dagang atas ekspor barang nasional, menteri berkewajiban mengambil langkah pembelaan 110 . Pembelaan yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan untuk melindungi dan mengamankan industri dalam negeri dari adanya ancaman kebijakan, regulasi, tuduhan praktik perdagangan tidak sehat, danatau tuduhan lonjakan Impor dari negara mitra dagang atas Barang Ekspor nasional 111 . Dalam pengambilan langkah pembelaan tersebut eksportir yang berkepentingan dan kementrian atau lembaga nonpemerintah berkewajiban mendukung dan memberikan informasi dan data yang dibutuhkan. Pemerintah dalam hal terjadinya lonjakan barang impor memiliki kewajiban mengambil tindakan pengamanan perdagangan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 69 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan sebagai berikut. 110 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan Pasal 69 1 111 Penjelasan Pasal 68 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan 1. Dalam hal terjadi lonjakan jumlah Barang Impor yang menyebabkan produsen dalam negeri dari Barang sejenis atau Barang yang secara langsung bersaing dengan yang diimpor menderita kerugian serius atau ancaman kerugian serius, Pemerintah berkewajiban me ngambil tindakan pengamanan Perdagangan untuk menghilangkan atau mengurangi kerugian serius atau ancaman kerugian serius dimaksud. 2. Tindakan pengamanan Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pengenaan bea masuk tindakan pengamanan danatau kuota. 3. Bea masuk tindakan pengamanan Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan berdasarkan usulan yang telah diputuskan oleh Menteri. 4. Penetapan kuota sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan oleh Menteri. Pada pasal ini dijelaskan bahwa dalam hal terjadi lonjakan barang impor yang menyebabkan produsen dalam negeri dari barang sejenis atau barang impor yang menyebabkan produsen dalam negeri dari barang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing dengan yang diimpor menderita kerugian serius atau ancaman kerugian serius, pemerintah berkewajiban mengambil tindakan pengamanan perdagangan untuk menghilangkan atau mengurangi kerugian serius atau ancaman kerugian serius dimaksud 112 . Tindakan pengamanan perdagangan tersebut berupa pengenaan bea masuk tindakan pengamanan perdagangan dan kuota yang 112 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Pasal 69 Ayat 1 ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan berdasarkan usulan yang telah diusulkan oleh menteri. Pengaturan mengenai Pengamanan terhadap Lonjakan Barang Impor sebelumnya telah terdapat pada PP Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan. Peraturan Pemerintah ini masih berlaku dikarenakan belum keluarnya peraturan perlaksana yang baru mengenai Pengamanan terhadap Lonjakan Barang Impor. PP Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan terkait dengan Pengamanan terhadap Lonjakan Barang Impor dilakukan melalui Tindakan Pengamanan. Pengaturan mengenai Tindakan Pengamanan terdapat dalam pasal 70 sampai pasal 89 PP Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan. Tindakan Pengamanan Perdagangan menurut Pasal 70 adalah tindakan yang dilakukan terhadap barang impor selain dikenakan Bea Masuk dapat dikenakan Tindakan Pengamanan apabila terjadi lonjakan Barang Impor secara absolut atau relatif atas barang yang sama dengan Barang Sejenis atau Barang yang Secara Langsung Bersaing yang menyebabkan terjadinya Kerugian yang Serius atau Ancaman Kerugian yang Serius terhadap Industri Dalam Negeri. Tindakan Pengamanan tersebut meliputi pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan danatau Kuota. Besaran Bea Masuk Tindakan Pengamanan paling tinggi sebesar jumlah yang dibutuhkan untuk memulihkan Kerugian Serius atau mencegah Ancaman Kerugian Serius terhadap Industri Dalam Negeri. Sedangkan jumlah Kuota tidak boleh kurang dari jumlah impor rata-rata paling sedikit dalam 3 tiga tahun terakhir, kecuali terdapat alasan yang jelas bahwa Kuota yang lebih rendah diperlukan untuk memulihkan Kerugian Serius atau mencegah Ancaman Kerugian Serius terhadap Industri Dalam Negeri. Proses penyelidikan dalam Pengamanan terhadap Lonjakan Barang Impor dalam PP Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan tercantum dalam Pasal 71 yang menyatakan bahwa: 1. Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 dikenakan setelah dilakukan penyelidikan oleh KPPI. 2. Penyelidikan oleh KPPI sebagaimana dimaksud pada ayat 1 atas Barang Yang Diselidiki dapat dilakukan berdasarkan permohonan atau berdasarkan inisiatif KPPI. Permohonan dalam rangka penyelidikan pengenaan Tindakan Pengamanan tercantum dalam Pasal 72 PP Nomor 34 Tahun 2011, yang menyatakan bahwa: 1. Industri Dalam Negeri danatau pihak-pihak lain di dalam negeri dapat mengajukan permohonan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat 2 kepada KPPI untuk melakukan penyelidikan dalam rangka pengenaan Tindakan Pengamanan. 2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilengkapi dengan bukti awal dan didukung dengan dokumen mengenai adanya: a. lonjakan atas jumlah barang impor yang sama dengan Barang Sejenis atau Barang Yang Secara Langsung Bersaing; dan b. Kerugian Serius atau Ancaman Kerugian Serius. 3. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri atas data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. 4. Dokumen yang dinyatakan bersifat rahasia tidak dapat diberikan kepada pihak lain, kecuali dengan izin khusus dari pemberi dokumen. 5. Dalam jangka waktu paling lambat 20 dua puluh hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 secara lengkap oleh KPPI dan berdasarkan hasil penelitian, KPPI memberikan keputusan: a. menolak permohonan, dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2; atau b. menerima permohonan dan menetapkan dimulainya penyelidikan, dalam hal permohonan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2. 6. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Menteri. Penyelidikan yang dilakukan berdasarkan inisiatif KPPI haruslah memiliki bukti awal yang cukup mengenai adanya Kerugian Serius atau Ancaman Kerugian Serius yang dialami oleh Industri Dalam Negeri akibat lonjakan barang impor. Proses dimulainya penyelidikian terkait pengenaan Tindakan Pengamanan tercantum dalam Pasal 74 PP Nomor 34 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa: 1. Penyelidikan dalam rangka pengenaan Tindakan Pengamanan dimulai pada saat diumumkan kepada publik. 2. Selain diumumkan kepada publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1, KPPI memberitahukan dimulainya penyelidikan kepada: a. pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat 1 dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan permohonan; atau b. Industri Dalam Negeri dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan inisiatif KPPI. 3. Penyelidikan berakhir pada tanggal laporan akhir hasil penyelidikan. Berakhirnya penyelidikan terkait pengenaan Tindakan Pengamanan dalam PP Nomor 34 Tahun 2011 pada Pasal 76 menyatakan bahwa: 1. Dalam hal KPPI tidak menemukan adanya bukti lonjakan jumlah barang impor yang menyebabkan Kerugian Serius atau Ancaman Kerugian Serius, KPPI segera menghentikan penyelidikan dan melaporkan kepada Menteri. 2. Penghentian penyelidikan harus segera diumumkan kepada publik. 3. Selain diumumkan kepada publik sebagaimana dimaksud pada ayat 2, KPPI memberitahukan penghentian penyelidikan kepada: a. pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat 1 dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan permohonan; atau b. Industri Dalam Negeri dan asosiasi importir, dalam hal penyelidikan dilakukan berdasarkan inisiatif KPPI, disertai dengan alasan. Lebih lanjut terkait dengan laporan akhir hasil penyelidikan tercantum dalam Pasal 77 PP Nomor 34 Tahun 2011, yaitu: “Dalam hal laporan akhir hasil penyelidikan terbukti adanya lonjakan jumlah barang impor yang menyebabkan Kerugian Serius atau Ancaman Kerugian Serius, KPPI merekomendasikan kepada Menteri mengenai pengenaan Tindakan Pengamanan.”

C. Pengamanan terhadap Produk Impor dengan Harga yang Lebih Rendah