Teknik Persiapan Pemeriksaan Kolonoskopi.

kolonoskopi yang cukup menjanjikan untuk mendeteksi lesi secara akurat Topazian, 2004.

3. Hematokezia minor.

Jika terdapat darah merah segar di atas feses biasanya berasal dari anal, rektum atau sigmoid distal. Pasien bahkan memiliki kemungkinan lainnya sehingga sigmoidokopi fleksibel harus dilakukan untuk menyingkirkan polip yang berukuran besar atau kanker di kolon bagian distal. Pasien yang mengaku bahwa adanya darah hanya pada tisu toilet dan tidak terdapat pada feses atau di toilet mungkin terjadi perdarahan pada anal kanal. Pemeriksaan DRE Digital Rectal Examinations dan diinspeksi secara seksama atau dengan bantuan alat seperti anoskopi sudah cukup untuk menegakkan diagnosis pada kebanyakan kasus Topazian, 2004.

2.8. Teknik

Scope kolonoskopi terus masuk ke dalam kolon dan digerakan secara manuver disepanjang luminal dan dinding usus besar yang divisualisasikan ke layar monitor. Kolonoskopi mempunyai kanal sehingga memungkinkan untuk dimasukan berbagai macam instrumen seperti instrumen biopsi yang bertujuan untuk mengangkat polip atau menghentikan pendarahan. Udara, air dan pengisapan bisa diaplikasikan untuk membantu pemeriksaan agar gambar yang dihasilkan lebih jelas Stein, 2012. Pemeriksaan lengkap biasanya harus mencapai sekum. Dan untuk beberapa kasus harus sampai ileum terminal. Penandaan juga dibutuhkan untuk menentukan apabila pemeriksaan telah mencapai orifisium apendiks atau valvula ileosekal. Akan tetapi, terkadang hal ini tidak selalu dapat dikerjakan karena adanya penyakit atau keadaan tertentu sehingga endoskopis sangat sulit mencapai valvula ileosekal atau orifisium apendiks. Contohnya divertikulitis, operasi pelvis sebelumnya, stenosis post-prosedur, ulseratif kolitis. Untuk beberapa kasus juga dibutuhkan kontras ganda Universitas Sumatera Utara seperti barium enema untuk melengkapi pemeriksaan. Walaupun prosedur kurang sensitif daripada kolonoskopi dalam mendeteksi polip dan tumor Stein, 2012.

2.9. Persiapan Pemeriksaan Kolonoskopi.

Persiapan yang baik memiliki penting untuk keberhasilan pemeriksaan kolonoskopi. Namun, persiapan usus tetap menjadi penghalang utama, yang mana semuanya tergantung pada kepatuhan pasien dengan pedoman skrining karsinoma kolorektal. Peningkatan pendidikan dan kepatuhan pasien terhadap penggunaan rejimen pencahar usus dapat meningkatkan kemungkinan prosedur kolonoskopi aman dan lengkap. Sebuah komponen penting adalah hidrasi yang cukup. Terlepas dari persiapan diberikan, bahwa ada peristiwa buruk yang terkait dengan pencahar usus sering dikaitkan dengan dehidrasi. Penyedia layanan kesehatan perlu melihat pasiennya dari segi pendidikan pasien maupun dengan pencahar yang akan digunakan pasien nantinya bahwa pentingnya hidrasi yang cukup sebelum, selama dan setelah persiapan usus dan kolonoskopi. Langkah-langkah ini dapat mengurangi risiko deplesi volume intravaskular yang berhubungan dengan komplikasi selama persiapan usus dan memberikan persiapan yang lebih aman, lebih efektif untuk kolonoskopi Lichtenstein, 2007. Pasien harus disarankan juga untuk melakukan pengosongan isi usus besar karena hal ini merupakan syarat yang harus dipenuhi agar pemeriksaan kolonoskopi ini berhasil. Jika usus sangat penuh dari sisa makanan maka dapat menganggu pemeriksaan. Mungkin saja polip dan lesi tidak dapat terdeteksi. Pemeriksaan kolonoskopi yang berlama-lama dapat menyebabkan risiko komplikasi yang lebih tinggi. Dan semua proses ini akan di ulang atau di jadwalkan kembali di lain waktu. Itulah konsekuensi yang dihadapi apabila pasien tidak tahu patuh terhadap apa yang dimaksud dengan pengosongan usus besar ini. Pasien diwajibkan untuk berpuasa makan padat sehari sebelum pemeriksaan kolonoskopi. Dan pada malam sebelum prosedur tersebut, pasien harus diwajibkan untuk meminum obat atau zat yang dapat memicu pembersihan usus dan instruksi yang baik Harvard, 2008. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep