Minyak Kelapa Murni Minyak Kelapa Sawit

17 dapat langsung diserap melalaui vena porta menuju hati untuk dioksidasi menjadi energi Silalahi dan Nurbaya, 2011. Lingual lipase dan gastrik lipase tidak spesifik untuk LCT maka LCT sampai lumen usus halus diemulsifikasikan oleh pankreas lipase menjadi asam lemak bebas free fatty acid, FFA. FFA di dalam mukosa usus halus diubah kembali menjadi trigliserida. Trigliserida untuk meningkatkan kelarutannya di dalam tubuh maka berikatan dengan protein sehingga disebut dengan cylomicron lipoprotein. Cylomicron melalui saluran getah bening masuk ke dalam aliran darah. Di dalam aliran darah lemak atau trigliserida dapat melekat di dinding- dinding pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan risiko arterosklerosis. Setelah melalui sirkulasi darah menuju hati untuk dioksidasi. Hasil oksidasi berupa energi, kolesterol dan sisa lemak yang disimpan dalam jaringan lemak. Penimbunan terus-menerus dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas sehingga beresiko tinggi terkena hipertensi, penyempitan pembuluh darah, serangan jantung, stroke, diabetes dan kanker Sutarmi dan Rozaline, 2005.

2.4.1 Minyak Kelapa Murni

Minyak kelapa berasal dari kelapa hijau Cocos nucifera L. famili Arecaceae. Berdasarkan bahan dan cara pembuatannya, ada dua jenis minyak yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa. Minyak kelapa biasa diperoleh dari kopra yang dikeringkan di bawah sinar matahari pada udara terbuka serta terkontaminasi serangga dan pengotor sehingga harus di proses secara RDB refining, bleaching, deodorizing yaitu pemurnian, pemutihan, dan penghilangan aroma dengan cara pemanasan dan pemurnian dengan bahan kimia, tetapi minyak 18 kelapa murni merupakan minyak yang berasal dari kelapa segar tanpa proses pemanasan atau dengan pemanasan tidak lebih dari 60°C. Komposisi asam lemak VCO dan minyak kelapa tidak jauh berbeda. Akan tetapi, VCO karena dibuat tanpa pemanasan, masih mengandung antioksidan alami tidak dengan minyak kelapa biasa. Maka minyak kelapa biasa digunakan untuk menggoreng, sedangkan VCO biasanya langsung diminum sebagai makanan fungsionalmakanan kesehatan Gani dan Harlinawati, 2005; Sutarmi dan Rozaline, 2005. VCO tidak berwarna bening, tidak berasa, mempunyai aroma harum yang khas, titik cair 20 – 25°C, titik didih 225°C, tidak larut di dalam air tetapi larut dalam alkohol 1:1 serta komponennya terdiri dari asam lemak rantai menengah. Asam lemak rantai pendek dan rantai menengah merupakan sumber energi cepat bagi tubuh. Oleh sebab itu, apabila mengonsumsi minyak kelapa tubuh akan senantiasa enerjik, karena kebutuhan energi di dalam sel-sel tubuh tersuplai dengan cepat. Untuk suatu diet sehat, disarankan agar mengonsumsi VCO sekitar 200 kalori sehari atau sekitar 24 gram sehari, jumlah ini setara dengan 3 sendok makan sehari, untuk memperoleh hasil yang optimal sebaiknya para atlet mengonsumsi minyak kelapa murni sebagai kebiasaan sehari-hari tidak hanya digunakan sebelum atau selama pertandingan Darmoyuwono, 2006; Gani dan Harlinawati, 2005.

2.4.2 Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit berasal dari tumbuhan sawit Elaeis guineensis Jacq. famili Arecaceae. Minyak ini termasuk golongan LCT dan asam lemak tidak jenuh karena penyusun terbesar minyak kelapa sawit adalah asam oleat dan linoleat. Minyak kelapa sawit berwarna merah jingga karena kandungan 19 karotenoida terutaman β karotena. Minyak kelapa sawit memiliki titik cair 31 – 41°C dan titik didih 308 – 360°C Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008. Asam lemak tidak jenuh apabila kontak dengan udara pada suhu cukup tinggi akan cepat teroksidasi, akibatnya akan mudah berbau tengik. Selain itu, apabila dipanaskan akan mengalami penggumpalan sehingga menjadi kental. Hal ini disebabkan posisi atom H berubah dari posisi cis menjadi trans berseberangan. Kondisi minyak dalam posisi trans kurang baik dipakai sebagai minyak goreng karena akan memicu penyakit hipertensi, kanker, kolesterol, gangguan pembuluh darah, jantung, dan stroke Sutarmi dan Rozaline, 2005.

2.5 Efek Peningkatan Stamina dari Berbagai Bahan