Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Pengujian

22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yaitu untuk melihat pengaruh dosis minyak kelapa murni dan minyak kelapa sawit pada mencit terhadap peningkatan stamina dengan uji ketahanan berenang. a. Variabel bebas i. Variasi dosis minyak kelapa murni dan minyak kelapa sawit ii. Kontrol positif menggunakan kafein iii. Kontrol negatif menggunakan akuades b. Variabel terikat Efek peningkatan stamina yang timbul pada mencit. Parameter peningkatan efek stamina adalah lamanya waktu berenang mencit.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret 2015 – April 2015.

3.3 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: akuarium kaca, syringe oral, labu tentukur 10 ml, stopwatch, animal box, spuit 1 ml, corong, pipet 23 tetes, neraca analitik, perkamen, spatula, termometer, pompa udara, timbangan mencit, hairdryer, dan penggaris. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: minyak kelapa murni AZMI ® , minyak kelapa sawit SUNCO ® , kafein BPFI Baku Pembanding Farmakope Indonesia, dan akuades.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pembuatan Larutan Kafein

Larutan kafein konsentrasi 13 mgkg bb dibuat dengan cara menimbang kafein secara seksama 13 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml lalu ditambahkan akuades sampai batas tanda dan dikocok sampai larut Nurhayati, 2013.

3.4.2 Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji

1. Dipilih mencit dengan kriteria antara lain: a. Kriteria yang akan dipilih yaitu: galur yang sama, jenis kelamin jantan dengan usia 2-3 bulan, bobot badan berkisar antara 20 – 40 gram, serta kondisi sehat aktif dan tidak cacat. b. Kriteria eliminasi yaitu apabila mencit tidak dapat berenang dengan baik, mencit mati selama masa adaptasi, bobot badan mencit menurun dibawah 25 gram, mencit mati selama diberikan perlakuan. 2. Hewan uji yang telah dipilih berdasarkan kriteria tersebut, dipelihara dengan kondisi yang sama meliputi kandang, makanan, minuman, dan perlakuan-perlakuan lainnya. Aklimatisasi hewan uji dalam pemeliharaan 24 sekurang-kurangnya selama satu minggu sebelum hewan mendapatkan perlakuan. Hewan uji sebelum diberi perlakuan dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam namun tetap diberikan minum Yulianita, et l., 2013. 3. Setelah selesai masa aklimatisasi, dilakukan uji motorik terhadap seluruh mencit. Uji motorik tersebut bertujuan untuk menyeleksi mencit yang akan dijadikan objek dalam pengambilan data penelitian. Uji motorik dilakukan dengan cara merenangkan beberapa mencit sekaligus dalam akuarium kaca selama 10 menit dapat dilihat pada Lampiran 3. Mencit yang tidak memiliki kemampuan berenang yang baik tidak disertakan dalam pengujian dan dalam pengambilan data Yulianita, et al., 2013. 4. Sebelum diberikan perlakuan, mencit dipuasakan selama 12 jam, selanjutnya mencit ditimbang. Sampel diberikan secara oral dengan menyesuaikan volume pemberian terhadap berat badan mencit dapat dilihat pada Lampiran 2. Setelah dilakukan pencekokan, 30 menit kemudian dilakukan uji ketahanan berenang Nurhayati, 2013; Yulianita, et al., 2013.

3.5 Prosedur Pengujian

Sebelum penelitian dilakukan, telah dilakukan orientasi untuk menentukan konsentrasi yang tepat untuk pemberian VCO dan minyak kelapa sawit. Hewan uji dibagi menjadi 12 kelompok hewan uji. Masing masing terdiri dari 2 ekor hewan uji terdiri dari kelompok VCO 0,05 ml20 g bb; 0,1 ml20 g bb; 0,2 ml20 g bb; 0,3 ml20 g bb; 0,4 ml20 g bb dan dosis yang sama untuk minyak kelapa sawit serta kelompok kontrol negatif akuades 1 bb dan kafein 13 mgkgbb. 25 Hasil orientasi tersebut adalah dosis 0,05 ml20 g bb untuk VCO dan minyak kelapa sawit tidak berbeda signifikan dengan kontrol negatif dan dosis 0,3 ml20 g bb untuk VCO dan minyak kelapa sawit tidak berbeda signifikan dengan dosis 0,2 ml20 g bb dapat dilihat pada Lampiran 7. Hewan uji dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Pemberian bahan uji dilakukan secara akut yaitu diberikan pada hewan uji sebanyak satu dosis, untuk satu kali pemberian. Kelompok I kontol negatif diberikan akuades 1 bb. Kelompok II diberikan VCO 0,1 ml20 g bb. Kelompok III diberikan VCO 0,2 ml20 g bb. Kelompok IV diberikan VCO 0,4 ml20 g bb. Kelompok V kontrol positif diberikan kafein 13 mgkg bb. Kelompok VI pembanding diberikan minyak kelapa sawit 0,1 ml20 g bb. Kelompok VII diberikan minyak kelapa sawit 0,2 ml20 g bb. Kelompok VIII diberikan minyak kelapa sawit 0,4 ml20 g bb. Selanjutnya mencit dimasukkan ke dalam akuarium kaca yang dilengkapi pompa udara, air diisi kedalam akuarium yang suhunya 28°C kemudian dibiarkan berenang sekuat tenaga ditandai dengan kepala dan kedua tungkai depan berada di atas permukaan air struggling. Setelah itu mencit akan mengalami perubahan posisi berenang yang berarti mencit telah menunjukkan tanda kelelahan yang ditandai dengan posisi tubuh tidak lagi horizontal dengan permukaan air hingga posisi keempat kaki mencit lambat bergerak dan berhenti sekitar 7 detik di dalam air floatting. Data diambil dengan mencatat lamanya mencit mengalami fase struggling dan floatting menggunakan stopwatch dapat dilihat pada Lampiran 6 Matsumoto, et al., 1996; Nurhayati, 2013. 26

3.6 Analisis Data