5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stamina
Stamina adalah kemampuan daya tahan yang lama pada organisme untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu. Adapun definisi lain stamina
adalah kekuatan dan energi fisik seseorang yang memungkinkan dapat bertahan dalam kerja atau dalam kesehatan tubuh; daya tahan; ketabahan dan ketahanan
mental; keuletan Ariadi, 2012; Dept. Pendidikan Nasional, 2005. Aktivitas stamina dilakukan dalam intensitas yang tinggi kecepatan tinggi, frekuensi tinggi,
dan menggunakan kekuatan. Paru-paru, jantung, pusat saraf, dan otot bekerja berat dalam hal meningkatkan stamina Ariadi, 2012.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stamina
Beberapa faktor yang mempengaruhi stamina antara lain keturunan atau genetik, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, asupan zat gizi, dan status gizi.
2.2.1 Genetik
Keturunan dan genetik merupakan sifat-sifat spesifik yang ada di dalam tubuh seseorang sejak lahir. Sifat-sifat ini terutama berpengaruh pada komposisi
serabut otot dan komposisi tubuh. Faktor keturunan terhadap tipe serat otot, denyut jantung yang mempengaruhi stamina dapat diubah dengan latihan
kebugaran. Sebuah penelitian menyatakan bahwa 70 VO
2
max ditentukan oleh faktor genetik. VO
2
max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan Hapsari,
2011; Ariadi, 2012.
6
2.2.2 Usia
Semakin bertambahnya usia semakin rendah kekuatan stamina. Hal ini ditandai adanya penurunan otot kaki dan punggung sekitar 25 pada usia 20 – 30
tahun dan 25 – 55 penurunan otot lengan pada usia 30 – 80 tahun. Penurunan ini disebabkan penurunan massa otot pada usia lanjut. Pada usia lanjut massa lemak
bebas menurun hingga 15 pada usia 50 tahun. Perubahan komposisi berhubungan dengan rendahnya aktivitas fisik, asupan makanan, dan perubahan
hormonal khususnya pada wanita. Pada anak-anak stamina akan bertambah 5 - 10 seiring dengan peningkatan tinggi badan dan kekuatan otot sebelum masa
pubertas pada usia 6 – 12 tahun. Puncak nilai VO
2
max dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun. Secara umum, kemampuan aerobik turun perlahan setelah usia
25 tahun. Penurunan rata-rata VO
2
max per tahun adalah 0,46 mlmenitkg untuk pria 1,2 dan 0,54 mlmenitkg untuk wanita 1,7 Hapsari, 2011; Ariadi,
2012.
2.2.3 Jenis Kelamin
Sebelum pubertas tidak ada perbedaan kekuatan stamina antara laki-laki
dan perempuan. Setelah usia pubertas kekuatan stamina pada wanita lebih rendah
15 – 25 dari pria. Perbedaan tersebut disebabkan adanya hubungan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh kegemukan dapat mengurangi VO
2
max, jumlah hemoglobin oksigen berikatan dengan sel darah merah maka kadar
oksigen dalam darah ditentukan oleh kadar hemoglobin yang tersedia, kapasitas paru-paru dan lain-lain. Kekuatan stamina setelah pubertas lebih tinggi pada pria
karena terjadinya peningkatan sekresi hormon testosteron yang berhubungan dengan bertambahnya massa otot. Mulai usia 10 tahun, VO
2
max laki-laki menjadi
7 lebih tinggi 12 dari perempuan. Pada usia 12 tahun, perbedaannya menjadi 20,
dan pada usia 16 tahun VO
2
max laki-laki 37 lebih tinggi dibanding perempuan Hapsari, 2011; Ariadi, 2012.
2.2.4 Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diproduksi oleh
kontraksi otot. Latihan aktivitas fisik yang intensif dapat meningkatkan stamina
dan VO
2
max. Latihan fisik yang efektif meliputi durasi, frekuensi, intensitas tertentu. Kegiatan dan latar belakang latihan fisik seseorang mempengaruhi
adanya perbedaan tingkat kekuatan stamina. Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan
pernapasan lebih efisien pada saat istirahat Ariadi, 2012.
2.2.5 Asupan Zat Gizi
Ketersediaan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak berpengaruh terhadap kebugaran tubuh karena ketiga zat gizi tersebut menyediakan energi
yang dibutuhkan dalam beraktivitas agar tidak terjadi kelelahan. Diet tinggi karbohidrat kompleks meningkatkan kapasitas ketahanan dalam memproduksi
glikogen sehingga dapat mencegah kelelahan akibat latihan yang intensif. Meningkatkan kontribusi asam lemak rantai sedang sebelum melakukan latihan
intensif dapat meningkatkan energi yang dihasilkan. Walaupun protein fungsi utamanya bukan sebagai sumber energi tetapi berperan dalam membangun
struktur dasar jaringan otot Hapsari, 2011.
2.2.6 Status Gizi
Status gizi merupakan gambaran keadaan kesehatan seseorang tentang perkembangan keseimbangan antara asupan intake dan kebutuhan requirement
8 untuk berbagai proses biologis termasuk untuk tumbuh. Status gizi yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh IMT memiliki hubungan yang negatif dengan kebugaran, yang berarti semakin tinggi IMT seseorang maka semakin
rendah skor tes keburagan tubuhnya. Namun apabila dilakukan latihan yang intensif faktor status gizi dapat diabaikan Hapsari, 2011. IMT dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut: IMT =
Berdasarkan National Institutes of Health, individu dengan IMT: -
Kurang dari 18,5 dianggap kekurangan bobot badan -
18,5 hingga 24,9 dianggap memiliki bobot normal -
25 hingga 29,9 dianggap kelebihan bobot badan -
30 ke atas digolongkan sebagai gemuk -
40 ke atas digolongkan sebagai sangat gemuk Ansel dan Prince, 2004.
2.3 Bahan-bahan yang Dapat Meningkatkan Stamina
Ada beberapa komponen yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan, yang dapat meningkatkan stamina, antara lain alkaloid, flavonoid, ginsenosida, kafein,
kreatin, karnitin, beta hidroksi-beta metil butirat HMB, serta trigliserida rantai menengah Sumarny dan Shandiutami, 2013; Fushiki, et al., 1994; Nurhayati,
2013; Hermayanti, 2013; Watson, 2003.
2.3.1 Kafein
Sumber utama penghasil kafein adalah kopi, teh, coklat, dan minuman ringan kafein yang dikembangkan sebagai minuman energi. Kafein digunakan
untuk meningkatkan aktivitas atau kinerja dengan menstimulasi sistem saraf pusat
9 Central Nervous System=CNS dan memfasilitasi percepatan produksi pada otot.
Sebagai penstimulasi CNS, kafein khususnya mempengaruhi persepsi usaha, rasa kantuk, dan meningkatkan kewaspadaan. Penelitian di laboratorium menemukan
bahwa kafein dengan konsentrasi 3 – 13 mgkg massa tubuh digunakan satu jam sebelum atau selama latihan dapat meningkatkan stamina atau daya tahan
sehingga dapat meningkatkan kinerja waktu latihan Larson and Meyer, 2007. Pada umumnya kafein sebagai antagonisme reseptor adenosin. Adenosin
adalah neurotransmiter yang bekerja mengaktifkan reseptor A
1
sehingga menghambat proses lipolisis. Karena senyawa kafein dan adenosin memiliki
struktur yang hampir sama maka kafein memiliki potensi untuk menduduki reseptor adenosin sehingga lipolisis berlangsung. Apabila lipolisis berlangsung
maka asam lemak bebas akan meningkat sehingga terjadi penundaan pemakaian glikogen sebagai sumber energi oleh karena itu dapat memperbaiki stamina dan
menunda kelelahan. Kafein dinyatakan sebagai agen yang dapat meningkatkan kinerja daya tahan atau stamina namun kafein memiliki efek samping dapat
meningkatkan denyut jantung, meningkatkan tremor atau agitasi psikomotorik yaitu suatu gangguan motorik dimana terjadi peningkatan aktivitas motorik diluar
kesadaran Watson, 2003.
2.3.2 Karnitin
Karnitin β- hidroksi-γ-trimetilamonium butirat merupakan senyawa yang
tersebar luas dan melimpah di otot. Karnitin bekerja pada proses siklus metabolisme lemak. Siklus ini berupa penyampaian asam lemak menjadi energi
tubuh, aktivasi asam lemak rendah dan proses oksidasi di dalam mitokondria dapat bekerja tidak bergantung pada karnitin kecuali asam lemak rantai panjang
10 yang harus bergantung dengan karnitin agar dapat menembus interna mitokondria
untuk dapat dioksidasi. Karnitin diperoleh dari daging dan produk-produk olahan susu tetapi tidak ditemukan pada tumbuhan. Tubuh memproduksi karnitin dari
asam amino lisin dan metionin yang disintesis di hati dan ginjal dalam jumlah kecil sehingga membutuhkan asupan dari luar sekitar 2 - 6 ghari Larson and
Meyer, 2007; Murray, 2001.
2.3.3 Gingseng
Gingseng Panax schinsen termasuk famili Araliaceae yang berasal dari China dan Korea. Gingseng dianggap sebagai adaptogenik, stimulan herbal
dengan sifat aprodisiaka yang merupakan bahan utama dalam ramuan tradisional Cina. Digunakan untuk memulihkan energi vital pada orang tua dan individu yang
lemah karena sakit. Gingseng memiliki banyak khasiat seperti untuk jantung, imunitas, endokrin, sistem saraf pusat, yang berkontribusi untuk meningkatkan
kesehatan dan vitalitas. Gingseng memiliki aktivitas spesifik dalam menurunkan stres, meningkatkan daya ingat, antioksidan, efek glikemik, dan anti tumor. Dalam
sebuah penelitian, ginseng dapat meningkatkan kinerja daya tahan pada hewan percobaan yang dapat diamati setelah diberikan ginsenosida. Ginsenosida
menstimulasi peningkatan pelepasan dopamin dan norepinefrin. Dopamin merupakan suatu neurotransmitter yang di bentuk di dalam otak yang berfungsi
untuk mengatur pergerakan dan rasa senang sehingga efek stres yang ditimbulkan oleh kelelahan dapat berkurang. Norepinefrin bekerja untuk merelaksasi saluran
udara di paru-paru dan meningkatkan pernapasan maka efek terengah-engah yang ditimbulkan oleh kelelahan dapat diatasi. Dopamin dan norepinefrin yang
meningkat di dalam tubuh dapat menyebabkan hiperpolarisasi sehingga saraf otak
11 tidak peka terhadap impuls yang disampaikan oleh otot bahwa telah terjadi
kelelahan Watson, 2003.
2.3.4 Temu Giring Temu giring Curcuma heyneana Val. termasuk famili Zingiberaceae
telah teruji secara in vitro pada hewan uji mencit dapat meningkatkan ketahanan tubuh atau stamina. Kandungan utama temu giring berupa flavonoid yaitu
kurkumin. Tanaman yang mengandung flavonoid dapat menghambat ATP untuk berikatan pada kanal kalsium ATPase sehingga menghambat penyerapan kalsium
untuk masuk ke dalam retikulum sarkoplasma yaitu cairan sel otot yang berfungsi tempat miofibril dan miofilamen berada. Miofibril merupakan serat otot untuk
dapat berkontraksi atau relaksasi sedangkan miofilamen merupakan otot yang memendek apabila berkontrasi yang dipengaruhi protein aktin dan memanjang
apabila relaksasi yang dipengaruhi oleh protein miosin. Adanya hambatan ini menyebabkan kadar kalsium di sitosol kemudian berikatan dengan troponin yang
bekerja mengatur kontraksi otot pada otot jantung dan otot rangka, ikatan dengan troponin ini yang akan menyebabkan kontraksi otot sehingga tidak terjadi
kelelahan Susilo, et al., 2013.
2.3.5 Pronojiwo
Pronojiwo Euchresta horsfieldii Benn. famili Fabaceae adalah salah satu jenis tanaman obat yang dapat ditemukan di pegunungan Tengger yang telah
teruji secara in vitro pada mencit dapat meningkatkan stamina. Tanaman perdu dengan buah polong dan biji ini dikenal sebagai obat penguat tubuh dan telah
diproduksi oleh industri jamu menjadi komoditas bernilai ekonomi dalam berbagai macam produk jadi. Akar dan batang pronojiwo mengandung flavonoid,
12 isoflavon, yang berfungsi sebagai anti mikroba dan antivirus. Pada biji
mengandung alkaloid berupa sitosin dan matrin yang memiliki khasiat meningkatkan stamina. Alkaloid secara fisiologis dapat melancarkan peredaran
darah pada saraf pusat serebral atau sirkulasi darah tepi perifer sehingga dapat menimbulkan efek tonikum meningkatkan stamina Nurhayati, 2013.
2.3.6 Kreatin
Kreatin paling banyak ditemukan pada otot kerangka pada tubuh terutama sebagai kreatin posfat. Kreatin merupakan bentuk penyimpanan penting dari
energi. Banyak penelitian telah menemukan bahwa suplemen kreatin pemberian oral efektif untuk meningkatkan massa tubuh satu sampai dua kilogram dan
kinerja selama intensitas tinggi, durasi pendek pada saat latihan seperti latihan kekuatan yang dilakukan berulang, bersepeda dalam intensitas tinggi atau lari
berjarak, berenang, dan meningkatkan daya tahan. Asupan kreatin dalam makanan sekitar 2 gram per hari pada daging karena kreatin banyak terdapat pada jaringan
otot, kreatin juga diproduksi oleh tubuh yang berasal dari asam amino glisin, metionin dan arginin Larson and Meyer, 2007.
2.3.7 Beta-hidroksi-beta-metil butirat
Beta-hidroksi-beta-metilbutirat HMB merupakan metabolit dari leusin yaitu asam amino rantai cabang yang mengatur metabolisme protein. HMB
ditemukan dalam jumlah kecil pada beberapa makanan yang kaya akan protein seperti ikan dan susu. Tubuh dapat memproduksi HMB jika asupan protein dan
asupan leusin mencukupi. HMB digunakan untuk meningkatkan kekuatan daya tahan atau stamina pada atlet tetapi tidak mengubah massa tubuh. HMB
dianjurkan digunakan untuk atltet untuk mengurangi kekurangan protein dan
13 kerusakan otot terutama pada saat latihan dan pada latihan intensitas yang tinggi
Larson and Meyer, 2007.
2.3.8 Trigliserida Rantai Menengah
Trigliserida rantai menengah MCT merupakan suatu lemak yang tersusun dari asam lemak yang didominasi oleh asam lemak rantai sedang C6 –
C12. Karena molekul MCT kecil, MCT langsung dihidrolisis sempurna menjadi monoasilgliserol dan MCFA medium chain fatty acid melalui lipase pada mulut
dan lipase pada lambung. Absorbsi MCFA langsung dikirim ke hati melalui vena porta dan dapat melewati membran mitokondria tanpa karnitin sehingga lebih
mudah diuraikan oleh β oksidasi dibandingkan LCT. MCFA dimetabolisme menjadi energi stamina siap pakai. MCT menghasilkan 8 Kcal per gram. MCT
dapat dijadikan sebagai minuman fungsional yaitu serangkaian minuman meliputi produk segar dan utuh maupun produk olahan, yang diperkaya dan ditingkatkan
mutunya sehingga menguntungkan bagi kesehatan dan mengurangi risiko penyakit pada konsumen Che Man and Manaf, 2006; Silalahi, 2006.
Minuman fungsional berbeda dengan doping yang digunakan oleh para atlet untuk meningkatkan stamina selama latihan ataupun pertandingan. Doping
adalah upaya meningkatkan prestasi berupa peningkatan stamina dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait
dengan indikasi medis. Doping berupa narkotik, obat golongan diuretik, golongan beta blocker, golongan anabolik maupun hormon yang berfungsi memacu otot
untuk tetap bekerja bukan meningkatkan metabolisme dari tubuh sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada otot karena otot dipaksa untuk tetap berkontraksi,
bersifat ketergantungan dan memiliki efek samping terhadap peningkatan dan
14 penurunan hormon di dalam tubuh serta penyakit yang berhubungan dengan ginjal
dan kardiovaskular. Trigliserida rantai menengah tidak memiliki efek samping yang berarti. MCT dapat ditemukan pada minyak inti sawit dan minyak kelapa
murni Nosaka, et al., 2009; Budiawan, 2013.
2.4 Lemak
Lemak tersusun oleh trigliserida triasilgliserol; TAG berupa triester dari satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak yang sama ataupun berbeda,
dengan reaksi kimia sebagai berikut: H
R
1
-COOH HO-CH
2
H – C – O – C – R
1
R
2
- COOH + HO-CH H – C
– O – C – R
2
+ 3H
2
O R
3
-COOH HO-CH
2
H – C
’
– O – C – R
3
H Asam Lemak Gliserol Trigliserida Air
Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus tanpa cabang yang mengandung atom karbon genap mulai dari C-4, tetapi yang paling banyak adalah
C-16 dan C-18. Asam lemak dapat dikelompokkan berdasarkan panjang rantai, ada tidaknya ikatan rangkap, dan isomer trans-cis Silalahi dan Nurbaya, 2011.
Berdasarkan jumlah ikatan rangkap, asam lemak terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh dapat dibagi menjadi dapat
dibagi atas tiga golongan, yaitu asam lemak jenuh saturated fatty acid, SFA, asam lemak tak jenuh tunggal mono unsaturated fatty acids, MUFA, dan asam
15 lemak tak jenuh jamak polyunsaturated fatty acid, PUFA Silalahi dan Nurbaya,
2011. Asam lemak berdasarkan panjang rantai karbon meliputi asam lemak
rantai pendek short chain fatty acids, SCFA mengandung jumlah atom karbon C-4 sampai dengan C-8 asam lemak rantai sedang medium chain fatty acids,
MCFA mengandung atom karbon C-10 sampai dengan C-12, asam lemak rantai panjang long chain fatty acids, LCFA mengandung jumlah atom karbon C-14
atau lebih Silalahi dan Nurbaya, 2011. Berdasarkan komposisi dari suatu lemak, lemak dibedakan menjadi MCT dan LCT. MCT terdapat pada minyak inti sawit
dan minyak kelapa. Sedangkan LCT terdapat di dalam hampir semua minyak- minyak yang beredar di pasaran seperti minyak kelapa sawit. Kandungan asam
lemak yang terdapat pada minyak kelapa murni dengan minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Kandungan Asam Lemak pada Minyak Kelapa Murni dengan Minyak
Kelapa Sawit per 100 gram Kandungan
Minyak Kelapa Murni
Minyak Kelapa Sawit
Medium chain fatty acids MCFA Asam kaprilat C-8
8 gram Asam kaprat C-10
10 gram Asam laurat C-12
48 gram Long chain fatty acids LCFA
Asam miristat C-14 17 gram
1,4 gram Asam palmitat C-16:1
9 gram 40,1 gram
Asam stearat C-18 2 gram
5,5 gram Asam oleat C-18:1
6 gram 42,7 gram
Asam linoleat C-18:2 2 gram
10,3 gram Sumber: Darmoyuwono, 2006; Mangoensoekarjo, 2008
16 Karakteristik kimia, fisika, dan biokimia metabolisme dari suatu lemak
ditentukan oleh komposisi asam lemak dan juga oleh posisi stereospesifik numering sn-1, sn-2 dan sn-3 asam lemak triasilgliserol Silalahi dan Nurbaya,
2011. Metabolisme MCT dan LCT dalam bentuk asam lemaknya dapat dilihat
pada Gambar 2.4 Sumber: Silalahi dan Nurbaya, 2011.
Gambar 2.4. Perbedaan Metabolisme MCT dan LCT
Proses metabolisme MCT dan LCT pada Gambar 2.4 menunjukkan bahwa MCT di dalam mulut dan lambung akan dihidrolisis oleh lingual lipase dan gastrik
lipase menjadi MCFA, DAG, MAG. Lingual lipase dan gastrik lipase spesifik untuk menghidrolisis lemak rantai pendek dan lemak rantai sedang. MCFA, DAG,
MAG masuk ke dalam usus halus untuk melanjutkan hidrolisis. MCFA, DAG, MAG akan lebih mudah berinteraksi dengan media air dalam darah sehingga
Lingual lipase air liur
Gastrik lipase
MCFA, LCFA, 2-MAG Pankreatik lipase
MCFA, MAG, DAG, SCFA
Hati
Jantung
MCFA ≤C12
Lambung TAG
Usus halus Jaringan
Lapisan mukosa usus
MCFA ≤C12
Sistem limpatik
Mulut
MCFA, MAG, DAG
MCFA ≤C12
17 dapat langsung diserap melalaui vena porta menuju hati untuk dioksidasi menjadi
energi Silalahi dan Nurbaya, 2011. Lingual lipase dan gastrik lipase tidak spesifik untuk LCT maka LCT
sampai lumen usus halus diemulsifikasikan oleh pankreas lipase menjadi asam lemak bebas free fatty acid, FFA. FFA di dalam mukosa usus halus diubah
kembali menjadi trigliserida. Trigliserida untuk meningkatkan kelarutannya di dalam tubuh maka berikatan dengan protein sehingga disebut dengan cylomicron
lipoprotein. Cylomicron melalui saluran getah bening masuk ke dalam aliran darah. Di dalam aliran darah lemak atau trigliserida dapat melekat di dinding-
dinding pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan risiko arterosklerosis. Setelah melalui sirkulasi darah menuju hati untuk dioksidasi. Hasil oksidasi
berupa energi, kolesterol dan sisa lemak yang disimpan dalam jaringan lemak. Penimbunan terus-menerus dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan
obesitas sehingga beresiko tinggi terkena hipertensi, penyempitan pembuluh darah, serangan jantung, stroke, diabetes dan kanker Sutarmi dan Rozaline,
2005.
2.4.1 Minyak Kelapa Murni
Minyak kelapa berasal dari kelapa hijau Cocos nucifera L. famili Arecaceae. Berdasarkan bahan dan cara pembuatannya, ada dua jenis minyak
yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa. Minyak kelapa biasa diperoleh dari kopra yang dikeringkan di bawah sinar matahari pada udara terbuka serta
terkontaminasi serangga dan pengotor sehingga harus di proses secara RDB refining, bleaching, deodorizing yaitu pemurnian, pemutihan, dan penghilangan
aroma dengan cara pemanasan dan pemurnian dengan bahan kimia, tetapi minyak
18 kelapa murni merupakan minyak yang berasal dari kelapa segar tanpa proses
pemanasan atau dengan pemanasan tidak lebih dari 60°C. Komposisi asam lemak VCO dan minyak kelapa tidak jauh berbeda. Akan tetapi, VCO karena dibuat
tanpa pemanasan, masih mengandung antioksidan alami tidak dengan minyak kelapa biasa. Maka minyak kelapa biasa digunakan untuk menggoreng, sedangkan
VCO biasanya langsung diminum sebagai makanan fungsionalmakanan kesehatan Gani dan Harlinawati, 2005; Sutarmi dan Rozaline, 2005.
VCO tidak berwarna bening, tidak berasa, mempunyai aroma harum yang khas, titik cair 20 – 25°C, titik didih 225°C, tidak larut di dalam air tetapi
larut dalam alkohol 1:1 serta komponennya terdiri dari asam lemak rantai menengah. Asam lemak rantai pendek dan rantai menengah merupakan sumber
energi cepat bagi tubuh. Oleh sebab itu, apabila mengonsumsi minyak kelapa tubuh akan senantiasa enerjik, karena kebutuhan energi di dalam sel-sel tubuh
tersuplai dengan cepat. Untuk suatu diet sehat, disarankan agar mengonsumsi VCO sekitar 200 kalori sehari atau sekitar 24 gram sehari, jumlah ini setara
dengan 3 sendok makan sehari, untuk memperoleh hasil yang optimal sebaiknya para atlet mengonsumsi minyak kelapa murni sebagai kebiasaan sehari-hari tidak
hanya digunakan sebelum atau selama pertandingan Darmoyuwono, 2006; Gani dan Harlinawati, 2005.
2.4.2 Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit berasal dari tumbuhan sawit Elaeis guineensis Jacq. famili Arecaceae. Minyak ini termasuk golongan LCT dan asam lemak tidak
jenuh karena penyusun terbesar minyak kelapa sawit adalah asam oleat dan linoleat. Minyak kelapa sawit berwarna merah jingga karena kandungan
19 karotenoida terutaman β karotena. Minyak kelapa sawit memiliki titik cair 31 –
41°C dan titik didih 308 – 360°C Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008. Asam lemak tidak jenuh apabila kontak dengan udara pada suhu cukup
tinggi akan cepat teroksidasi, akibatnya akan mudah berbau tengik. Selain itu, apabila dipanaskan akan mengalami penggumpalan sehingga menjadi kental. Hal
ini disebabkan posisi atom H berubah dari posisi cis menjadi trans berseberangan. Kondisi minyak dalam posisi trans kurang baik dipakai sebagai
minyak goreng karena akan memicu penyakit hipertensi, kanker, kolesterol, gangguan pembuluh darah, jantung, dan stroke Sutarmi dan Rozaline, 2005.
2.5 Efek Peningkatan Stamina dari Berbagai Bahan
Untuk mengetahui efek peningkatan stamina pada hewan uji digunakan beberapa metode ataupun alat pendukung seperti metode ketahanan berenang
natatory exhaustion, alat treadmill, dan alat rotarod Matsumoto, et al., 1996; Sumarny dan Shandiutami, 2013; Hermayanti, 2013.
Metode ketahanan berenang natatory exhaustion merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi kapasitas stamina atau daya tahan dari
mencit setelah dilakukan diet atau pemberian obat tertentu dengan menggunakan media air. Metode ketahanan berenang dilakukan dengan cara, akuarium yang
berisi air dipasang pompa udara untuk menghasilkan arus air yang konstan. Posisi tubuh mencit diawal berenang yaitu tubuh berada sejajar dengan permukaan air.
Kelelahan terjadi apabila tubuh mencit perlahan tenggelam atau tidak lagi sejajar dengan permukaan air dan terdapat banyak buih disekitar hewan uji karena nafas
20 yang terengah-engah. Ini berlangsung tidak lebih dari 7 detik Matsumoto, et al.,
1996. Alat treadmill biasa digunakan untuk mengevaluasi kapasitas kerja atau
stamina dari hewan uji rodensia pengerat seperti tikus dan hamster. Alat ini bekerja kurang efektif untuk rodensia yang lebih kecil seperti mencit. Alat
treadmill tidak digunakan untuk mencit karena treadmill terlalu besar untuk ukuran mencit, untuk menghindari sengatan listrik, luka pada ekor mencit,
frekuensi kecelakaan meningkat jika kecepatan lari ditingkatkan Matsumoto, et al., 1996.
Alat rotarod biasa digunakan untuk analisa sediaan hipnotif-sedatif dan tonikum. Tonikum adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dapat
memperkuat tubuh atau tambahan tenaga atau energi pada tubuh. Tonikum dapat meregangkan otot atau memperkuat sistem fisiologi tubuh sebagaimana halnya
olahraga yang dapat memperkuat otot-otot, yaitu dengan meningkatkan kelenturan alami, sistem pertahanan tubuh. Alat pemutar rotarod dijalankan dengan
kecepatan tertentu sehingga mencit atau tikus akan berusaha mencengkramkan kakinya untuk bertahan dengan meningkatkan koordinasi motorik agar tidak
terjatuh pada saat batang rotarod berputar. Data yang diamati adalah durasi lama ketahanan mencit atau tikus di atas rotarod. Semakin jarang hewan uji terjatuh
dari alat rotarod maka semakin baik efek peningkatan stamina yang diberikan oleh bahan uji. Sebaliknya, semakin sering hewan uji terjatuh dari alat rotarod maka
semakin baik efek sediaan hipnotif-sedatif yang diberikan Sumarny dan Sandhiutami, 2013; Hermayanti, 2013. Efek peningkatan stamina merupakan
21 perbandingan hasil setelah pemberian bahan uji dengan hasil kontrol negatif yang
dapat dilihat pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Efek Peningkatan Stamina dari Berbagai Bahan
Bahan Uji Metode
Dosis Peningkatan
Stamina Sumber
MCT kronik
Natatory exhaustion
80 g kg bb 36,16 menit
Fushiki, et al., 1994
MCT + LCT Natatory
exhaustion 80 g kg bb +
20 gkg bb 51,36 menit
Fushiki, et al., 1994
Biji Pronojiwo
Natatory exhaustion
0,52 mg20 g bb
9,52 menit Nurhayati, 2013
Lada hitam Rotarod
0,32 mg20 g bb
24,9 menit Sumarny dan
Sandhiutami, 2013 Gingseng
Natatory exhaustion
1,56 mg20 g bb
9,91 menit Susilo, et al., 2013
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yaitu untuk melihat pengaruh dosis minyak kelapa murni dan minyak kelapa sawit pada
mencit terhadap peningkatan stamina dengan uji ketahanan berenang. a.
Variabel bebas i.
Variasi dosis minyak kelapa murni dan minyak kelapa sawit ii.
Kontrol positif menggunakan kafein iii.
Kontrol negatif menggunakan akuades b.
Variabel terikat Efek peningkatan stamina yang timbul pada mencit. Parameter
peningkatan efek stamina adalah lamanya waktu berenang mencit.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret 2015 – April 2015.
3.3 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: akuarium kaca, syringe oral, labu tentukur 10 ml, stopwatch, animal box, spuit 1 ml, corong, pipet