UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3. Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Senyawa aktif
yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Diketahuinya senyawa aktif yang dikandung
oleh simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan daun mudah diserap oleh pelarut, karena itu
pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk sampai halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu dan kulit akar susah diserap oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk
sampai halus Depkes, 2000.
2.3.1. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan perendaman menggunakan pelarut dengan pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan dengan
pengadukan secara terus menerus disebut maserasi kinetik sedangkan yang dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian terhadap maserat
pertama dan selanjutnya adalah remaserasi Depkes RI, 2000.
2.3. Tinjauan Hewan Percobaan
2.4.1. Klasifikasi Tikus Putih
Menurut Krinke 2000 klasifikasi Tikus putih Rattus norvegicus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Rattus
Species : norvegicus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4.2. Biologis Tikus Putih Rattus norvegicus
Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan
mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pangamatan laboratorik. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya
terhadap suatu perlakuan mungkin tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya Selain itu, penggunaan tikus sebagai hewan percobaan juga didasarkan atas
pertimbangan ekonomis dan kemampuan hidup tikus hanya 2-3 tahun dengan lama produksi 1 tahun.
Kelompok tikus laboratorium pertama-tama dikembangkan di Amerika Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih dibandingkan tikus liar
antara lain lebih cepat dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan musiman, dan umumnya lebih cepat berkembang biak. Kelebihan lainnya sebagai hewan
laboratorium adalah sangat mudah ditangani, dapat ditinggal sendirian dalam kandang asal dapat mendengar suara tikus lain dan berukuran cukup besar sehingga
memudahkan pengamatan. Secara umum, berat badan tikus laboratorium lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar. Biasanya pada umur empat minggu beratnya
35-40 g, dan berat dewasa rata-rata 200-250 g, tetapi bervariasi tergantung pada galur. Galur Sprague Dawley merupakan galur yang paling besar diantara galur yang
lain. Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian. Galur-
galur tersebut antara lain : Wistar, Sprague-Dawley, Long Evans, dan Holdzman. Dalam penelitian ini digunakan galur Sprague-Dawley dengan ciri-ciri berwarna
putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang daripada badannya Smith dan Mangkoewidjojo 1988. Tikus ini pertama kali diproduksi oleh peternakan Sprague
Dawley. Tikus Sprague Dawley merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna secara ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan
kemudahan penanganannya. Adapun data biologis tikus sebagai berikut :
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2.1. Data biologis tikus yang sejenis dengan penelitian ini Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988. Lama hidup
2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun Lama produksi ekonomis I tahun
Lama bunting 20-22 hari
Umur dewasa 40-60 hari
Umur dikawinkan 8-10 minggu jantan dan betina
Siklus kelamin Poliestrus
Siklus estrus 4-5 hari
Lama estrus 9-20 jam
Perkawinan Pada waktu estrus
Ovulasi 8- 11 jam sesudah timbul estrus, spontan
Fertilisasi 7-10 jam sesudah kawin
Implantasi 5-6 hari sesudah fertilisasi
Berat dewasa 300-400 g jantan; 250-300 g betina
Suhu rektal 36-39
o
C rata-rata 37,5
o
C Pernapasan
65-115menit, turun menjadi 50 dengan anestesi, naik sampai 150 dalam stress
Denyut jantung 250 bitmenit, turun menjadi 250 dengan anestesi, naik
sampai 550 dalam stress Tekanan Darah
90-180 sistol, 60-145 diastol, turun menjadi 80 sistol, 55 diastol dengan anestesi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5. Sistem Reproduksi Tikus Jantan