Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

seseorang harus menjadi lebih baik dalam hidupnya dan terhindar dari perilaku –perilaku buruk sebelumnya”. 8 Manusia beribadah kepada Allah dengan mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui pula bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan naik haji ke Baitullah. Dalam arti melaksanakan segala amal perbuatan yang terkandung dalam rukun Islam, dan melaksanakan setiap perbuatan yang dapat memperoleh keridhoan Allah dalam segala tingkah laku manusia. Ibadah merupakan media wasilah yang akan menghubungkan manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan sesamanya. Komunikasi yang intens dengan Allah SWT. Diharapkan dapat melahirkan kesadaran –kesadaran baru yang positif, di antaranya: pertama, kesadaran akan kebesaran Allah SWT., sehingga seseorang akan menjauhkan diri dari setiap keburukan dan kemaksiatan. Kedua , meningkatnya perasaan kesederajatan al-musawa antara sesama yang tercermin dalam keluhuran dan kepekaan jiwa untuk memperhatikan kaum yang lemah. 9 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ibadah merupakan manifestasi murni dari aqidah. Yaitu suatu sistem praktis untuk menguatkan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan antar individu atau hubungan manusia dengan masyarakat dari seorang insan yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu ibadah mempunyai peranan besar dalam membina peradaban manusia. Kemudian tentang istilah shalat, menurut bahasa adalah do ‟a. Dalam firman Allah surat At-Taubat:103 8 Roni Ismail , Menuju Hidup Islam, Yogjakarta: Pustaka Insan Madani , 2008, hlm. 129 9 Ibid., hlm130. .......Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui At-Taubah:103 Sedangkan, shalat menurut terminologi syara ‟ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. 10 Shalat merupakan pangkal tolak pembinaan kepribadian seorang muslim , yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai tiang agama Islam, satu- satunya ibadah yang diwajibkan secara berulang- ulang setiap hari seumur hidup. Menurut Moh. Rifa‟i, “Shalat ialah menghadapkan hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat- syarat yang telah ditentukan syara ”. 11 Dari ketiga istilah di atas maka dapat ditarik garis kesimpulan bahwa keterampilan ibadah shalat adalah kemampuan seseorang dalam melakukan ucapan dan perbuatangerakan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan tujuan mengabdi kepada Allah SWT.

b. Dasar-dasar Perintah Shalat

Shalat adalah ibadah yang diwajibkan atas setiap umat manusia. Shalat adalah kewajiban yang selalu tidak boleh ditinggalkan. Pentingnya mengerjakan shalat dan larangan untuk meninggalkan memberikan pengertian bahwa shalat adalah ibadah yang esensial dalam kehidupan manusia. Dalil yang mewajibkan shalat dalam Al- Qur ‟an surat Al-Baqarah ayat 43: 10 Abdul Azis Muhammad Azzam, Fiqih Ibadah, Jakarta : AMZAH , 2009 , hlm . 145 11 Moh. Rifa‟i , Risalah Shalat Lengkap, Semarang : PT : karya Toha Putra , 2009, hlm.32 Artinya: “Dan dirikanlah shalat, dan keluarkan zakat, dan tunduklah atau rukuk bersama-sama orang- orang yang rukuk.” S. Al- Baqoroh : 43. 12 Sedangkan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45 juga menerangkan tentang kewajiban shalat. Arti nya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” Al-Ankabut:45.

c. Syarat-syarat Wajib dan Rukun Shalat Lima Waktu

1 Islam Orang yang bukan Islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak dituntut untuk mengerjakannya di dunia hingga ia masuk Islam, karena meskipun dikerjakannya, tetap tidak sah. Tetapi ia akan mendapat siksaan di akhirat karena ia tidak shalat, sedangkan ia dapat mengerjakan shalat dengan jalan masuk Islam terlebih dahulu. Begitulah seterusnya hukum-hukum furu ‟ terhadap orang yang tidak Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al- Muddassir. 12 Departemen Agama RI, Al Qur ’an Al Karim dan Terjemah, Semarang: PT. Karya Toha Putra,1996, hlm. 7 Artinya: “Berada di dalam surga, mereka tanya-menanya tentang keadaan orang-orang yang berdosa, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalalam Saqar neraka? Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak pula memberi makan orang miskin ”. Al- Muddasssir:40-44 Apabila orang kafir masuk Islam, maka ia tidak diwajibkan mengqada shalat sewaktu ia belum Islam, begitu juga puasa dan ibadah lainnya, tetapi amal kebaikannya sebelum Islam tetap akan mendapat ganjaran yang baik. 2 Suci dari haid kotoran dan nifas. Kewajiban pelaksanaan shalat tidak ditujukan pada wanita yang haid dan nifas. 3 Berakal. Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan shalat 4 Baligh dewasa 5 Telah sampai dakwah Perintah Rasulullah SAW kepadanya. Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum. 6 Mampu melaksanakan. Kewajiban hanya dibebankan kepada orang yang mampu melaksanakan, sehingga orang yang tidak mampu atau orang yang di paksa untuk meninggalkan shalat tidak wajib melaksanakan. Sedangkan untuk syarat-syarat sah shalat antara lain, yaitu: 1 Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Hal ini dapat dilakukan dengan wudhu, mandi wajib, atau tayamum. 2 Suci badan, pakaian dan tempat dari najis. 3 Menutup aurat. Aurat ditutup dengan sesuatu yang menghalangi kelihatan warna kulit. Aurat pria antara pusar dengan lutut, aurat wanita sekalian badannya kecuali muka dan kedua telapak tangan. Firman Allah SWT.: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. QS. Al-A ‟rof: 31 Yang dimaksud dengan “pakaian” dalam ayat ini ialah pakaian untuk shalat. 4 Mengetahui masuknya waktu shalat. Diantara syarat sah shalat ialah mengetahui bahwa waktu shalat sudah tiba. Firman Allah QS. An-Nisa:103 Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat mu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.An- Nisa’:103 a Shalat dzuhur, awal waktu shalat dzuhur adalah: setelah tergelincirnya matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya adalah apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan panjangnya sesuatu tersebut. b Shalat ashar, waktu shalat ashar adalah dari habisnya shalat dzuhur, yaitu; bayangan suatu benda menjadi bertambah panjang dari bendanya sampai terbenamnya matahari. c Shalat maghrib, waktu shalat maghrib adalah: dari terbenamnya matahari sampai terbenamnya mega merah. d Shalat Isya‟waktunya adalah: dari terbenamnya mega merah sampai terbitnya fajar shodiq, yakni, sinar fajar yang terbentang luas di sebelah timur. e Shalat subuh, waktunya adalah dari fajar shodiq sampai terbitnya matahari. 5 Menghadap ke kiblat ka‟bah. Selama dalam shalat, wajib menghadap ke kiblat. Kalau shalat berdiri atau duduk menghadapkan dada. Kalau shalat berbaring, menghadap dengan dada dan muka. Kalau shalat menelentang, hendaklah dua tapak kaki dan mukanya menghadap ke kiblat; kalau mungkin, kepalanya diangkat dengan bantal atau sesuatu yang lain. 13 Dalam hal ini Allah menerangkan dalm QS Al Baqarah:144 Sungguh kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani yang diberi Al Kitab Taurat dan Injil memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali- kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Al- Baqarah:144 13 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Op.Cit., hlm.169-174 Sedangkan yang termasuk ke dalam rukun shalat antara lain, yaitu: 1 Niat. Arti niat ada dua: a Asal makna niat ialah “menyengaja” suatu perbuatan. Dengan adanya kesengajaan ini, perbuatan dinamakan ikhtijari kemauan sendiri, bukan dipaksa. b Niat pada syara‟ yang menjadi rukun shalat dan ibadah yang lain, yaitu menyengaja suatu perbuatan karena mengikuti perintah Allah supaya diridhoi-Nya. Inilah yang dinamakan ikhlas. Maka orang yang shalat hendaklah sengaja mengerjakan shalat karena mengikuti perintah Allah semata-mata agar mendapatkan keridahan-Nya, begitu juga ibadah lain. Allah berfirman dalam QS Al-Bayinah: 5 Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian Itulah agama yang lurus. ”Al-Bayinah:5 2 Berdiri bagi orang yang kuasa. Apabila tidak kuasa berdiri maka boleh duduk, apabila tidak kuasa duduk maka dengan berbaring, boleh menelentang, kalau tidak kuasa juga demikian, shalatlah sekuasanya, sekalipun dengan isyarat. Yang penting shalat tidak boleh ditinggalkan selama iman masih ada. Orang yang diatas kendaraan, kalau takut jatuh atau takut mabuk, ia boleh sambil duduk. Juga ia boleh percaya akan nasihat tabib yang mahir. 3 Takbiratul Ihram, yaitu mengucapkan “Allohu Akbar” yang disertai dengan niat dan mengangkat kedua tangan. 4 Membaca surat Al-Fatihah, didahului membaca basmalah, karena basmallah termasuk ayat dari surat al-fatihah. 5 Ruku‟ dengan tuma‟ninah berdiam sebentar di dalam ruku‟ 6 I‟tidal bangun dari ruku‟ dengan tuma‟ninah bersamaan membaca Artinya: “Allah mendengar setiap orang yang memuji-Nya” 7 Sujud dua kali setiap rekaat dengan tuma‟ninah dengan membaca Artinya: “Maha suci Allah Tuhanku yang Maha Tinggi”. 8 Duduk di antara dua sujud dengan tuma‟ninah dengan membaca: 9 Duduk tasyahud akhir dengan tuma‟ninah 10 Membaca tasyahud akhir 11 Membaca sholawat nabi pada tasyahud akhir 12 Membaca salam yang pertama menengok ke kanan membaca: 13 Menertibkan rukun. Artinya, meletakkan tiap-tiap rukun pada tempatnya masing-masing menurut susunan yang telah disebutkan. 14

d. Hal-hal yang membatalkan Shalat

Shalat itu batal tidak sah apabila salah satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Dan shalat itu batal dengan hal-hal yang seperti tersebut di bawah ini : 14 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Op.Cit., hlm. 187-198 1 Berhadats 2 Terkena najis yang tidak dimaafkan 3 Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan pengertian 4 Terbukanya auratnya 5 Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat 6 Makan dan minum meskipun sedikit 7 Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan sekali yang bersangatan 8 Membelakangi kiblat 9 Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti ruku‟ dan sujud 10 Tertawa terbahak-bahak 11 Mendahului imamnya dua rukun 12 Murtad, artinya keluar dari Islam. 15

e. Tujuan dan Hikmah Shalat

1 Tujuan Shalat. Allah mewajibkan sesuatu kepada manusia bukan untuk kepentingan-Nya akan tetapi justru untuk kebaikan manusia itu sendiri agar mencapai derajat taqwa yang dapat mensucikan diri dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga dapat keridhaan dan surgaNya serta dijauhkan dari api neraka. Demikian dengan kewajiban manusia ada beberapa tujuan diperintahkan-Nya manusia untuk melaksanakan shalat antara lain untuk mengingat Allah, menghindari ancaman Allah dan sebagai manifestasi kepatuhan dan ketaatan manusia kepada Allah sehingga akan mendapatkan kekuatan baru dalam menghadapi segala masalah hidupnya. 15 Moh. Tahir, Cara Praktis Tuntunan Sholat, Sukoharjo: Gelora Mitra Usaha, 2008, hlm. 31 2 Hikmah Shalat. Allah mewajibkan kepada manusia. Namun memberikan janji yang akan diberikan kepada manusia. Janji-janji itu berupa hikmah kebaikan yang dapat diambil dari shalat. Shalat merupakan sarana langsung manusia berdialog dengan Tuhan-Nya yang diwujudkan dalam bentuk perkataan di dalam shalat. 1 Menanamkan kedalam jiwa manusia bahwa tiada yang memberi kenikmatan dan pertolongan selain dari Allah, perintah menunaikan shalat bagi manusia yang alasannya terlena oleh duniawi akan menjadi ingat kembali bahwa hanya Allah yang memberi pertolongan dan kenikmatan yang menghidupkan serta mematikan . 2 Shalat akan menjadikan hati tenang 3 Shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar 4 Shalat dapat menjauhkan sifat sombong 5 Menyadarkan manusia tentang hakikat dirinya, bahwa dirinya adalah hamba yang dikuasai Allah, sebagai hamba harus selalu mengingat kepada sang penciptanya.

f. Upaya Peningkatan Pembelajaran Ibadah Shalat

Perintah sholat sendiri sudah harus diperkenalkan sejak dini kepada generasi muda Islam agar kelak dikemudian hari mereka tidak lagi merasa canggung, malu atau malah tidak bisa melakukannya. Dalam hadits riwayat at-Tirmizi juga disebutkan: “Ajarkanlah anak untuk shalat ketika berumur 7 tahun dan pukullah ia agar melaksanakan shalat ketika berumur 10 tahun” 16 16 Muhammad bin „Isa Abu „Isa at-Tirmizi, Sunan At-Tirmizi, Beirut: Da r‟al-Fikr, tt, hal. 416. Dari Hadis kita mendapati bahwa mendirikan sholat sudah ditekankan mulai umur 7 tahun dan bila sampai usia 10 tahun belum juga melaksanakannya maka kita seyogyanya mulai diberi penegasan berupa pukulan sampai mereka mau mendirikannya. ; Tentu pukulan yang dimaksud disini tidak dengan tujuan menyakiti apalagi sampai pada tingkat penganiayaan, namun sekedar memberi pengajaran dan peringatan agar mau dan tidak malas untuk sholat. Ada berbabagai macam upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pembelajaran pelaksanaan ibadah shalat bagi para siswanya, antara lain yaitu: 1 Mengadakan Pengajaran dengan Metode Mauizah nasihat. Cara pelaksanaan metode mauidzah nasihat dilakukan dalam kegiatan penutup setelah KBM selesai, sebelum doá pulang guru memberikan nasihatnya berupa ceramah yang berkaitan dengan ibadah shalat. Metode tersebut dapat berupa: a Rayuan dalam nasehat, seperti memuji kebaikan siswi, dengan tujuan agar siswa lebih meningkatkan kualitas ibadah shalatnya, dengan mengabaikan membicarakan keburukannya. b Menyebutkan tokoh-tokoh agung umat Islam masa lalu, sehingga membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti jejak mereka. c Membangkitkan semangat dan kehormatan anak didik. d Sengaja menyampaikan nasehat di tengah anak didik. e Memuji di hadapan orang yang berbuat kesalahan, orang yang melakukan sesuatu berbeda dengan perbuatannya. Kalau hal ini dilakukan akan mendorongnya untuk berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan. 2 Mengadakan Pengajaran dengan Metode Demonstrasi Cara pelaksanaan Metode Demonstrasi dapat berupa guru memberikan contoh dan kebiasaan yang baik kepada para siswa dalam beberapa kegiatan seperti: a Mengajak siswa untuk berwudhu dan memberi contoh cara wudhu yang baik, sehingga mereka terbiasa dengan cara berwudhu yang telah diajarkan oleh guru. b Mengajak para siswa agar membiasakan shalat setelah berwudhu. c Mengajak siswa agar membiasakan shalat berjamaah. Para siswa dibimbing dan diarahkan supaya meluruskan barisan dan merapatkannya. d Membimbing siswa ketika praktek shalat yaitu dalam hal bacaan dan gerakannya. e Menuntun siswa berdoa setelah selesai shalat.

2. Hakikat Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Ismail SM. metode demonstrasi adalah “metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik ”. 17 Sedangkan menurut Jamal Makmur, metode demonstrasi bisa juga diartikan sebagai Suatu metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang diberikan. 18 Metode demonstrasi titik tekannya adalah memperagakan tentang jalannya praktek langsung atau dengan cara meneliti atau mengamati dengan cara seksama. Metode demonstrasi dilakukan oleh 17 Ismail SM , Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail Media Group, 2008 hlm 20. 18 Jamal Makmur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif, Jogjakarta: Diva Press Anggota IKAPI , 2010, hlm 142. guru terlebih dahulu, baru diikuti oleh siswa. Adapun alasan penggunaan metode demonstrasi ini sebagai berikut: 1 Terdapat topik yang cocok dengan metode ini 2 Terdapat sifat bahan ajar yang menuntut diperagakan 3 Untuk memberikan latihan ketrampilan tertentu kepada siswa 4 Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil melakukannya. 5 Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti. 19

b. KegunaanManfaat Metode Demonstrasi

Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar memiliki arti penting. Banyak kegunaan psikologis-pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain: 1 Perhatian siswa lebih dipusatkan. 2 Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 3 Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. 20

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dalam Proses

Belajar Mengajar Dalam setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sedangkan metode demonstrasi memiliki kelebihan antara lain: 1 Kelebihan Metode Demonstrasi: a Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting. 19 M. Basyir, dan Udin Usman , Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002 hlm .45 20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 206 b Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru karena siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya. c Proses pembelajaran lebih menarik. d Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri. 21 2 Kekurangan Metode Demonstrasi a Memerlukan fasilitas yang tidak sedikit b Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. c Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang. d Metode Demonstrasi memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif. 22

d. Langkah-Langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi

Menurut Hasibuan dan Mujiono, untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1 Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan. 2 Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan. 21 http:pakguruonline.pendidikan.netbuku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html diakses 4 Juni 2011 22 Syaiful Bahri Djamara, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, hlm. 91 3 Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal. 4 Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas. 5 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya. 6 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. 7 Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:  Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.  Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas.  Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya. 8 Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi. 23 Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan dalam hal ini adalah 23 J.J Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Rosdakarya, 2003, hlm. 31 mempraktikkan gerakan shalat disertai bacaan-bacaanya melalui metode demonstrasi. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya. Untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh siswa mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan guru, yaitu mempraktikkan gerakan ibadah shalat dengan baik dan benar.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendapatkan hasil yang tepat dan kepercayaan yang kuat tentang penulisan skripsi ini, maka diperlukan perbandingan dari hasil-hasil penelitian yang relevan, yang berkaitan dengan judul skripsi penulis, antara lain penelitian yang berjudul: 1. “Efektifitas metode demosntransi pada pembelajaran bidang studi fiqih di MTs. Soebono Mantofani Jombang Ciputat Tangerang ”. yang telah dilakukan oleh Eva Syarifah Nurhayati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah melakukan dua kali pertemuan metode demonstrasi efektif digunakan pada bidang studi fiqih di MTs. Soebono Mantofani. Keefektifan metode ini disebabkan mamberi kemudahan pada siswa dalam memahami pelajaran. Dengan menggunakan metode demontrasi pada bidang studi fiqih di MTs Soebono Mantofani ternyata perhatian dan minat siswa dalam pelajaran fiqih sangat posistif. 2. “Upaya meningkatkan keterampilan ibadah shalat melalui metode drill bagi siswa RA. Muslimat NU Ngrajek Mungkid Magelang”, yang telah dilakukan oleh Ulfah Kusniah. Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus, Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan ibadah salat siswa setelah diterapkannya metode drill. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 77,78 kemudian pada siklus II mulai ada peningkatan yaitu 83,33 dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 88,89. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa, pembelajaran dengan metode Drill pada materi tentang ibadah salat, dapat meningkatkan keterampilan ibadah salat yaitu untuk keserasian antara bacaan dengan gerakan salat. Dengan demikian, metode pembelajaran Drill ini layak diterapkan sebagai metode alternatif yang dapat digunakan pada proses pembelajaran PAI di TK. Dari dua kajian yang relevan di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan skripsi penulis yang antara lain: 1. Untuk skripsi yang pertama persamaannya adalah sama-sama pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Sedangkan perbedaannya terletak pada titik tujuan pencapaian penelitian, dimana dalam penelitian tersebut berfokus pada efektifitas pencapaian untuk mata pelajaran fiqih, sedangkan penelitian ini berfokus pada keterampilan ibadah shalat. 2. Sedangkan pada skripsi yang kedua persamaannya terletak pada tujuan atau sasaran penelitian yaitu bagaimana meningkatkan keterampilan ibadah shalat. Sedangkan perbedaanya terletak pada metode yang digunakan oleh peneliti.

C. Hipotesis Tindakan

Hipo tesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu: “Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan ibadah shalat pada siswa kelas III di SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor ”.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, yang beralamat di. Jl. Raya Jonggol Cileungsi, RT1705 Desa Mekarsari, Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan, yaitu dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dipakai adalah penelitian tindakan action research, yaitu kegiatan dan atau tindakan perbaikan sesuatu yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya digarap secara sistematik sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang mendasarkan pada refleksi; umpan balik feedback; bukti evidence; dan evaluasi atas aksi sebelumnya dan situasi sekarang. Penelitian tindakan ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika. Mengingat penelitian tindakan ini dilakukan di dalam kelas, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas classroom action research.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Rancangan siklus dalam penelitian ini, terdiri dari dua siklus. Tiap- tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Adapun alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut: 29 Gambar 1. Rencana Siklus Penelitian Dari gambar alur desain penelitian tindakan kelas di atas, dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain membuat skenario pembelajaran dengan pembelajaran penggunaan metode demonstrasi dengan pemilihan tema yang sudah ditentukan. Membuat alat evaluasi untuk dikerjakan di kelas. Membuat lembar observasi, dalam penelitian ini ada dua yaitu kegiatan guru dan kegiatan siswa untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi. b. Pelaksanaan tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumya, yang bertindak sebagai guru dalam penelitian ini adalah peneliti sedangkan yang bertindak sebagai kolaborasi adalah teman sejawat guruwali kelas III yang bersangkutan. Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

Peranan orang tua dalam membina pelaksanaan ibadah shalat siswa kelas Vii SMP Islam Ruhama

1 45 93

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN SISWA KELAS III SDN 3 JENENGAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2009 2010

0 12 89

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUISI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SEMESTER I Upaya Peningkatan Hasil Belajar Puisi Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III Semester I SDN 01 Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

1 5 13

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Hasil Belajar Puisi Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III Semester I SDN 01 Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 4

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGANYAM MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TK PERTIWI 1 Upaya Meningkatkan Keterampilan Menganyam Melalui Metode Demonstrasi Di TK Pertiwi 1 Canden, Sambi, Boyolali Tahun 2012.

0 4 15

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGANYAM MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TK PERTIWI 1 Upaya Meningkatkan Keterampilan Menganyam Melalui Metode Demonstrasi Di TK Pertiwi 1 Canden, Sambi, Boyolali Tahun 2012.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENIRUKAN GERAKAN IBADAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Menirukan Gerakan Ibadah Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B TK Pertiwi Mojayan I Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/2013

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI.

3 16 34

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHALAT DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN I SUMBERAGUNG KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 72