Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Spritualitas dan Materialitas dalam Perspektif Sosiologi

masalah, sebagaimana yang telah diungkapkan dalam berbagai teori sosial pada elinea sebelumnya? Hal inilah yang hendak diteliti lebih lanjut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah: 1. Bagaimana Pemanfaatan Modal Sosial di Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri KSBM? 2. Mengapa KSBM tetap eksis dan berkembang sampai saat ini?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pemanfaatan modal sosial di Koperasi Syar’iah Berkah Mandiri. 2. Untuk mengetahui mengapa KSBM tetap eksis dan berkembang sampai saat ini.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis 1. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan sosiologis peneliti mengenai modal sosial. 2. Dapat menjadi masukan dan menambah wawasan bagi para peneliti, kaum akademisi, praktisi koperasi serta masyarakat umum terhadap kajian modal sosial khususnya pada koperasi syariah. Universitas Sumatera Utara 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Dapat memberikan kontribusi terhadap para praktisi koperasi syari’ah untuk mengembangkan koperasinya. 2. Mensosialisasikan keberadan koperasi syari’ah dengan harapan prinsip-prinsip dasar dan kelebihan-kelebihan koperasi syari’ah juga dapat diterapkan dilembaga-lembaga lain. 3. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian berikutnya

1.5. Definisi Konsep

Dalam penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman konsep yang dipakai, maka harus ada batasan-batasan makna dan arti tentang konsep yang dipakai dalam penelitian ini. Batasan konsep-konsep dalam penelitian ini yaitu: 1. Modal sosial adalah sumber daya non ekonomi yang terbentuk oleh sinergi dari jaringan sosial, kepercayaan dan pranata yang berimplikasi terhadap keefektifan peningkatan penggunaan sumber daya-sumber daya atau modal- modal yang lain. 2. Kepercayaan trust adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak, yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya Universitas Sumatera Utara Robert D. Putnam, 1993, 1995 dan 2002 dalam Hasbullah, 2006. Kepercayaan tersebut antara lain adalah kejujuran, tidak KKN Korupsi, Kolusi, Nepotisme , tidak melanggar nilai dan norma, menjaga reputasi pribadi dan perusahaan, menjalankan tugas dan kewajiban sebagaimana mestinya. 3. Jaringan sosial adalah suatu rangkaian hubungan yang terbangun antara satu individu dengan individu lainnya dan antara kelompok dengan kelompok lainnya, yang dalam hal ini mereka saling memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosialnya. 4. Pranata adalah seperangkat nilai, norma serta sanksi baik yang tertulis maupun tidak yang mengatur masalah aktifitas-aktifitas ekonomi yang diperlukan bagi kelangsungan hubungan sosial ekonomi dalam sebuah kelompoklembaga. 5. Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berbentuk badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan undang- undang No. 25 tahun 1992, Bab 1, pasal 1, ayat 1. 6. Syari’ah adalah seperangkat sistem peraturan yang didasarkan pada prinsip- prinsip Islam, yaitu Al-qur’an dan Hadist. Dalam konteks ini kegiatan koperasi syari’ah didasarkan pada prinsip ekonomi Islam, antara lain: a. Tidak masyir, yaitu segala bentuk spekulasi judi yang mematikan sektor riil dan tidak produktif. Universitas Sumatera Utara b. Tidak asusila, yaitu praktik usaha yang melanggar kesusilaan dan norma sosial c. Tidak ghoror, yaitu segala transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas sehingga berpotensi merugikan salah satu pihak. d. Tidak haram, yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang diharampkan syari’ah e. Tidak riba, yaitu segala bentuk distorsi mata uang menjadi komoditas dengan mengenakan tambahan bunga pada transaksi pinjaman atau pertukaranbarter lebih antar barang sejenis. f. Tidak ihtikar, yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk tujuan permainan harga. g. Tidak berbahaya, yaitu segala bentuk transaksi dan usaha yang membahayakan individu maupun masyarakat serta bertentangan dengan syariah. 7. Koperasi Syariah, yaitu badan usaha bisnis yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yaang berdasarkan atas asas kekeluargaan dan berketuhanan sesuai prinsip- prinsip agama Islam. Dalam konteks ini kegiatan koperasi syariah didasarkan pada prinsip ekonomi islam, antara lain : a. Mudharabah, yaitu suatu perjanjian yang memuat penyerahan modal khusus kepada orang lain yang ia pergunakan untuk berdagang dengan mendapatkan bagian tertentu dari keuntungan yang ditetapkan sesuai Universitas Sumatera Utara dengan kesepakatan. Modal sepenuhnya dari pemilik modal, tetapi pemilik modal tidak terlibat dalam manajemen usaha. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, jika terjadi kerugian yang menanggung adalah pemilik modal. Pihak pengeloa tidak menanggung kerugian secara materi, cukuplah ia menanggung kerugian tenaga dan waktu yang dikeluarkan selama menjalankan usaha, dan juga tidak mendapatkan keuntungan materi. b. Musyarakah, yaitu keikutsertaan dua pihak atau lebih dalam suatu usaha tertentu dengan menyertakan sejumlah modal dengan pembagian keuntungan sesuai keepakatan bersama. Apabila terjadi kerugian masing- masing hanya menanggung kerugian sebatas modal yang ditanamkan. c. Murabahah, yaitu pembiayaan atas pembeliaan suatu barang dengan perjanjian dua pihak dimana koperasi syariah sebagai penjual barang dan nasabah sebagai pembeli barang. Barang sesuai dengan yang dibutuhkan nasabah. Besarnya keuntungan yang diambil koperasi syariah atas transaksi tersebut bersifat constant, dalam pengertian tidak berkembang dan tidak pula berkurang. Keadaan ini berlangsung hingga akhir pelunasan hutang oleh nasabah koperasi syariah. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Spritualitas dan Materialitas dalam Perspektif Sosiologi

Islam adalah wahyu atau risalah yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman bagi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, yang semuanya itu ada dalam Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai sumber pokok ajarannya. Di dalam ajaran Islam, setiap orang diperintahkan untuk melaksanakan ajaran Islam secara utuh, termasuk berekonomi harus dilaksanakan secara syariah Nilai-nilai islam antara lain mengajarkan manusia untuk saling bekerja sama dalam kebaikan, saling menjaga kepercayaan trust , saling silaturahmi, bekerja keras, cerdas profesional , ikhlas, saling menolong dan memberi. Ini merupakan bentuk keunggulan ajaran yang dapat mendorong tumbuhnya modal sosial yang kuat dan akan menghasilkan masyarakat berbudaya unggul dan bangsa yag kuat pula. Islam memandang pentingnya ekonomi, tetapi ekonomi bukanlah segala- galanya. Ekonomi mengatur kehidupan jasmaniah, agama mengatur kehidupan rohaniah. Ajaran Islam memberikan dorongan kepada manusia untuk berekonomi sebagai pemenuhan kebutuhan hidup di dunia tanpa melupakan akhirat. Dorongan tersebut terlihat di dalam Al-qur’an juga al-hadist sebagai sumber ajarannya. Max Weber dalam teorinya mengenai etika protestan dan hubungan dengan semangat kapatalisme mencoba mengadakan transformasi struktural 17 Universitas Sumatera Utara sekaligus juga lintas struktural antara dua bidang, agama dan ekonomi. Dengan suatu fakta statistik ia menjelaskan fenomena di dunia Eropa modern yang menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin perusahaan dan para pemilik modal, maupun mereka yang tergolong sebagai buruh terampil ahli tingkat tinggi kebanyakan memeluk agama protestan Sudrajat, 1994: 3. Menurut Weber, kapitalisme modern timbul sebagai hasil kumulatif kekuatan sosial, politik dan ekonomi serta agama yang berakar jauh di dalam sejarah eropa. Ia menempatkan agama, khususnya agama protestan sebagai faktor yang determinan, berdiri sendiri dan berpengaruh. Dan berbeda dengan Marx yang menempatkan agama pada posisi sekunder dan dependen Turner, 1984: 7. Weber mencoba mencari hubungan antara penghayatan agama dengan pola-pola perilaku, motivasi dan dorongan-dorongan psikologis dari setiap perilaku termasuk ekonomi. Dan dorongan-dorongan psikologis tersebut berakar kuat pada tradisi atau doktrin- doktrin agamis protestan. Munculnya koperasi berbasis syari’ah memiliki relevensi atas keberlakuan tesis Weber dalam hal pengaruh agama bagi pelaku ekonomi. Sifat-sifat yang dikutip Weber sebagai ciri khas protestan seperti tanggungjawab langsung kepada Tuhan, kejujuran dalam perbuatan, kerja keras, sifat hemat, pembagian waktu secara metodik dalam kehidupan sehari-hari, kalkulasi perdagangan yang rasional, semua hal tersebut telah ditentukan dalam etika Islam. Teori sosiologi menyebutkan bahwa masyarakat dapat dianalogikan sebagai sebuah organisasi hidup yang terdiri dari bagian struktur yang saling menopang dan melengkapi Poloma, 1997: 23. Masing-masing bagian Universitas Sumatera Utara merupakan sistem yang independen berdiri sendiri tetapi tidak terlepas dari pengaruh sistem lainnya. Semua sistem ini harus seimbang dalam menjaga keseimbangan masyarakat itu sendiri. Agama adalah bagian dari sistem struktur masyarakat yang berfungsi menegakkan norma-norma sosial, aturan-aturan, pemenuhan kebutuhan spritual manusia, dan media antara manusia dan tuhannya. Koperasi syariah adalah salah satu upaya umat manusia untuk menegakkan hal- hal di atas. Emille Durkheim, tokoh yang mengedepankan definisi substantatif mengatakan masyarakat beragama dimana pun berada selalu membedakan dunia ini menjadi dua hal yang berbeda, yaitu yang sakral dan yang profan. Munculnya koperasi syari’ah sebenarnya ingin menegaskan bagaimana agama membawa manusia untuk memberi nilai sakral dan transenden dalam kegiatan sehari- harinya. Aktivitas ekonomi yang berdasarkan syari’ah merupakan sarana bahwa orang umat Islam bekerja tidak hanya mencari uang, tetapi ia dimaknai sebagai sebuah keikhlasan dan ibadah dalam rangka memperoleh ridho Tuhan. Agama merupakan sebuah sistem keyakinan dan praktek-praktek yang dengannya sekelompok pemeluknya berusaha keras untuk memecahkan persoalan-persoalan terbesar dalam kehidupan yang mereka hadapi. Agama datang membawa ide-ide dan konsep-konsep untuk menjawab persoalan hidup yang mendasar bagi manusia. Ia harus dengan aktif mampu menyentuh emosi dan memiliki argumen kukuh. Konsep syari’ah dalam Islam memiliki peranan emosi dalam mengukuhkan ide dan konsep-konsep agama yang merupakan ’penjaga”. Supaya kepercayaan dan keteguhan dalam mempercayai dan membenarkan jawaban Universitas Sumatera Utara agama tersebut tidak bersifat sementara. Jawaban-jawaban agama disamping rasional juga bersifat emosional dan etis. Dalam fungsi identitas merupakan penjelasan secara naluriah manusia ingin diakui dan dianggap memiliki identitas dan jati diri. Koperasi syariah merupakahan salah satu identitas bagi umat Islam untuk aktualisasi diri di bidang ekonomi. Fungsi sosial agama menurut pendekatan fungsional Durkheim memiliki dua macam fungsi yaitu fungsi kultural dan struktural. Fungsi kultural agama ada kaitannya dengan penyakralan nilai dan norma-norma sosial yang ada di dalam sebuah komunitas masyarakat. Agama memberikan landasan non empiris dan menyakralkan nilai dan norma-norma sebagai sebuah struktur sosial, agama berperan sebagai perekat di dalam mempersatukan anggota-anggotanya ke dalam suatu himpunan komunitas yang disebut Durkheim sebagai komunitas moral. Fungsi integratif agama ini dimungkinkan karena agama membawa norma-norma dan nilai-nilai sakral yang ikut berperan dalam mengendalikan dan mengatur masyarakat. Durkheim mendefinisikan agama sebagai sebuah sistem simbol yang berperan dan membangun suasana hati dan motivasi yang kuat, perpasive, dan tahan lama di dalam diri manusia dengan cara merumuskan konsepsi tatanan kehidupan yang umum dengan membungkus konsepsi-konsepsi ini dengan suatu aura faktualitas sehingga suasana hati dan motivasi tampak realisasi secara unik. Dalam hal ini konsep syari’ah yang berupa nilai-nilai suci dari Islam merupakan simbol yang merupakan media dalam mengakspresikan dan menyatakan perasaan sikap, serta keyakinan seseorang atas komunitas masyarakat terhadap agamanya. Universitas Sumatera Utara

2.2. Modal Sosial Social Capital