Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin, kandungan formaldehid yang terdapat pada sampel yang diperiksa jauh
melebihi standar kandungan formaldehid yang diperbolehkan terdapat pada peralatan makan melamin sesuai dengan standar acuan ISO 14528-3 Tahun 1999, Pasific-
Melamine Formaldehyde Powder Molding Campounds, yang menyatakan bahwa kandungan formaldehid yang diperbolehkan terdapat pada peralatan makan melamin
adalah sebesar 3 ppm. Kandungan formaldehid yang terdapat pada peralatan makan melamin berasal
dari proses pembuatan peralatan makan melamin dimana formaldehid digunakan sebagai bahan baku dan pengawet. Tingginya kandungan formaldehid yang terdapat
pada peralatan makan melamin disebabkan dalam sistem produksi melamin yang tidak terkontrol, bahan formaldehid yang digunakan cenderung tidak sebanding
dengan jumlah fenol sehingga mengakibatkan terjadinya residu, yaitu sisa monomer formaldehid yang tidak bersenyawa tinggal di dalam materi melamin. Selain itu,
terdapat peralatan makan melamin yang terbuat dari urea formaldehid dengan kandungan formaldehid yang tinggi Harjono, 2006.
5.3. Pemeriksaan Formaldehid Pada Air Panas Yang Dimasukkan ke dalam
Cangkir Dan Mangkok Sop Melamin
Pemeriksaan formaldehid secara kualitatif pada air panas dengan suhu 80 C
kemudian didiamkan selama 5 menit yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin diperoleh hasil bahwa air panas yang dimasukkan ke dalam 5 sampel
cangkir dan 5 sampel mangkok sop seluruhnya mengandung formaldehid.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Hasil pemeriksaan kuantitatif pada sampel air panas yang mengandung formaldehid menunjukkan bahwa untuk sampel air panas yang dimasukkan ke dalam
cangkir melamin, kadar formaldehid tertinggi terdapat pada sampel merek Highner yaitu kandungan formaldehid sebesar 13,5 ppm artinya bahwa dalam 1 liter sampel
yang diperiksa terdapat kandungan formaldehid sebanyak 13,5 ml. Kadar formaldehid terendah terdapat pada sampel air panas yang disiramkan ke dalam cangkir melamin
dengan merek Onyx yaitu sebesar 2,3 ppm artinya dalam 1 liter air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin terdapat kandungan formaldehid
sebesar 2,3 ml. Kandungan formaldehid yang terdapat pada air panas yang dimasukkan ke
dalam peralatan makan disebabkan senyawa melamin sangat rentan terhadap air panas dan sinar ultraviolet. Kedua hal diatas dapat mengakibatkan terjadinya
depolimerisasi yaitu formaldehid muncul kembali dalam senyawa melamin sebagai monomer yang menghasilkan racun Harjono,2006.
Kemungkinan lain yang menyebabkan tingginya kandungan formaldehid yang terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin adalah
untuk produk melamin yang tidak termasuk kategori food grade, bahan pembuatnya bukan dari melamin, tetapi urea formaldehid. Urea formaldehid merupakan bahan
pembuat plastik yang baik. Akan tetapi, bila terkena paparan panas lebih dari 62
o
C akan mudah melepaskan formalin atau bentuk cair dari formaldehid Ariwahjoedi,
2006.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Formaldehid yang terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin ini menunjukkan kandungan formaldehid yang dapat masuk ke
dalam tubuh kita jika kita mengkonsumsi air yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin tersebut. Menurut IPCS ambang batas aman formaldehid pada tubuh
manusia adalah sebesar 1 ppm. Bahaya formaldehid terhadap kesehatan manusia dapat mengakibatkan
terjadinya iritasi pada membran mukosa, dermatitis, gangguan pada pencernaan, hematemesis, hematuria, proteinuria, anuria, acidosis, vertigo, koma, dan kematian
Windholz, 1976. Formaldehid bersifat karsinogen, jika terpapar secara terus- menerus dapat mengakibatkan kerusakan pada hati, ginjal, dan jantung
Widyaningsih, 2006.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan