2.2. Peralatan Makan Melamin
2.2.1. Pengertian Melamin
Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland, berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang disebut
bakelite. Penemuan itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20. Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun dalam perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan dalam
industri rumah tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkok, sendok sup, dan tempayan
yang dihasilkan dari melamin Harjono, 2006. Melamin adalah suatu basa organik kuat dengan nama formula kimia C
3
H
6
N
6
dan nama IUPAC 1,3,5-triazine-2,4,6-triamine, berbentuk prisma monosiklik dengan titik beku 250
C . Melamin larut di dalam air, sangat larut dalam alkohol namun tidak larut dalam eter. Melamin biasanya digunakan sebagai bahan sintesis dengan
formaldehid. Peralatan makan melamin merupakan sejenis plastik hasil kombinasi antara
melamin dengan formaldehid menghasilkan melamin resin, yaitu suatu polimer yang tahan panas dengan stabilitas dimensi yang sempurna. Melamin resin biasanya
dikenal dengan nama Thermoset Plastic karena jenis plastik ini mempunyai bentuk yang tetap. Jika terkena bahan atau cairan yang panas melamin dapat melebur. Oleh
karena itu peralatan makan melamin sebaiknya tidak digunakan pada suhu yang tinggi seperti dimasukkan dalam oven dan microwave Windholz, 1976.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Peralatan makan melamin memiliki resistensi yang baik terhadap lemak, minyak, dan berbagai larutan organik lainnya, namun sangat rentan terhadap panas
dan sinar ultraviolet karena kedua hal tersebut dapat dapat memicu terjadinya depolimerisasi. Gesekan-gesekan dan abrasi terhadap permukaan melamin juga dapat
mengakibatkan lepasnya partikel formaldehid. Selain itu, persenyawaan yang kurang sempurna dalam proses pembuatan melamin mengakibatkan terjadinya residu dimana
sisa formaldehid dan fenol yang tidak bersenyawa akan terjebak dalam materi melamin. Formaldehid yang terjebak dalam materi melamin bisa mengancam
kesehatan bila masuk ke dalam tubuh manusia Gennaro, 1990.
2.2.2. Proses Produksi Peralatan Melamin