Fungsi konsumsi menurut Keynes Absolute income hypothesis

I = 1,2,3,4 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku didapat dari rumus: Ci,k = Xi,k . Pi,k Dimana : Ci,k = Nilai konsumsi atas dasar harga berlaku triwulan ”i” tahun k Xi,k = Konsumsi perkapita triwulan ”i’ tahun k Pi,k = Penduduk triwulan ”i” tahun k Dan konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan : Cki,k = Pi,k . Co Dimana: Cki,k = Konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan Pi,k = Rata-rata penduduk triwulan Co = Konsumsi perkapita pada triwulan tahun dasar Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Jenis-jenis fungsi konsumsi Dwi Eko Waluyo, 2003:44 dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Fungsi konsumsi menurut Keynes Absolute income hypothesis

Fungsi konsumsi Keynes sering disebut hipotesis pendapatan absolut, dimana dalam bentuk konsumsi didasarkan pada asumsi, yaitu fungsi konsumsi Keynes menunjukkan bentuk hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan harga yang konstan, Universitas Sumatera Utara pendapatan yang terjadi adalah pendapatan nasional yang sebenarnya bukan pendapatan yang lalu atau yang akan datang. Secara singkap dibawah ini disajikan beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes yaitu: 1. Variabel nyata Yang dimaksud ialah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan. Jadi bukannya hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan pengeluaran konsumsi nominal. Mengingat bahwa masalah ini sudah banyak dibahas didepan maka dapatlah dianggap tidak memerlukan tambahan penjelasan lebih lanjut. 2. Pendapatan yang terjadi Dalam literatur banyak disebutkan bahwa pendapatan nasional yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah yang terjadi atau current national income. Penekanan ini sekedar untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud Keynes bukannya pendapatan yang terjadi dimasa datang atau konsepsi-konsepsi pendapatan nasional lainnya yang ternyata oleh para pemikir-pemikir sesudahnya dianggap bahkan ditemukan sangat besar peranannya terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat. 3. Pendapatan absolut Dalam literatur banyak pula disebut-sebut bahwa fungsi konsumsi Keynes variabel pendapatan nasionalnya perlu diinterpretasikan sebagai pendapatan nasional absolut yang dapat dilawankan pula misalnya dengan pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya lagi. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu : 1. Fungsi konsumsi menurut Keynes tidak melalui titik silang sumbu 0, melainkan memotong sumbu vertikal pada nilai C0 yang positif. Ini membawa konsekuensi bahwa baik dalam hal fungsi berbentuk garis lurus ataupun berbentuk garis lengkung seperti diasumsikan oleh Keynes, meningkatnya pendapatan nasional mengakibatkan nilai APC menurun, dan berlaku pula MPC APC. 2. Fungsi konsumsi berbentuk lengkung dengan nilai MPC yang menurun dengan meningkatnya pendapatan nasional. Dari analisis konsumsi yang dikemukakan oleh Keynes tersebut terdapat dua hal yang penting yaitu: I. MPC APC dalam jangka pendek II. APC orang kaya lebih kecil dari APC orang miskin Dimana Keynes memberikan formulasi model fungsi konsumsi yaitu sebagai berikut ini: C = fY, dimana bentuk fungsinya C = a + Cy Keterangan: C = Konsumsi masyarakat riil A = Besarnya konsumsi pada tingkat Y = 0 C = MPC = Hasrat konsumsi marginal ∆C∆Y Y = Pendapatan nasional riil Dari model diatas, bila digambar dalam bentuk kurva maka kurvanya adalah sebagai berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Kurva fungsi konsumsi Keynes Bentuk kurva tersebut membawa konsekuensi bahwa meningkatnya pendapatan nasional akan meningkatkan hasrat konsumsi rata-rata MPC akan lebih kecil dari pada APC.Pengertian pendapatan yang dijelaskan oleh Keynes adalah pendapatan nasional yang berlaku current national income yang merupakan pendapatan absolut. Penekana disini untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud pendapatan menurut Keynes, bukanlah pendapatan yang terjadi sebelumnya atau pendapatan yang diharapkan akan terjadi pada saat yang akan datang. Disamping variabel pendapatan, analisis Keynes juga membagi variabel bukan pendapatan non-income menjadi dua yaitu : 1. Faktor-faktor subyektif, misalnya : iklan, daya tarik barang 2. Faktor-faktor obyektif, misalnya: distribusi pendapatan,cara pembayaran yang digunakan, dan aktiva-aktiva yang semula berpengaruh terhadap konsumsi.

2. Fungsi Konsumsi Menurut Simon Kuznets