Pengalihan Piutang Pedagang kepada Perusahaan Factoring Anjak

58 Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk pengelolaan pembukuan penjualan sales ledger dari transaksi penjualan yang dilakukan klien. Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan dana tunai dari lembaga anjak piutang. 41

D. Pengalihan Piutang Pedagang kepada Perusahaan Factoring Anjak

Piutang Ketentuan Pasal 613 KUHPerdata, pengalihan piutang secara Cessie pengalihan hak atas kebendaan tak bertubuh intangible goods kepada pihak ketiga. Kebendaan tak bertubuh di sini biasa berbentuk piutang atas nama tidak disyaratkan untuk memerlukan persetujuan dari debitur. Kreditur berdasarkan pertimbangannya sendiri, dapat mengalihkan piutangnya sehubungan dengan fasilitas kredit yang telah diberikannya kepada debitur. Akan tetapi agar perjanjian pengalihan piutang yang dibuat oleh kreditur dengan pihak ketiga mempunyai akibat kepada debitur, maka hal mengenai telah dilakukannya pengalihan piutang tersebut harus diberitahukan kepada debitur atau secara tertulis disetujui atau diakui oleh debitur yang bersangkutan. Pengalihan piutang secara Cessie dapat terjadi di dunia perbankan. Penyaluran fasilitas kredit yang dirasa tidak efektif atau kebijakan internal Bank untuk melakukan restruksturisasi di dalam kegiatan perkreditannya merupakan beberapa diantara alasan-alasan yang dapat menjadi dasar pertimbangan Bank untuk mengalihkan piutangnya dengan jalan menjual piutang kreditnya itu kepada pihak ketiga. Namun, selain alasan-alasan tersebut, ada beberapa alasan lain yang 41 Heni Ernawati, “Anjak Piutang”, http:henienawati.blogspot.com201101anjak- piutang_6477.html, diakses Rabu, 1 April 2015. Universitas Sumatera Utara 59 dapat membuat Bank melakukan penjualan atau pengalihan atas piutangnya. Alasan-alasan tersebut adalah: 1. Bank bermaksud untuk meningkatkan Capital Adequacy Ratio CAR;Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio kecukupan modal yang sangat mempengaruhi kemampuan Bank di dalam menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang perbankan. Berkenaan dengan hal tersebut maka Bank sangat memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi besar CAR yang dimilikinya. Oleh sebab itu, jika menurut pertimbangan Bank kegiatan penyaluran kredit yang telah dilakukannya memiliki danatau mengandung bobot resiko yang tinggi yang dapat mempengaruhi besarnya CAR yang dimilikinya, maka demi meningkatkan rasio kecukupan modalnya, Bank akan menjual piutang yang dianggapnya memiliki bobot resiko yang tinggi dengan tujuan untuk mengurangi resiko dari assetnya yang tercantum di dalam neraca Bank; 2. Bank hendak meningkatkan rasio profitabilitasnya Salah satu ukuran dari profitabilitas suatu Bank adalah besarnya rasio dari keuntungannya dibandingkan dengan asset Bank tersebut, atau yang biasa disebut Return On Asset ROA. Apabila suatu Bank memiliki asset berupa piutang yang besar namun menghasilkan pendapatan yang rendah atau bahkan tidak menghasilkan pendapatan sama sekali maka seyogyanya asset tersebut dijual kepada pihak lain. Dengan adanya penjualan itu diharapkan Bank dapat memperbaiki rasiorasio profitabilitasnya; 3. Pemberian fasilitas kredit yang dilakukan oleh Bank telah melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK bagi debitur yang bersangkutan; Universitas Sumatera Utara 60 Pendapatan yang diperoleh Bank dari hasil kegiatan penyaluran kredit Bank merupakan salah satu sumber pendapatan Bank yang terbesar. Akan tetapi, kegiatan penyaluran kredit bank tersebut harus dilakukan dengan memperhatikan BMPK. Oleh sebab itu apabila ada debitur bank yang sedang menikmati fasilitas kredit dari Bank membutuhan tambahan dana fasilitas kredit, namun Bank tidak dapat memberikannya karena jika Bank memberikan tambahan fasilitas kredit kepada Debitur tersebut, Bank akan melampaui BMPK bagi debitur yang bersangkutan, maka bilamana menurut pertimbangan Bank pemberian fasilitas kredit yang diminta oleh debitur tersebut lebih menguntungkan kepentingan Bank, Bank dapat menjual piutangnya yang timbul berdasarkan perjanjian kredit yang lain yang telah dibuatnya dengan debitur kepada pihak ketiga agar Bank dapat memberikan fasilitas kredit yang baru sebagaimana yang diminta oleh debitur kepada Bank tanpa Bank melakukan pelanggaran terhadap BMPK. 4. Bank mengalami kekurangan likuiditas akibat dari terlalu besarnya loan portfolio portepel kredit Bank; Sebagaimana diketahui, keadaaan likuiditas tiap-tiap Bank tidak sama, demikian pula halnya dengan kebijakan perkreditan pada setiap Bank juga berbeda. Kebijakan perkreditan yang tidak tepat dapat sangat berpengaruh kepada keadaan likuiditas Bank. Penyaluran fasilitas kredit Bank yang terlalu besar yang tidak disertai dengan penambahan jumlah nasabah penyimpan deposan adalah merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan Bank mengalami kekurangan likuiditas. Oleh sebab itu, jika berdasarkan pertimbangan Bank diperlukan pengurangan terhadap loan portfolio portepel kredit Bank, Universitas Sumatera Utara 61 maka Bank biasanya akan menjual piutang fasilitas kreditnya kepada pihak ketiga untuk meningkatkan likuiditas Bank. 5. Bank menilai, berdasarkan pertimbangan baiknya, bahwa loan portfolionya disektor industri tertentu atau di suatu wilayah tertentu terlalu besar sehingga Bank bermaksud untuk menguranginya; Sektor industri berkembang dengan sangat pesat. Kegiatan perindustrian yang memerlukan dana yang cukup besar menjadi target Bank di dalam menyalurkan fasilitas kreditnya. Hal ini dilakukan dengan harapan Bank akan memperoleh keuntungan yang besar dari bunga yang akan dapat diperolehnya dari kegiatan penyaluran kredit tersebut. Namun demikian, Bank tetap harus memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi kelangsungan industri atau sektor industri yang dibiayainya itu. Oleh sebab itu, agar Bank tidak menderita kerugian yang besar maka Bank hendaknya tidak memusatkan kegiatan penyaluran fasilitas kreditnya di satu sektor industri tertentu saja. Oleh sebab itu bilamana menurut pertimbangan Bank kegiatan penyaluran fasilitas kredit yang dilakukannya di sector industry tertentu terlalu besar, maka Bank akan menguranginya dengan cara menjual piutang fasilitas kreditnya kepada pihak ketiga. Selain pertimbangan untuk tidak memusatkan pemberian kredit pada satu sektor industri saja, pengalihan piutang bank yang berupa fasilitas kredit juga dilakukan oleh Bank apabila menurut pertimbangannya, Bank telah menyalurkan fasilitas dalam jumlah yang terlalu besar di satu wilayah danatau di suatu negara tertentu. Faktor kondisi ekonomi, sosial dan politik yang kurang kondusif bagi kegiatan bisnis dan industri yang terjadi di wilayah danatau Negara dimana debitur Universitas Sumatera Utara 62 berada merupakan salah satu alasan bagi Bank untuk menghentikan penyaluran kreditnya kepada debitur. Hal ini biasanya berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit secara sindikasi dimana salah satu kreditur sindikasinya adalah suatu Bank asing. Sebagaimana kita ketahui, kegiatan penyaluran kredit dan transaksi perbankan pada saat ini tidak lagi dilakukan dalan lingkup nasional melainkan sudah dalam lingkup internasional serta melibatkan tidak hanya Bank-Bank nasional namun juga Bank-Bank asing. 6. Bank bermaksud untuk melakukan restrukturisasi terhadap loan portfolionya. Kegiatan penyaluran kredit memang merupakan salah satu sumber pendapatan Bank yang terbesar. Akan tetapi, kegiatan tersebut juga memiliki resiko yang sangat besar pula. Oleh sebab itu, kebijakan perkreditan yang diterapkan oleh Bank tidaklah sama dari waktu ke waktu. Berkenaan dengan hal tersebut, tidak jarang Bank melakukan restrukturisasi terhadap loan portfolionya. Restrukturisasi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengalihan piutang Bank yang timbul dari suatu perjanjian kredit kepada pihak ketiga. Apabila menurut pertimbangan Bank, Bank telah terlalu banyak menyalurkan fasilitas kredit berjangka panjang atau menengah dan Bank bermaksud untuk menguranginya, maka pengurangan tersebut dapat dilakukan oleh Bank dengan cara menjual piutang Bank yang timbul berdasarkan perjanjian kredit yang dimaksud kepada pihak ketiga. Selain itu, penjualan piutang Bank yang berupa fasilitas kredit dapat juga disebabkan karena menurut pertimbangan Bank, Bank telah terlalu banyak menyalurkan fasilitas kredit jangka pendek dan bermaksud untuk Universitas Sumatera Utara 63 menguranginya dan menggantikannya dengan penyaluran kredit berjangka panjang atau menengah. 42 Piutang merupakan klaim atau tagihan perusahaan terhadap pihak ketiga yang timbul karena adanya suatu transaksi. Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, dalam hal ini tagihan tersebut tidak disertai dengan surat perjanjian yang formal, melainkan karena unsur kepercayaan dan kebijakan perusahaan di mana dalam penjualannya telah ditetapkan syarat penjualan. Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaanya dsb. Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya. Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena: 1. Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas. 2. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang 42 http:lib.ui.ac.idfile?file=digital131027-T2027405-Pengalihan20piutang- Analisis.pdf, diakses Rabu,1 April 2015. Universitas Sumatera Utara 64 lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat. 43 Berdasarkan ketentuan Pasal 613 KUHPerdata tampak jelas bahwa dalam pengalihan piutang atas nama atau kebendaan tidak bertubuh tidak harus dilakukan dengan membuat sebuah akta otentik melainkan dapat pula dilakukan dengan membuat suatu akta di bawah tangan. Pasal tersebut memberikan penegasan bahwa pengalihan piutang pada prinsipnya harus dilakukan secara tertulis walaupun tidak diwajibkan untuk dilakukan dalam bentuk suatu akta otentik. Hal ini bertujuan agar segala sesuatu yang berkenaan dengan pengalihan hak dan kewajiban sehubungan dengan pengalihan suatu piutang dapat diatur dengan lebih jelas dan tegas sehingga memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang terkait dengan hal pengalihan piutang tersebut. Selain itu, mengingat bahwa piutang merupakan suatu benda tidak bertubuh yang tidak memiliki wujud, maka penyerahan danatau pengalihannya tidak mungkin dilakukan secara nyata. Pengalihan piutang tersebut hanya sah apabila dilakukan dengan adanya suatu bukti tertulis yang dapat membuktikan adanya penyerahan danatau pengalihan itu. 44 Anjak piutang berkaitan dengan subrogasi, terlihat peralihan hak kreditur pihak klien ke pihak ketiga pihak perusahaan anjak piutang yang membayar kepada kreditur. Dalam anjak piutang pihak klien mempunyai piutang dagang kepada pihak nasabah, karena memerlukan modal, dan modal yang dimiliki pihak klien kurang dan hanya punya piutang dagang yang belum jatuh tempo, maka ada 43 Evita Sari, “Piutang Dagang”, https:evitasari4.wordpress.com20130617piutang- dagang.html, diakses Rabu, 1 April 2015. 44 http:lib.ui.ac.idfile?file=digital131027-T2027405-Pengalihan20piutang- Analisis.pdf, diakses Rabu, 1 April 2015. Universitas Sumatera Utara 65 solusinya untuk menjual piutang dagangnya ke pihak perusahaan anjak piutang. Sehingga sifat subrogasi masuk dalam perjanjian anjak piutang. Subrogasi diatur dalam pasal 1400 KUH Perdata, subrogasi atau perpindahan hak kreditur kepada seorang pihak ketiga yang membyar kepada kreditur, dapat terjadi karena persetujuan atau karena undang-undang Subrogasi memang harus dinyatakan dengan tegas karena subrogasi berbeda dengan pembebasan hutang. Tujuan pihak ketiga melakukan pembayaran kepada kreditur adalah untuk menggantikan kedudukan kreditur lama bukan membebaskan dibitur dari kewajiban membayar hutang kepada kreditur. 45 Pengalihan piutang dari kreditur kepada perusahaan factoring dilakukan dengan akta cessie yang diatur dalam Pasal 613 ayat 1. Seorang kreditur hanya dapat mengalihkan hak milik atas piutangnya kepada pihak ketiga dalam hal ini pihak perusahaan anjak piutang dengan sempurna jika pengalihan tersebut disetujui dan diketahui oleh debitur yang diatur dalam Pasal 613 ayat 2 KUHPerdata. Pengalihan piutang dengan sepengetahuan atau persetujuan dari debitur disebut discloused facility. 46 Suatu pengalihan piutang tersebut dinyatakan sah berdasarkan ketentuan dalam pasal 1320 KUH Perdata yang menyatakan bahwa untuk sahnya suatu persetujuan diperlukan kesepakatan mereka yang mengikat dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, yaitu hal tertentu, dan suatu sebab yang dihalalkan. Apabila debitur tidak mengetahui adanya pengalihan piutang tersebut, maka debitur tidak berkewajiban atau tidak terikat untuk membayar kepada pihak perusahaan factor dan dinyatakan tidak sah jika tidak diketahui dan disetujui. 45 Suharnoko, Doktrin Subrogasi, Novasi, Dan Cessie, Kencana, Jakarta ,2008, hal. 9. 46 Sunaryo, Op.Cit, hal. 81. Universitas Sumatera Utara 66 Penjelasan dalam Pasal 613 KUH Perdata yakni pengalihan piutang baru mengikat debitur apabila pengalihan piutang tersebut diberitahukan kepada pihak debitur, disetujui dan diakui olehnya secara tertulis. Maka mengenai pengalihan piutang tersebut harus diberitahukan kepada pihak debitur sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan memberikan akibat kepada pihak debitur. E. Faktor Faktor Penyebab Terjadinya Ketidakmampuan Nasabah Mengembalikan Kredit Perbankan Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena itu pengelola kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian kredit yang macet. Kegiatan pengelolaan kredit kita kenal istilah manajemen kredit. 47 Perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian sebab perbankan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan khususnya dibidang ekonomi. Pada dasarnya bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk simpanan. Kredit merupakan salah satu bagian pembentukan modal yang dilakukan oleh lembaga keuangan dalam hal ini pihak 47 Iska Rahma dani, “Analisis manajemen kredit bank suatu pengantar”, http:iskagokiel. blogspot.com201406analisis-manajemen-kredit-bank-pengantar.html, diakses Rabu, 1 April 2015. Universitas Sumatera Utara 67 perbankan ke masyarakat dalam upaya mendorong kinerja usaha sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas usaha sektor riil yang dilakukan oleh masyarakat secara individu maupun kelompok. Perkataan “kredit” telah lazim digunakan pada praktik perbankan dalam pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Pengertian “kredit” dalam penggunaan yang semakin meluas perlu untuk ditelusuri, sejauh mana relevansi penggunaannya dalam praktik bisnis umumnya dan perbankan khususnya. Kata “kredit” berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya atau “credo” atau “creditum” yang berati saya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dulu bank mengadakan analisis kredit. Analisis kredit meliputi latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman. Oleh karena itu, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dulu bank mengadakan analisis kredit. Analisis kredit meliputi latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman. 48 48 https:catatanmarketing.wordpress.com20120208pengertian-kredit-perbankan.html, diakses Rabu, 1 April 2015. Universitas Sumatera Utara 68 Black’s Law Dictionary memberi pengertian bahwa kredit adalah: “Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya keandalan dan kemampuan membayarnya.” Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit dalam kegiatan perbankan merupakan kegiatan usaha yang paling utama karena pendapatan terbesar dari usaha bank berasal dari pendapatan kegiatan usaha kredit, yaitu berupa bunga dan provisi. Ruang lingkup dari kredit sebagai kegiatan perbankan tidaklah semata-mata berupa kegiatan peminjaman kepada nasabah, tetapi sangatlah komplek karena menyangkut keterkaitan unsur-unsur yang cukup banyak, diantaranya, meliputi sumber-sumber dana kredit, alokasi dana, organisasi dan manajemen perkreditan, kebijakan perkreditan, dokumen dan administrasi kredit, pengawasan kredit serta penyelesaian kredit bermasalah. 49 Produk dan jasa perbankan yang ditawarkan-pendapatan atau keuntungan suatu bank lebih banyak bersumber dari pemberian kredit kepada nasabahnya. Terlebih lagi bagi bank-bank yang belum berstatus bank devisa oleh operasionalnya. Pada akhirnya, pemberian kredit sudah menjadi fungs utama bank - bank, sebagaimana disyaratkan pada Pasal 3 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 bahwa fungsi utama perbankan Indonesia sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. 49 Muhammad Djumhana, Op.Cit, hal. 411. Universitas Sumatera Utara 69 Kredit dilihat dari bahasa berarti percaya, dalam arti bahwa apabila seseorang atau badan usaha mendapat kredit dari bank, orang atau badan tersebut telah mendapat kepercayaan dari bank pemberi kredit. Kredit adalah “pemberian prestasi misalnya uang, barang dengan balas prestasi konra prestasi akan terjadi pada waktu yang mendatang”. 50 Faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah, yaitu : 1. Faktor internal perusahaan Faktor internal perusahaan yang menyebabkan kredit bermasalah ialah adanya kelemahan atau kesalahan dari perusahaan itu sendiri seperti : a. Kelemahan dalam anlisis kredit Setiap analisis kredit harus berdasarkan daya yang benar-benar akurat, agar hasil analisis menjadi tepat. b. Kelemahan dalam dokumen kredit Salah satu kekuatan bank dalan menghadapi kenakalan nasabahnya adalah kekuatan dan kelengkapan dokumen yang biasa digunakan sebgai senjata perusahan. c. Kelemahan dalam supervise kredit Setiap usaha tentu ada resiko bisnis dan resiko non bisnis. Karena itu persahaan harus tahu persis setiap perkembangan usaha nasabahnya. Satu-satunya cara adalah dengan melakukan pengawasan dan pemantauan baik secara periodik maupun insidentil dan secara kontiniu agar setiap masalah dapat ditanggulangi secara disi d. Kelemahan kebijakan kredit.Setiap peruahaan mempunyai kebijakan kredit yang sudah digariskan terlebih dahulu. Seperti masalah sistem, prosedur dan wewenang yang diberikan kepada pejabat perusahaan e. Kelemahan 50 Daeng Naja, HR. Hukum Kredit dan Bank Garansi, The Bankers Hand Book. Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005, hal. 123. Universitas Sumatera Utara 70 bidang agunan Mungkin secara hukum setiap agunan telah diikat dengan baik dan kuat. Namun harus diingat bahwa barang jaminan tersebut secara fisik ada yang mudah berpindah tangan atau rawan kerusakan, sehingga petugas pemeriksaan hendaknya melakukan pemantauan dengan pengawasan secara rutin dan insidentil terhadap barang jaminan. e. Kesalahan sumberdaya manusia Sebagaimana tenaga untuk credit recovery maka penyelamatan dan penyelesaian bukanlah pekerjaan yang mudah seperti melakukan analisis kredit biasa, diperlukan tenaga ahli dibidang penyelamatan dan penyelesaian kredit f. Kelemahan teknologi Ketidakmampuan perusahaan secara teknis dapat dalam berbagai bentuk antara lain keterbatasan peralatan, keterbatasan tenaga secara kuantitatif, keterbatasan kemampuan petugas secara kualitatif serta terbatasnya sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pekerjaan teknis seperti computer dan software. 2. Faktor internal nasabah Faktor internal nasabah yang menyebabkan kredit bermasalah antara lain : a. Kelemahan karakter nasabah b. Kelemahan kemampuan nasabah c. Musibah yang dialami nasabah d. Kecerobohan nasabah e. Kelemahan manajemen nasabah Faktor internal nasabah yang menyebabkan kredit bermasalah antara lain : 1 Kelemahan karakter nasabah 2 Kelemahan kemampuan nasabah Universitas Sumatera Utara 71 3 Musibah yang dialami nasabah 4 Kecerobohan nasabah 5 Kelemahan manajemen nasabah. 51 Berdasarkan dari hasil wawancara penulis dengan pihak karyawan di BTN Medan faktor penyebab terjadinya ketidakmampuan nasabah mengembalikan Kredit di BTN Medan disebabkan dua faktor yaitu : a. Keadaan ekonomi yang lemah Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi usaha nasabah. Bila kondisi ekonomi menurunlemah maka akan mempengaruhi kegiatan usaha debitur dan akan mengakibatkan turunnya kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya kepada BTN Cabang Medan. 52 Keadaan ekonomi merupakan kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi. Kondisi ekonomi pada umumnya dan bidang usaha tempat debitur beroperasi mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan usaha dan kondisi keuangan mereka. Seseorang debitur yang semula patuh sekali membayar angsuran pembiayaankredit, mendadak tidak mampu membayar kembali kreditnya karena kondisi operasi bisnis dan keuangan mereka merosot sebagai akibat dari penurunan kondisi ekonomi atau bidang usaha mereka. Peningkatan persaingan pasar yang tajam juga dapat mempengaruhi kondisi operasi bisnis dan keuangan perusahaaan. 53 51 http:repository.uin-suska.ac.id14433BAB20II.pdf, diakses Rabu, 1 April 2015. 52 Hasil Wawancara Tanggal 16 Maret 2015 dengan narasumber Dysi Rusmin Lawin selaku kepala Layanan Kredit Loan Service Kredit BTN KC Medan. 53 Siswanto Sutojo. Menangani Kredit Bermasalah. Jakarta : Pustaka Binaman pressindo, 1997, hal. 85. Universitas Sumatera Utara 72 b. Usahanya tidak lancar Faktor usaha yang mengalami fluktuasi juga menjadikan pendapatan nasabah tidak stabil disebabkan karena penjualan yang tidak lancar dan pembelian sepi dari pembeli.Ini juga mengakibatkan debitur sulit untuk memenuhi kewajibannya kepada BTN Cabang Medan. 54 Kondisi ini disebabkan karena faktor harga pasar. Faktor-Faktor yang mempengaruhi harga Pasar yang pertama adalah Penghasilan Pelanggan Ketika kondisi perusahaan kuat, tingkat penghasilan tinggi, maka permintaan akan barang dan jasa tinggi, pendapatan perusahaan meningkat.Sebaliknya ketika tingkat penghasilan pelanggan turun, maka permintaan akan produk dan jasa menjadi lebih sedikit, pendapatan perusahaan menurun. Preferensi Pelanggan, Ketika preferensi selera pelanggan berubah, maka kuantitas permintaan akan produk juga berubah. Contoh : perusahaan pakaian yang sudah tidak diminati oleh pelanggan akan dijual dengan harga diskon untuk menghilangkan surplus yang terjadi. Beban Produksi Ketika perusahaan menghasilkan beban yang lebih rendah, maka perusahaan mau memproduksi lebih banyak pada harga apa pun sehingga mengakibatkan terjadinya surplus produk, dan memaksa perusahaan untuk menurunkan harga supaya produk dapat terjual. c. Kelemahan karakter Karakter atau watak calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian pembiayaan. Dalam prakteknya untuk sampai pada pengetahuan bahwa nasabah tersebut mempunyai watak yang baik atau tidak, tidaklah semudah yang diduga.Ini merupakan faktor luar BTN Cabang Medan yang sulit dihindari, karena 54 Hasil Wawancara Tanggal 16 Maret 2015 dengan narasumber Dysi Rusmin Lawin selaku kepala Layanan Kredit Loan Service Kredit BTN KC Medan. Universitas Sumatera Utara 73 tergantung pada pribadi masing-masing debiturnasabah. Kepercayaan pada debitur tidak selamannya berlaku dengan baik, terkadang disalahgunakan debitur. Seorang yang debitur yang jujur tidak mudah menyimpang dari ketentuan perjanjian pembiayaankredit, sedangkan debitur yang tidak jujurberwatak buruk akan berkembang menjadi pembiayaan bermasalah dan merugikan BTN Cabang Medan. Karakter nasabah sangat mempengaruhi dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran kepada BTN Cabang Medan. 55 Adapun klasifikasi katagori karakter nasabah menjadi empat karakter yaitu : 1 Nasabah yang mau dan mampu yaitu nasabah yang lancar dalam melakukan pelunasan pembiayaan sesuai perjanjian. 2 Nasabah mau tetapi tidak mampu yaitu nasabah yang mau melunasi cicilan pembiayaan pada BTN Cabang Medan tetapi tidak mampu membayar tepat waktu. 3 Nasabah mampu tetapi tidak mau yaitu nasabah yang memiliki kemampuan untuk melunasi pembiayaannya tetapi tidak membayar cicilan pembiayaan secara tepat waktu atau bahkan terkadang macet dan jika didatangi pihak BTN Cabang Medan selalu menghindar. 4 Nasabah yang tidak mau dan tidak mampu yaitu nasabah tidak memiliki kemampuan untuk membayar tetapi juga tidak berusaha untuk melunasi pembiayaan yang dilakukan pada BTN Cabang Medan. 56 55 Hasil Wawancara Tanggal 16 Maret 2015 dengan narasumber Dysi Rusmin Lawin selaku kepala Layanan Kredit Loan Service Kredit BTN KC Medan. 56 Hasil Wawancara Tanggal 16 Maret 2015 dengan narasumber Dysi Rusmin Lawin selaku kepala Layanan Kredit Loan Service Kredit BTN KC Medan. Universitas Sumatera Utara 74 Daftar riwayat hidup dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan masukan untuk memperkirakan watak calon debitur. Dalam daftar riwayat hidup yang disusun secara lengkap dapat diketahui latar belakang keluarga calon debitur. Dari daftar riwayat hidup itu juga dapat diketahui lingkungan tempat calon debitur berada, serta lingkungan hidup yang pernah mereka masuki. Lingkungan hidup di luar keluarga yang mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan watak seseorang, antara lain adalah sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, perkumpulan agama, organisasi social dan politik, tempat atau lapangan pekerjaan dan kawan dekat. 57 57 Ibid, hal. 75. Universitas Sumatera Utara 75

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN KLIEN KEPADA PERUSAHAAN

Dokumen yang terkait

Peranan Informasi Laporan Keuangan dalam Kebijaksanaan Pemberian Kredit Kepada Calon Nasabah PT. BTN (persero) Tbk Cabang Medan

17 103 55

Peranan Informasi Laporan Keuangan Dalam Kebijaksanaan Pemberian Kredit Kepada Calon Nasabah Pada PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan.

31 163 115

Analisis Camel Dalam Penilaian Kesehatan Pada Bank BRI Cabang Putri Hijau Medan

1 67 76

Analisis Pengalihan (Oper Kredit) Hak Pada Kredit Pemilikan Rumah: Studi Di Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Medan

2 37 132

Strategi Pemasaran Kartu ATM pada Bank BRI Cabang Medan

7 49 65

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah kredit di Bank BTN Cabang Bogor

1 18 251

PENGARUH PERSEPSI NASABAH KREDIT TERHADAP CITRA BANK(Kasus pada Bank BTN Yogyakarta Kantor Cabang 2) PENGARUH PERSEPSI NASABAH KREDIT TERHADAP CITRA BANK (Kasus pada Bank BTN Yogyakarta Kantor Cabang 2).

0 3 16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKEMBANGAN PERUSAHAAN FACTORING (ANJAK PIUTANG) DI INDONESIA A. Sejarah Usaha Anjak Piutang (Factoring) - Pertanggungjawaban Klien Kepada Perusahaan Factoring Dalam Pengalihan Piutang Pedagang Terhadap Ketidakmampuan Nasabah

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN - Pertanggungjawaban Klien Kepada Perusahaan Factoring Dalam Pengalihan Piutang Pedagang Terhadap Ketidakmampuan Nasabah Mengembalikan Kredit pada BTN Cabang Medan

0 0 11

Pertanggungjawaban Klien Kepada Perusahaan Factoring Dalam Pengalihan Piutang Pedagang Terhadap Ketidakmampuan Nasabah Mengembalikan Kredit pada BTN Cabang Medan

0 0 8