22
sedangkan klien bisa berupa pedagang, pabrik, pemilik took, petani, dan sebagainya.
15
C. Unsur-unsur Anjak Piutang Factoring
Kegiatan pembiayaan anjak piutang tentunya banyak pihak-pihak yang terlibat didalamnya. para pihak tersebut tentunya merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan yang mendorong berjalannya suatu transaksi perdagangan anjak piutang itu sendiri sehingga tumbuh dan berkembang menjadi suatu bentuk
volume perdagangan yang besar. Para pihak itu juga merupakan salah satu unsur yang terkandung didalam tubuh suatu lembaga pembiayaan yang bernama anjak
piutang. Berikut penjelasan beberapa unsur-unsur didalam anjak piutang.
16
a. Factor, atau perusahaan anjak piutang yakni badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Adapun yang dimaksud dengan transaksi
perdagangan adalah transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya dilakukan secara kredit. Apabila piutang yang akan dianjakpiutangkan tersebut
berasal dari perdagangan internasional, maka akan memperlihatkan perusahaan anjak piutang domestik domestic import factor dan perusahaan anjak piutang
Internasional internasional export factor. Perusahaan anjak piutang domestik merupakan penghubung dengan client, sedangkan perusahaan anjak piutang
internasional merupakan penghubung dengan nasabah. b. Client, Menurut ketentuan Pasal 1 huruf m dari Keputusan Menteri Keuangan
No.1251KMK.0131988 yang dimaksud dengan client penjual piutang
15
Richard Burton Simatupang, Op.Cit, hal. 120.
16
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 79-81.
Universitas Sumatera Utara
23
adalah perusahaan yang menjual dan atau mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada perusahaan anjak piutang.
Dengan demikian client adalah pihak yang mempunyai piutang atau tagihan, piutang atau tagihan mana akan dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
Client tersebut harus berupa perusahaan, baik perusahaan badan hukum seperti perseroan terbatas maupun bukan badan hukum seperti firma, CV.
c. Nasabah Customer, nasabah adalah pihak yang membeli barang dari client yang pembayarannya dilakukan secara kredit. Dengan demikian, kedudukan
nasabah adalah debitur berutang dan kedudukan client sebagai kreditor berpiutang. Dalam transaksi anjak piutang, piutang client tersebut selanjutnya
dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Melihat hubungan diatas, terlihat bahwa nasabah mempunyai kedudukan yang penting dalama transaksi anjak
piutang, karena nasabahlah yang menentukan macet tidaknya serta lunasnya piutang client yang telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
d. PiutangTagihan Piutang atau tagihan merupakan objek dari anjak piutang. Meskipun objek anjak piutang berupa piutang tagihan, tetapi tidak semua jenis
piutang dapat dianjakpiutangkan. Dalam anjak piutang hanya piutang yang timbul dari transaksi perdaganganlah yang dapat dianjakpiutangkan. Dengan
demikian, piutang dari hibah, pinjam meminjam uang kredit bank atau perjanjian kerja bukan merupakan objek dari anjak piutang sehingga tidak
dapat dianjakpiutangkan. Pembatasan lain atas objek anjak piutang adalah piutang yang akan dialihkan tersebut belum jatuh tempo account receivable,
baik yang dikeluarkan dengan menggunakan surat berharga seperti promis, atau berupa tagihan melalui invoice perdagangan pada umumnya. Singkatnya,
Universitas Sumatera Utara
24
piutang yang akan dianjakpiutangkan bukanlah piutang yang sudah macet. Dengan demikian, tidak ada alasan bahwa bisnis anjak piutang sama saja
dengan debt collector yang didalamnya ada unsur tekanan dan kekerasan. e. Pengalihan Piutang
Dalam transaksi anjak piutang terjadi proses peralihan piutang dari client kepada perusahaan anjak piutang. Agar peralihan piutang tersebut mempunyai
akibat hukum yang sah, maka dalam proses peralihannya harus dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata, khususnya
Pasal 613 ayat 1 dan 2 tentang cessie serta Pasal 1400 tentang subrogasi. Cessie adalah penyerahan piutang atas nama dari kreditor lama kepada kreditor
baru. Subrogasi adalah perpindahan hak kreditor kepada pihak ketiga sebagai akibat dibayarnya harga piutang oleh pihak ketiga tersebut. Jadi, dalam cessie
menekankan pada segi pengalihan piutang, adapun subrogasi menekankan pada segi penggantian kreditor.
Berdasarkan ketentuan tersebut dalam transaksi anjak piutang, pengalihan piutang dari client kepada perusahaan anjak piutang dilakukan dengan akta cessie
Pasal 613 ayat 1. Selanjutnya, pengalihan piutang tersebut diberitahukan notification kepada atau mendapat persetujuan dari nasabah Pasal 613 ayat 2.
Pengalihan piutang dengan sepengetahuan atau persetujuan dari nasabah disebut discloused facility, adapun jika tidak ada pemberitahuan kepada atau persetujuan
dari nasabah disebut undiscloused facility, sehingga nasabah tidak berkewajiban membayar tagihan secara langsung kepada perusahaan anjak piutang. Apabila
perusahaan sudah membayar harga piutang kepada client, maka sesuai dengan Pasal 1400 KUHPerdata kedudukan hak tagih client terhadap nasabah berpindah
Universitas Sumatera Utara
25
kepada perusahaan anjak piutang. Perusahaan anjak piutang biasanya membayar lebih dahulu harga pembelian piutang client yang besarnya hingga 80 delapan
puluh persen dari harga jual piutang. Adapun sisanya akan dibayar setelah tagihan terhadap nasabah dibayar lunas setelah dipotong biaya-biaya untuk perusahaan
anjak piutang. Pembayaran lebih dahulu prepayment ini bukan merupakan panjar down payment atau pembayaran tanda jadi karena prepayment merupakan bagian
dari pembiayaan atas seluruh harga jual piutang. Dengan demikian, fungsi prepayment adalah sebagai fasilitas bagi pembiayaan perusahaan client sehingga
kontinuitas usaha terjamin, arus kas cash flow tetap lancar, dan resiko akibat kredit macet tanpa dicegah.
D.
Perbandingan Antara Kredit Perbankan dengan
Anjak Piutang Factoring
Anjak piutang factoring adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan
menjual piutangnya misalnya tagihan dengan
memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.
Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan
pembelian suatu aset piutang. Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, debitur, dan pihak yang membiayai factor. Penjual
adalah pihak yang memiliki piutang biasanya untuk layanan yang diberikan atau
barang yang dijual dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu lembaga
keuangan khusus untuk mendapatkan uang dalam bentuk kas. Debitur akan
Universitas Sumatera Utara
26
membayar langsung ke perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan.
17
Perbedaan anjak piutang dengan kredit bank adalah : 1. Perbedaan anjak piutangadalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit
perusahaan 2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu asset
piutang 3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga
pihak 4. Kredit bank menambah kas pada aktiva debitur, sedangkan anjak piutang tidak
tetapi hanya memperlancar arus kas dengan menggunakan piutang yang belum jatuh tempo
5. Kredit bank jumlahnya tetap dan memiliki syarat pelunasan sedang anjak piutang mengubah penjualan kredit menjadi uang tunai
6. Kredit bank menggunakan agunan sedangkan anjak piutang agunan bukan hal mutlak
7. Kontrak anjak piutang dilaksanakan berkesinambungan, berbeda dengan kredit bank yang putus kontrak setelah cicilan lunas
18
Anjak piutang bila ditinjau dari segi mekanismenya, pada dasarnya merupakan kegiataan pengalihan piutang sebagai tindak lanjut dari jual beli
tagihan. Namun pengertian piutang dalam transaksi ini harus diketahui dahulu secara secara pasti agar tidak menimbulkan salah pengertian dalam segi
17
Melinda, “Anjak Piutang”, http:melindarebeccavini.blogspot.com201212anjak- piutang.html, diakses Rabu, 1 April 2015.
18
Maulidansyah, “Anjak Piutang”, http:maulidaaisyah.blogspot.com201305anjak- piutang.html, diakses Rabu, 1 April 2015.
Universitas Sumatera Utara
27
pembahasan masalah yuridis. Secara umum, piutang dapat dibedakan menjadi 2 dua jenis, yaitu piutang yang berasal dari transaksi dagang dan yang berasal dari
fasilitas pinjaman kredit dibuktikan dengan perjanjian kredit. Bila kedua jenis piutang tersebut diperbandingkan, maka akan terlihat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Piutang Dagangmempunyai ciri-ciri berikut: a. Jangka, sebab seller sangat berkepentingan dengan kelancaran perputaran
modalnya. b. Umumnya berasal dari transaksi jual beli barang atau jasa.
c. Jaminan kebendaan kurang diperhatikan karena lebih dititikberatkan pada masalah pemeliharaan hubungan dagang. Kalaupun ada jaminan, jumlahnya
relatifnya kecil dibandingkan dengan nilai tagihannya, yaitu berupa uang panjar atau uang muka.
2. Piutang dalam perkreditan, mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
a. Jangka waktu yang lebih lama, karena adanya kemungkinan untuk dapat diperpanjang.
b. Berasal dari suatu perjanjian kredit. c. Adanya suatu jaminan yang lebih bersifat riil kebendaan dan pasti.
d. Dalam hubungan yang lebih formal antarapihak, misalnya ada jaminan yang diikat secara yuridis disertai pemberian hak prefensi kepada kreditur.
Kegiatan anjak piutang dapat dikatakan produk pembiayaan yang masih terbilang baru di Indonesia, meskipun selama ini kita telah mengenal jenis
pembiayaan yang menyerupai aktivitas anjak piutang, yaitu kegiatan Account Receivable Financing Cheque Discounted. Kegiatan anjak piutang bukanlah
kegiatan untuk menggantikan kegiatan kegiatan Account Receivable Financing,
Universitas Sumatera Utara
28
melainkan penyempurnaan dan melengkapi serta menambah alternatif pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan meningkatkan kemampuan perputaran
dana cash flow. Adapun
perbedaan yang
mencolok antara
Account Receivable
Financing dan kegiataan anjak piutang adalah sebagai berikut: 1. Kontrol
Dalam transaksi Account Receivable Financing, factor tidak dapat mengetahui Cheque Bilyet
giro yang
diserahkan client kepada factor,
sehingga factor tidak mengetahui siapa saja pelanggan client, kualitas cheque Bilyet Giro serta factor tidak mengetahui dengan pasti transaksi yang dilakukan
antara client dan customer. Sedangkan dalam transaksi anjak piutang, factor dapat mengikuti transaksi jual beli antara client dan customer melalui
faktur dan surat jalan yang diserahkan kepada factor. Di samping, factor juga mengetahui karakter-karakter customer,
sehingga mudah melakukan kontrol terhadap aktivitas pembiayaan anjak piutang
yang diberikan
serta dapat
pula memberikan
informasi kepada client apabila adacustomer yang nakal.
2. Plafond Kredit Dalam transaksi anjak piutang biasanya factor dapat memberikan
fasilitas pembiayaan sampai 100 dari nilai faktur, sedangkan dalam Account Receivable Financing sudah pasti lebih rendah. Tingginya plafon yang
diberikan factor kepada client, sudah barang tentu akan memberikan tambahan modal kerja yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Administrasi Pada transaksi Account Receivable Financing, aktivitas administrasi
yang dilakukan
terbatas pada
aktivitas pencairan
plafond dan
penyimpanan Post Dated Cheque, sedangkan dalam transaksi anjak piutang juga melakukan pencatatan seluruh hasil penjualan kredit client yang dianjak
piutangkan, memberikan laporan-laporan yang berhubungan dengan piutang yang
dialihkan ke factor dan
juga dapat
melakukan penagihan
kepada customer. 4. Pengikatan
Pengikatan dalam transaksi Account Receivable Financing biasanya melakukan pengikatan pokok berupa perjanjian kredit dan pengakuan utang
serta ditambah dengan pengikatan cessie piutang dan jaminan yang dapat dibuat secara notaris ataupun bawah tangan, sedangkan pengikatan anjak
piutang berdasarkan perjanjian anjak piutang ditambah pengikatan jaminan dari client. Pengikatan anjak piutang lebih sederhanaa dibandingkan
dengan Account Receivable Financing dan apabila dibuat secara notaris biaya lebih murah.
5. Aktivitas Kegiatan anjak piutang lebih luas dibandingkan dengan Account
Receivable Financing, hal ini dimungkinkan karena anjak piutang dapat dijadikan alternatif pengganti Letter Of Credit untuk transaksi ekspor dan
impor satu negara dan negara lainnya.
19
19
Sandy franando, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, http:sandyrado. blogspot.com201404bank-dan-lembaga-keuangan-lainnya.html, diakses Rabu, 1 April 2015.
Universitas Sumatera Utara
30
E.
Peraturan-peraturan Mengenai
Anjak Piutang Factoring di Indonesia
Menurut Abdul Kadir Muhammad dan Ridda Murniati berpendapat bahwa Anjak Piutang sebagai salah satu bentuk bisnis pembiayaan bersumber dari
berbagai ketentuan hukum, baik perjanjian maupun perundang-undangan. Ketentuan tersebut adalah :
20
1. Hukum Perdata Pengaturan anjak piutang masih terpaku pada asas kebebasan
berkontrak yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata. Kontrak anjak piutang dianggap sah bila sudah memenuhi
persyaratan Pasal 1320 KUH Perdata. KUHPerdata sendiri tidak mengenal istilah cessie, tetapi dalam pasal 613 KUHPerdata disebutkan bahwa
“penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau akta
dibawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.” Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa yang diatur dalam pasal 613
ayat 1 adalah penyerahan tagihan atas nama dan benda-benda tak bertubuh lainnya.
Ada dua sumber hukum perdata yang mendasari kegiatan Anjak Piutang, yaitu asas kebebasan berkontrak dan perundang-undangan di bidang
hukum perdata. a Asas Kebebasan Berkontrak
Hubungan hukum yang terjadi dalam kegiatan Anjak Piutang selalu dibuat secara tertulis kontrak sebagai dokumen hukum menjadi
20
Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000, hal. 214.
Universitas Sumatera Utara
31
dasar kepastian hukum legal certainty. Perjanjian Anjak Piutang ini dibuat berdasarkan asas kebebasan berkontrak yang memuat rumusan
kehendak berupa hak dan kewajiban dari perusahaan Anjak Piutang sebagai pihak penerima pengalihan piutang, dan Clien sebagai pihak
yang mengalihkan piutang. Perjanjian Anjak Piutang Factoring agreement merupakan
dokumen hukum umum main legal dokumen yang dibuat secara sah dan memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1320
KUHPerdata, akibat hukum perjanjian yang dibuat secara sah, maka akan berlaku sebagai undang-undang bagi pihak-pihak, yaitu perusahaan
Anjak Piutang dan Clien Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Konsekuensi yuridis selanjutnya perjanjian tersebut harus dilaksanakan
dengan itikad baik in good faith dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak unilateral unvoinable. Perjanjian Anjak Piutang berfungsi
sebagai dokumen bukti yang sah bagi perusahaan Anjak Piutang. b Undang-Undang di Bidang Hukum Perdata
Perjanjian Anjak Piutang merupakan salah satu bentuk perjanjian khusus yang tunduk pada ketentuan KUHPerdata. Sumber hukum utama
Anjak Piutang adalah ketentuan mengenai : 1 Perjanjian jual beli yang diatur dalam Pasal 1457-1540 buku III
KUHPerdata sejauh ketentuan-ketentuan itu relevan dengan Anjak Piutang.
2 Pengalihan piutang atas nama yang diatur dalam Pasal 613 ayat 1 dan 2 buku II KUHPerdata. Menurut ketentuan pasal tersebut,
Universitas Sumatera Utara
32
penyerahan piutang atas nama dilakukan dengan cessie, yaitu dengan akta otentik atau tidak otentik yang menyatakan pengalihan hak tagih
kepada perusahaan Anjak Piutang disertai notifikasi kepada nasabah debitur
3 Subrogasi yang diatur dalam Pasal 1400-1403 buku III KUHPerdata, penyerahan dengan cessie akan mengakibatkan adanya subrogasi,
yaitu pengantian status kreditor lama Clien oleh kreditor baru perusahaan Anjak Piutang terhadap nasabah debitur.
2. Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998 UU Perbankan mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kegiatan anjak piutang merupakan kegiatan pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, yang dilakukan dengan cara pengambilalihan atau pembelian piutang tersebut.
21
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan mengatur juga tentang anjak piutang. Dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.012 2006 tentang perusahaan pembiayaan, hanya mengatur tentang pengertian, kegiatan usaha, tata cara
21
Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Universitas Sumatera Utara
33
pendirian, kepemilikan dan kepengurusan, merger, akuisisi, konosiladasi perusahaan pembiayaan, dan ketentuan yang bersifat administratif. Piutang
Factoring adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut. Dalam
Pasal 4
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan, dijelaskan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk piutang dagang jangka pendek
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Dalam
Pasal 4
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan, dijelaskan bahwa
kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Kegiatan anjak
piutang tersebut, dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang Without Recourse dan anjak piutang dengan jaminan
dari penjual piutang With Recourse. Anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang Without recourse adalah kegiatan anjak piutang dimana
Perusahaan Pembiayaan menanggung seluruh resiko tidak tertagihnya Piutang. Sedangkan anjak piutang dengan jaminan dari penjual piutang With recourse
adalah kegiatan anjak piutang dimana penjual piutang menanggung resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang yang dijual kepada Perusahaan
Pembiayaan.
22
Kegiatan anjak piutang tersebut, dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang Without Recourse dan anjak
22
Dessy Ariyantih, “Sekilas tentang Perusahaan pembiayaan”, https:dessyratih. wordpress.com.html, diakses Rabu, 1 April 2015.
Universitas Sumatera Utara
34
piutang dengan jaminan dari penjual piutang With Recourse. Anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang Without recourse adalah kegiatan anjak
piutang dimana Perusahaan Pembiayaan menanggung seluruh resiko tidak tertagihnya Piutang. Sedangkan anjak piutang dengan jaminan dari penjual
piutang With recourse adalah kegiatan anjak piutang dimana penjual piutang menanggung resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang yang
dijual kepada Perusahaan Pembiayaan. 4. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan
NOMOR: PER- 03 BL2007 Tentang Kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
Anjak Piutang Factoring adalah kegiatan pengalihan piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut
sesuai dengan Prinsip Syariah.
23
Anjak piutang factoring dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek klien penjual kepada perusahaan anjak piutang, kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena
adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan anjak piutang. Anjak piutang dilakukan berdasarkan akad wakalah bil ujrah. Wakalah bil ujrah
adalah pelimpahan kuasa oleh suatu pihak al muwakil kepada pihak lain al wakil dalam hal-hal yang boleh diwakilkan dengan pemberian keuntungan
ujrah. 5. Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan
23
Pasal 1 angka 1 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: PER- 03 BL2007 Tentang Kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Universitas Sumatera Utara
35
Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009, lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang
Lembaga Pembiayaan, Lembaga pembiayaan dibagi menjadi 3, meliputi perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan perusahaan
pembiayaan infrastruktur. Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Perpres no 92009 tentang lembaga pembiayaan, perusahaan pembiayaan terdiri dari sewa guna
usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan usaha kartu kredit. Anjak Piutang Factoring adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian piutang dagang jangka pendek suatu Perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.
24
6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29POJK.052014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Anjak piutang factoring adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang usaha suatu perusahaan berikut pengurusan dan piutang
tersebut.
25
24
Pasal 1 angka 6 Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan.
25
Pasal 1 angka 7 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29POJK.052014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB III KEDUDUKAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG FACTORING DALAM