Metode Tes Iodina Hasil 1.

4.3. Uji Sensitivitas dan Spesifisitas Pada Metode Ekstrak Singkong

Suatu metode pemeriksaan perlu diuji tingkat sensitivitas dan spesifitasnya dengan cara membandingkan metode tersebut dengan metode yang sudah terstandarisasi. Untuk mendapatkan hasil tersebut, dapat digunakan formula sebagai berikut 45 : Tabel 4.1. Uji sensitivitas dan uji spesifisitas Positif Negatif Jumlah Positif a b a + b Negatif c d c + d a + c b + d a + b + c + d Sumber: Sastrosmoro, 2002. Keterangan: a: jumlah subjek dengan hasil positif benar b: jumlah subjek dengan hasil positif semu c: subjek dengan hasil negatif semu d: subjek dengan hasil negatif benar Sensitivitas adalah proporsi sampel yang diteliti dengan hasil uji positif positif benar dibanding seluruh sampel yang diteliti positif benar + negatif semu. 45 Sensitivitas = aa +c Spesifisitas merupakan proporsi sampel yang diteliti yang memberikan hasil uji negatif pada kedua metode negatif benar dibandingkan dengan seluruh sampel yang diteliti negatif benar + positif semu. 45 Spesifisitas = db + d Pada penelitian ini, dilakukan uji sensitivitas dan spesifisitas metode ekstrak singkong, dengan cara membandingkan dengan uji titrasi yang merupakan uji baku emas dalam mendeteksi kadar yodium dalam garam. Tabel 4.2 . Hasil uji sensitivitas dan uji spesifisitas Baku emas Titrasi Ekstrak Singkong Positif Negatif Jumlah Positif 16 2 18 Negatif 2 2 Total 16 4 20 Sensitivitas = aa +c = = 1 x 100 = 100 Spesifisitas = db + d = = 0,5 x 100 = 50 Hasil uji sensitivitas pada metode ekstrak singkong adalah 100 dan spesifisitasnya adalah 50. Artinya metode ekstrak singkong ini baik untuk menguji garam yang pasti beryodium meskipun garam tersebut memiliki kadar yodium yang sangat rendah, akan tetapi metode ini tidak cukup spesifik mendeteksi kandungan yodium dalam garam.

4.4. Keterbatasan Penelitian

 Berbagai sampel garam yang digunakan sebelum dilakukan uji dengan ekstrak singkong, iodium test, maupun dengan metode titrasi harus dihomogenkan terlebih dahulu.  Tempat yang jauh dan alat yang tidak lengkap menyebabkan lamanya penelitian ini terutama metode titrasi.  Sulitnya menemukan penjualan reagent iodium test menyebabkan penelitian ini juga lama.

BAB 5 PENUTUP

5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada penelitian ini, dari 20 sampel garam di pasar Ciputat yang diteliti, didapatkan 18 sampel garam 90 yang mengandung yodium dan 2 sampel garam 10 yang tidak mengandung yodium, menggunakan metode ekstrak singkong cassava dan iodium test. Dengan menggunakan uji titrasi garam, didapatkan 16 sampel garam 80 yang memenuhi syarat kandungan yodium minimal 30 mgkg, sedangkan 4 sampel garam 20 yang lain tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BPOM. 2. Pemeriksaan kadar yodium dalam garam dengan metode ekstrak singkong cassava cukup efektif dilakukan dalam lingkup rumah tangga, karena memiliki sensitivitas 100. Akan tetapi, metode ini memerlukan konfirmasi dengan metode pemeriksaan lain yang sudah terstandarisasi antara lain iodium test dan uji titrasi garam di laboratorium, dikarenakan spesifisitasnya hanya mencapai 50.

5.2. Saran

1. Diperlukan penelitian dengan jumlah sampel garam yang lebih banyak, cakupan wilayah yang lebih luas serta pemeriksaan yang lebih akurat. 2. Pada penelitian yang menggunakan sampel garam, diperlukan teknik prosedur pemeriksaan yang lebih teliti, dengan memperhatikan kemasan garam, kondisi fisik garam, batas kadaluwarsa, serta teknik yang tepat dalam homogenisasi yodium dalam butiran garam. 3. Hasil ekstrak singkong bisa diukur secara kuantitatif per garam dengan menggunakan spektrofotometer. 4. Setiap pengambilan garam pada ekstrak singkong harus ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. 41