56
Posisi kedua ditempati oleh Bank Mandiri MNDR yaitu 89,3 . Posisi berikutnya, terdapat Bank DKI BDKI dengan nilai 75,7 . Faktor-faktor yang
mendukung tiga bank tersebut mampu meraih nilai efisiensi cukup baik karena variabel pendapatan jasa ,pendapatan bunga, deposito, tabungan dan giro yang
tinggi. Pada posisi tiga terbawah nilai efisiensi masing-masing bank berada di
bawah 50 yaitu The Development Bank of Singapore DBS dengan skor 33,6 lalu diikuti oleh Bank Bisnis International BBI sebesar 19,7 dan paling
rendah ditempati oleh Bank Mega Syariah BMGS dengan nilai 17. Faktor- faktor yang membuat nilai efisiensi bank tersebut kecil karena variabel
pendapatan jasa, pendapatan bunga, deposito, tabungan dan giro yang rendah. Pada tahun 2008 terjadi perubahan ranking tabel efisiensi bank. Pada
tahun tersebut, bank yang memiliki nilai efisiensi tertinggi ditempati oleh Bank Mandiri dengan nilai 97,7. Nilai tersebut meningkat sebesar 8,4 dari tahun
sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi tersebut dipengaruhi oleh naiknya variabel pendapatan jasa dan pendapatan bunga setiap bulannya, variabel deposito
yang naik pada periode kuartal IV, variabel tabungan yang naik setiap bulan kecuali bulan April, Juli dan Agustus serta variabel giro yang naik pada periode
kuartal II dan IV. Posisi kedua ditempati oleh Bank Bisnis International dengan perolehan
skor 95,9 atau meningkat signifikan sebesar 76,2 dari tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan ini dipengaruhi oleh naiknya variabel pendapatan jasa dan
pendapatan bunga pada setiap bulannya, kenaikan variabel giro pada periode
57
kuartal III dan IV, variabel tabungan yang naik pada periode kuartal III dan IV serta bulan Maret dan Mei, variabel deposito yang naik pada periode kuartal I
serta bulan Juli, Oktober dan November. Posisi ketiga ditempati oleh Bank Mega Syariah dengan nilai efisiensi
sebesar 80,8 atau meningkat sebesar 63,8 dari tahun sebelumnya. Meningkatnya nilai efisiensi tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh kenaikan
pendapatan jasa dan bunga pada setiap bulannya, variabel deposito yang naik pada kuartal periode III, IV dan bulan April, variabel tabungan yang naik pada periode
kuartal I, II dan III serta variabel giro yang naik pada bulan Februari, April, Juni, Juli dan September.
Posisi keempat ditempati oleh bank DKI dengan skor 80,5 atau meningkat 4,9 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi tersebut
dipengaruhi kenaikan variabel pendapatan jasa dan bunga pada setiap bulannya, variabel deposito yang naik pada periode kuartal I serta bulan Juni dan Agustus,
variabel tabungan yang naik pada pada periode kuartal III dan IV serta bulan April dan Juni.
Posisi kelima ditempati oleh Hongkong Shanghai Banking Corporate dengan nilai 75,6 atau turun sebesar 15,2 dari tahun sebelumnya. Turunnya
nilai efisiensi bank tersebut dipengaruhi oleh variabel giro yang turun signifikan pada periode kuartal III, variabel deposito yang turun pada periode kuartal I dan
bulan Desember, variabel giro yang turun pada periode kuartal II dan III serta bulan Februari dan Desember.
58
Posisi terakhir ditempati oleh The Development Bank of Singapore dengan skor 71,8 atau naik sebesar 38,2 dari tahun sebelumnya. Hal yang
mempengaruhi peningkatan nilai efisiensi tersebut tersebut ialah kenaikan variabel pendapatan jasa dan bunga pada setiap bulannya, variabel deposito yang
naik pada periode kuartal I dan IV, variabel giro yang naik pada periode kuartal II serta variabel tabungan yang naik pada periode kuartal IV.
Tahun 2009, kembali terjadi perubahan posisi pada tabel ranking nilai efisiensi antar bank. Jika pada tahun sebelumnya posisi pertama ditempati Bank
Mandiri, maka pada tahun ini posisi tertinggi ditempati oleh Bank DKI. Skor yang diraih bank tersebut sebesar 94,5 atau meningkat sebesar 13,9 dari tahun
sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi tersebut disebabkan variabel deposito yang naik setiap bulan kecuali bulan Maret, September dan November, variabel
pendapatan jasa dan bunga yang naik pada setiap bulan kecuali bulan November, variabel tabungan yang naik pada periode kuartal II serta bulan September,
Oktober dan Desember, variabel giro yang naik pada periode kuartal I dan pada bulan Agustus, September dan Desember.
Posisi kedua ditempati oleh Hongkong Shanghai Banking Corporate, dengan skor nilai efisiensi sebesar 92,7 atau meningkat sebesar 17,1 dari
tahun sebelumnya. Peningkatan skor efisiensi tersebut karena naiknya variabel pendapatan jasa dan pendapatan bunga pada setiap bulan, variabel tabungan yang
naik pada periode kuartal I dan II serta bulan September dan November, variabel deposito yang naik pada periode kuartal III dan variabel giro yang naik pada
periode kuartal I, III serta bulan November.
59
Posisi ketiga ditempati oleh Bank Mandiri dengan nilai 91,3 atau turun sebesar 6,4 dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya skor efisiensi
bank ini selalu naik, maka pada pada tahun ini terjadi penurunan dikarenakan variabel giro menurun pada periode kuartal I dan III, variabel tabungan yang turun
pada periode kuartal II serta bulan Juli dan Oktober, variabel deposito yang turun pada bulan Maret, September dan November.
Posisi keempat ditempati oleh The Development Bank of Singapore dengan nilai 73,2 atau naik tipis 1,4 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini
dipengaruhi oleh variabel pendapatan jasa dan bunga yang naik setiap bulan, variabel deposito yang naik pada periode kuartal I dan III, variabel tabungan yang
naik pada periode kuartal II dan III serta variabel giro yang naik pada periode kuartal IV.
Posisi berikutnya ditempati oleh Bank Bisnis International dengan skor 55,5 atau turun signifikan sebesar 40 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai
efisiensi ini disebabkan variabel deposito yang turun pada bulan Februari, April dan September, variabel tabungan yang turun pada periode kuartal I serta bulan
Agustus dan Oktober, variabel giro yang turun pada periode kuartal I dan II serta bulan September.
Posisi terakhir ditempati oleh Bank Mega Syariah dengan skor sebesar 47,1 atau turun signifikan sebesar 33,7 dari tahun sebelumnya. Penurunan
nilai efisiensi tersebut dikarenakan variabel deposito yang turun pada bulan Maret, Juni dan November, variabel tabungan yang turun pada periode kuartal III
dan bulan Mei serta variabel giro yang turun pada periode kuartal III dan IV.
60
Tahun berikutnya yaitu 2010 terjadi perubahan yang cukup signifikan karena hampir semua bank mengalami penurunan skor efisiensi. Akibatnya
kembali terjadi perubahan tabel ranking efisiensi antar bank. Pada tahun ini bank yang memiliki nilai efisiensi tertinggi ialah Bank Bisnis International. Bank
tersebut meraih skor tertinggi yaitu 90,5 atau meningkat signifikan sebesar 35 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi tersebut dipengaruhi oleh
naiknya variabel pendapatan jasa dan bunga setiap bulan, variabel deposito yang naik pada periode kuartal I, II dan III, variabel tabungan yang naik pada periode
kuartal III serta variabel giro yang naik pada periode kuartal III. Posisi kedua ditempati oleh Bank DKI dengan skor 79,7 atau turun
14,8 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi tersebut disebabkan variabel deposito yang turun pada periode kuartal II dan IV, variabel tabungan
yang turun pada periode kuartal III serta variabel giro yang turun pada periode kuartal I.
Posisi ketiga ada Hongkong Shanghai Banking Corporate yang memiliki skor efisiensi sebesar 67,4 atau turun 25,3 dari tahun sebelumnya. Penurunan
nilai efisiensi tersebut dikarenakan variabel deposito yang turun pada periode kuartal III dan IV, variabel tabungan yang turun pada periode kuartal II serta
variabel giro yang turun pada periode kuartal I dan II. Posisi keempat ditempati oleh Bank mandiri yang memiliki skor sebesar
66,4 atau turun 24,9 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi tersebut karena variabel deposito yang turun pada periode kuartal III dan variabel giro
yang turun pada periode kuartal I dan II.
61
Posisi kelima ada Bank Mega Syariah dengan nilai efisiensi sebesar 39,4. Nilai efisiensi bank tersebut juga turun sebanyak 7,7 dari tahun
sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh variabel deposito dan giro yang turun pada periode kuartal I dan III serta variabel tabungan yang turun pada bulan
Februari dan April. Posisi terakhir ditempati oleh The Development Bank of Singapore
dengan skor efisiensi 28,5 atau turun signifikan sebesar 44,7 dari tahun sebelumnya. Penurunan signifikan nilai efisiensi bank tersebut disebabkan
penurunan variabel deposito pada periode kuartal III dan IV, penurunan variabel tabungan pada periode kuartal II,III dan IV serta penurunan variabel giro pada
periode kuartal I dan II. Tahun 2011, kembali terjadi perubahan nilai efisiensi pada masing-masing
bank. Pada tahun ini yang memiliki nilai efisiensi tertinggi ialah Bank Mandiri dengan nilai 94,2 atau naik 27,8 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai
efisiensi bank tersebut disebabkan variabel pendapatan jasa dan bunga yang naik setiap bulannya, variabel deposito yang naik pada periode kuartal IV, variabel
tabungan yang naik pada periode kuartal II, III dan IV serta variabel giro yang naik pada periode kuartal I, II dan IV.
Posisi kedua ditempati oleh The Development Bank of Singapore yang memiliki nilai skor sebesar 92,8 atau naik signifikan sebesar 64,3 dari tahun
sebelumnya. Peningkatan signifikan ini dipengaruhi oleh variabel pendapatan jasa dan bunga yang naik setiap bulannya, variabel deposito yang naik pada periode
62
kuartal I dan III, variabel tabungan yang naik pada periode kuartal II dan III serta kenaikan variabel giro pada periode kuartal II,III dan IV,
Posisi ketiga terdapat Hongkong Shanghai Banking Corporate yang memiliki nilai skor 75,3 atau naik 7,9 dari tahun sebelumnya. Peningkatan
nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh pendapatan jasa dan bunga yang naik setiap bulannya, kenaikan variabel deposito pada periode kuartal IV serta kenaikan
variabel giro dan tabungan pada periode kuartal II. Posisi keempat ditempati oleh Bank DKI dengan nilai skor 52,6 atau
turun 27,1 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh variabel deposito yang turun pada periode kuartal II dan IV, variabel giro yang
turun pada periode kuartal III dan variabel tabungan yang turun pada periode kuartal I.
Posisi kelima ditempati oleh Bank Mega Syariah yang memiliki skor efisiensi sebesar 36,4 atau turun 3 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai
efisiensi tersebut karena variabel deposito yang turun pada periode kuartal II, variabel tabungan yang turun pada periode kuartal IV serta variabel giro yang
turun pada bulan Februari, April dan November. Posisi terakhir ditempati oleh Bank Bisnis International yang memiliki
nilai skor 18,7 atau turun signifikan sebesar 71,8 dari tahun sebelumnya. Penurunan signifikan nilai efisiensi bank ini dikarenakan variabel deposito yang
turun pada periode kuartal II dan IV, variabel tabungan yang turun pada periode kuartal I, II dan III serta variabel giro yang turun pada periode kuartal I.
63
Pada tahun terakhir yaitu 2012, Bank yang memiliki skor efisiensi tertinggi sama dengan tahun sebelumnya yaitu Bank Mandiri. Pada tahun ini,
Bank Mandiri memiliki skor efisiensi 93,2 atau turun 1 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini dikarenakan variabel tabungan dan giro yang turun
pada periode kuartal II serta variabel deposito pada periode kuartal I. Posisi kedua ditempati oleh The Development Bank of Singapore dengan
skor efisiensi 90,4 atau turun 2,4 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh variabel tabungan yang turun pada periode kuartal II, variabel
giro yang turun pada periode kuartal IV serta variabel deposito yang turun pada bulan Mei dan Desember.
Posisi ketiga terdapat Hongkong Shanghai Banking Corporate yang memiliki nilai 53,3 atau turun 20 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai
efisiensi bank tersebut disebabkan variabel deposito yang turun pada periode kuartal II, variabel tabungan yang turun pada periode kuartal II dan IV serta
variabel giro yang turun pada periode kuartal IV. Posisi keempat terdapat Bank DKI dengan skor efisiensi 51,7 atau turun
22 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini dikarenakan turunnya variabel deposito pada periode kuartal I, penurunan variabel giro pada periode
kuartal I, II dan III serta variabel tabungan yang turun pada periode kuartal I dan II.
Posisi kelima ditempati Bank Mega Syariah dengan skor efisiensi sebesar 34,1 atau turun 2,3 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh
64
variabel giro yang turun pada periode kuartal IV, variabel tabungan yang turun pada periode kuartal II dan variabel deposito yang turun pada periode kuartal I.
Posisi terakhir ditempati oleh Bank Bisnis International yang memiliki skor efisiensi sebesar 20,7 atau naik sebesar 2 dari tahun sebelumnya.
Peningkatan skor ini dipengaruhi oleh kenaikan variabel pendapatan jasa dan bunga setiap bulannya, variabel deposito yang naik pada periode kuartal I dan II,
variabel tabungan pada periode kuartal II serta variabel giro yang naik pada periode kuartal II dan III.
2007 2008
2009 2010
2011 2012
MNDR 89,3
97,7 91,3
66,4 94,2
93,2 BDKI
75,7 80,6
94,5 79,7
52,6 51,7
HSBC 90,8
75,6 92,7
67,4 75,3
53,3 DBS
33,6 71,8
73,2 28,5
92,8 90,4
BBI 19,7
95,9 55,5
90,5 18,7
20,7 BMGS
17 80,8
47,1 39,4
36,4 34,1
20 40
60 80
100 120
p er
ce n
t
Grafik 1 : pergerakan nilai efisiensi masing-masing bank selama 2007 -2012
65
2. Analisis Model Regresi
Dalam melakukan analisis model regresi, penulis akan menjelaskan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya.
Penulis juga
menggunakan akal
sehat common
sense dalam
mengintepretasikan sebuah model regresi.
Pada tabel coefficient Bank Mandiri diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut :
P = 1,842 + 0,313 In D + 0,513 In T + 0,133 In G - 0,141 In PJ + 0,142 In PB +
ε
n
Model diatas dapat diinterpretasi sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar 1,842 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel
deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga, maka total aset Bank Mandiri akan mengalami penurunan sebesar 184,2.
2 Koefisien regresi 0,313 variabel deposito menunjukkan bahwa jika deposito mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 31,3
.
3 Koefisien regresi 0,513 variabel tabungan menunjukkan bahwa jika tabungan mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 51,3
. Model
Unstandardized Coefficients
B Std Error
Costant
1,842 .186
Deposito D
.313 .016
Tabungan T
.513 .012
Giro G
.133 .019
Pendapatan jasa PJ
-.141 .010
Pendapatan bunga PB
.142 .011
Tabel 7 : tabel coefficient Bank Mandiri
a. Bank Mandiri
66
4 Koefisien regresi 0,133 variabel giro menunjukkan bahwa jika giro mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Bank
Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 13,3
.
5 Koefisien regresi -0,141 variabel pendapatan jasa menunjukkan bahwa jika pendapatan jasa mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka
total aset Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 14,1
.
6 Koefisien regresi 0,142 variabel pendapatan bunga menunjukkan bahwa jika pendapatan bunga mengalami peningkatan sebesar 100 persen,
maka total aset Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 14,2
.
Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total aset Bank Mandiri ialah variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan bunga dan pendapatan
jasa. b. Bank DKI
Pada tabel coefficient Bank DKI diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : P = 3,657 + 0,288 In D + 0,191 In T + 0,383 In G + 0,027 In PJ
– 0,036 In PB+
ε
n
Model diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Model
Unstandardized Coefficients
B Std Error
Costant
3.657 .403
Deposito D
.288 .022
Tabungan T
.191 .045
Giro G
.383 .031
Pendapatan Jasa PJ
.027 .023
Pendapatan Bunga PB
-.036 .032
Tabel 8 : tabel coefficient Bank DKI
67
1 Nilai konstansta sebesar 3,657 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa, dan pendapatan bunga, maka
total aset Bank DKI akan mengalami penurunan sebesar 365,7. 2 Koefisien regresi 0,288 variabel deposito menunjukkan bahwa jika
deposito mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Bank DKI akan mengalami peningkatan sebesar 28,8
.
3 Koefisien regresi 0,191 variabel tabungan menunjukkan bahwa jika tabungan mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
Bank DKI akan mengalami peningkatan sebesar 19,1
.
4 Koefisien regresi 0,383 variabel giro menunjukkan bahwa jika giro mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Bank DKI
akan mengalami peningkatan sebesar 38,3
.
5 Koefisien regresi 0,027 variabel pendapatan jasa menunjukkan bahwa jika pendapatan jasa mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka
total aset Bank DKI akan mengalami peningkatan sebesar 2,7
.
6 Koefisien regresi -0,036 variabel pendapatan bunga menunjukkan bahwa jika pendapatan bunga mengalami peningkatan sebesar 100 persen,
maka total aset Bank DKI akan mengalami peningkatan sebesar 3,6
.
Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total aset Bank DKI ialah variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan
bunga.
68 Model
Unstandardized Coefficients
B Std Error
Costant
2.215 .922
Deposito D
.431 .045
Tabungan T
.018 .001
Giro G
.487 .052
Pendapatan Jasa PJ
.010 .033
Pendapatan Bunga PB
.001 .035
Pada tabel coefficient Hongkong Shanghai Banking Corporate diatas, diperoleh model regresi Hongkong Shanghai Banking Corporate sebagai berikut :
P = 2,215 + 0,431 In D + 0,018 In T + 0,487 In G + 0,010 In PJ + 0,001 In PB+
ε
n
Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Nilai konstansta sebesar 2,215 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel
deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa, dan pendapatan bunga, maka total aset Hongkong Banking Shanghai Corporate akan mengalami
penurunan sebesar 221,5. 2 Koefisien regresi 0,431 variabel deposito menunjukkan bahwa jika
deposito mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Hongkong Banking Shanghai Corporate akan mengalami peningkatan
sebesar 43,1
.
3 Koefisien regresi 0,018 variabel tabungan menunjukkan bahwa jika tabungan mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
Hongkong Banking Shanghai Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 1,8
. Tabel 9 : Tabel coefficienct Hongkong Shanghai Banking Corporate
c. Hongkong Shanghai Banking Corporate
69
4 Koefisien regresi 0,487 variabel giro menunjukkan bahwa jika giro mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Hongkong
Banking Shanghai Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 48,7
.
5 Koefisien regresi 0,010 variabel pendapatan jasa menunjukkan bahwa jika pendapatan jasa mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka
total aset Hongkong Banking Shanghai Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 1
.
6 Koefisien regresi 0,001 variabel pendapatan bunga menunjukkan bahwa jika pendapatan bunga mengalami peningkatan sebesar 100 persen,
maka total aset Hongkong Banking Shanghai Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 0,1
.
Dengan demikian faktor yang dominan yang mempengaruhi naiknya total aset Hongkong Banking Shanghai Corporate ialah variabel deposito, tabungan, giro
dan pendapatan jasa dan variabel pendapatan bunga.
Pada tabel coefficient the Development Bank of Singapore diatas, diperoleh model regresi untuk sebagai berikut :
P = 2,738 + 0,571 In D + 0,032 In T + 0,308 In G - 0,001 In PJ – 0,008 In PB +
ε
n
Model di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Model
Unstandardized Coefficients
B Std Error
Costant
2.738 .535
Deposito D
.571 .045
Tabungan T
.032 .010
Giro G
.308 .024
Pendapatan Jasa PJ
-.001 .004
Pendapatan Bunga PB
-.008 .011
Tabel 10 : tabel coefficient The Development Bank of Singapore
d. The Development Bank of Singapore
70
1 Nilai konstansta sebesar 2,738 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga, maka
total aset The Development Bank of Singapore akan mengalami penurunan sebesar 273,8.
2 Koefisien regresi 0,571 variabel deposito menunjukkan bahwa jika deposito mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 57,1
.
3 Koefisien regresi 0,032 variabel tabungan menunjukkan bahwa jika tabungan mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 3,2
.
4 Koefisien regresi 0,308 variabel giro menunjukkan bahwa jika giro mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset The
Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 30,8
.
5 Koefisien regresi -0,001 variabel pendapatan jasa menunjukkan bahwa jika pendapatan jasa mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka
total aset The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 0,1
.
6 Koefisien regresi -0,008 variabel pendapatan bunga menunjukkan bahwa jika pendapatan bunga mengalami peningkatan sebesar 100 persen,
71
maka total aset The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 0,8
.
Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total aset The Development Bank of Singapore ialah variabel deposito, tabungan, giro,
pendapatan jasa dan pendapatan bunga. e. Bank Bisnis International
Model
Unstandardized Coefficients
B Std Error
Costant
3.805 .532
Deposito D
.554 .037
Tabungan T
.127 .069
Giro G
.042 .056
Pendapatan Jasa PJ
-.137 .034
Pendapatan Bunga PB
.165 .033
Pada tabel coefficient Bank Bisnis international diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut :
P = 3,805 + 0,554 In D + 0,127 In T + 0,042 In G – 0,137 In PJ + 0,165 In PB +
ε
n
Model regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar 3,805 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel
deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga maka total aset Bank Bisnis International akan mengalami penurunan sebesar
380,5. 2 Koefisien regresi 0,554 variabel deposito menunjukkan bahwa jika
deposito mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 55,4
. Tabel 11 : tabel coefficienct Bank Bisnis International
72
3 Koefisien regresi 0,127 variabel tabungan menunjukkan bahwa jika tabungan mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 12,7
.
4 Koefisien regresi 0,042 variabel giro menunjukkan bahwa jika giro mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Bank Bisnis
International akan mengalami peningkatan sebesar 4,2
.
5 Koefisien regresi -0,137 variabel pendapatan jasa menunjukkan bahwa jika pendapatan jasa mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka
total aset Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 13,7
.
6 Koefisien regresi 0,165 variabel pendapatan bunga menunjukkan bahwa jika pendapatan bunga mengalami peningkatan sebesar 100 persen,
maka total aset Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 16,5
.
Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total aset Bank Bisnis International ialah variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan bunga dan
pendapatan jasa. f. Bank Mega Syariah
Model
Unstandardized Coefficients
B Std Error
Costant
72.049 19.729
Deposito D
-2.911 1.166
Tabungan T
-2.031 .687
Giro G
1.054 .798
Pendapatan Jasa PJ
.457 .419
Pendapatan Bunga PB
-.489 .408
Tabel 12 : tabel coefficient Bank Mega Syariah
73
Pada tabel coefficient Bank Mega Syariah diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut :
P = 72,049 – 2,911 In D - 2,031 In T + 1,054 In G + 0,457 In PJ – 0,459 In PB +
ε
n
Model regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar 72,049 menunjukkan bahwa jika tidak ada
variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga, maka total aset Bank Mega Syariah akan mengalami penurunan sebesar
7204,9.
2
Koefisien regresi -2,911 variabel deposito menunjukkan bahwa jika deposito mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 291,1
.
3 Koefisien regresi -2,031 variabel tabungan menunjukkan bahwa jika tabungan mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset
Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 203,1
.
4 Koefisien regresi 1,054 variabel giro menunjukkan bahwa jika giro mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total aset Bank Mega
Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 105,4
.
5 Koefisien regresi 0,457 variabel pendapatan jasa menunjukkan bahwa jika pendapatan jasa mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka
total aset Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 45,7
.
6 Koefisien regresi -0,459 variabel pendapatan bunga menunjukkan bahwa jika pendapatan bunga mengalami peningkatan sebesar 100 persen,
74
maka total aset Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 45,9
.
Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total aset Bank Mega Syariah ialah variabel giro, tabungan, deposito, pendapatan bunga dan
pendapatan jasa.
3. Uji Asumsi Klasik Uji Statistik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolieritas. Sedangkan uji statistik terdiri dari uji F,
uji t dan uji koefisien determinasi. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan uji asumsi klasik dan uji statistik pada masing-masing bank.
a. Bank Mandiri 1 Uji Normalitas
Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
Gambar 4 : Uji Normalitas Bank Mandiri
75
2 Uji Heteroskedastisitas
Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Model Summary
Model R
R Square
Adjuste d R
Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics
Durbin- Watson
R Square
Change F Change df1
df2 Sig. F
Change
1 .999
a
.998 .997 .011937
.998 5475.458 5
66 .000
1.250 Predictors: Constant, ln_D, ln_T, ln_G, ln_PJ, ln_PB
Dependent Variable: total aset
Nilai Durbin-Watson sebesar 1,250. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi.
Gambar 5 : Uji Heteroskedastisitas Bank Mandiri
Tabel 13 :
3 Uji Autokolerasi
76
4 Uji Multikolinearitas
Variabel deposito, tabungan dan giro tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sedangkan
variabel pendapatan jasa dan pendapatan bunga terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance yang kurang dari 0,1 dan nilai VIF melebihi dari 10.
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3.901 5
.780 5.475
.000
a
Residual .009
66 .000
Total 3.911
71 Predictors: Constant, deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa,
pendapatan bunga Dependent Variable: total aset
Dengan df
1
= 5 dan df
2
= 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung =5,475 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel deposito, tabungan, giro,
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1Constant
1,842 .186
9.912 .000
Deposito .313
.016 .265
19.598 .000
.199 5.024
Tabungan .513
.012 .688
43.480 .000
.146 6.867
Giro .133
.019 .109
6.895 .000
.145 6.906
Pendapatan Jasa -.141
.010 -.500
-13.700 .000
.027 36.503
Pendapatan Bunga .142
.011 .466
12.921 .000
.028 35.771
Dependent Variable: total aset
Tabel 15 : Tabel 14 :
5 Uji F
77
pendapatan jasa dan pendapatan bunga berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mandiri.
Model t
Sig Costant
9.912 .000
In D 19.598
.000 In T
43.480 .000
In G 6.895
.000 In PJ
-13.700 .000
In PB 12.921
.000
Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n
– 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel deposito D dengan t-hitung =19,598 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total
aset Bank Mandiri. Dengan demikian, variabel deposito berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mandiri.
Variabel tabungan T dengan t-hitung = 43,48 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank Mandiri. Dengan
demikian, variabel tabungan berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mandiri.
Variabel giro G dengan t-hitung = 6,895 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank Mandiri. Dengan
Tabel 16 : nilai t dan sig Bank Mandiri
6 Uji t
78
demikian, variabel giro berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mandiri.
Variabel pendapatan jasa PJ dengan t-hitung = -13,7 t-tabel = - 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank
Mandiri. Dengan demikian, variabel pendapatan jasa tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mandiri.
Variabel pendapatan bunga PB dengan t-hitung = 12,921 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank Mandiri.
Dengan demikian, variabel pendapatan lain berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mandiri.
7 Koefisien Determinasi Pada tabel 13, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,998 atau
99,8. Hal ini berarti tingkat efisiensi teknis Bank Mandiri periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel deposito, tabungan, giro,
pendapatan jasa dan pendapatan bunga sebesar 99,8. Sisanya 0,02 dipengaruhi oleh variabel lain seperti pinjaman sub-ordinasi, penerbitan surat berharga dan
lain-lain. b. Bank DKI
1 Uji Normalitas
Gambar 6 : Uji Normalitas Bank DKI
79
Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas 2 Uji Heteroskedastisitas
Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Model Summary
b
Model
R R
Square Adjuste
d R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
Durbin- Watson
R Square
Change F Change df1
df2 Sig. F
Change
1 .981
a
.962 .959
.067267 .962
330.853 5
66 .000
.539 Predictors: Constant, ln_D ln_T, ln_G, ln_PJ, ln_PB
Dependent Variable: totalaset
Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 0,539. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala
autokorelasi.
Gambar 7 : Uji Heteroskedastisitas Bank DKI
Tabel 17 :
3 Uji Autokorelasi
80
4 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
3.657 .403
9.079 .000
Deposito .288
.022 .460
13.172 .000
.477 2.098
Tabungan .191
.045 .178
4.298 .000
.338 2.956
Giro .383
.031 .480
12.315 .000
.382 2.617
Pendapatan Jasa .027
.023 .083
1.161 .250
.115 8.727
Pendapatan Bunga -.036
.032 -.080
-1.109 .271
.112 8.925
Dependent Variable: totalaset
Variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai
VIF kurang dari 10. 5 Uji F
Dengan df
1
= 5 dan df
2
= 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 330,853 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000
0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga berpengaruh secara simultan terhadap
tingkat efisiensi teknis Bank DKI.
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
7.485 5
1.497 330.853
.000
a
Residual .299
66 .005
Total 7.784
71 Predictors: Constant, deposito, tabungan, giro, pendapatan bunga,
pendapatan bunga Dependent Variable: total aset
Tabel 19 : Tabel 18 :
81
6 Uji t
Model t
Sig Costant
9.079 .000
In D 13.172
.000 In T
4.298 .000
In G 12.315
.000 In PJ
1.161 .250
In PB -1.109
.271
Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n
– 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel deposito D dengan t-hitung =13,172 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total
aset Bank DKI. Dengan demikian, variabel deposito berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank DKI.
Variabel tabungan T dengan t-hitung = 4,298 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank DKI. Dengan demikian,
variabel tabungan berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank DKI. Variabel giro G dengan t-hitung = 12,315 t-tabel = 1,994, secara
statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank DKI. Dengan demikian, variabel giro berpengaruh positif terhadap efisiensi teknis Bank DKI.
Variabel pendapatan jasa PJ dengan t-hitung = 1,161 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank DKI.
Tabel 20 : tabel t dan Sig Bank DKI
82
Dengan demikian, pendapatan jasa tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank DKI.
Variabel pendapatan bunga PB dengan t-hitung = -1,109 t-tabel = - 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank DKI.
Dengan demikian, variabel pendapatan lain berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank DKI.
7 Koefisien Determinasi Pada tabel 17, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,962 atau
96,2. Hal ini berarti tingkat efisiensi teknis Bank DKI periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel deposito, tabungan, giro,
pendapatan jasa dan pendapatan bunga sebesar 96,2. Sisanya 3,8 dipengaruhi oleh variabel lain. Seperti modal, pinjaman dan lain-lain.
c. Hongkong Shanghai Banking Corporate 1 Uji Normalitas
Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
Gambar 8 : Uji Normalitas Hongkong Shanghai Banking Corporate
83
2 Uji Heteroskedastisitas
Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjuste d R
Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics
Durbin- Watson
R Square
Change F Change df1
df2 Sig. F
Change
1 .993
a
.987 .986
.064539 .987
987.418 5
66 .000
1.449 Predictors: Constant, ln_D, ln_T, ln_G, ln_PJ, ln_PB
Dependent Variable: total aset
Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,449. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala
autokorelasi.
Gambar 9 : Uji Heterokedastisitas Hongkong Shanghai Banking Corporate
Tabel 21 :
3 Uji Autokorelasi
84
4 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
2.215 .922
2.403 .019
Deposito .431
.045 .432
9.686 .000
.100 9.970
Tabungan .018
.001 .193
13.178 .000
.930 1.075
Giro .487
.052 .516
9.421 .000
.067 14.983
Pendapatan Jasa .010
.033 .030
.310 .757
.021 46.942
Pendapatan Bunga .001
.035 .001
.021 .983
.062 16.077
Dependent Variable: total aset
Variabel deposito dan tabungan tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sedangkan
variabel total giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF melebihi dari
10. 5 Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
20.564 5
4.113 987.418
.000
a
Residual .275
66 .004
Total 20.839
71 Predictors: Constant, deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa,
pendapatan bunga Dependent Variable: total aset
Dengan df
1
= 5 dan df
2
= 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 987.418 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000
0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel deposito, tabungan, giro,
Tabel 23 : Tabel 22 :
85
pendapatan jasa dan pendapatan bunga berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi teknis Hongkong Shanghai Banking Corporate.
6 Uji t Model
t Sig
Costant 2.403
.019 In D
9.686 .000
In T 13.178
.000 In G
9.421 .000
In PJ .310
.757 In PB
.021 .983
Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n
– 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel deposito D dengan t-hitung =9,686 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total
aset Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, variabel deposito berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Hongkong Shanghai Banking
Corporate. Variabel tabungan T dengan t-hitung = 13,178 t-tabel = -1,994,
secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, variabel tabungan berpengaruh positif
terhadap tingkat efisiensi teknis Hongkong Shanghai Banking Corporate. Variabel giro G dengan t-hitung = 9,421 t-tabel = 1,994, secara
statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Hongkong Shanghai Banking
Tabel 24 : nilai t dan Sig Hongkong Shanghai Banking Corporate
86
Corporate. Dengan demikian, variabel giro berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Hongkong Shanghai Banking Corporate.
Variabel pendapatan jasa dengan t-hitung = 0,31 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Hongkong
Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, pendapatan jasa tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Hongkong Shanghai Banking
Corporate. Variabel pendapatan bunga dengan t-hitung = 0,021 t-tabel = 1,994,
secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, variabel pendapatan bunga tidak
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Hongkong Shanghai Banking Corporate.
7 Koefisien Determinasi Pada tabel 21, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,987 atau
98,7. Hal ini berarti tingkat efisiensi teknis Hongkong Shanghai Banking Corporate HSBC periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh
variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga sebesar 98,7. Sisanya 1,3 dipengaruhi oleh variabel lain seperti modal, penerbitan
surat berharga dan lain-lain.
87
d. The Development Bank of Singapore 1 Uji Normalitas
Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas. 2 Uji Hetroskedastisitas
Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Gambar 10 : Uji Normalitas The Development Bank of Singapore
Gambar 11 : Uji heteroskedastisitas The Development Bank of Singapore
88
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjuste d R
Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics
Durbin- Watson
R Square
Change F Change df1
df2 Sig. F
Change
1 .981
a
.963 .960
.056497 .963
341.684 5
66 .000
1.515 Predictors: Constant, ln_D, ln_T, ln_G, ln_PJ, ln_PB
Dependent Variable: total aset
Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,515. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala
autokorelasi. 4 Uji Multikolineritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
2.738 .535
5.113 .000
Deposito .571
.045 .570
12.784 .000
.283 3.529
Tabungan .032
.010 .119
3.133 .003
.393 2.547
Giro .308
.024 .423
13.021 .000
.533 1.876
Pendapatan Jasa -.001
.004 -.008
-.277 .782
.744 1.345
Pendapatan Bunga -.008
.011 -.022
-.725 .471
.609 1.643
Dependent Variable: total aset
Dapat kita lihat bahwa variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance
lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Tabel 25 :
3 Uji Autokorelasi
Tabel 26 :
89
Dengan df
1
= 5 dan df
2
= 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 341,684 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa variabel-variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi
teknis The Development Bank of Singapore. 6 Uji t
Model t
Sig Costant
5.113 .000
In D 12.784
.000 In T
3.133 .003
In G 13.021
.000 In PJ
-.277 .782
In PB -.725
.471
Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n
– 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel deposito D dengan t-hitung =12,784 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.453 5
1.091 341.684
.000
a
Residual .211
66 .003
Total 5.664
71 Predictors: Constant, deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa,
pendapatan bunga Dependent Variable: total aset
Tabel 28 : nilai t dan Sig The Development Bank of Singapore Tabel 27 :
5 Uji F
90
aset The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel deposito berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis The Development Bank of
Singapore. Variabel tabungan T dengan t-hitung = 3,133 t-tabel =1,994, secara
statistik variabel ini signifikan terhadap total aset The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel tabungan berpengaruh positif terhadap
tingkat efisiensi teknis The Development Bank of Singapore. Variabel giro G dengan t-hitung = 13,021 t-tabel = 1,994, secara
statistik variabel ini signifikan terhadap total aset The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel giro berpengaruh positif terhadap tingkat
efisiensi teknis The Development Bank of Singapore. Variabel pendapatan jasa PJ dengan t-hitung = -0,277 t-tabel =-
1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, pendapatan jasa berpengaruh negatif
terhadap tingkat efisiensi teknis The Development Bank of Singapore. Variabel pendapatan bunga PB dengan t-hitung = -0,725 t-tabel = -
1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel pendapatan bunga berpengaruh
negatif terhadap tingkat efisiensi teknis The Development Bank of Singapore. 7 Koefisien Determinasi
Pada tabel 25, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,963 atau 96,3. Ini berarti tingkat efisiensi teknis The Development Bank of Singapore
periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel deposito,
91
tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga sebesar 96,3. Sisanya 3,7 dipengaruhi oleh variabel lain seperti pinjaman, modal dan lain-lain.
e. Bank Bisnis International 1 Uji Normalitas
Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas. 2 Uji Heteroskedastisitas
Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Gambar 12 : Uji Normalitas Bank Bisnis International
Gambar 13 : Uji Heteroskedastisitas Bank Bisnis International
92
Model Summary
b
Mode l
R R
Square Adjust
ed R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
Durbin- Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1
.978
a
.957 .953
.06829 .957 290.539
5 66
.000 .524
Predictors: Constant, ln_D, ln_T, ln_G, ln_PJ, ln_PB Dependent Variable: total aset
Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 0,524. artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala
autokorelasi.
Variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Sedangkan pada variabel pendapatan bunga terkena gelaja multikolinieritas karena nilai tolerance yang kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
3.805 .532
7.157 .000
Deposito .554
.037 .778
14.950 .000
.243 4.112
Tabungan .127
.069 .067
1.838 .071
.501 1.997
Giro .042
.056 .026
.747 .458
.553 1.808
Pendapatan Jasa -.137
.034 -.321
-4.013 .000
.103 9.694
Pendapatan Bunga .165
.033 .422
4.953 .000
.091 11.019
Dependent Variable: total aset
Tabel 29 :
Tabel 30 :
4 Uji Multikolinieritas 3 Uji Autokorelasi
93
Dengan df
1
= 5 dan df
2
= 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 290.539 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000
0,05, artinya variabel-variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi teknis
Bank Bisnis International. 6 Uji t
Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n
– 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel deposito D dengan t-hitung = 14,950 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
6.776 5
1.355 290.539
.000
a
Residual .308
66 .005
Total 7.084
71 Predictors: Constant, deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa,
pendapatan bunga Dependent Variable: total aset
Model t
Sig Costant
7.157 .000
In D 14.950
.000 In T
1.838 .071
In G .747
.458 In PJ
-4.013 .000
In PB 4.953
.000
Tabel 31 :
Tabel 32 : nilai t dan Sig Bank Bisnis International
5 Uji F
94
aset Bank Bisnis International. Dengan demikian, variabel deposito berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Bisnis International.
Variabel tabungan T dengan t-hitung = 1,838 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank Bisnis International.
Dengan demikian, variabel tabungan tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Bisnis International.
Variabel giro G dengan t-hitung = 0,747 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank Bisnis International.
Dengan demikian, variabel giro tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Bisnis International.
Variabel pendapatan jasa PJ dengan t-hitung = -4,013 t-tabel = - 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank Bisnis
International. Dengan demikian, pendapatan jasa tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Bisnis International.
Variabel pendapatan bunga PB dengan t-hitung = 4,953 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank Bisnis
International. Dengan demikian, variabel pendapatan bunga berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Bisnis International.
7 Koefisien Determinasi Pada tabel 29, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,957 atau
95,7. Hal ini berarti tingkat efisiensi teknis Bank Bisnis International periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel deposito,
tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga sebesar 95,7. Sisanya
95
4,3 dipengaruhi oleh variabel lain seperti investasi, biaya tenaga kerja dan lain- lain.
f. Bank Mega Syariah 1 Uji Normalitas
Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas 2 Uji Heteroskedastisitas
Gambar 14 : Uji Normalitas Bank Mega Syariah
Gambar 15 : Uji heteroskedastisitas Bank Mega Syariah
96
Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjuste d R
Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics
Durbin- Watson
R Square
Change F Change df1
df2 Sig. F
Change
1 .492
a
.242 .184
1.9689 .242
4.270 5
66 .002
0.498 Predictors: Constant, ln_D, ln_T, ln_G, ln_PJ, ln_PB
Dependent Variable: total aset
Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 0,498, artinya nilai berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi.
4 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
72.049 19.729
3.652 .001
Deposito -2.911
1.166 -.386
-2.496 .015
.480 2.082
Tabungan -2.031
.687 -.635
-2.956 .004
.249 4.011
Giro 1.054
.798 .528
1.320 .191
.072 13.956
Pendapatanjasa .457
.419 .383
1.089 .280
.093 10.750
Pendapatanbunga -.489
.408 -.196
-1.198 .235
.429 2.330
Dependent Variable: total aset
Dapat kita lihat bahwa variabel deposito, tabungan dan pendapatan bunga tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai
Tabel 33 :
Tabel 34 :
3 Uji Autokorelasi
97
VIF kurang dari 10. Sedangkan variabel giro dan pendapatan bunga terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance yang kurang dari 0,1 dan nilai VIF
melebihi 10. 5 Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
81.536 5
16.307 4.207
.002
a
Residual 255.855
66 3.877
Total 337.390
71 Predictors: Constant, deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa,
pendapatan bunga Dependent Variable: total aset
Dengan df
1
= 5 dan df
2
= 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 4.207 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,002 0,05,
artinya variabel-variabel deposito, tabungan, giro, pendapatan jasa dan pendapatan bunga berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mega
Syariah. 6 Uji t
Model t
Sig Costant
3.652 .001
In D -2.496
.015 In T
-2.956 .004
In G 1.320
.191 In PJ
1.089 .280
In PB -1.198
.235
Tabel 35 :
Tabel 36 : nilai t dan Sig Bank Mega Syariah
98
Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n
– 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel deposito D dengan t-hitung = -2,496 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan
terhadap total aset Bank Mega Syariah. Dengan demikian, variabel deposito tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mega Syariah.
Variabel tabungan T dengan t-hitung = -2,956 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank Mega
Syariah. Dengan demikian, variabel tabungan tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mega Syariah.
Variabel giro G dengan t-hitung = 1,320 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank Mega Syariah.
Dengan demikian, variabel giro tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mega Syariah.
Variabel pendapatan jasa PJ dengan t-hitung = 1,089 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total aset Bank Mega
Syariah. Dengan demikian, pendapatan jasa tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mega Syariah.
Variabel pendapatan bunga PB dengan t-hitung = -1,198 t-tabel = - 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total aset Bank Mega
Syariah. Dengan demikian, variabel pendapatan jasa berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi teknis Bank Mega Syariah.
99
7 Koefisien Determinasi Pada tabel 33, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,242 atau
24,2. Hal ini berarti tingkat efisiensi teknis Bank Mega Syariah periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel deposito, tabungan, giro,
pendapatan jasa dan pendapatan bunga sebesar 24,2. Sisanya 75,8 dipengaruhi oleh variabel lain seperti kredit, piutang dan lain-lain.
B. Cost Efficiency 1. Analisis Perbandingan Efisiensi Pendekatan
Cost Efficiency
Setelah melakukan analisis dengan pendekatan technical efficiency, pendekatan selanjutnya yang digunakan ialah cost efficiency. Analisis dengan
pendekatan cost efficieny menggunakan indikator yaitu nilai efisiensi yang mendekati angka 0 atau 0 semakin baik. Hal ini artinya jika skor cost efficiency
bank semakin kecil maka semakin baik. 2007
2008 2009
2010 2011
2012 MNDR
12,33 12,18
12,16 11,52
10,90 10,08
BDKI
12,80 11,17
10,70 13,17
11,56 10,39
HSBC
28,42 20,33
18,05 29,74
23,12 11,00
DBS
13,51 14,17
14,97 21,97
16,67 10,23
BBI
11,11 11,01
11,73 11,14
11,48 10,12
BMGS
56,83 20,58
17,00 13,49
10,59 10,56
Pada tabel diatas memperlihatkan tabel ranking efisiensi masing-masing bank setiap tahun. Pada tahun 2007 memperlihatkan nilai efisiensi terbaik dimiliki
oleh Bank Bisnis International BBI dengan skor 11,11. Posisi kedua ditempati oleh Bank Mandiri MNDR yang memiliki nilai sebesar 12,33. Di bawah Bank
Tabel 37 : tabel skor efisiensi biaya masing -masing bank periode 2007-2012
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
100
Mandiri, terdapat Bank DKI BDKI yang mendapat skor efisiensi dengan nilai 12,8.
Selanjutnya pada posisi keempat ditempati oleh The Development Bank of Singapore DBS yang memiliki skor 13,51. Posisi berikutnya ditempati oleh
Hongkong Shanghai Banking Corporate HSBC yang mendapat skor 28,42 dan di posisi terakhir ditempati oleh Bank Mega Syariah BMGS dengan nilai skor
56,83. 5 Bank pertama memiliki nilai skor efisiensi yang baik karena dipengaruhi
mampu menekan variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional serta biaya service. Sementara itu untuk untuk Bank Mega Syariah yang memiliki skor cukup
tinggi dipengaruhi peningkatan total aset yang cukup signifikan. Pada tahun 2008, Bank yang memiliki skor tertinggi sama seperti tahun
sebelumnya yaitu Bank Bisnis International. Pada tahun ini, Bank Bisnis International memiliki nilai skor 11,01 atau turun 0,01 dari tahun sebelumnya.
Penurunan ini dipengaruhi oleh variabel total aset yang mengalami penurunan pada bulan Juni dan September serta variabel modal yang turun pada bulan Maret,
April dan Juli. Posisi kedua ditempati oleh Bank DKI yang memiliki skor sebesar 11,17
atau turun 1,63 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini karena variabel modal yang turun pada periode kuartal II dan variabel total aset yang
turun pada bulan Mei dan Oktober. Posisi ketiga ditempati oleh Bank Mandiri yang mendapat skor efisiensi
dengan nilai 12,18 atau turun 0,15 dari tahun sebelumnya. Hal yang