Cost Efficiency 1. Analisis Perbandingan Efisiensi Pendekatan

100 Mandiri, terdapat Bank DKI BDKI yang mendapat skor efisiensi dengan nilai 12,8. Selanjutnya pada posisi keempat ditempati oleh The Development Bank of Singapore DBS yang memiliki skor 13,51. Posisi berikutnya ditempati oleh Hongkong Shanghai Banking Corporate HSBC yang mendapat skor 28,42 dan di posisi terakhir ditempati oleh Bank Mega Syariah BMGS dengan nilai skor 56,83. 5 Bank pertama memiliki nilai skor efisiensi yang baik karena dipengaruhi mampu menekan variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional serta biaya service. Sementara itu untuk untuk Bank Mega Syariah yang memiliki skor cukup tinggi dipengaruhi peningkatan total aset yang cukup signifikan. Pada tahun 2008, Bank yang memiliki skor tertinggi sama seperti tahun sebelumnya yaitu Bank Bisnis International. Pada tahun ini, Bank Bisnis International memiliki nilai skor 11,01 atau turun 0,01 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh variabel total aset yang mengalami penurunan pada bulan Juni dan September serta variabel modal yang turun pada bulan Maret, April dan Juli. Posisi kedua ditempati oleh Bank DKI yang memiliki skor sebesar 11,17 atau turun 1,63 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini karena variabel modal yang turun pada periode kuartal II dan variabel total aset yang turun pada bulan Mei dan Oktober. Posisi ketiga ditempati oleh Bank Mandiri yang mendapat skor efisiensi dengan nilai 12,18 atau turun 0,15 dari tahun sebelumnya. Hal yang 101 mempengaruhi penurunan skor efisiensi ini ialah variabel modal yang turun pada bulan Mei dan variabel total aset yang turun pada periode kuartal III. Posisi keempat ditempati oleh The Development Bank of Singapore dengan skor efisiensi 14,17 atau naik sebesar 0,66 dari tahun sebelumnya. Peningkatan skor efisiensi bank tersebut karena variabel modal, biaya operasional, biaya service dan biaya tenaga kerja naik pada setiap bulannya serta variabel total aset yang naik pada periode kuartal III dan IV. Posisi kelima terdapat Hongkong Shanghai Banking Corporate yang memiliki nilai skor 20,33 atau turun 8,09 dari tahun sebelumnya. Penurunan skor efisiensi tersebut dipengaruhi oleh variabel total aset yang turun pada periode kuartal I dan III serta variabel modal yang turun pada bulan Mei, September dan Desember. Di posisi terakhir, ditempati oleh Bank Mega Syariah dengan skor efisiensi 20,58 atau turun signifikan 36,25 dari tahun sebelumnya. Penurunan signifikan ini dipengaruhi oleh turunnya variabel total aset pada periode kuartal I dan II serta variabel modal yang turun pada bulan Maret dan Desember. Tahun berikutnya yaitu tahun 2009 terjadi perubahan tabel ranking skor efisiensi antar bank. Pada tahun ini, skor efisiensi terbaik dimiliki oleh Bank DKI yaitu 10,7. Nilai tersebut turun sebesar 0,47 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai tersebut dipengaruhi oleh variabel modal yang turun pada periode kuartal III dan variabel total aset yang turun pada periode kuartal IV. Posisi kedua ditempati oleh Bank Bisnis International dengan skor 11,73 atau naik 0,72 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi ini 102 dipengaruhi oleh kenaikan variabel biaya operasional, biaya service dan biaya tenaga kerja pada setiap bulannya, variabel modal yang juga mengalami kenaikan pada setiap bulannya kecuali pada bulan april, serta variabel total aset yang naik pada periode kuartal III dan IV. Posisi ketiga ditempati oleh Bank Mandiri dengan nilai 12,16 atau turun 0,02 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai ini dipengaruhi oleh variabel total aset yang turun pada periode kuartal I dan III serta variabel modal yang turun pada bulan Mei. Posisi keempat terdapat The Development Bank of Singapore dengan nilai 14,97 atau naik 0,8 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan variabel biaya operasional,biaya service dan biaya tenaga kerja yang naik setiap bulannya, variabel modal yang mengalami kenaikan pada periode kuartal III dan IV serta variabel total aset yang naik pada periode kuartal IV. Posisi kelima ditempati oleh Bank Mega Syariah yang memiliki skor sebesar 17 atau turun 3,58 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi bank tersebut karena variabel total aset yang turun pada periode kuartal I dan II serta variabel modal yang turun pada periode kuartal I. Di posisi terakhir ditempati oleh Hongkong Shanghai Banking Corporate yang memiliki tabel skor 18,05 atau turun 2,28 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi tersebut dipengaruhi oleh penurunan variabel total aset pada periode kuartal II, III dan IV serta variabel modal yang turun pada bulan April dan Desember. 103 Selanjutnya pada tahun 2010, skor efisiensi terbaik kembali diraih oleh Bank Bisnis International dengan nilai skor 11,14 atau turun 0,59 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh variabel total aset yang turun pada bulan Juli dan November. Posisi kedua terdapat Bank Mandiri dengan nilai efisiensi sebesar 11,52 atau turun 0,64 dari tahun sebelumnya. Turunnya nilai efisiensi bank tersebut karena variabel modal yang turun pada bulan Mei serta variabel total aset yang turun pada bulan Februari, April dan Juli. Posisi ketiga ditempati oleh Bank DKI yang memperoleh skor 13,17 atau naik 2.47 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh naiknya biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service setiap bulannya serta variabel total aset dan modal yang naik pada periode kuartal III. Posisi keempat ditempati oleh Bank Mega Syariah yang memiliki skor 13,49 atau turun 3,51 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi bank tersebut dipengaruhi oleh variabel modal yang turun pada bulan Maret serta variabel total aset yang turun pada periode kuartal III dan IV. Posisi kelima terdapat The Development Bank of Singapore dengan skor efisiensi sebesar 21,97 atau naik 7 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service yang naik setiap bulan, variabel modal yang juga naik setiap bulan kecuali pada bulan November serta variabel total aset yang naik pada periode kuartal I dan IV. 104 Posisi terakhir ditempati oleh Hongkong Shanghai Banking Corporate yang memiliki nilai skor 29,74 atau naik 11,69 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi ini diakibatkan variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service yang naik setiap bulan, variabel modal yang naik setiap bulan kecuali pada bulan Mei serta variabel total aset yang naik pada periode kuartal III dan IV. Tahun 2011, kembali terdapat perubahan tabel ranking skor efisiensi antar bank. Pada tahun ini bank yang memiliki nilai efisiensi paling baik adalah Bank Mega Syariah. Bank tersebut berhasil meraih skor efisiensi sebesar 10,59 atau turun 2,9 dari tahun sebelumnya. Penurunan skor efisiensi ini dipengaruhi oleh variabel modal yang turun pada bulan April dan variabel total aset yang turun pada bulan April dan Juli. Posisi kedua ditempati oleh Bank Mandiri yang berhasil meraih skor efisiensi sebesar 10,9 atau turun 0,38 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi tersebut disebabkan oleh variabel modal yang turun pada bulan Mei dan variabel total aset yang turun pada bulan April. Posisi ketiga terdapat Bank Bisnis International dengan perolehan skor efisiensi sebesar 11,48 atau naik 0,34 dari tahun sebelumnya. Peningkatan nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service yang naik setiap bulan, variabel total aset yang naik pada periode kuartal II dan III serta variabel modal yang naik setiap bulan kecuali pada bulan April. Posisi keempat ditempati oleh Bank DKI yang memiliki nilai skor 11,56 atau turun 1,61 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini dipengaruhi 105 oleh variabel modal yang turun pada bulan Mei dan variabel total aset yang turun pada bulan April, Agustus dan Oktober. Posisi kelima terdapat The Development Bank of Singapore dengan skor efisiensi sebesar 16,67 atau turun 5,3 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi bank ini karena variabel modal yang turun pada bulan November dan variabel total aset yang turun pada bulan Mei, Agustus dan Desember. Posisi terakhir ditempati oleh Hongkong Shanghai Banking Corporate yang memiliki skor efisiensi sebesar 23,12 atau turun 6,62 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh variabel modal yang turun pada bulan Juli dan Oktober serta variabel total aset yang turun pada Februari, Juni, Agustus, Oktober dan Desember. Tahun 2012 memperlihatkan hasil efisiensi masing-masing bank yang cukup baik. Hal ini bisa terlihat dari tabel ranking yang memperlihatkan masing- masing bank mampu meraih skor efisiensi dibawah 15. Pada tahun ini, bank yang memiliki nilai efisiensi terbaik adalah Bank Mandiri. Bank tersebut memperoleh skor efisiensi sebesar 10,08 atau turun 0,82 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi tersebut dipengaruhi oleh variabel modal yang turun pada periode kuartal I dan variabel total aset yang turun pada bulan Februari dan Oktober. Posisi kedua terdapat Bank Bisnis International dengan skor efisiensi sebesar 10,12 atau turun 1,36 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh variabel total aset yang turun pada bulan Agustus. 106 Posisi ketiga ditempati oleh The Development Bank of Singapore yang memperoleh skor efisiensi sebesar 10,23 atau turun 6,44 dari tahun sebelumya. Penurunan nilai efisiensi tersebut disebabkan variabel modal yang turun pada bulan Maret dan variabel total aset yang turun pada periode kuartal IV serta bulan Juni dan Agustus. Posisi keempat ditempati oleh Bank DKI dengan skor efisiensi sebesar 10,39 atau turun 1,17 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh variabel modal yang turun pada bulan Maret, Mei dan November serta variabel total aset yang turun pada kuartal IV. Posisi kelima terdapat Bank Mega Syariah dengan perolehan skor efisiensi yaitu 10,56 atau turun 0,03 dari tahun sebelumnya. Terjadinya penurunan nilai efisiensi ini karena variabel total aset yang turun pada periode kuartal II serta bulan Februari dan November. Posisi terakhir ditempati Hongkong Shanghai Banking Corporate dengan skor efisiensi yaitu 11 atau turun 12,12 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh variabel total aset yang turun pada bulan September dan Desember. 107

2. Analisis Model Regresi

Dalam melakukan analisis model regresi, penulis akan menjelaskan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Penulis juga menggunakan akal sehat common sense dalam mengintepretasikan sebuah model regresi. a. Bank Mandiri 2007 2008 2009 2010 2011 2012 MNDR 12,33 12,18 12,16 11,52 10,9 10,08 BDKI 12,8 11,17 10,7 13,17 11,56 10,39 HSBC 28,42 20,33 18,05 29,74 23,12 11 DBS 13,51 14,17 14,97 21,97 16,67 10,23 BBI 11,11 11,01 11,73 11,14 11,48 10,12 BMGS 56,83 20,58 17 13,49 10,59 10,56 10 20 30 40 50 60 p e rc e n t Model Unstandardized Coefficients B Std Error Costant 7.044 1.794 Modal M .101 .114 Biaya Tenaga Kerja BTK -.292 .059 Total Aset TA -.522 .170 Biaya Operasional BO 1.168 .099 Biaya Service BS .163 .073 Tabel 38: tabel coefficient Bank Mandiri Grafik2: pergerakan nilai efisiensi masing-masing bank selama 2007-2012 108 Pada tabel coefficient Bank Mandiri diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : P = 7,044 + 0,101 In M - 0,292 In BTK – 0,522 In TA + 1,168 In BO + 0,163 In BS + ε n Model diatas dapat diinterpretasi sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar 7,044 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service, maka total biaya Bank Mandiri akan mengalami penurunan sebesar 704,4. 2 Koefisien regresi 0,101 variabel modal menunjukkan bahwa jika modal mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 10,1 . 3 Koefisien regresi -0,292 variabel biaya tenaga kerja menunjukkan bahwa jika biaya tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 29,2 . 4 Koefisien regresi -0,522 variabel total aset menunjukkan bahwa jika total aset mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 52,2 . 5 Koefisien regresi 1,168 variabel biaya operasional menunjukkan bahwa jika biaya operasional mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 116,8 . 109 6 Koefisien regresi 0,163 variabel biaya service menunjukkan bahwa jika biaya service mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mandiri akan mengalami peningkatan sebesar 16,3 . Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total biaya Bank Mandiri ialah variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional, biaya service. variabel modal dan total aset. b. Bank DKI Pada tabel coefficient Bank DKI diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : P = -0,837 + 0,328 In M - 0,188 In BTK - 0,266 In TA + 0,958 In BO + 0,251 In BS+ ε n Model diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar -0,837 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service, maka total biaya Bank DKI akan mengalami penurunan sebesar 83,7. 2 Koefisien regresi 0,328 variabel modal menunjukkan bahwa jika modal mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank DKI akan mengalami peningkatan sebesar 32,8 . Model Unstandardized Coefficients B Std Error Costant -.837 .655 Modal M .328 .060 Biaya Tenaga Kerja BTK -.188 .070 Total Aset TA -.266 .079 Biaya Operasional BO .958 .110 Biaya Service BS .251 .066 Tabel 39 : tabel coefficient Bank DKI 110 3 Koefisien regresi -0,188 variabel biaya tenaga kerja menunjukkan bahwa jika biaya tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank DKI akan mengalami kenaikan sebesar 18,8 . 4 Koefisien regresi -0,266 variabel total aset menunjukkan bahwa jika total aset mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank DKI akan mengalami peningkatan sebesar 26,6 . 5 Koefisien regresi 0,958 variabel biaya operasional menunjukkan bahwa jika biaya operasional mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank DKI akan mengalami kenaikan sebesar 95,8 . 6 Koefisien regresi 0,251 variabel biaya service menunjukkan bahwa jika biaya service mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank DKI akan mengalami peningkatan sebesar 25,1 . Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total biaya Bank DKI ialah variabel modal, biaya tenaga kerja, biaya operasional, biaya service dan total aset. Model Unstandardized Coefficients B Std Error Costant .890 .798 Modal M .026 .022 Biaya Tenaga Kerja BTK .431 .105 Total Aset TA -.107 .061 Biaya Operasional BO 1.034 .027 Biaya Service BS -.426 .114 Pada tabel coefficient Hongkong Shanghai Banking Corporate diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : Tabel 40 : Tabel coefficienct Hongkong Shanghai Banking Corporate c. Hongkong Shanghai Banking Corporate 111 P = 0,890 + 0,026 In M + 0,431 In BTK - 0,107 In TA + 1,034 In BO + 0,426 In BS + ε n Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar -0,890 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service, maka total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate akan mengalami penurunan sebesar 89. 2 Koefisien regresi 0,026 variabel modal menunjukkan bahwa jika modal mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 2,6 . 3 Koefisien regresi 0,431 variabel biaya tenaga kerja menunjukkan bahwa jika biaya tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 43,1 . 4 Koefisien regresi -0,107 variabel total aset menunjukkan bahwa jika total aset mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 10,7 . 5 Koefisien regresi 1,034 variabel biaya operasional menunjukkan bahwa jika biaya operasional mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 103,4 . 112 6 Koefisien regresi 0,426 variabel biaya service menunjukkan bahwa jika biaya service mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate akan mengalami peningkatan sebesar 42,6 . Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate ialah variabel modal, biaya tenaga kerja, biaya operasional, biaya service dan total aset. Pada tabel coefficient the Development Bank of Singapore, diperoleh model regresi untuk sebagai berikut : P = -4,410 + 0,371 In M – 0,259 In BTK - 0,089 In TA + 1,155 In BO + 0,066 In BS + ε n Model di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar -4,410 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service, maka total biaya The Development Bank of Singapore akan mengalami penurunan sebesar 441. Model Unstandardized Coefficients B Std Error Costant -4.410 .978 Modal M .371 .102 Biaya Tenaga Kerja BTK -.259 .062 Total Aset TA -.089 .115 Biaya Operasional BO 1.155 .104 Biaya Service BS .066 .057 Tabel 41 : tabel coefficient The Development Bank of Singapore d. The Development Bank of Singapore 113 2 Koefisien regresi 0,371 variabel modal menunjukkan bahwa jika modal mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 37,1 . 3 Koefisien regresi -0,259 variabel biaya tenaga kerja menunjukkan bahwa jika biaya tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Hongkong The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 25,9 . 4 Koefisien regresi -0,089 variabel total aset menunjukkan bahwa jika total aset mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 8,9 . 5 Koefisien regresi 1,155 variabel biaya operasional menunjukkan bahwa jika biaya operasional mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 115,5 . 6 Koefisien regresi 0,066 variabel biaya service menunjukkan bahwa jika biaya service mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya The Development Bank of Singapore akan mengalami peningkatan sebesar 6,6 . Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total biaya The Development Bank of Singapore ialah variabel modal, biaya operasional, biaya service, biaya tenaga kerja, total aset. 114 e. Bank Bisnis International Model Unstandardized Coefficients B Std Error Costant 1.502 .271 Modal M .151 .028 Biaya Tenaga Kerja BTK .391 .053 Total Aset TA -.201 .046 Biaya Operasional BO .117 .079 Biaya Service BS .484 .050 Pada tabel coefficient Bank Bisnis international diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : P = 1,502 + 0,151 In M + 0,391 In BTK - 0,201 In TA + 0,117 In BO + 0,484 In BS + ε n Model regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar 1,520 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service, maka total biaya Bank Bisnis International akan mengalami penurunan sebesar 150,2. 2 Koefisien regresi 0,151 variabel modal menunjukkan bahwa jika modal mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 15,1 . 3 Koefisien regresi 0,391 variabel biaya tenaga kerja menunjukkan bahwa jika biaya tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 39,1 . Tabel 42 : tabel coefficienct Bank Bisnis International 115 4 Koefisien regresi -0,201 variabel total aset menunjukkan bahwa jika total aset mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 20,1 . 5 Koefisien regresi 0,117 variabel biaya operasional menunjukkan bahwa jika biaya operasional mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 11,7 . 6 Koefisien regresi 0,484 variabel biaya service menunjukkan bahwa jika biaya service mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Bisnis International akan mengalami peningkatan sebesar 48,4 . Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total biaya ialah variabel modal, biaya operasional, biaya tenaga kerja biaya service dan total aset. Model Unstandardized Coefficients B Std Error Costant -4.209 .789 Modal M -.106 .074 Biaya Tenaga Kerja BTK -1.058 .064 Total Aset TA .345 .067 Biaya Operasional BO 2.104 .089 Biaya Service BS -.047 .043 Pada tabel coefficient Bank Mega Syariah diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : P = -4,209 – 0,106 In M - 1,058 In BTK + 0,345 In TA + 2,104 In BO – 0,047 In BS + ε n Tabel 43: tabel coefficient Bank Mega Syariah f. Bank Mega Syariah 116 Model regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1 Nilai konstansta sebesar -4,209 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service, maka total biaya Bank Mega Syariah akan mengalami penurunan sebesar 420,9. 2 Koefisien regresi -0,106 variabel modal menunjukkan bahwa jika modal mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 10,6 . 3 Koefisien regresi -1,058 variabel biaya tenaga kerja menunjukkan bahwa jika biaya tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 105,8 . 4 Koefisien regresi 0,345 variabel total aset menunjukkan bahwa jika total aset mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 34,5 . 5 Koefisien regresi 2,104 variabel biaya operasional menunjukkan bahwa jika biaya operasional mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 210,4 . 6 Koefisien regresi -0,047 variabel biaya service menunjukkan bahwa jika biaya service mengalami peningkatan sebesar 100 persen, maka total biaya Bank Mega Syariah akan mengalami peningkatan sebesar 4,7 . 117 Dengan demikian faktor yang dominan mempengaruhi naiknya total biaya Bank Mega Syariah ialah variabel total aset, biaya operasional, biaya tenaga kerja dan biaya service, modal.

3. Uji Asumsi Klasik Uji Statistik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolieritas. Sedangkan uji statistik terdiri dari uji F, uji t dan uji koefisien determinasi. Penulis dalam penelitian ini akan melakukan uji asumsi klasik dan uji statistik pada masing-masing bank. a. Bank Mandiri 1 Uji Normalitas Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji Heteroskedastisitas Gambar 16 : Uji Normalitas Bank Mandiri Gambar 17 : Uji Heteroskedastisitas Bank Mandiri 118 Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Model Summary Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .994 a .987 .986 .090045 .987 1015.454 5 66 .000 .461 Predictors: Constant, ln_M,ln_BTK, ln_TA, ln_BS, ln_BO Dependent Variable: cost Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 0,461. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 7.044 1.794 3.926 .000 Modal .101 .114 .049 .884 .380 .064 15.517 Biaya Tenaga Kerja -.292 .059 -.303 -4.935 .000 .052 19.360 Total Aset -.522 .170 -.160 -3.065 .003 .072 13.955 Biaya Operasional 1.168 .099 1.143 11.778 .000 .021 48.413 Biaya Service .163 .073 .190 2.216 .030 .026 37.841 Dependent Variable: cost Tabel 44 : 3 Uji Autokorelarsi Tabel 45 : 4 Uji Multikolinieritas 119 Variabel modal , biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10. 5 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 41.167 5 8.233 1015000 .000 a Residual .535 66 .008 Total 41.702 71 Predictors: Constant, modal, biaya tenaga kerja total aset, biaya service, biaya operasional Dependent Variable: cost Dengan df 1 = 5 dan df 2 = 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung =101500 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mandiri. 6 Uji t Model t Sig Costant 3.926 .000 In M .884 .380 In BTK -4.935 .000 In TA -3.065 .003 In BO 11.778 .000 In BS 2.216 .030 Tabel 47 : nilai t dan sig Bank Mandiri Tabel 46: 120 Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n – 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel modal M dengan t-hitung =0,884 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank Mandiri. Dengan demikian, variabel modal tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya biaya Bank Mandiri. Variabel biaya tenaga kerja BTK dengan t-hitung = -4,953 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank Mandiri. Dengan demikian, variabel total simpanan tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mandiri. Variabel total aset TA dengan t-hitung = -3,065 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank Mandiri. Dengan demikian, variabel total aset tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mandiri. Variabel biaya operasional BO dengan t-hitung = 11,778 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Mandiri. Dengan demikian, variabel biaya operasional berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mandiri. Variabel biaya service BS dengan t-hitung = 2,216 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Mandiri. Dengan demikian, variabel biaya service berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mandiri. 121 7 Koefisien Determinasi Pada tabel 44, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,987 atau 98,7. Hal ini berarti tingkat efisiensi biaya Bank Mandiri periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service sebesar 97,8. Sisanya 2,2 dipengaruhi oleh variabel lain seperti DPK, Investasi Surat Berharga dan lain-lain b. Bank DKI 1 Uji Normalitas Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji Heteroskedastisitas Gambar 18 : Uji Normalitas Bank DKI Gambar 19 : Uji Heteroskedastisitas Bank DKI 122 Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Model Summary b Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .996 a .991 .991 .096286 .991 1525.659 5 66 .000 1.295 Predictors: Constant, ln_M, ln_BTK, ln_AT, ln_BS, ln_BO Dependent Variable: cost Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,295. artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi. 4 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.837 .655 -1.277 .206 Modal .328 .060 .141 5.436 .000 .193 5.173 Biaya Tenaga Kerja -.188 .070 -.177 -2.688 .009 .030 33.280 Total Aset -.266 .079 -.091 -3.355 .001 .175 5.716 Biaya Operasional .958 .110 .899 8.724 .000 .012 81.656 Biaya Service .251 .066 .259 3.793 .000 .028 35.804 Dependent Variable: cost Tabel 48 : Tabel 49 : 3 Uji Autokorelasi 123 Variabel modal, dan total aset tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sedangkan variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service dan total pembiayaan piutang TPP terkena gejala multikolinieritas karena nilai VIF melebihi dari 10. 5 Uji F Dengan df 1 = 5 dan df 2 = 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 330.853 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi biaya Bank DKI. 6 Uji t Model t Sig Costant -1.277 .206 In M 5.436 .000 In BTK -2.688 .009 In TA -3.355 .001 In BO 8.724 .000 In BS 3.793 .000 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 7.485 5 1.497 330.853 .000 a Residual .299 66 .005 Total 7.784 71 Predictors: Constant,modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya service, biaya operasional Dependent Variable: cost Tabel 50 : Tabel 51 : tabel t dan Sig Bank DKI 124 Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n – 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel modal M dengan t-hitung =5,436 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank DKI. Dengan demikian, variabel modal berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank DKI. Variabel biaya tenaga kerja BTK dengan t-hitung = -2,688 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank DKI. Dengan demikian, variabel biaya tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Bank DKI. Variabel total aset TA dengan t-hitung = -3,355 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank DKI. Dengan demikian, variabel total aset tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Bank DKI. Variabel biaya operasional BO dengan t-hitung = 8,724 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank DKI. Dengan demikian, biaya operasional berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank DKI. Variabel biaya service BS dengan t-hitung = 3,793 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank DKI. Dengan demikian, variabel biaya service berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank DKI. 125 7 Koefisien Determinasi Pada tabel 48, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,991 atau 99,1. Hal ini berarti tingkat efisiensi biaya Bank DKI periode januari 2007 hingga desember 2012 dipengaruhi oleh variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service sebesar 99,1. Sisanya 0,09 dipengaruhi oleh variabel lain seperti pinjaman, kredit dan lain-lain. c. Hongkong Shanghai Banking Corporate 1 Uji Normalitas Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji Heteroskedastisitas \ Gambar 20 : Uji Normalitas Hongkong Shanghai Banking Corporate Gambar 21 : Uji heteroskedastisitas Hongkong Shanghai Banking Corporate 126 Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Model Summary b Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .998 a .997 .996 .053877 .997 3823.452 5 66 .000 0.972 Predictors: Constant, ln_M, ln_BTK, ln_TA, ln_BO, ln_BS Dependent Variable: cost Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 0,972. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi. 4 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .890 .798 1.115 .269 Modal .026 .022 .020 1.163 .249 .171 5.855 Biaya Tenaga Kerja .431 .105 .371 4.114 .000 .006 156.394 Total Aset -.107 .061 -.031 -1.756 .084 .171 5.854 Biaya Operasional 1.034 .027 1.017 38.715 .000 .075 13.246 Biaya service -.426 .114 -.378 -3.740 .000 .005 195.766 Dependent Variable: cost Tabel 52 : Tabel 53 : 3 Uji Autokorelasi 127 Variabel modal dan total aset tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF melebihi dari 10. 5 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 55.494 5 11.099 3.823 .000 a Residual .192 66 .003 Total 55.686 71 Predictors: Constant, modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya service, biaya operasional Dependent Variable: cost Dengan df 1 = 5 dan df 2 = 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 3,823 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. 6 Uji t Model t Sig Costant 1.115 .269 In M 1.163 .249 In BTK 4.114 .000 In TA -1.756 .084 In BO 38.715 .000 In BS -3.740 .000 Tabel 54 : Tabel 55 : nilai t dan Sig Hongkong Shanghai Banking Corporate 128 Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n – 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel modal M dengan t-hitung =1,163 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, variabel modal tidak berpengaruh tingkat efisiensi biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Variabel biaya tenaga kerja BTK dengan t-hitung = 4,114 t-tabel = - 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, variabel biaya tenaga kerja berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Variabel total aset TA dengan t-hitung = -1,756 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, variabel total aset berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Variabel biaya operasional BO dengan t-hitung = 38,175 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian biaya operasional berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Variabel biaya service BS dengan t-hitung = -3,740 t-tabel = - 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. Dengan demikian, variabel biaya service tidak 129 berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate. 7 Koefisien Determinasi Pada tabel 52, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,997 atau 99,7. Hal ini berarti tingkat efisiensi biaya Hongkong Shanghai Banking Corporate periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service sebesar 99,7. Sisanya 0,03 dipengaruhi oleh variabel lain seperti aktiva lancar, pinjaman dan lain-lain. d. The Development Bank of Singapore 1 Uji Normalitas Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Gambar 22 : Uji Normalitas The Development Bank of Singapore 130 2 Uji Hetroskedastisitas Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Model Summary b Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .991 a .981 .980 .11857 .981 687.825 5 66 .000 .551 Predictors: Constant, ln_M, ln_BTK, ln_TA, ln_BS, ln_BO Dependent Variable: cost Berdasarkan tabel model summary di atas, dapat kita lihat bahwa nilai Durbin-Watson-nya adalah sebesar 0,551 Nilai berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi. Gambar 23 : Uji heteroskedastisitas The Development Bank of Singapore Tabel 56 : 3 Uji Autokorelasi 131 4 Uji Multikolineritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -4.410 .978 -4.510 .000 Modal .371 .102 .145 3.623 .001 .178 5.618 Biaya Tenaga Kerja -.259 .062 -.253 -4.186 .000 .078 12.821 Total Aset -.089 .115 -.030 -.769 .444 .186 5.367 Biaya Operasional 1.155 .104 1.088 11.108 .000 .030 33.635 Biaya Service .066 .057 .073 1.165 .248 .074 13.568 Dependent Variable : cost Variabel modal dan total aset tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sedangkan variabel biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance yang kurang dari 0,1 dan nilai VIF melebihi dari 10. 5 Uji F Dengan df 1 = 5 dan df 2 = 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 687,825 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel modal,biaya tenaga kerja, ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 48.351 5 9.670 687.825 .000 a Residual .928 66 .014 Total 49.279 71 Predictors: Constant, modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya service,biaya operasional Dependent Variable: cost Tabel 57 : Tabel 58 : 132 total aset, biaya operasional dan biaya service berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi biaya The Development Bank of Singapore. 6 Uji t Model t Sig Costant -4.510 .000 In M 3.623 .001 In BTK -4.186 .000 In TA -.769 .444 In BO 11.108 .000 In BS 1.165 .248 Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n – 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel modal M dengan t-hitung = 3,623 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel modal berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya The Development Bank of Singapore. Variabel biaya tenaga kerja BTK dengan t-hitung = -4,186 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel biaya tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya The Development Bank of Singapore. Tabel 59 : nilai t dan Sig The Development Bank of Singapore 133 Variabel total aset TA dengan t-hitung = -0,769 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel total aset berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya The Development Bank of Singapore. Variabel biaya operasional BO dengan t-hitung = 11,108 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, biaya operasional berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya The Development Bank of Singapore. Variabel biaya service BS dengan t-hitung = 1,165 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya The Development Bank of Singapore. Dengan demikian, variabel biaya service tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya The Development Bank of Singapore. 7 Koefisien Determinasi Pada tabel 56, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,981 atau 98,1. Hal ini berarti tingkat efisiensi biaya The Development Bank of Singapore periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service sebesar 98,1. Sisanya 1,9 dipengaruhi oleh variabel lain seperti pinjaman, surat berharga dan lain-lain. 134 e. Bank Bisnis International 1 Uji Normalitas Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji Heteroskedastisitas Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Gambar 24 : Uji Normalitas Bank Bisnis International Gambar 25 : Uji Heteroskedastisitas Bank Bisnis International 135 Model Summary b Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .999 a .998 .998 .347225 .998 7081.539 5 66 .000 1.265 Predictors: Constant, ln_M, ln_BTK, ln_TA, ln_BS, ln_BO Dependent Variable: cost Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,265. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi. Variabel modal tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sedangkan variabel biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service terkena gejala Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.502 .271 5.542 .000 Modal .151 .028 .071 5.422 .000 .163 6.119 BTK .391 .053 .391 7.419 .000 .010 98.460 Totalaset -.201 .046 -.082 -4.415 .000 .082 12.196 BO .117 .079 .120 1.484 .143 .004 230.241 BS .484 .050 .500 9.704 .000 .011 94.055 Dependent Variable: cost Tabel 60 : Tabel 61 : 4 Uji Multikolinieritas 3 Uji Autokorelasi 136 multikolinieritas karena nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF melebihi dari 10. Dengan df 1 = 5 dan df 2 = 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 7,082 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Bisnis International. 6 Uji t Model t Sig Costant 5.542 .000 In M 5.422 .000 In BTK 7.419 .000 In TA -4.415 .000 In BO 1.484 .143 In BS 9.704 .000 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 42.696 5 8.539 7.082 .000 a Residual .080 66 .001 Total 42.775 71 Predictors: Constant, modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya service, biaya operasional Dependent Variable: cost Tabel 62 : Tabel 63 : nilai t dan Sig Bank Bisnis International 5 Uji F 137 Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n – 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel modal M dengan t-hitung = 5,422 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Bisnis International. Dengan demikian, variabel modal berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Bisnis International. Variabel biaya tenaga kerja BTK dengan t-hitung = 7,419 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Bisnis International. Dengan demikian, variabel biaya tenaga kerja berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Bisnis International. Variabel total aset TA dengan t-hitung = -4,415 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank Bisnis International. Dengan demikian, variabel total aset tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Bisnis International. Variabel biaya operasional BO dengan t-hitung = 1,484 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank Bisnis International. Dengan demikian, biaya operasional tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Bisnis International. Variabel biaya service BS dengan t-hitung = 9,704 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Bisnis International. Dengan demikian, variabel biaya service berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Bisnis International. 138 7 Koefisien Determinasi Pada tabel 60, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,998 atau 99,8. Hal ini berarti tingkat efisiensi biaya Bank Bisnis International periode januari 2007 hingga desember 2012 dipengaruhi oleh variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service sebesar 99,8. Sisanya 0,02 dipengaruhi oleh variabel lain seperti aktiva tetap, kredit dan lain- lain. f. Bank Mega Syariah 1 Uji Normalitas Dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut. Dengan demikian model regresi telah memenuhi asumsi normalitas 2 Uji Heteroskedastisitas Gambar 26 : Uji Normalitas Bank Mega Syariah Gambar 27 : Uji heteroskedastisitas Bank Mega Syariah 139 Dapat kita lihat bahwa titik-titiknya menyebar secara acak atau tidak berpola. Dengan demikian, model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Model Summary b Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .997 a .993 .993 .077612 .993 1974.837 5 66 .000 0.389 Predictors: Constant, ln_M, ln_BTK, ln_TA, ln_BS, ln_BO Dependent Variable: cost Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 0,389. Artinya nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Dengan demikian, model regresi telah bebas dari gejala autokorelasi. 4 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -4.209 .789 -5.334 .000 Modal -.106 .074 -.037 -1.433 .157 .150 6.661 Biaya Tenaga Kerja -1.058 .064 -1.515 -16.596 .000 .012 82.843 Total Aset .345 .067 .140 5.136 .000 .136 7.361 Biaya Operasional 2.104 .089 2.457 23.738 .000 .009 106.500 Biaya Service -.047 .043 -.058 -1.101 .275 .037 27.133 Dependent Variable: cost Tabel 64 : Tabel 65 : 3 Uji Autokorelasi 140 Variabel modal dan total aset tidak terkena gejala multikolinieritas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sedangkan variabel lain yaitu biaya tenaga kerja, biaya operasional dan biaya service terkena gejala multikolineritas karena nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10. 5 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 59.480 5 11.896 1.975 .000 a Residual .398 66 .006 Total 59.877 71 Predictors: Constant, modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya service, biaya operasional Dependent Variable: cost Dengan df 1 = 5 dan df 2 = 66, didapat F tabel sebesar 2,35. Dengan demikian F hitung = 1,975 F tabel = 2,35. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service berpengaruh secara simultan terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mega Syariah. 6 Uji t Model t Sig Costant -5.334 .000 In M -1.433 .157 In BTK -16.596 .000 In TA 5.136 .000 In BO 23.738 .000 In BS -1.101 .275 Tabel 66 : Tabel 67 : nilai t dan Sig Bank Mega Syariah 141 Dengan menggunakan uji dua arah maka α2 = 0,052 = 0,025, dimana df = n – 2 = 69, didapat t-tabel sebesar 1,994. Variabel modal M dengan t-hitung = -1,433 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Mega Syariah. Dengan demikian, modal berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mega Syariah. Variabel biaya tenaga kerja BTK dengan t-hitung = -16,596 t-tabel = -1,994, secara statistik variabel ini tidak signifikan terhadap total biaya Bank Mega Syariah. Dengan demikian, variabel biaya tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mega Syariah. Variabel total aset TA dengan t-hitung = 5,136 t-tabel = 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Mega Syariah. Dengan demikian, variabel total aset berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mega Syariah. Variabel biaya operasional BO dengan t-hitung = 23,378 t-tabel =1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Mega Syariah. Dengan demikian, biaya operasional berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mega Syariah. Variabel biaya service BS dengan t-hitung = -1,101 t-tabel = - 1,994, secara statistik variabel ini signifikan terhadap total biaya Bank Mega Syariah. Dengan demikian, variabel biaya service berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya Bank Mega Syariah. 142 7 Koefisien Determinasi Pada tabel 64, nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,993 atau 99,3. Hal ini berarti tingkat efisiensi biaya Bank Mega Syariah periode Januari 2007 hingga Desember 2012 dipengaruhi oleh variabel modal, biaya tenaga kerja, total aset, biaya operasional dan biaya service sebesar 99,3. Sisanya 0,7 dipengaruhi oleh variabel lain seperti kredit, pinjaman dan lain-lain.

C. Profit Efficiency 1. Analisis Perbandingan Efisiensi Pendekatan

Profit Efficiency Setelah melakukan analisis dengan pendekatan technical dan cost effiency, pendekatan selanjutnya yang dipergunakan ialah profit efficiency. Pada pendekatan profit efficiency memiliki indikator yang sama dengan technical efficiency yaitu skor efisiensi yang mendekati angka 1 atau 100 adalah yang paling baik. Hal ini berarti skor efisiensi sebuah bank akan semakin baik jika mendekati 100. 2007 2008 2009 2010 2011 2012 MNDR 97,69 87,99 71,81 79,18 90,60 99,99 BDKI 97,76 85,52 31,28 36,64 89,79 99,99 HSBC 97,71 91,54 83,10 85,75 93,76 99,99 DBS 97,58 73,73 29,75 35,99 90,64 99,99 BBI 97,61 87,75 77,94 81,50 92,20 99,99 BMGS 97,91 90,68 65,50 45,20 88,03 99,99 Pada perhitungan efisiensi tahun 2007 memperlihatkan. Bank Mega Syariah BMGS yang memperoleh skor efisiensi tertinggi yaitu 97,71. Selanjutnya posisi kedua ditempati oleh Bank DKI BDKI dengan perolehan skor efisiensi sebesar 97,76. Pada posisi ketiga ditempati oleh Hongkong Tabel 68 : tabel skor efisiensi keuntungan masing-masing bank periode 2007-2012 Sumber : data sekunder yang sudah diolah 143 Shanghai Banking Corporate HSBC dengan perolehan skor efisiensi sebesar 97,71. Posisi keempat ditempati oleh Bank Mandiri MNDR dengan perolehan skor efisiensi sebesar 97,69. Di bawah Bank Mandiri, ada Bank Bisnis International BBI yang memiliki skor efisiensi 97,61. Di posisi terakhir ada The Development Bank of Singapore DBS yang memiliki skor efisiensi 97,58. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya nilai efisiensi masing-masing bank karena tinggi variabel aktiva tetap, total simpanan, total pembiayaan piutang serta pendapatan lain yang tinggi. Pada tahun 2008, terjadi perubahan posisi peringkat efisiensi pada tabel Jika pada tahun sebelumnya Bank Mega Syariah meraih nilai profit efficiency tertinggi, namun pada tahun ini bank yang meraih nilai profit efficiency paling tinggi ialah Hongkong Shanghai Banking Corporate. Bank tersebut meraih skor efisiensi sebesar 91,54 atau turun 6,17 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini disebabkan variabel biaya tenaga kerja yang naik setiap bulan, variabel pendapatan lain yang turun pada periode kuartal I,II dan III, variabel total pembiayaan piutang yang turun bulan Februari dan Desember, variabel aktiva tetap pada bulan Maret dan Juli serta variabel total simpanan yang turun pada periode kuartal I. Posisi kedua ditempati oleh Bank Mega Syariah dengan perolehan skor efisiensi sebesar 90,68 atau turun 7,23 dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai efisiensi ini dikarenakan variabel biaya tenaga kerja yang naik setiap bulan, variabel total pembiayaan piutang yang turun pada periode kuartal I dan II,