Komisaris Independen Persyaratan Dewan Komisaris

perusahaan besar seperti halnya Citibank, Kelompok Sampoerna, Coca-Cola dan Unilever bahkan telah menjalankan berbagai bentuk social resposibility programs atau community development yang dirasakan manfaatnya oleh kalangan eksternal di luar perusahaan.

4. Komisaris Independen

Komisaris independen adalah komisaris yang berasal dari luar perusahaan yang tidak memiliki kepentingan independen dari para stakeholder perusahaan. Komisaris yang berasal dari luar perusahaan cenderung akan bertindak lebih independen, sehingga dapat memonitor dan mengontrol manajemen Tidano, 2007. Istilah dan keberadaan komisaris independen muncul setelah terbitnya Surat edaran Bapepam Nomor: SE03PM2000 dan Peraturan Pencatatan Efek Nomor 339BEJ07-2001 tanggal 21 Juli 2001. Menurut ketentuan tersebut, perusahaan publik yang tercatat di Bursa wajib memiliki beberapa anggota dewan komisaris yang memenuhi kualifikasi sebagai komisaris independen.

5. Persyaratan Dewan Komisaris

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas UUPT, yaitu Pasal 97 UUPT, komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi. Lebih lanjut Pasal 98 UUPT menegaskan, bahwa komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan. Disamping itu UUPT juga menetapkan, bahwa orang yang dapat diangkat 32 sebagai anggota dewan komisaris adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit, atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya sebagai anggota dewan komisaris. Persyaratan menjadi anggota komisaris pada perusahaan BUMN telah ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Kantor Menteri Negara BUMN. Untuk industri perbankan, biasanya lembaga perbankan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia, melalui suatu proses uji kelayakan fit and proper test. Hanya mereka yang lulus uji kelayakan ini dapat ditetapkan di RUPS untuk menjadi anggota komisaris. Akhmad Syakhroza 2004 menyarankan agar dalam tes tersebut dilakukan tes yang meliputi kelayakan karakter dari kandidat anggota komisaris dalam hal uji pengetahuan tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian dan fairness. Kriteria komisaris independen menurut Peraturan Bursa Efek Jakarta adalah sebagai berikut: a. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali controlling shareholders perusahaan tercatat yang bersangkutan; b. Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur danatau komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan; c. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang 33 bersangkutan; d. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; e. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 9 12 DNDP, untuk menjadi komisaris independen pihak independen pada sebuah bank umum, harus tidak memiliki: a. Hubungan keuangan, yakni apabila memperoleh penghasilan, bantuan keuangan atau pinjaman dari anggota dewan komisaris lainnya dan atau direksi pengurus Bank, dari perusahaan yang Pemegang Saham Pengendalinya pengurus Bank, dan dari Pemegang Saham Pengendali Bank. b. Hubungan kepengurusan, yakni apabila menjadi pengurus pada perusahaan dimana dewan komisaris Bank lainnya menjadi pengurus, menjadi pengurus pada perusahaan yang Pemegang Saham Pengendalinya pengurus Bank, dan menjadi pengurus atau Pejabat Eksekutif pada perusahaan Pemegang Saham Pengendali Bank. c. Hubungan kepemilikan saham yakni apabila menjadi pemegang saham pada perusahaan yang Pemegang Saham Pengendalinya adalah pengurus dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank, dan atau menjadi pemegang saham pada perusahaan PSP Bank. 34 d. Hubungan dengan Bank apabila: 1. memiliki saham Bank lebih dari 5 lima perseratus dari modal disetor Bank; 2. menerimamemberi penghasilan, bantuan keuangan atau pinjaman darikepada Bank yang menyebabkan pihak yang memberi bantuan, memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak yang menerima bantuan, seperti pihak terafiliasi danatau pihak yang melakukan transaksi keuangan dengan bank.

6. Dewan Komisaris dan Komite-komite

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 86

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kemampulabaan, Leverage, dan Dewan Komisaris Terhadap Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

1 72 102

Pengaruh Pengungkapan Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Pertambangan dan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 – 2012

2 38 113

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Corporate Governance Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan : studi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta

1 5 76

Pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada Bank umum syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

1 7 115

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

Pengaruh good corporate governance : GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah : studi kasus pada BANK umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 24 0

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26