a. Eksternal 1. mewakili Perseroan atas nama perseroan untuk melakukan bisnis dengan
perusahaan lain 2. mewakili Perseroan dalam perkara pengadilan
b. Internal 1. mengurus dan mengelola Perseroan untuk kepentingan Perseroan yang
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. 2. menjalankan kepengurusan Perseroan sesuai dengan kebijakan yang tepat
keahlian, peluang, dan kelaziman usaha yang ditentukan dalam UU Perseroan Terbatas dan anggaran dasar Perseroan.
3. memimpin perusahaan
dengan menerbitkan
kebijakan-kebijakan perusahaan
4. memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian manajer
5. menyetujui anggaran tahunan perusahaan 6. menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan
5. Tanggung Jawab Dewan Direksi
Direktur bertanggung jawab atas kerugian Perseroan yang disebabkan direktur tidak menjalankan kepengurusan Perseroan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian
Perseroan, direktur akan dimintakan pertanggungjawabannya baik secara perdata maupun pidana.
38
Apabila kerugian Perseroan disebabkan kerugian bisnis dan direktur telah menjalankan kepengurusan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan Perseroan serta UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, maka direktur tidak dapat
dipersalahkan atas kerugian Perseroan.
D. Komite Audit 1. Definisi Komite Audit
Berikut ini beberapa definisi komite audit yang dikemukakan oleh para penulis:
An audit committee is an operating committee of a publicly held company. Committee members are normally drawn from members of the Companys
board of directors. An audit committee of a publicly traded company in the United States is composed of independent or outside directors
Forum for Corporate Governance in Indonesia
, 2003. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurus Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di
dalam meupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Komite audit adalah sebuah komite kecil dari dewan direksi yang independen dan di luar direktur. Komite audit mempunyai tanggung jawab
yang luas terhadap laporan ekstern perusahaan, memonitor risiko, dan mengontrol proses serta menjalankan fungsi audit internal dan eksternal.
Komite audit tidak terlibat dalam penyusunan laporan keuangan secara langsung. Komite audit bertindak sebagai pemeriksa manajemen yang
independen dan sebagai pengacara bagi pengguna luar laporan keuangan dalam menjamin bahwa laporan keuangan disajikan secara akurat yang
menggambarkan
kegiatan ekonomi
perusahaan Schwieger
dan Rottenberg, 2003:223.
Keberadaan komite audit di Indonesia didukung oleh perangkat hukum, di antaranya adalah Surat Edaran Bapepam SE-03PM2000 yang menghimbau
39
agar emiten dan perusahaan publik mempunyai komite audit, keputusan Ketua BAPEPAM No.: Kep-29PM2004 pada tanggal 24 September 2004 serta
Keputusan Direksi BEJ No. 339 tahun 2001 mengenai peraturan pencatatan efek di Bursa Efek Jakarta.
Selain perangkat hukum, keberadaan komite audit di Indonesia juga didukung dengan didirikannya suatu badan khusus yang menangani permasalahan
komite audit di Indonesia, yakni Ikatan Komite Audit Indonesia The Indonesian Institute of Audit Committee. Badan khusus ini merupakan badan yang akan
memayungi serta melakukan pendidikan dan pengakuan terhadap kualifikasi anggota komite audit dalam rangka mempercepat transformasi perusahaan menuju
good corporate governance Ikatan Komite Audit Indonesia, 2004.
Komite audit bertugas membantu komisaris dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan dan peningkatan efektivitas audit dan eksternal audit.
Anggota komite audit sekurang kurangnya tiga orang yang diangkat dan diberhentikan komisaris, sedangkan anggota komite audit dari komisaris
bertindak sebagai ketua. Menurut The Institute of Internal Auditors IIA dalam Forum for
Corporate Governance in Indonesia 2003, komite audit memiliki tugas terpisah
dalam membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Sebagai contoh, komite audit
memiliki wewenang untuk melaksanakan dan mengesahkan penyelidikan terhadap masalah-masalah di dalam cakupan tanggung jawabnya.
The Institute of Internal Auditors IIA merekomendasikan bahwa setiap
40
perusahaan publik harus memiliki komite audit yang diatur sebagai komite tetap. IIA juga menganjurkan dibentuknya komite audit di dalam organisasi lainnya,
termasuk lembaga-lembaga non-profit dan pemerintahan. Komite audit harus beranggotakan komisaris independen, terlepas dari kegiatan manajemen sehari-
hari dan mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang
berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan The Institute of Internal Auditors, Internal Auditing
and the Audit Committee, 2007. Komite audit harus terdiri dari individu-indidvidu yang mandiri dan tidak
terlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan, dan yang memiliki pengalaman untuk melasanakan fungsi pengawasan secara efektif.
Salah satu dari beberapa alasan utama kemandirian ini adalah untuk memelihara integritas serta pandangan yang objektif dalam laporan serta penyusunan
rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu yang mandiri cenderung lebih adil dan tidak memihak serta objektif dalam menangani suatu
permasalahan. Jumlah anggota komite audit disesuaikan besar-kecilnya dengan organisasi dan tanggung jawab.
Kedudukan komisaris independen dan komite audit yang dimilki oleh emiten atau perusahaan publik adalah berkaitan dengan tanggung jawab
pengawasan dari dewan komisaris. Oleh sebab itu, keberadaan dari komisaris independen yang duduk dalam komite audit dan anggota komite audit, wajib
untuk mentaati ketentuan tentang kegiatan dari komite audit. Sebagai komite yang
41
membantu fungsi pengawasan komisaris, komite audit memiliki fungsi dalam hal hal yang terkait dengan proses dan peran audit bagi perusahaan, terutama dalam
pelaporan hasil audit keuangan perusahaan yang dipaparkan untuk publik. Membangun komite audit yang efektif tidak boleh terlepas dari sudut
pandang penerapan prinsip good corporate governance secara keseluruhan di suatu perusahaan, dimana independency, transparency, disclosure, accountability,
responsibility dan fairness menjadi landasan utama dalam menjalankan
perusahaan. Komite audit harus bersikap adil dalam pengambilan keputusan, hal ini ditujukan kepada semua pihak, terutama dalam penelaahan terhadap kesalahan
asumsi maupun pelanggaran terhadap resolusi direksi.
2. Tanggung Jawab Komite Audit