kemampuan anak asuh dalam menerima materi keterampilan. Dan selanjutnya mereka mengadakan rapat pertemuan setiap bulan untuk bahan evaluasi dan
perencanaan program bimbingan. Dan bagi anak asuh diadakan test setiap tiga bulan untuk mengetahui data dan perkembangan anak asuh dalam menerima
bimbingan. Jika dalam proses bimbingan terdapat penyimpangan perilaku dalam bidang sosial, maka para penanggungjawab akan bermusyawarah untuk mencari
solusi yang terbaik. Di samping membuat perencanaan setiap bulan, secara umum bimbingan sosial dan keterampilan ini telah dijadwalkan selama satu tahun.
41
D. Sarana, Prasarana, dan Organisasi
1. Sarana Prasarana
Agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, maka disediakan sarana dan prasarana sebagai penunjang, antara lain: Pertama;
Fasilitas Ruangan yang ada di panti sosial bina rungu wicara “MELATI” meliputi: Ruangan Kantor, Asrama Pria 4 Lokal, Asrama putri 3 lokal, Aula ruang
serbaguna, Ruang Keterampilan 8 lokal, Ruang Belajar 3 lokal, Ruang makan, Ruang pamer, Work shop, Poliklinik, Guest house, Musholla, Pos satpam, Rumah
dinas 7 lokal, Rumah pimpinan, Peralatan Speach Therapy, Peralatan tes pendengaran, Peralatan assesment, Sarana olah raga, MCK, Fasilitas listrik dan
air. Sejumlah peralatan seperti: peralatan asrama, kantor, dapur, peralatan pelatihan keterampilan, peralatan kesenian, olah raga, ibadah, belajar, dan lain-
41
Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati, Jakarta: 2003
lain
42
. Selain fasilitas di atas, ada fasilitas yang tidak kalah pentingnya bagi anak asuh, yaitu: Tempat tinggal atau asrama, pakaian seragam, permakanan anak asuh,
pelayanan kesehatan.Dalam proses kegiatan dalam lembaga ini, tentunya lembaga ini memerlukan SDM yang berkualitas dan dana yang cukup bagi proses
bimbingan. Itu semua diperoleh dari APBN dan bantuan masyarakat yang peduli akan keberlangsungan penyandang cacat, agar mereka mendapatkan hak yang
sama dengan yang lainnya.
E. Organisasi Panti Sosial Bina Rungu Wicara “MELATI”
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Instalasi Produksi Panti Sosial Bina Rungu
42
Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”, Jakarta: 2003
+ ,, -
+ +.
+ + + 0
- ,
+ +. 1 2
+ 3+
- 4
- - -
. 5 +
5 ,
Setiap lembaga sudah tentu memiliki orang-orang yang bertugas dalam bidangnya masing-masing, adapun orang-orang yang memiliki tugas dalam
lembaga PSBRW MELATI Jakarta Timur ini, meliputi: Pertama, Kepala Panti. Kepala panti ini bertugas melaksanakan tugas-tugas manajerial dan teknis
operasional pelayanan dan rehabilitasi sosial sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kedua, Kepala Sub bagian Tata Usaha bertugas
melakukan urusan surat-menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan rumah tangga serta kehumasan. Ketiga, Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial
bertugas penyusunan dan program, pemberian informasi dan advokasi, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan serta melakukan pemantauan, evaluasi dan
penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi sosial. Keempat, kepala seksi Rehabilitasi Sosial bertugas melakukan registrasi,
observasi, identifikasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan,
resosialisasi, penyaluran, dan bimbingan lanjut.
43
Kelima, kepala Instalasi Produksi. Kepala instalasi produksi ini kedudukannya di bawah perintah kepala
43
Buku Pedoman Panti Sosial Bina Rungu Wicara “MELATI”, Jakarta: 2003, h. 16
seksi rehabilitasi sosial. Keenam, Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok jabatan fungsional adalah orang-orang yang terjun langsung dalam mengurus
pelayanan anak, yang bisa di sebut juga sebagai pembimbing dari bimbingan yang ada di PSBRW MELATI.
44
44
Wawancara Pribadi dengan Sigit. jakarta, 30 Desember 2008
BAB IV METODE PEMBIMBING DALAM MEMBIMBING ANAK TUNARUNGU