Pelaksanaan Bimbingan Agama Pada Anak Tunarungu

b. Informan dari siswi adalah Norma, tempat tanggal lahir di Bekasi, pada 14 Desember, usia Norma sekarang 19 tahun. Norma mengalami ketulian sejak lahir. Konon ini disebabkan sejak dalam kandungan, ibunya sering jatuh dan hipertensi, dengan penyebab tersebut telinga bagian dalam yang behubungan dengan otak Norma mengalami gangguan. 50 Akibat ia mengalami cacat rungu total, sehingga penggunaan alat bantu dengarpun sudah tidak bermanfaat lagi baginya. 51 Meskipun demikian ia mampu mengikuti pelajaran bahasa, bicara, dan membaca ujaran, karena sebelumnya Norma adalah tamatan SMP LB. Dalam hal pemberian materi agama Norma agak sulit menangkap dengan cepat dan mudah, sehingga pembimbing harus memberikan materi yang berulang-ulang hingga Norma mampu memahami materi tersebut. 52 Orang tua Norma termasuk kurang mampu, ayah Norma bekerja sebagai Petani, dan ibu Norma bekerja sebagai pedagang nasi uduk. Dalam pergaulan dengan guru dan teman-temannya Norma sedikit pemalu dan kurang percaya diri PD.

B. Pelaksanaan Bimbingan Agama Pada Anak Tunarungu

1. Subyek; subyek dari bimbingan Agama di PSBRW MELATI ini adalah 50 M. Hartono Abdoerahman, Penyebab Tuli Pada Anak, dalam Majalah Ayah Bunda, Mei, 1986, h. 30 51 Murdiati Busono, Pendidikan Anak Tunarungu, Ikip Yogyakarta, 1993, h. 29 52 Wawancara pribadi dengan Sri Muyati, Pembimbing Agama Anak Tunarungu PSBRW Melati, 4 September 2008 pembimbing atau guru Agama. Secara profesionalitas, idealnya pembimbing agama adalah orang yang memilik kemampuan, keahlian di bidang agama. Ini dimaksudkan agar apa yang diajarkan tidak menyimpang dari ajaran yang benar. Selain menguasai di bidang agama, ia juga mesti menguasai metode komunikasi yang tepat bagi siswa tunarungu. Karena pastinya, akan sangat berbeda cara komunikasi antara tunarungu dan bukan tunarungu. Dalam hal ini, sebagai mana yang penulis jelaskan di awal, bahwa pembimbing agama di PSBRW Melati adalah Ibu Mul, sejauh pengamatan penulis beliau adalah sosok yang mumpuni dalam tugas mulia ini. 2. Obyek bimbingan; obyek dari bimbingan Agama di PSBRW Melati ini adalah pelaksana metode bimbingan agama di PSBRW MELATI bagi anak tunarungu. 3. Materi bimbingan Materi dari bimbingan agama ini adalah Tauhid, Fiqih; yang meliputi shalat, zakat dan puasa, Akhlak dan Iqra baca al-Qur’an. 4. Metode bimbingan a. Metode individu Metode individual ini adalah metode bimbingan yang dilakukan pembimbing dengan peserta bimbingan yang hanya seorang. Metode individual ini dilakukan, jika materi yang akan disampaikan memerlukan konsentrasi dan ketelitian, seperti pada bimbingan baca al-Qur’an atau Iqra’. Dan juga jika didapati siswa yang membutuhkan penanganan khusus. Metode ini digunakan ketika pembimbing agama yaitu bu Mul sedang mengajarkan bacaan Iqra. Pelaksanaannya dilakukan dengan perorangan karena bacaan iqra itu sulit apabila dilakukan secara berkelompok. Contohnya pada saat anak tunarungu menulis materi fiqih, bu Mul memanggil satu-persatu anak tunarungu untuk membaca iqra. Dengan menggunakan metode individual, anak didik akan melihat bibir bu Mul, dan juga sebaliknya bu Mul melihat apa yang digerakkan mimik anak tunarungu. Apakah sudah benar atau belum. Jika belum, maka diulang pada hari berikutnya, dan jika anak tunarungu sudah mampu membaca iqra dengan benar, maka bu Mul memberikan materi iqra selanjutnya. Jadi metode ini sangat efektif dilakukan walaupun membutuhkan waktu yang lama. Karena sesuai dengan kemampuan mereka, sebagaimana diketahui bahwa kemampuan mereka berbeda- beda ada yang cepat, sedang dan lambat. 53 b. Metode kelompok Metode kelompok ini dilakukan oleh pembimbing agama yaitu Ibu Mul, jika materi yang akan diajarkan dapat dilakukan secara bersama-sama, metode ini banyak dilakukan oleh Ibu Mul. Di antara kelebihannya, ketika proses pelaksanaan bimbingan, antara satu siswa dengan siswa lain dapat saling 53 Wawancara pribadi dengan Sri Mulyati, Pembimbing Agama, 2008 memperhatikan dan membetulkan, jika ditemukan kesalahan pada kawannya, seperti dalam praktek shalat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, PSBRW MELATI secara organisasi dan personal memiliki kualitas yang kreatif. Dalam proses pelaksanaan bimbingan agama, PSBRW MELATI berusaha bertindak sebagai orangtua. Pertama yang pembimbing lakukan adalah mendekatkan diri secara personal dengan melakukan metode individual agar anak tunarungu mendapatkan bimbingan agama secara jelas dan dapat di fahami oleh anak tunarungu. Para pembimbingpun melakukan bimbingan dengan metode kelompok inipun bisa dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan, seperti yang ada dalam program kegiatan, misalnya program bimbingan agama yang mulai dari pagi sampai siang hari. Program keterampilan dan kursus-kursus, demonstrasi, ceramah dan tanya jawab yaitu penyampaian materi oleh pembimbing dengan cara memotivasi para anak tunarungu sehingga mereka mampu mencurahkan dan menanyakan masalah yang dirasakan belum mengerti, baik masalah kehidupan maupun masalah belajar. Dengan metode personal, diharapkan pembimbing dapat memberikan bimbingan dan penanganan yang tepat bagi anak tunarungu. Seperti memberikan teori yang sesuai dengan kemampuan anak tunarungu. Mengenai materi bimbingan agama yang diberikan pembimbing cukup bervariasi dan disesuaikan dengan keadaan anak tunarungu. Seperti, membaca iqra, kegiatan berjemaah seperti sholat berjemaah, aqidah, fiqih, akhlak, dan pengetahuan umum. Sedangkan materi pokok yang diberikan pembimbing bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Dengan metode personal dan kelompok ini, PSBRW MELATI menggunakan dua pendekatan yaitu berupa kekeluargaan dan pemahaman terhadap agama. Kekeluargaan dalam arti agar lebih intens dalam mendengar, mengarahkan dan membimbing anak tunarungu dalam belajar agama. Pemahaman agama dimaksudkan agar pemahaman tentang agama dan sikap anak tunarungu dapat dikontrol dan didisiplinkan dengan nilai-nilai agama sehingga perilakunya dapat lebih santun dan bermartabat 54 . 5. Waktu Bimbingan Agama Pelaksanaan bimbingan agama dilakukan pada tiap hari selasa pukul 08.00 WIB. Bimbingan hanya dibimbing oleh satu orang pembimbing yaitu ibu Mul, ibu Mul bertugas memberikan materi bimbingan agama selama dua jam. 6. Tempat Bimbingan Agama Tempat merupakan komponen yang paling mendasar dari suatu aktivitas atau kegiatan bimbingan dan pembinaan. Adapun tempat yang digunakan untuk melaksanakan program bimbingan agama di PSBRW MELATI berpusat di dua tempat, yaitu aula dan ruang belajar. Aula digunakan sebagai pusat bimbingan 4 agama dalam aspek ceramah, sedangkan ruang belajar digunakan untuk kegiatan pemberian materi dalam bentuk iqra, fiqih, dan lain sebagainya.

C. Metode Bimbingan Agama Berdasarkan Klasifikasi Siswa