1 Program Kemitraan 2 Posisi UKM 3 Kekuatan, kelemahan, Peluang, Tantangan Pegembangan, serta

Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Program Kemitraan

2. 1. 1 Latar Belakang

Sesuai dengan uraian pada pendahuluan maka munculnya program kemitraan ini merupakan tindak lanjut dari peraturan pemerintah dan keputusan menteri keuangan sebelumnya dimana keputusan dan peraturan tersebut belum dapat memenuhi masyarakat pelaku usaha kecil dan kebutuhan pengelola dalam melaksanakan program. Beberapa bentuk peraturan dan keputusan menteri keuangan sebelumnya antara lain : • Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983, yang mengamanatkan BUMN untuk turut serta membantu pengembangan usaha kecil. • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232KMK.0131989 tentang pedoman petunjuk pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN. • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994 tentang pedoman pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara. • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 60KMK.0161996 tanggal 9 Februari 1996 tentang perubahan pasal 3 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 316KMK.0161994 tentang pedoman pembinaan usaha kecil dan menengah melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 266KMK.0161997 tanggal 11 Juni 1997 tentang Perubahan pasal 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994 tentang pedoman pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. • Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Republik IndonesiaKepala Badan Pembina Badan Usaha milik Negara Nomor Kep-197M-PBUMN1999 tanggal 29 Juli 1999. • Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Republik IndonesiaKepala Badan Pembina Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-216M-PBUMN1999 tanggal 28 September 1999. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat yang dinamis maka pada tanggal 17 Juni 2003 diterbitkan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-23MBU2003 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan PKBL yang mengatur kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan pelaksanaan bina lingkungan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kondisi sosial masyarakat sekitar BUMN. 2. 1. 2 Pengertian BUMN, Program Kemitraan, Usaha Kecil dan Menengah, Unit Program Kemitraan, Mitra Binaan, BUMN Pembina.

a. Badan Usaha Milik Negara adalah Perusahaan Perseroan PERSERO

yang segala kegiatannya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimum. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009

b. Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan

usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Pasal 1 KEPMEN BUMN No: KEPMBU2003 c. Usaha Kecil dan Menengah Ada dua aspek yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan definisi UKM yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari segi kekayaan perusahaan. Definisi UKM dari segi kekayaan perusahaan adalah : • Menurut UU No. 10 tahun 1999 yang dimaksud dengan usaha kecil dan menengah adalah usaha yang mempunyai kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta sampai dengan maksimum Rp 10 milyar. • Berdasarkan SK Menteri Deperindag No. 589 tahun 1999 usaha kecil menengah adalah usaha yang mempunyai nilai investasi seluruhnya sampai dengan Rp 1 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan. • Bank Indonesia menentukan batas teertinggi dari investasi, diluar tanah dan bangunan sebesar Rp 600 juta bagi pengertian industri kecil. Sedangakan definisi UKM dari segi tenaga kerja adalah : • Menurut BPS Indonesia kriteria usaha kecil adalah jika karyawannya 5-19 orang jika kurang dari 5 karyawan digolongkan dalam usaha rumah tangga, dan usaha menengah terdiri atas 20-29 karyawan. • Anderson 1987 mengemukakan definisi pengelompokkan kegiatan uasaha ditinjau dari jumlah pekerja sebagai berikut: Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 2. 1 Pengelompokkan Kegiatan Usaha Ditinjau dari Jumlah pekerja Usaha - Kecil I – Kecil II - Kecil II – Kecil III 1-9 pekerja 10-19 pekerja Usaha Menengah Besar – Kecil Kecil – Menengah Menengah – menengah Besar menengah 100-199 pekerja 201-499 pekerja 500-999 pekerja 1000-1999 pekerja Usaha besar ……………………… 2000 pekerja Sumber: Anderson, Tommy D 1987, profit in small firm, schooll of economics University of Gothenberg, Sweden. Harmein Nst, Baren Ratur Sembiring, Bahri Sayono, Suadi, Rini, Pengembangan Kewirausahaan, 1997, mengungkapkan bahwa batasan perusahaan kecil menurut beberapa instansi antara lain : Tabel 2. 2 Batasan Pengertian Usaha kecil Menurut Beberapa Instansi Instansi Batasan Pengusaha Kecil Keterangan Dep. Perindustrian Asset Rp 600 juta Diluar tanah dan bangunan Dep. Keuangan Asset Rp 300 juta Dep. Perdagangan Asset Rp 25 juta Bank Indonesia Asset Rp 600 juta Badan Pusat Statistik Pengusaha Informal TK 1 sd 4 orang Pengusaha Kecil TK 5 sd 9 orang UU RI No. 9 Tahun 1995 Depkop PKK Asset ≤ Rp 200 juta Diluar tanah dan banguna Sumber : Harmein Nst, Baren Ratur Sembiring, Bahri Sayono, Suadi, Rini, Pengembangan Kewirausahaan, 1997 Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009

d. Unit Program Kemitraan

Berdasarkan pasal 1 KEP-236MBU2003 poin 6 yang dimaksudkan dengan unit program kemitraan adalah unit organisasi khusus yang mengelola program kemitraan yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina serta bertanggung jawab langsung kepada Direksi BUMN Pembina

e. Mitra Binaan

Definisi mitra binaan berdasarkan Kepmen No. Kep-236MBU2003 pasal 1 yaitu usaha kecil yang mendapatkan pinjaman dari program kemitraan.

f. BUMN Pembina

BUMN Pembina adalah BUMN yang melaksankan Program Kemitraan. 2. 1. 3 Pelaksanaan Program Kemitraan Berdasarkan Kepmen BUMN No. Kep.236MBU2003 dan SE Kementrian BUMN No. SE- 433MBU2003 Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan keuangan. Unit kemitraan dikantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah dana yang dikelola, luas wilayah binaan dan jumlah mitra binaan serta mempertimbangkan kondisi perusahaan sedangkan bentuk pelaksanaan dikantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab langsung kepada salah satu anggota direksi yang Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 ditetapkan dalam rapat direksi. Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN Pembina yang bersangkutan. Bentuk program kemitraan : 1. Pemberian pinjaman dalam bentuk : • Pinjaman untuk modal kerja dan atau untuk pembelian barang-barang modal aktiva tetap produktif seperti mesin dan alat produksi, alat bantu produksi, dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan produksi dan penjualan produk mitraan. • Pinjaman khusus yaitu pemberian pinjaman yang dapat diberikan oleh BUMN Pembina yang bersifat jangka pendek dengan waktu maksimum satu tahun serta dengan nilai pinjaman yang cukup material bagi mitra binaan. • Hibah dalam bentuk :  Meningkatkan ketrampilan manajerial dan tehnik produksi atau pengolahan,  Meningkatkan pengendalian mutu produksi  Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi  Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan  Bantuan pemasaran produk mitra binaan, dalam bentuk penjualan produk mitra binaan, mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer showroom, pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk mitra binaan dapat dilakukan sendiri oleh BUMN Pembina atau menyediakan tenaga Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 penyuluh yang berasal dari lembaga pendidikan atau pelatihan swasta professional maupun perguruan tinggi Jangka waktu atau masa pembinaan untuk mitra binaan dapat dilakukan terus-menerus sampai mitra binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, dan bankable dapat diberi pinjaman. 2. Beban Operasional. Untuk mendukung pelaksanaan program kemitraan, disediakan dana operasional yag bersumber dari hasil penyumbangan dana kemitraan bukan dari pokok dan penyisihan laba BUMN. Dana operasional tersebut dapat digunakan untuk operasional yang meliputi, antara lain : • Kegiatan pembinaan  Beban perjalanan dinas petugas atau pengelola dalam rangka survey lokasi usaha mitra binaan, monitoring atau evaluasi perkembangan usaha mitra binaan, dan kegiatan penagihan pinjaman.  Beban upah tenaga harian atau honorer yang membantu pelaksanaan program kemitraan. • Beban kegiatan karyawan unit Program Kemitraan yaitu beban yng berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan dalam melaksanakan fungsi Pembina, fungsi administrasi, dan keuangan. • Beban administrasi meliputi beban administrasi bank, beban surat-menyurat, dan sejenisnya. • Beban inventaris, yaitu pembelian perangkat komputer beserta program aplikasinya dan inventaris kantor lainnya. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 • Pengadaan kendaraan bermotor untuk menunjang kegiatan operasional, yang pengadaannya disesuaikan dengan kondisi dana operasional. Realisasi pengadaan inventaris dan kendaraan bermotor dicatat dan dibukukan sebagai aktiva tetap dalam Neraca Program Kemitraan. Sedangkan rencana penggunaan dana operasional dijabarkan secara terperinci dalam RKA Program Kemitraan. Usaha penghapusan pembukuan aktiva tetap diusulkan dalam RKA Program Kemitraan. 3. Penanganan Pinjaman Bermasalah Pelaksanaan pemindahan pencatatan pinjaman macet yang telah melalui proses pemulihan kedalam pos pinjaman bermasalah dilakukan dalam satu tahun setelah pinjaman dikategorikan macet. Pinjaman bermasalah yang akan dihapus bukukan terlebih dahulu diusulkan kepada MenteriRUPS melalui mekanisme Rencana Kerja dan Anggaran RKA Program Kemitraan. 4. Prioritas program kemitraan • Program kemitraan ditujukan terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan. • Program Kemitraan dapat dilakukan kepada usaha kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memilliki kaitan usaha dengan BUMN Pembina, namun diupayakan kearah terwujudnya keterkaitan usaha. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 5. Tingkat bunga pinjaman Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif proporsional, yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan dengan batasan sebagai berikut : Tabel 2. 3 Jumlah pinjaman dan Tingkat Bunga No Jumlah Pinjaman yang Diberikan Tingkat Bunga a sd Rp 10.000.000 6 b Rp 10.000.000 sd Rp 30.000.000 8 c Rp 30.000.000 sd Rp 50.000.000 10 d Diatas Rp 50.0000.000 12 Sumber: Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-433MBU2003 Penetapan bunga pinjaman dihitung dengan sistem bunga efektif, atau dapat juga dihitung dengan sistem flat atau sistem bagi hasil sepanjang nilainya setara dengan bunga efektif. Tingkat bunga yang diperhitungkan sebelum ketetapan keputusan ini tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa pinjaman. Apabila masa pinjaman telah berakhir namun mitra binaan belum melunasi pinjamannya, maka tingkat bunga atas sisa pinjaman tersebut disesuaikan dengan ketetapan ini. 6. Pelaksanaan program kemitraan oleh BUMN Pembina. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, oleh karena itu bagi BUMN Pembina dianjurkan melaksanakan Program Kemitraan. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 Pelaksanaan Program Kemitraan bagi BUMN berpedoman pada RKA program kemitraan yang telah disetujui oleh Komisaris sedangkan sumber pendanaannya berasal dari laba bersih setelah pajak yang besarnya ditetapkan RUPS. BUMN Pembina mempunyai beberapa kewajiban sebagai berikut : • Menbentuk unit program kemitraan. • Menyusun Standart Operating Procedure SOP untuk pelaksanaa program kemitraan yang dituangkan dalam surat keputusan Direksi. • Menyusun rencana kerja dan anggaran kerja program kemitraan. • Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon mitra binan secara langsung. • Menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan kepada mitra binaan kepada masyarakat. • Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap mitra binaan. • Mengadministrasikan kegitan pembinaan. • Melakukan pembukuann atas program kemitraan • Menyampaikan laporan pelaksanaan program kemitraan yang meliputi laporan berkala baik triwulan maupun tahunan kepada Menteri. • Menyampaikan laporan berkala baik triwulan maupun tahunan kepada kordinator BUMN Pembina diwilayah masing-masing.

2. 2 Posisi UKM

UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang melibatkan masyarakat secara langsung di dalam perekonomian. Sumbangan UKM terhadap Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 perekonomian berupa penyerapan tenaga kerja, disamping itu mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non migas meskipun nilainya relative kecil. Sehingga kegiatan ini merupakan motor penggerak ekonomi kerakyatan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi nasional. Beberapa bentuk kegiatan UKM ini terdiri dari berbagai sektor mulai dari produksi dan perdagangan komoditi seperti makanan, pakaian, keperluan rumah tangga, keperluan dapur, cendramata sampai pada mesin-mesin peralatan produksi skala kecil. Beberapa industri skala kecil yang termasuk UKM memasarkan produknya tidak hanya di dalam negeri saja tetapi sampai ke luar negeri, bahkan ada yang melakukan kontak dengan usaha besar. Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana sampai madya, penerapan manajemen sederhana, sebagian belum berbadan hukum serta memiliki keterbatasan modal, kemampuan dan ketrampilan, wawasan bisnis dan kewirausahaan. Kondisi usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil 80 diantaranya bergerak dibidang pertanian. Sementara sektor menengah berjumlah 60 ribu usaha, dan sektor besar hanya berjumlah sekitar 2.518 unit usaha.

2. 3 Kekuatan, kelemahan, Peluang, Tantangan Pegembangan, serta

Permasalahan yang Dihadapi UKM Industri dan Perdagangan Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM dalam proses pembanguan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan dalam perekonomian nasional, meningkatkan daya saing pengusaha nasioanal di pasar dunia, serta seimbangnnya persebaran investasi antar sektor dan antar golongan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka harus diketahui kekuatan, kelemhan, peluang serta tantangan pengembangan UKM. Secara garis besar berbagai kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan yamg dihadapi oleh UKM pada masa-masa mendatang antara lain : a. Kekuatan UKM UKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah : • Penyediaan lapangan kerja. Peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan 50 tenaga kerja yang teersedia. • Sumber wirausaha baru. Keberadaan UKM selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya usaha baru. • Memiliki segmen pasar yang unik. • Melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar. • Memanfaatkan sumber daya alam sekitar. UKM sebagian besar memanfaatkan sumber daya alam yang merupakan unggulan wilayah. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 Selain memanfaatkan limbah atau hasil sampinng dari industri besar atau industri lainnya. • Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa UKM mampu untuk dikembangkan lebih jauh dan mampu untuk mengembangkan sektor-sektor lain yang terkait. b. Kelemahan UKM. Beberapa kelemahan UKM antara lain : • Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia. • Kendala pemasaran produk. Sebagian besar pengusaha UKM lebih memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam mengakses, khususnya dalam informasi pasar dan jaringann pasar, sehinnga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja. • Kecendrungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk UKM. • Sangat terbatasnaya institusi pemasaran bersama. Sebagian besar UKM memanfaatkan modal sendri dalam jumlah yang relatif kecil. Disamping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan pembayaran. c. Tantangan UKM • Iklim usaha yang kondusif. Iklim usaha yang tidak kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang usaha tertentu, penguasaan industri dari hulu ke hilir oleh industri besar, berbagai peraturan yang tidak mendukung retribusi, perizinan, dan lain-lain. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 • Penberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional. Perubahan tatanan ekonomi dunia cenderung menyebabkann pasar bersifat resistensi dan proteksi antara lain dengan diberlakukannya berbagai standar antara lain ISO 9000, ISO 14000, hak atas kekayaan intelektual, dan lain-lain. d. Peluang UKM Disamping berbagai tantangan tersebut, terbuka peluang yang cukup besar untuk mendorong dan mempercepat pengembanngan industri termasuk usaha kecil dan menengah termasuk : • Indonesia merupakan pasar yang besar. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki jumlah penduduk yang besar merupakan peluang pasar yang dimanfaatkan sebagai lahan usaha. • Melimpahnya sumber daya alam. Potensi dalam negeri berupa sumber daya alam yang dapat diolah dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki serta dengan ketrampilan sumber daya manusia yang ada merupakan peluang yang harus disiasati untuk menjadi keunggulan kompetitif. • Perubahan tatanan ekonomi dunia. Kondisi ini mendorong terciptanya penyatuan ekonomi dunia pasar yang semakin terbuka dan kompetisi yang sehat. Hal ini menjadi peluang bagi UKM untuk lebih meningkatkan ekspor, mutu produk serta jenis produk yang lebih baik. e. Masalah yang dihadapi UKM Upaya-upaya pengembangan UKM terkait dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh UKM antara lain : Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 • Perizinan. Prosedur perizinan di berbagai instansi masih belum transparan, birokratif dan berbagai jenis pungutan yang berakibat biaya produksi menjadi tinggi. • Permodalan. Skim khusus untuk permodalan UKM masih harus diperjelas, terutama dengan tidak adanya kredit program. Dana dimasyarakat berupa dana bergulir terbatas dibandingkann dengan jumlah yang dibutuhkan, dan pengelolaan sering menjadi masalah. Dalam pengembangan wirausaha baru tidak ada skim khusus untuk usaha untuk UKM. Demikian pula kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peraturan kredit perbankan cenderung sulit dijangkau oleh UKM. • Peraturan. Peraturan-peraturan yang terkait dengan pengembangan bisnis, walaupun bukan secara khusus untuk UKM, secara umum kenyataannya membawa dampak pada pengembangan UKM. • Masalah Internal Perusahaan Dalam pengembangan UKM dicirikan dengan lemahnya kondisi intern UKM itu sendiri antara lain, lemahnya penguasaan teknologi, manajemen yang sederhana, lemahnya orientasi pasar, kemampuan SDM terbatas, lemahnya jaringan distribusi pemasaran serta sifat ketergantungan yang kuat. Afnar Meilyna : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Mitra Binaan Ptpn Iii Kebun Bangun, 2008. USU Repository © 2009 • Pemasaran Hanya sebagian kecil saja produk UKM yang mampu menembus pasar ekspor. Keterbatasan wawasan bisnis, kurangnya pengetahuan, prosedur perdagangan, kurangnya sarana dan prasarana, kurang mampu memiliki lokasi pemasaran yang potensial karena sudah dikuasai oleh pemodal yang kuat, mutu produk yang belum stabil dan lain-lain. • Masalah desain. Salah satu kekuatan produk UKM adalah memiliki desain khas, kelenturan perubahan desain yang tinggi, masalah yang dihadapi pada umumnya adalah bahwa akses ke desain yang terkesan makin lemah, peniruan desain dan kurang mampu menguasai teknologi desain.

2. 4 Kontribusi UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja