Kajian Teori KAJIAN TEORI
                                                                                keterampilan,  dan  sikap  yang  dapat  berubah  dari  waktu  ke  waktu.  Hasil  belajar seseorang  tidak  hanya  dilihat  dari  hasil  akhirnya  saja,  tetapi  juga  dapat  dilihat
berdasarkan proses pembelajarannya. Sikap seseorang yang berubah menjadi lebih baik  menandakan  bahwa  orang  tersebut  telah  melalui  proses  pembelajaran  yang
baik.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Seorang  siswa  yang  mendapatkan  hasil  belajar  tinggi,  tidak  hanya dipengaruhi oleh kemampuan kognitifnya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor  lain  yang  mendukung  keberhasilan  tersebut.  Secara  global,  faktor-faktor tersebut  dapat  dibedakan  menjadi  tiga  macam,  diantaranya  ialah:  Faktor  internal
faktor  yang  berasal  dari  dalam  diri  siswa,  yakni  kondisi  jasmani  dan  rohani siswa.  Faktor  eksternal  dari  luar  diri  siswa,  yakni  lingkungan  di  sekitar  siswa.
Faktor  pendekatan  belajar,  yakni  jenis  upaya  belajar  siswa  yang  meliputi  stategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pelajaran.
11
Pendapat  yang  senada  juga  diungkapkan  oleh  Wasliman  dalam  Susanto, bahwa  hasil  belajar  yang  dicapai  oleh  siswa  merupakan  hasil  interaksi  antara
berbagai  faktor  yang  mempengaruhi,  baik  faktor  eksternal  maupun  internal. Adapun  faktor  eksternal  berasal  dari  luar  diri  siswa  yang  memengaruhi  hasil
belajar  yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.  Faktor internal  merupakan faktor yang  bersumber  dari  dalam  diri  siswa,  yang  mempengaruhi  kemampuan
belajarnya.
12
Adapun  pendapat  Darmawan  dan  Permasih  dalam  buku  kurikulum  dan pembelajaran,  secara  umum  hasil  belajar  siswa  dipengaruhi  oleh  faktor  internal
yaitu  faktor  yang  berasal  dari  dalam  diri  siswa  dan  faktor  eksternal  yaitu  faktor yang  berasal  dari  luar  diri  siswa.  Yang  tergolong  faktor  internal  ialah:  Pertama,
faktor  fisiologis  atau  jasmani  individu  baik  bersifat  bawaan  maupun  yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013, h.129.
12
Ahmad  Susanto,  Teori  Belajar    Pembelajaran  di  Sekolah  Dasar,  Jakarta:  Kencana, 2013, cet. Ke-1, h. 12.
Kedua, faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan. Di dalam faktor psikologis, terdapat pula 2 faktor, yakni faktor intelektual, terdiri atas faktor
potensial berupa intelegensi dan bakat dan faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.  Lalu  faktor  non-intelektual  yaitu  komponen  kepribadian  tertentu  seperti
minat,  sikap,  kebiasaan,  motivasi,  emosi  dan  lain  sebagainya.  Ketiga,  faktor kematangan baik fisik maupun psikis.
Faktor  eksternal  yang  mempengaruhi  hasil  belajar  siswa,  yaitu:  Pertama, faktor  sosial  yang  terdiri  atas  faktor  lingkungan  keluarga,  sekolah,  masyarakat
dan kelompok. Kedua, faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi,  kesenian  dan  sebagainya.    Ketiga,  faktor  lingkungan  fisik,  seperti
fasilitas  rumah,  fasilitas  belajar,  iklim  dan  sebagainya.  Keempat,  faktor  spiritual atau faktor lingkungan agama.
13
Jadi, berdasarkan kutipan tersebut, maka faktor-faktor yang mempengaruhi hasil  belajar  siswa  berasal  dari  diri  siswa  sendiri  faktor  internal,  lalu  dari
lingkungan sekitarnya faktor eksternal, dan pendekatan siswa terhadap kegiatan pembelajaran  di  sekolah.  Faktor-faktor  tersebut  saling  berkaitan  baik  secara
langsung  maupun  tidak  langsung  dalam  memengaruhi  hasil  belajar  yang  dicapai seseorang.
d. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar
Alat  penilaian  digunakan  oleh  setiap  guru  untuk  mengukur  sejauh  mana keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran. Namun, alat penilaian disini juga
memiliki berbagai macam jenis, dan yang seringkali dikenali adalah alat penilaian jenis  tes  dan  juga  non-tes.  Penilaian  jenis  tes  adalah  suatu  teknik  atau  cara  yang
digunakan  dalam  rangka  melaksanakan  kegiatan  pengukuran,  yang  di  dalamnya terdapat  berbagai  pertanyaan,  pernyataan,  atau  serangkaian  tugas  yang  harus
dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek perilaku siswa. Dalam referensi  lain,  tes  adalah  salah  satu  teknik  penilaian  yang  termasuk  ke  dalam
pengukuran.
14
13
Toto Ruhimat, Op.Cit., h. 140-141.
14
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 27.
Penilaian  jenis  non-tes  adalah  cara  yang  digunakan  untuk  mengetahui kualitas  proses  dan  produk  dari  suatu  pekerjaan  serta  hal-hal  yang  berkenaan
dengan  domain  afektif,  seperti  sikap,  minat,  bakat,  dan  motivasi.
15
Sedangkan, Toto  dan  Cepi  dalam  tim  pengembangan  MKDP  menyatakan,  berdasarkan
tekniknya,  evaluasi  dibedakan  antara  tes  dan  nontes.  Teknik  tes  dapat  dibedakan menurut  materi  yang  akan  dinilai,  bentuk  dan  caranya.  Menurut  materi  yang
dinilai dibedakan tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes bakat khusus, tes minat, dan tes kepribadian. Menurut bentuknyadibedakan tes uraian dan tes objektif. Menurut
caranya dibedakan tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Teknik nontes biasanya digunakan  untuk  menilai  proses  pembelajaran.  Alat-alat  khusus  untuk
melaksanakan teknik nontes ini dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, hasil karyalaporan, karangan, dan skala sikap.
16
Berdasarkan  pemaparan  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa  alat  penilaian hasil belajar tidak hanya dapat ditentukan dengan tes saja tetapi juga bisa dengan
non-tes. Dalam jenis penilaian hasil belajar IPA, penilaian tes dapat menggunakan soal-soal  yang  bersifat  objektif,  sedangkan  penilaian  non-tes  dapat  berupa
observasi langsung kegiatan pembelajaran di kelas dan juga bisa dengan angket.
e. Fungsi Dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar IPA
Hal utama yang harus dipikirkan dalam kegiatan hasil belajar adalah fungsi dan tujuan dari penilaian itu sendiri. Penentuan fungsi dan tujuan penilaian sangat
bergantung  pada  jenis  penilaian  yang  digunakan.  Fungsi  penilaian  hasil  belajar adalah sebagai berikut: pertama, fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan
balik  kepada  guru  sebagai  dasar  untuk  memperbaiki  proses  pembelajaran  dan mengadakan  program  remedial  bagi  siswa.  Kedua,  fungsi  sumatif,  yaitu  untuk
menentukan  nilai  angka  kemajuanhasil  belajar  siswa  dalam  mata  pelajaran tertentu,  sebagai  bahan  untuk  memberikan  laporan  kepada  berbagai  pihak,
penentuan  kenaikan  kelas,  dan  penentuan  lulus-tidaknya  siswa.  Ketiga,  fungsi diagnostik,  yaitu  untuk  memahami  latar  belakang  psikologis,  fisik  dan
15
Zainal  Arifin,  Evaluasi  Pembelajaran,  Bandung:  PT  Remaja  Rosdakarya,  2011, h.152.
16
Toto Ruhimat, Op.Cit., h. 167-168.
lingkungan  siswa  yang  mengalami  kesulitan  belajar,  yang  hasilnya  dapat digunakan  sebagai  dasar  dalam  memecahkan  kesulitan-kesulitan  tersebut.
Keempat,  fungsi  penempatan,  yaitu  untuk  menempatkan  siswa  dalam  situasi pembelajaran  yang  tepat  misalnya  dalam  penentuan  program  spesialisasi  sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa.
17
Tujuan  dari  penilaian  hasil  belajar  antara  lain,  untuk  mengetahui  tingkat penguasaan  siswa  terhadap  materi  yang  telah  diberikan,  untuk  mengetahui
kecakapan,  motivasi,  bakat,  minat  dan  sikap  siswa  terhadap  program pembelajaran, kemudian untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil
belajar  siswa  dengan  standar  kompetensi  dan  kompetensi  dasar  yang  telah ditetapkan,  untuk  mendiagnosis  keunggulan  dan  kelemahan  siswa  dalam
mengikuti  kegiatan  pembelajaran,  untuk  seleksi  dan  menentukan  kenaikan  kelas, dan untuk menempatkan siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
18
Adapun  tujuan  evaluasi  pembelajaran  menurut  Toto  dan  Cepi  dalam  tim MKDP,  meliputi:  untuk  melihat  produktivitas  dan  efektivitas  kegiatan  belajar
mengajar,  untuk  memperbaiki  dan  menyempurnakan  kegiatan  guru,  untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan program belajar mengajar,
untuk  mengetahui  kesulitan-kesulitan  apa  yang  dihadapi  oleh  siswa  selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya, untuk menempatkan siswa dalam
situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
19
Jadi  intinya,  seorang  guru  harus  mengetahui  terlebih  dahulu  fungsi  dan tujuan penilaian yang akan dilakukan sebelum memilih alat penilaian hasil belajar
terhadap siswa di  kelas. Dengan mengadakan penilaian pembelajaran, maka guru dan siswa dapat memperbaiki dan mengembangkan kemampuan dan memperkuat
motivasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
f. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
IPA adalah ilmu yang mempelajari cara mencari tahu tentang alam semesta dan  segala  isinya  secara  sistematis.  Ilmu  pengetahuan  alam  diklasifikasikan
17
Zainal Arifin, Op.Cit, h.20
18
Ibid, h.15-16
19
Toto Ruhimat, Op.Cit., h. 169.
menjadi  tiga  bagian,  ilmu  pengetahuan  alam  sebagai  produk,  proses  dan  sikap. Dari ketiga komponen IPA ini, Sutrisno dalam Susanto menambahkan bahwa IPA
juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Hal ini bersifat pengembangan, yaitu  pengembangan  prosedur  dari  proses,  sedangkan  teknologi  dari  aplikasi
konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk.
20
Ahmad  Susanto  dalam  bukunya  teori  belajar    pembelajaran  di  sekolah dasar juga mengungkapkan bahwa IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada
prinsip-prinsip,  proses  yang  mana  dapat  menumbuhkan  sikap  ilmiah  siswa terhadap  konsep-konsep  IPA.  Kegiatan  IPA  dilakukan  dengan  penyelidikan
sederhana.  Dengan  kegiatan  tersebut,  pembelajaran  IPA  akan  mendapatkan pengalaman  langsung  melalui  pengamatan,  diskusi,  dan  penyelidikan  sederhana.
Pembelajaran  yang  demikian  dapat  menumbuhkan  sikap  ilmiah  siswa  sehingga mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA.
21
Berdasarkan  pemaparan  tersebut,  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa mempelajari  ilmu  pengetahuan  alam  adalah  suatu  hal  yang  penting  bagi  siswa.
Pembelajaran  IPA  sangat  berperan    penting  dalam  kehidupan  ini  karena  dengan mempelajari IPA, kita sebagai manusia dapat belajar untuk memecahkan masalah
yang  ada  di  alam  ini  yang  memang  seseungguhnya,  manusia  berhubungan langsung  dengan  alam  semesta.  Kita  tidak  hanya  dituntut  untuk  menyelesaikan
suatu permasalahan di alam ini, tetapi juga untuk menjaganya agar tetap lestari.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata  media  berasal  dari  bahasa  latin  medius  yang  secara  harfiah  berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
22
Dalam kutipan lain juga  menyebutkan  bahwa  media  adalah  seperangkat  peralatan  pendidikan  dan
20
Ahmad Susanto, Op.Cit., h. 167.
21
Ibid., h. 170-171.
22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h.3.
pengajaran  yang  digunakan  untuk  membantu  penyajian  isi  dan  materi  pelajaran kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.
23
Wina  Sanjaya  dalam  bukunya  strategi  pembelajaran  mengungkapkan bahwa  kata  media  berlaku  untuk  berbagai  kegiatan  atau  usaha,  seperti  media
dalam  menyampaikan  pesan,  media  pengantar  magnet  atau  panas  dalam  bidang teknik.  Istilah  media  digunakan  juga  dalam  bidang  pengajaran  atau  pendidikan
sehingga  istilahnya  menjadi  media  pendidikan  atau  media  pembelajaran.  Media bukan  hanya  berupa  alat  atau  bahan  saja,  akan  tetapi  hal-hal  lain  yang
memungkinkan  siswa  dapat  memperoleh  pengetahuan.
24
Menurut  Gerlach    Ely dalam  Arsyad,  mengatakan  bahwa  media  apabila  dipahami  secara  garis  besar
adalah  manusia,  materi,  atau  kejadian  yang  membangun  kondisi  yang  membuat siswa  mampu  memperoleh  pengetahuan,  keterampilan  atau  sikap.
25
Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Pengertian  belajar  adalah  proses  orang  memperoleh  berbagai  kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh
sejumlah  kecil  keterampilan  yang  sederhana,  seperti  memegang  botol  susu  dan mengenal ibunya.
26
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah, tetapi juga di seluruh  tempat  yang  ada  di  dunia  ini.  Dengan  belajar,  maka  seseorang  dapat
mengembangkan  kemampuan  yang  ia  miliki,  bahkan  dapat  menambahkan wawasan  baru  sehingga  dapat  bermanfaat  bagi  orang  banyak  kelak.  Kemampuan
orang untuk  belajar ialah ciri penting  yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk  yang  lain.  Kemampuan  belajar  itu  memberikan  manfaat  bagi  individu
dan  juga  bagi  masyarakat.  Bagi  individu  dalam  budaya  kita,  kemampuan  untuk belajar  secara  terus-menerus  memberikan  sumbangan  bagi  pengembangan
berbagai ragam gaya hidup.
27
23
Aminuddin  Rasyad,  Teori  Belajar  dan  Pembelajaran,Jakarta:  UHAMKA  PRESS, 2003, h. 125.
24
Wina Sanjaya, Op.Cit., h.163.
25
Azhar Arsyad, Op.Cit.h.3
26
Margaret  E.  Bell  Gredler,  Belajar  dan  Membelajarkan,  Jakarta:  PT  Raja  Grafindo Persada, 1994, h. 1
27
Ibid, h.1
Berdasarkan  dari  beberapa  pengertian  tersebut,  maka  dapat  disimpulkan bahwa  media  pembelajaran  adalah  suatu  pengantar  pesan  dari  pengirim  kepada
penerima  yang  dapat  dimanipulasi,  dilihat,  didengar  dan  dibaca  sehingga  dapat merangsang  pikiran,  perasaan,  perhatian  dan  minat  siswa  dalam  kegiatan
pembelajaran.
b. Klasifikasi dan Karakteristik Media
Klasifikasi  media  pembelajaran  dapat  dilihat  dari  beberapa  pendekatan. Klasifikasi  media  berdasarkan  rangsangan  belajar  menurut  Edling  terdapat  enam
unsur  rangsangan  belajar,  yaitu  dua  untuk  pengalaman  audio  meliputi,  kodifikasi subjektif  visual  dan  kodifikasi  objektif  audio,  dua  untuk  pengalaman  visual
meliputi  kodifikasi  subjektif  audio  dan  kodifikasi  objektif  visual,  dan  dua pengalaman  belajar  2  dimensi  meliputi  pengalaman  langsung  dengan  orang  dan
benda-benda.
28
Klasifikasi  media  berdasarkan  fungsi  pembelajaran,  Gagne  membuat  7 macam  pengelompokan  media,  yaitu  benda  untuk  didemonstrasikan,  komunikasi
lisan, media cetak,  gambar diam, gambar  gerak, film  bersuara dan mesin  belajar. Klasifikasi  media  berdasarkan  pemanfaatannya  untuk  pendidikan,  Duncan
memaparkan  bahwa  semakin  sulit  jenis  perangkat  media  yang  dipakai,  semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin umum
penggunaannya  dan  semakin  luas  lingkup  sasarannya.
29
Sebaliknya  semakin sederhana  perangkat  media  yang  digunakan  biayanya  akan  lebih  murah,
pengadaannya  lebih  mudah,  sifat  penggunaannya  lebih  khusus,  dan  lingkup sasarannya lebih terbatas.
Rudi  Bretz  mengungkapkan  pendapat  lain,  ia  mengklasifikasikan  media berdasarkan  indera  yang  terlibat  sehingga  ia  memilih  tiga  unsur  pokok  sebagai
dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak.
30
28
Yudhi  Munadi,  Media  Pembelajaran  Sebuah  Pendekatan  Baru,  Jakarta:  Gaung Persada Press. 2012, h. 50.
29
Ibid, h. 50-51
30
Ibid, h. 52
Jadi,  berdasarkan pemaparan diatas, media dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok besar,  yaitu media audio verbal  bahasa lisan dan media audio non-
verbal bunyi-bunyian, musik, dan lain-lain. Media visual verbal pesan linguistik berbentuk tulisan, media visual non-verbal grafis gambar, grafik, diagram, bagan
dan  peta,  media  non-verbal  3  dimensi  miniatur,  mock  up,  specimen  dan diorama. Media audio visual berupa film dan dokumenter dan multimedia.
31
Beberapa  karakteristik  media  pembelajaran,  diantaranya,  pertama,  ciri fiksatif,  ciri  ini  menggambarkan  kemampuan  media  merekam,  menyimpan,
melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek  dapat  disusun  kembali  menggunakan  media  seperti  fotografi,  video  tape,
audio tape dan film. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dapat diabadikan dan disusun  kembali  untuk  keperluan  pembelajaran.  Kedua,  ciri  manipulatif
menggambarkan  bahwa  kejadian  yang  memakan  waktu  berhari-hari  dapat disajikan  kepada  siswa  dalam  waktu  dua  atau  tiga  menit  dengan  teknik
pengambilan gambar time-lapse recording. Kejadian yang lama dapat diatur untuk bergerak cepat dan kejadian yang cepat dapat diatur untuk bergerak lambat, sesuai
keinginan  guru  ketika  mengajar  di  kelas,  agar  dapat  menampilkan  bagian-bagian yang dianggap penting dalam materi pembelajaran. Ketiga, ciri distributif, ciri ini
memungkinkan  suatu  kejadian  atau  objek  ditransportasikan  melalui  ruang,  dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
32
c. Fungsi Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru sudah pasti memiliki  fungsinya  masing-masing.  Menurut    Sudjana    Rivai  dalam  arsyad,
mengemukakan  fungsi  media  pembelajaran  dalam  proses  belajar  siswa,  yaitu: Pertama,  pembelajaran  akan  lebih  menarik  perhatian  siswa  sehingga  dapat
menumbuhkan  motivasi  belajar.  Kedua,  bahan  pembelajaran  akan  lebih  jelas maknanya  sehingga  dapat  lebih  dipahami  oleh  siswa  dan  memungkinkannya
31
Ibid, h. 54-57
32
Azhar Arsyad,Op.Cit, h.15-17.
menguasai  dan  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Ketiga,  metode  mengajar  akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata
oleh  guru,  sehingga  siswa  tidak  bosan  dan  guru  tidak  kehabisan  tenaga,  apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Keempat, siswa dapat lebih banyak
melakukan  kegiatan  belajar  sebab  tidak  hanya  mendengarkan  uraian  guru,  tetapi juga  aktivitas  lain  seperti  mengamati,  melakukan,  mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
33
Pada  referensi  lainnya,  media  pendidikan  bertujuan  untuk  membantu memperjelas  pokok  bahasan  yang  disampaikan,  membantu  guru  memimpin
diskusi,  membantu  meringankan  peranan  guru,  membantu  merangsang  siswa berdialog  dengan  dirinya  sendiri  internal  dialog,  membantu  mendorong  siswa
aktif  belajar,  memudahkan  guru  mengatasi  masalah  ruang  tempat  dan  waktu, memberi  pengalaman  nyata  kepada  siswa  dan  memberikan  perangsang  dan
pengalaman yang sama kepada seluruh siswa.
34
Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya media pembelajaran, fungsi media pembelajaran difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada
medianya  dan  didasarkan  pada  penggunaannya.  Analisis  fungsi  yang  didasarkan pada  media  terdapat  tiga  fungsi  media  pembelajaran,  yakni:  media  pembelajaran
berfungsi  sebagai  sumber  belajar,  yaitu  fungsi  utamanya  disamping  ada  fungsi- fungsi lain. Maka media belajar dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai
sumber  belajar.  Di  dalam  media  sebagai  sumber  belajar  terdapat  2  fungsi, diantaranya:  fungsi  semantik,  ialah  kemampuan  media  dalam  menambah
perbendaharaan  kata  simbol  verbal  yang  mana  atau  maksudnya  benar-benar dipahami  siswa  tidak  verbalistik.  Dan  selanjutnya  fungsi  manipulatif  yakni
memiliki dua kemampuan, diantaranya mengatasi ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
35
Analisis  fungsi  yang  didasarkan  pada  penggunaannya  terdapat  dua  fungsi yakni  fungsi  psikologis,  diantaranya  ada  fungsi  atensi  yaitu  media  dapat
meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar, selanjutnya ada fungsi afektif
33
Ibid, h.28
34
Aminuddin Rasyad, Op.Cit., h.120.
35
Yudhi Munadi,  Op.Cit., h. 37-42.
yaitu  menggugah  perasaan,  emosi  dan  tingkat  penerimaan  atau  penolakan  siswa terhadap  sesuatu.  Lalu  terdapat  pula  fungsi  kognitif  yaitu  dapat  meningkatkan
ingatan  dan  pikiran  terhadap  pelajaran.  Fungsi  imajinatif  yakni  media  dapat meningkatkan  dan  mengembangkan  imajinasi  siswa.  Dan  fungsi  motivasi,  yakni
mendorong  siswa  untuk  terdorong  melakukan  kegiatan  belajar  sehingga  tujuan pembelajaran  dapat  tercapai.  Fungsi  sosio-kultural,  yakni  mengatasi  hambatan
sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran.
36
Ahmad Rohani dalam bukunya yang berjudul media instruksional edukatif menyatakan, fungsi media instruksional edukatif antara lain adalah menyampaikan
informasi dalam proses belajar mengajar, memperjelas informasi pada waktu tatap muka  dalam  proses  belajar  mengajar,  melengkapi  dan  memperkaya  informasi
dalam  kegiatan  belajar  mengajar,  mendorong  motivasi  belajar,  meningkatkan efektivitas  dan  efisiensi  dalam  menyampaikannya,  menambah  variasi  dalam
menyajikan  materi,  menambah  pengertian  nyata  tentang  suatu  pengetahuan, memberikan  pengalaman-pengalaman  yang  tidak  diberikan  guru  serta  membuka
cakrawala yang lebih luas sehingga pendidikan bersifat produktif, memungkinkan siswa  memilih  kegiatan  belajar  sesuai  dengan  kemampuan,  bakat  dan  minatnya,
mendorong  terjadinya  interaksi  lansung  antara  siswa  dengan  guru,  siswa  dengan siswa  serta  siswa  dengan  lingkungannya,  mencegah  terjadinya  verbalisme,  dapat
mengatasi  keterbatasan  ruang  dan  waktu,  dengan  menggunakan  media  secara tepat,  dapat  menimbulkan  semangat  yang  lesu  menjadi  bergairah,  pelajaran  yang
berlansung  menjadi  lebih  hidup,  mudah  dicerna  dan  tahan  lama  dalam  menyerap pesan-pesan, dapat mengatasi watak dan pengalaman yang berbeda.
37
Berdasarkan  pemaparan  sebelumnya,  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa, semua  media  pembelajaran,  apapun  itu  jenisnya  memiliki  tujuan  untuk  membuat
kegiatan  pembelajaran  lebih  menarik  dan  menyenangkan.  Dengan  media, pembelajaran  siswa  dapat  meningkatkan  motivasi  belajarnya.  Media  juga  dapat
berperan utama sebagai sumber belajar sebagai pengganti guru ataupun buku.
36
Ibid, h. 43-38
37
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, h. 9- 10.
d. Peran Media Pembelajaran
Media  pembelajaran  dapat  dikatakan  telah  berperan  sebagai  sumber belajar,  sehingga  peran  guru  dan  orang  lain  dapat  diminimalisir  dan  siswa  sudah
mampu  untuk  dapat  belajar  mandiri.  Peran  media  instruksional  edukatif  atau media  pembelajaran  antara  lain,  mengatasi  perbedaan  pengalaman  pribadi  siswa,
mengatasi batas-batas ruang kelas, mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung  tidak  dapat  diamati  karena  terlalu  kecil,  mengatasi  gerak  benda  secara
cepat  atau  terlalu  lambat  sedangkan  proses  gerakan  itu  menjadi  pusat  perhatian siswa,  mengatasi  hal-hal  yang  terlalu  kompleks  dapat  dipisahkan  bagian  demi
bagian untuk diamati secara terpisah, mengatasi suara yang terlalu halus untuk di dengar  secara  langsung  melalui  telinga,  mengatasi  peristiwa-peristiwa  alam,
memungkinkan  terjadinya  kontak  langsung  dengan  masyarakat  atau  dengan keadaan  alam  sekitar,  memberikan  kesamaankesatuan  dalam  pengamatan
terhadap sesuatu
yang pada
awal pengamatan
siswa berbeda-beda,
membangkitkan  minat  belajar  yang  baru  dan  membangkitkan  motivasi  kegiatan belajar siswa.
38
Berdasarkan  pemaparan  tersebut,  peranan  media  pembelajaran  sangat banyak.  Guru  akan  sangat  terbantu  ketika  menggunakan  media  dalam  kegiatan
pembelajaran di kelas. Bahkan media pembelajaran saat ini sudah dapat digunakan dengan mudah baik oleh guru maupun siswa sendiri.
e. Papan Buletin
Papan  buletin  adalah  suatu  tempat  atau  halaman  papan  yang  khusus digunakan  untuk  mempertunjukkan  contoh-contoh  dari  pekerjaan  siswa,  gambar-
gambar, kartu poster-poster dan objek-objek tiga dimensi yang kecil atau material belajar  lainnya.
39
Menurut  Azhar  Arsyad  dalam  bukunya  Media  Pembelajaran, papan  buletin  termasuk  ke  dalam  media  pajang  yang  pada  umumnya  digunakan
untuk  menyampaikan  pesan  atau  informasi  di  depan  kelompok  kecil.
40
Papan
38
Ibid., h.6-7
39
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994, h. 56.
40
Azhar Arsyad, Op.Cit., h. 40.
buletin berfungsi sama dengan papan magnetik, tetapi dapat pula digunakan untuk menampilkan visual tiga dimensi.
41
Papan  buletin  dapat  diisi  dengan  informasi  verbal  maupun  nonverbal. Menurut  Yudhi  Munadi,  fungsi  papan  buletin  ialah  selain  menerangkan  sesuatu,
juga dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
42
Media grafis  seperti  gambar,  poster,  sketsa,  diagram,  dan  chart  dapat  ditempel  pada
papan buletin ini. Selain itu pesan-pesan verbal tertulis seperti karangan-karangan, berita, feature, dan sebagainya.
Papan buletin telah tersedia di sebagian besar sekolah-sekolah negeri yang ada  di  Indonesia,  namun  pihak  sekolah  baik  itu  guru  dan  siswa  masih  kurang
berpartisipasi  dalam  menggunakan  papan  buletin  sebagai  media  dalam  proses pembelajaran. Peneliti lebih sering melihat penggunaan media papan buletin hanya
untuk  media  pajang  saja,  padahal  papan  buletin  dapat  juga  digunakan  ketika proses  pembelajaran.  Papan  buletin  tidak  hanya  menampilkan  hasil  kerja  siswa,
namun  juga  sebagai  salah  satu  faktor  berkembangnya  kreativitas  siswa  untuk memanfaatkannya  terutama  dalam  proses  pembelajaran  di  kelas.  Adanya  papan
buletin  dapat  menyelaraskan  antara  tujuan  media  pembelajaran  untuk meningkatkan  hasil  belajar  siswa  dan  mengembangkan  serta  menyalurkan  bakat
dan kreativitas siswa. Berdasarkan  pernyataan  sebelumnya,  maka  dapat  diambil  kesimpulan
bahwa  papan  buletin  termasuk  ke  dalam  media  visual  dan  dapat  disebut  juga media  pajang.  Papan  buletin  dapat  digunakan  tidak  hanya  di  dalam  kelas  tetapi
juga  di  tempat-tempat  umum.  Media  ini  berisikan  informasi  dan  ditampilkan secara  menarik  sehingga  orang-orang  yang  lewat  dan  melihat  media  ini  tertarik
untuk sejenak membaca informasi yang ada di dalamnya.
f. Kelebihan Dan Keterbatasan Media Papan Buletin
Kelebihan  penggunaan  media  papan  buletin  antara  lain,  pertama, bermanfaat  di  ruang  mana  pun  tanpa  harus  ada  penyesuaian  khusus.  Kedua,
41
Ibid, h. 41.
42
Yudhi Munadi,Op.Cit., h. 106.
pemakai  dapat  secara  fleksibel  membuat  perubahan-perubahan  sementara penyajian  berlangsung.  Dan  ketiga,  mudah  dipersiapkan  dan  materinya  mudah
digunakan.
43
Menurut  Oemar  Hamalik,  kelebihan  penggunaan  media  papan  buletin ialah: pertama, merupakan ruang khusus untuk mempertunjukkan benda, gambar-
gambar,  poster-poster,  dan  sebagainya.  Kedua,  menciptakan  minat  dan memperluas  minat  siswa.  Ketiga,  mempersatukan  semangat  kelas  dengan
menimbulkan rasa milik bersama, tanggung jawab bersama. Keempat, melengkapi pengalaman  sosial,  karena  para  siswa  bekerja  dalam  kelompok  pada  waktu
merencanakan  dan  melaksanakan  papan  buletin.  Kelima,  mengembangkan kecakapan  artistik  dan  daya  mencipta  di  kalangan  siswa-siswa.  Keenam,  papan
buletin  mendorong  siswa  untuk  bekerja,  merangsang  inisiatif,  dan  melatih  cara memecahkan masalah.
44
Keterbatasan  penggunaan  media  papan  buletin  ialah:  pertama,  terbatas penggunaannya  pada  kelompok  kecil.  Kedua,  memerlukan  keahlian  khusus  dari
penyajinya  apalagi  jika  memerlukan  penjelasan  verbal.  Ketiga,  mungkin  tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan.
45
g. Tahapan Penggunaan Media Papan Buletin
Media papan
buletin memiliki
tahapan-tahapan dalam
proses pembuatannya.  Agar  menjadi  papan  buletin  yang  bagus  dan  sesuai  dengan
pembelajaran,  maka  terdapat  tahap-tahap  penggunaannya.  Tahapan  penggunaan media  papan  buletin  menurut  Koskey  dalam  Malik,  terdiri  dari  enam  langkah,
yaitu: Pertama,  menentukan satu subjek,  yang merupakan satu kesatuan tentang
suatu  ide  atau  masalah.  Rumuskan  dalam  bentuk  pernyataan  berupa komposisi  tertulis  yang  menarik.  Kedua,  membuat  suatu  judul.  Ketiga,
membuat  judul  yang  menarik.  Dapat  berupa  pertanyaan,  slogan,  atau pernyataan  singkat.  Keempat,  mengumpulkan  bahan-bahan,  yaitu
mengumpulkan  bermacam-macam  gambar,  kartun,  objek-objek  kecil, buku, pamphlet, dan sebagainya. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan
43
Azhar Arsyad, Op.Cit., h. 42.
44
Oemar Hamalik, Op.Cit., h. 57.
45
Azhar Arsyad, Op.Cit., h. 42.
berbagai  alat  seperti  gunting,  alat  perekat,  dan  sebagainya.  Kelima, merencanakan  susunan.  Susunan  ini  hendaknya  bersifat  artistik,  bahan
disusun  secara  teratur  dan  jangan  sampai  campur  aduk.  Pada  langkah  ini sebaiknya  direncanakan  penggunaan  dan  pengaturan  warna  agar  menarik.
Keenam,
merencanakan pemberian
huruf. Huruf-huruf
biasanya ditempelkan melekat pada papan. Harus di perhatikan spacing style, warna,
dan bahan dari huruf tersebut. Labelnya harus jelas dan sederhana. Huruf- huruf  dapat  di  buat  dari  kayu,  board  metal  atau  plastik.  Selain  itu  huruf
dari  tinta,  kapur,  dan  sebagainya.  Ketujuh,  melaksanakan  dan  menilai. Setelah  kelima  langkah  itu  dilalui  dengan  seksama,  maka  sampailah  pada
langkah  ke  6  yakni  melaksanakan  pemasangan  dengan  meletakanya bersama-sama.  Selanjutnya,  sebaiknya  dilakukan  penilaian  apakah  telah
memenuhi syarat yang diperlukan baik kearsitekanya, teknik maupun nilai pendidikanya.
46
Selain  tahapan  penggunaan  yang  telah  disebutkan  sebelumnya,  terdapat pula  tahap  selanjutnya  yang  dapat  dilakukan  ketika  menggunakan  media  papan
buletin. Petunjuk selanjutnya mengenai teknik penggunaan dan pelaksanaan papan buletin ialah:
Pertama,  menempatkan  papan  buletin,  penempatan  papan  buletin hendaknya  disesuaikan  dengan  fungsinya.  Papan  buletin  dapat  diletakkan
di  depan  kelas,  jadi  sangat  erat  hubungannya  dengan  arsitek  dan  situasi bangunan  itu  sendiri.  Kedua,  konstruksi,  papan  buletin  yang  menarik  dan
bermanfaat  dapat  terbuat  dari  bahan-bahan,  misalnya:  cork,  linoleum, softwood dan lainnya, tetapi dapat juga dari bahan yang mudah di dapat di
lingkungan  sekolah.  Ketiga,  cahaya,  papan  buletin  harus  terlihat  terang maka  perlu  mendapat  cahaya  yang  cukup  baik  dari  sinar  matahari  atau
lampu  sorot.  Keempat,  luas  papan  buletin,  ukuran  dan  luas  papan  buletin tidak  ada  ketentuan  khusus  akan  tetapi  dapat  disesuaikan  dengan
kebutuhan  dan  kemungkinan  bahannya.  Kelima,  alat-alat  perlengkapan, untuk  membuat  papan  buletin  hendaknya  disesuaikan  dengan  alat  dan
perlengkapan  yang  ada.  Berhasilnya  pembuatan  papan  buletin  dan pemasangan  tergantung  pada  alat-alat  dan  perlengkapannya.  Keenam,
improvisasi,  pada  suatu  waktu  bilamana  diperlukan,  guru  dapat  membuat papan
buletin dengan
bahan apa
saja tanpa
terlalu banyak
memperhitungkan  syarat  dan  ketentuan  yang  telah  dikemukakan sebelumnya. Yang terpenting, guru memiliki inisiatif bekerja sama dengan
siswa  untuk  membuat  papan  buletin  demi  kepentingan  pendidikan  dan dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada sebaik-baiknya.
47
46
Oemar Hamalik,Op.Cit., h. 58.
47
Oemar Hamalik, Op.Cit., h. 60-61
Memahami tahapan pembuatan papan buletin di atas, maka guru perlu pula menguasai  berbagai  teknik  perencanaan,  pelaksanaan,  pembuatan,  dan  teknik
penggunaan  alat-alat  itu  dengan  memperhatikan  prinsip-prinsip  dan  kriteria- kriteria  sebagai  persyaratan,  agar  diperoleh  alat  yang  baik,  efektif,  dan
memuaskan.
48
Dengan  papan  buletin,  siswa  dapat  menumbuhkan  minat  dan motivasi  dalam  belajar,  karena  dengan  membuat  sendiri  media  pembelajaran,
siswa dapat mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya.
3. Konsep Bumi Dan Alam Semesta
a. Perubahan Kenampakan Bumi Dan Pencegahannya
Materi  pelajaran  mengenai  konsep  bumi  dan  alam  semesta  terdapat  pada Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang telah ditetapkan oleh
departemen pendidikan  nasional  yaitu standar kompetensi: memahami perubahan lingkungan  fisik  dan  pengaruhnya  terhadap  daratan.  Kompetensi  dasarnya  terdiri
dari tiga bagian yaitu: mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik  angin,  hujan,  cahaya  matahari,  dan  gelombang  air  laut,  menjelaskan
pengaruh  perubahan  lingkungan  fisik  terhadap  daratan  erosi,  abrasi,  banjir,  dan longsor,  dan  mendeskripsikan  cara  pencegahan  kerusakan  lingkungan  erosi,
abrasi, banjir, dan longsor. Antara manusia dan bumi mempunyai hubungan historis yang sangat erat.
Manusia  pertama  bernama  Adam  diciptakan  dari  tanah  bagian  dari  bumu sehingga  pola  kehidupan  sehari-harinya  tidak  pernah  terlepas  dari  unsur  bumi.
Diciptakan dari tanah, memperoleh makanan dari dalam tanah, dan jika mati kelak akan dikuburkan di dalam tanah.
49
Fakta yang dapat diamati dari lingkungan alam yang  baik  diantaranya  adalah  sebagai  berikut:  air  yang  mengalir  di  sungai
berwarna bening dan bersih dari sampah pabrik maupun industri, tanaman di hutan tumbuh  lebat  dan  berwarna  kehijauan,  tanah-tanah  di  pedesaan  yang  subur  dan
48
Ibid, h. 61
49
Moch. Munir, Geologi Lingkungan, Malang: Bayumedia, 2006, h. 5
tidak tercemar oleh liimbah industri, dan udara di pedesaan dan pegunungan yang bersih dari polusi dan segar.
50
Lingkungan  alam  dapat  mengalami  kerusakan  yang  disebabkan  oleh perbuatan  menusia  maupun  karena  adanya  peristiwa  alam.  Beberapa  fakta
terjadinya  kerusakan  lingkungan  akibat  ulah  manusia  adalah  sebagai  berikut: penebangan  hutan  secara  liar  dan  membabi  buta  menyebabkan  hutan  menjadi
tandus  dan  gersang,  tanah  longsor  dan  juga  banjir.  Pembuangan  limbah  industri atau  limbah  rumah  tangga  di  sungai  menyebabkan  sungai  menjadi  keruh,
menyebabkan  penyakit  dan  terganggunya  ekosistem  air.  Pembuangan  sisa pembakaran  bahan  bakar  dan  pabrik  menyebabkan  udara  menjadi  kotor,
mengakibatkan  hujan  asam  dan  berbagai  gangguan  kesehatan.  Pembuangan bahan-bahan  limbah  industri  dan  rumah  tangga  yang  sulit  diuraikan  misalnya
plastik  dapat  menyebabkan  menurunnya  kesuburan  tanah.  Dan  pembuangan limbah  cair  dapat  menyebabkan  tercemarnya  sumber  air.  Pembuangan  berbagai
benda berbahaya bagi alam ini dikenal pula dengan istilah polusi.
51
Beberapa  kerusakan  lingkungan  juga  diakibatkan  oleh  peristiwa  alam, yaitu peristiwa yang terjadi karena gejala alam. Beberapa fakta tentang kerusakan
alam  akibat  peristiwa  alam  adalah  sebagai  berikut:  letusan  gunung  berapi  dapat mengakibatkan  kerusakan  dan  kebakaran  hutan,  lahan  pertanian,  dan  merusak
habitat  hewan-hewan  liar.  Gempa  bumi  dapat  menimbulkan  tanah  longsor  dan tsunami  yang  memiliki  kemampuan  merusak  alam.  Angin  ribut  dapat
menyebabkan kerusakan hutan dan habitat binatang. Dan ada gunung berapi yang aktif  dapat  pula  menyebarkan  gas  beracun  yang  dapat  merusak  lingkungan.  Gas
yang  terkandung  di  dalam  materi  erupsi  vulkanik  yakni  nitrogen,  oksigen, hidrogen, karbon monoksida, karbon dioksida, gas belerang dan sebagainya.
52
Pencemaran  udara,  hal  ini  terjadi  ketika  udara  tercemar  oleh  gas-gas, misalnya  dari  kendaraan  bermotor  menggunakan  bahan  bakar  fosil.  Dengan
demikian  pencemaran  udara  adalah  terkontaminasinya  udara  karena  kegiatan
50
Agus Sugianto, dkk, Pembelajaran IPA MI edisi pertama, Jakarta: APIS-PGMI, 2009, h.11
51
Agus Sugianto, dkk, Op.Cit., h.11.
52
Moch. Munir, Op.Cit., h. 216.
manusia,  akibatnya  kualitas  udara  mengalami  penurunan  sehingga  mengubah lingkungan alami udara. Polutan udara dapat berupa gas dan partikel.
53
Pencemaran  air.  Pencemaran  air  adalah  masuknya  atau  dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi  lagi  sesuai  dengan  peruntukkannya.  Pencemaran  air  dapat  disebabkan
oleh  beberapa  jenis  polutan.  Polutan  tersebut  diantaranya:  limbah  yang menghabiskan  oksigen  dalam  proses  peruraiannya  tinja,  limbah  rumah  tangga,
limbah  pertanian,  limbah  peternakan,  limbah  industri  dan  limbah  rumah pemotongan  hewan,  bakteri  dan  virus,  bahan  anorganik  asam,  garam,  logam
berat,  bahan  organik  pestisida,  detergen,  minyak,  hara  tanaman  nitrat  dan fosfat,  sedimen,  bahan  radioaktif  serta  panas  dari  industri  dan  air  pendingin
industri.
54
Pencemaran tanah, dapat disebabkan oleh beberapa jenis  polutan  yaitu limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian.
Berbagai  macam  pencemaran  lingkungan  dapat  terjadi  dimana  saja,  maka sebelum lingkungan ini tercemar oleh berbagai jenis polutan yang begitu banyak,
lebih baik  jika diadakannya pencegahan pencemaran lingkungan. Air  yang sudah tercemar  memang  sulit  diperbaiki  tetapi  dapat  ditanggulangi  dengan  cara  bahwa
limbah  dari  pabrik  ditampung  sendiri,  menanam  tanaman  alang-alang  disekitar sungai.  Mencegah  agar  limbah  tidak  mengalir  ke  sungai,  membuat  tempat
pembuangan sampah.
55
Pencemaran  tanah.  Usaha  untuk  mengurangi  pencemaran  tanah  dengan cara  penanaman  model  miring,  yaitu  tanah  di  bikin  miring  sehingga  air  yang
datang  dari  atas  tidak  langsung  ke  bawah.  Tanah  yang  tercemar  karena  plastik perlu  disarankan  kepada  masyarakat  dan  ibu-ibu  rumah  tangga  untuk  dapat
memisahkan  sampah  yang  berbahan  plastik  dengan  yang  tidak  berbahan  plastik sehingga dapat diolah jadi kompos untuk sampah yang bukan plastik.
56
53
Agus Sugianto, dkk, Op.Cit, h.12.
54
Moch. Munir, Op.Cit., h. 329.
55
Agus Sugianto, dkk, Op.Cit., h.12.
56
Ibid, h.12
Meningkatkan  kesuburan  tanah  dapat  dilakukan  dengan  pemupukan, dilarang  penebangan  pohon-pohon  di  lereng-lereng  gunung  atau  hutan  liar,
dilarang  membuang  limbah  di  sembarang  tempat  yang  dapat  menyebabkan terjadinya  pencemaran  tanah,  reboisasi  gunung-gunung  yang  gundul,  mencegah
kebakaran hutan dan perladangan  yang berpindah-pindah, dan mematuhi undang- undang yang berlaku.
57
Pencemaran  udara.  Usaha  dalam  mengurangi  pencemaran  udara  dengan cara mengurangi penggunaan bahan bakar. Mencegah penebangan hutan dan lahan
pertanian.  Selain  itu  mengadakan  reboisasi  yaitu  penanaman  hutan  kembali  di daerah  kota  dan  pedesaan  maupun  dihutan-hutan  yang  telah  ditebangi.
58
Fungsi dan peranan penghijauan perkotaan, antara lain: pertama, sebagai paru-paru kota,
tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan. Kedua, sebagai pengatur
lingkungan mikro, vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan setempat sejuk, nyaman  dan  segar.  Ketiga,  penciptaan  lingkungan  hidup  ekologis,  penghijauan
dapat  menciptakan  ruang  hidup  bagi  makhluk  hidup  di  alam.  Keempat, penyetimbangan  alam  merupakan  pembentukan  tempat-tempat  hidup  alam  bagi
satwa yang hidup di sekitarnya. Kelima, perlindungan terhadap kondisi fisik alami sekitarnya  angin,  terik  matahari,  gas  atau  debu-debu.  Keenam,  keindahan,
dengan  terdapatnya  unsur-unsur  penghijauan  yang  direncanakan  secara  baik  dan menyeluruh akan menambah keindahan kota. Ketujuh, kesehatan, misalnya untuk
terapi  mata.  Kedelapan,  rekreasi  dan  pendidikan.  Jalur  hijau  dengan  aneka vegetasi mengandung nilai-nilai ilmiah. Kesembilan, sosial politik ekonomi.
59
Banyak  contoh  di  dalam  dan  di  luar  negeri  bahwa  penghijauan  di  pinggir jalan maupun taman di Tanami dengan tanaman produktif buah-buahan, tanaman
langka,  tanaman  bunga  wangi.  Pemeliharaan  pada  penghijauan  meliputi penyulaman,  pemangkasan,  pemberantasan  hama  dan  penyakit,  pemberantasan
gulma,  penyiraman,  pemupukan,  pemetikan  dan  lainnya.  Tindakan  untuk
57
Ibid., h.12.
58
Ibid, h.12
59
Zoer‟aini  Djamal  Irwan,  Prinsip-prinsip  Ekologi  Ekosistem,  Lingkungan  dan Pelestariannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, h. 167-168
melestarikan  lingkungan  sangat  penting  bagi  kehidupan  manusia.  Pencemaran  di berbagai  tempat  mengakibatkan  peningkatan  zona  mati  yang  begitu  parah.
Bahkan,  sekarang  bahan  kimia  beracun  dan  sampah  dapat  ditemukan  di  daerah paling terpencil sekalipun di bumi.
60