15 3.
Daerah Lembah Daerah Lembah terletak di Timur palestina melewati Sungai Jordan dengan
danaunya. Daerah itu termasuk bagian dari yang sangat indah mulai dari Gunung Taoros di Asia kecil sampai Tenggara melewati Syria, Laut mati,
dan Teluk Aqabah dan berakhir di Danau Victoria, tengah-tengah Afrika. 4.
Daerah Bi΄ru As-Sabu dan Sahana Palestina Daerah itu menduduki setengah luas Palestina dan terletak di bagian selatan
Palestina. Daerah ini seperti segi tiga yang sudutnya terletak di Teluk Aqabah, mencakup wilayah yang terletak di antara kedua tanah Gaza dan
Semenanjung Pulau Sinai serta Timur Jordan dan Selatan Laut Mati sebagai sikunya. Bi΄ru Sabra merupakan satu-satunya kota kawasan Palestina yang
dihuni oleh orang-orang baduy dan seni Baduy. Ia juga merupakan penghubung perdagangan penting dunia masa lalu dan tempat kelahiran
Nabi Ibrahim dan tempat kelahiran putranya, Ismail, nenek kabilah Arab Kan΄an
Kawasan ini bukan merupakan kawasan yang subur dengan hasil alam yang melimpah. Kawasan ini menjadi penting bukan karena hasil kekayaan
alamnya, melainkan lebih karena kedudukannya yang strategis. Letak wilayah ini menghubungkan tiga benua, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika, serta menghubungkan
Laut Tengah dengan Laut Merah. Wilayah Palestina berbatasan langsung dengan Lebanon, Suriah, Yordania, Arab Saudi, serta Mesir, yang artinya
16 menghubungkan negara-negara Arab di kawasan Benua Asia dengan negara-
negara di Benua Afrika.
16
B. Sejarah Palestina
Tanah Kan ’aan, yang sekarang disebut Tanah Palestina memiliki sejarah
yang panjang. Dari Kan ’aan hingga berubah menjadi Palestina menyimpan
banyak cerita. Banyak catatan sejarah dan prasasti yang menceritakan tentang hal itu. Palestina adalah tanah kakek moyang semua keturunan Ibrahim atau
Abraham. Kakek moyang umat manusia ketiga agama yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam.
Istilah palestina muncul kembali setelah setelah wilayah itu dikuasai Kekaisaran Romawi. Pada tahun 63 SM, Pompey atau yang sering disebut
Pompius menaklukan Tanah Israel. Pada zaman ketika Yesus lahir, penguasa Romawi menunjukan Herodes Agung sebagai raja wilayah jajahan itu. Ia
memerintah mulai tahun 37 SM sampai 4 SM. Pada awal pemerintahan Romawi, istilah Palestina tidak pernah digunakan. Istilah itu baru muncul setelah
pemberontakan Bar Kochba pada tahun 135 M. Setelah berhasil menaklukan pemberontakan itu, Kaisar Hadrian merubah nama wilayah Jerusalem menjadi
Aelia Capitolina. Ia juga mengubah nama Israel dan Judea dua kerajaan pada masa itu menjadi Palestina.
Kemudian ketika para penguasa Arab Muslim mampu menguasai wilayah itu pada tahun 638 M, mereka juga menggunakan nama Palestina untuk wilayah
16
Hermawati., op. cit, hal. 105
17 tersebut. Mereka melafalkan Palestina menjadi “Falastin” atau “Filastin”. Para
ahli geografi Arab pada abad ke-10 menyebut Palestina sebagai salah satu propinsi Suriah. Ketika wilayah itu jatuh ke tangan orang-orang Turki dari Dinasti
Ottoman atau Utsmaniyah dan dikuasai selama 400 tahun 1517-1917, wilayah yang sebelumnya disebut Palestina dimasukan dalam Vilayet Propinsi Damascus
dan diperintah dari Istanbul, berdasarkan Undang-Undang Vilayet 1864. Yang juga dimasukan ke dalam Vilayet Transjordan.
Bagian Utara negeri itu, termasuk Acre Arab, Haifa, Tiberias, safed, Nablus, jenin, dan Tulkarm, menjadi bagian Vilayet Beirut. Jerusalem, Gaza,
Hebron, dan Beersheba menjadi bagian dari Sanjak Distrik Jerusalem. Oleh karena itu alasan-alasan religius khusus, dan merupakan kota-kota suci serta
menjadi pusat perhatian kepentingan orang-orang Eropa, maka kota-kota itu ditetapkan sebagai unit independen dan diperintah langsung dari Konstantinopel
atau Istanbul saat ini. Pada masa Perang Salib, Palestina jatuh ke tangan umat Kristen. Mereka
berkeinginan untuk kembali menguasai Palestina, terutama Jerusalem. Di hadapan orang-orang Normadia Paus Urbanus II memprovoksi mereka agar mereka
mengangkat senjata untuk kembali merebut Jerusalem dari tangan kaum Muslim. Provokasi Paus tersebut menjadi sangat efektif pada saat orang-orang Barat
berkeinginan kuat untuk melakukan kunjungan ke Jerusalem yang mereka anggap sebagai kampung halaman Yesus.
Mengikuti ajakan sang Paus, pada musim panas tahun 1097 sekitar 150.000 berkumpul di Konstantinopel. Pasukan ini berhasil menaklukan Palestina
18 pada tahun 1099. Dengan penaklukan itu, tentara Salib menjadikan kota Jerusalem
sebagai Ibu kota kerajaan Katolik baru yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah.
Kekuasaan Kristen di Palestina tidak berlangsung lama. Pasukan Salib hanya menguasai kawasan ini selama 88 tahun sampai tahun 1187. Setelah itu
kawasan Palestina kembali ke tangan kaum Muslim. Salahuddin Al-Ayubi adalah panglima yang paling berjasa dalam mengembalikan Palestina ke pangkuan Islam.
Sejak saat itu, Palestina di bawah kekuasaan Inggris setelah Perang Dunia I, selama 400 tahun Palestina berada di bawah kekausaan Turki Utsmani. Masa ini
menyebabkan orang-orang Palestina menikmati kedamaian dan stabilitas. Meskipun ada pemeluk tiga keyakinan berbeda, mereka hidup berdampingan satu
sama lain. Nama Palestina juga dihidupkan kembali setelah kekuasaan Utsmaniyah
berakhir pada Perang Dunia I. setelah Perang Dunia I, wilayah tersebut oleh Liga Bangsa-Bangsa penguasaannya dipercayakan kepada Inggris dengan dimasukkan
ke dalam Mandat Inggris untuk Palestina. Pada akhir kekuasaan Turki Usmani akhir abad ke19, terjadi imigrasi besar-besaran orang-orang Yahudi dari Eropa
ke empat kota penting di Palestina, yaitu Jerusalem, Safed, Tiberias, dan Hebron. Keempat daerah ini pada masa berikutnya menjadi pemukiman-
pemukiman Yahudi yang paling penting. Pada saat ini pula muncul gerakan Zionisme, sebuah gerakan politik yang dilegitimasi dengan doktrin-doktrin agama