9
Lagu religi merupakan salah satu media kesenian alternatif yang dapat digunakan dalam pendidikan dan pengajaran termasuk pengajaran pemahaman
keagamaan kepada para siswa di sekolah.
A. Lagu Religi
1. Pengertian Lagu Religi
Kata lagu sudah tidak asing di telinga masyarakat sejak zaman dahulu hingga sekarang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia lagu adalah ragam suara
yang berirama
2
. Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk
menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan mengandung irama. Dan ragam nada atau suara yang berirama disebut juga
dengan lagu. Lagu sering juga disebut nyanyian yaitu syair yang dilafalkan sesuai nada,
ritme, birama, dan melodi tertentu hingga membentuk harmoni. Nyanyian juga diartikan sebagai lagu yang berarti gubahan seni nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan
mengandung irama. Lagu merupakan bekal yang diberikan Allah Swt kepada manusia bahkan
sejak manusia lahir. Tangisan bayi selalu mengeluarkan nada-nada merdu yang merasuk kalbu. Dengan kata lain, setiap bayi sudah dibekali Allah Swt dengan
teknik vocal yang teratur, baik dan benar. Setiap nada tangisannya selalu tertata apik dengan proses yang teratur, yakni menyimpan nafas di perut, melakukan
ancang, kemudian pada saat memproduksi suara dia melakukan teknik powering diafragma.
3
Lagu religi adalah lagu yang terikat oleh ajaran-ajaran agama, dimana isi tiap-tiap bait lagu mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan Semesta Alam dan
membawa ajaran pada kebaikan.
2
ibid. h. 624
3
Adjie Esa Poetra, Revolusi Nasyid, Bandung, MQS Publishing, 2004 h. 1
10
Dalam seni musik islam, lagu sering disebut nasyid. Nasyid merupakan sebutan untuk lagu-lagu pemujaan yang khidmat, khusyu, syahdu, dan agung
dalam tempo lambat atau sedang. Nasyid digolongkan kepada lagu hymne atau lagu pujian bersifat religius dan spiritual. Nasyid telah ada sejak zaman Rasulullah
SAW yaitu nasyid Tala’al Badru yang dinyanyikan oleh sahabat Anshar dengan
iringan musik rebana guna memuliakan kedatangan Nabi Muhammad SAW saat hijrah dari Makkah ke Madinah.
4
Dalam dunia Islam, nasyid merupakan salah satu sarana dalam berdakwah. Oleh karena itu, seorang munsyid harus memahami falsafah berdakwah dalam
nasyid, yaitu menyampaikan pesan dalam nasyid agar tersampaikan kepada pendengarnya. Seorang munsyid harus mampu membuat pendengarnya tergerak
untuk mengingat Allah dan senantiasa berbuat kebaikan. Setiap syair yang dinyanyikan hanya akan sampai ke hati pendengar apabila dinyanyikan dengan
hati, maka sudah merupakan kewajiban bagi seorang munsyid untuk mengaplikasikan nasyid yang disampaikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu jenis lagu religi adalah qasidah yang berasal dari kata qashidah bahasa Arab yang berarti lagu atau nyanyian. Tetapi selanjutnya arti qasidah
menunjukkan kepada lagu dan music dengan ciri khas tersendiri, yaitu lagu dengan syair-syair bertemakan agama islam dan dakwah islam.
Pada mulanya qasidah menggunakan alat musik rebana, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya kesenian qasidah dapat dimainkan dengan
alat kesenian lainnya sesuai keterampilan seniman itu sendiri. Kesenian qasidah diadakan dengan maksud untuk memberikan hiburan
musik dan Seniman muslim berkreasi dengan maksud tertentu, seperti sebagai berikut:
1 Rekreatif atau hiburan.
2 Menyemarakkam hari-hari besar Islam.
3 Dawah Islam.
4
Ibid. h. 49
11
Seni qasidah lahir bersamaan dengan kelahiran Islam. Untuk pertama kalinya, qasidah ditampilkan oleh kaum Anshar penolong Nabi Muhammad saw.
dan sahabat-sahabatnya dari kaum Muhajirin dalam perjalanan hijrah dari tanah kelahirannya Makkah ke Yatsrib Madinah. Pada saat itu beberapa
kaum Anshar menyambut kedatangan Nabi dan mendendangkan lagu-lagu pujian diiringi dengan lantunan musik rebana. Lagu-lagu pujian saat itu pun melegenda
hingga hari ini sebagai lagu klasik dan masih dapat dinikmati hingga sekarang. Sebagai contoh dari lagu-lagu pujian itu adalah sebagai berikut:
Ya Nabi, keselamatan untukmu Ya Rasul, keselamatan untukmu
Ya Kekasih, keselamatan untukmu Engkaulah matahari, engkaulah rembulan
Engkau cahaya di atas cahaya Engkau penerang kegelapan
Engkau pelita penerang hati
Seni qasidah pun biasa dipergunakan pada acara Marhaban, yaitu acara menyambut kelahiran bayi serta pada acara cukuran bayi yang berumur 40 hari,
dan pada hari besar Islam lainnya. Berbeda dengan jenis-jenis musik dan lagu yang tumbuh dalam budaya
Indonesia, qasidah merupakan kesenian yang diapresiasi oleh kalangan ulama dan pesantren. Dimana dalam hal berkesenian, kalangan ulama dan pesantren
dapat dikatakan kurang menerima jenis kesenian lainnnya, bahkan cenderung mengharamkan. Sehingga dengan kondisi seperti ini dapat dipahami jika kesenian
qasidah lebih banyak berkembang pada masyarakat yang memiliki ciri budaya Islam yang kental seperti di pesantren-pesantren. Dalam hal ini di Propinsi Banten
dengan ciri budaya pesantren yang masih kental, maka kesenian qasidah dapat hidup dan terus bertahan dari waktu ke waktu.
Dari segi isi syair lagu-lagu pada seni qasidah, para ulama membuat batasan, bahwa lagu qasidah haruslah mengandung pesan-pesan sebagai berikut:
12
1 Mendorong keimanan kepada Allah dan Hari Akhir;
2 Mendorong orang untuk beribadah dan taat terhadap Allah serta Rasulnya.
3 Mendorong orang untuk berbuat kebajikan dan menjauhi mashiyat.
4 Mendorong orang untuk bertindak amar maruf dan nahyi munkar.
5 Mendorong orang agar memiliki etos kerja tinggi dan berjiwa patriotis.
6 Mendorong orang agar menjauhi gaya hidup mewah serta berbuat riya.
7 Tidak menampilkan pornografi maupun porno-aksi dan menggugas
syahwat. 8
Tidak menampilkan syair yang cengeng sehingga membuat orang malas bekerja.
5
Qasidah sebagai salah satu bentuk kesenian dapat bertahan sejak mulai berkembang di daerah ini hingga sekarang. Dari waktu ke waktu grup-grup qasidah
selalu datang silih berganti.
2. Lagu religi sebagai media pembelajaran