19
2. Urgensi Pemahaman Keagamaan
Hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa erat hubungannya dengan rumusan tujuan yang direncanakan oleh pengajar sebelumnya. Hal itu dipengaruhi
pula oleh kemampuan guru dalam merancang proses belajar mengajar. Untuk itu, seorang guru dituntut untuk menguasai taksonomi hasil belajar yang selama ini
dijadikan pedoman dalam perumusan tujuan intruksional. Menurut Nana Sudjana, tujuan pendidikan terdiri dari tiga bidang yaitu;
ranah kognitif penguasaan intelektual, ranah afektif berhubungan dengan sikap dan
nilai dan
ranah psikomotor
yang berhubungan
dengan kemampuanketerampilan bertindakberprilaku.
16
Ranah kognitif memiliki enam tingkatan. Tingkatan yang paling rendah menunjukkan kemampuan paling sederhana, sedangkan tingkatan yang paling
tinggi menunjukkan kemampuan yang kompleks dan rumit. Keenam tingkatan tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Pengetahuan, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan
mengingat kembali bahan yang sudah dipelajari sebelumnya. Tingkatan ini merupakan kemampuan paling rendah.
b. Pemahaman, yaitu kemampuan untuk memahami suatu bahan pelajaran
seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas, atau merangkum suatu pengertian.
c. Penerapan atau aplikasi, yaitu kemampuan menggunakan atau
menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang kongkrit.
d. Analisis, yaitu kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke
dalam komponen-komponen atau bagian sehingga susunannya dapat dimengerti
e. Sintetis, yaitu kemampuan yang menunjukkan proses menghimpun bagian
ke dalam suatu rencana. f.
Evaluasi, yaitu kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan pada maksud dan kriterian tertentu.
16
Ibid.
20
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pemahaman keagamaan merupakan salah satu tingkatan dari ranah kognitif yang lebih tinggi
daripada pengetahuan keagamaan.
3. Indikator Pemahaman Keagamaan