Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan. Pada proses pembelajaran kedua kelas memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi pada tiap kelas setelah perlakuan disebabkan oleh perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran tersebut. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data terhadap data 1 skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen, dan 2 skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui hasil tertinggi dan terendah kemampuan pemecahan masalah, distribusi frekuensi, rata-rata, median, modus, simpangan baku, varians, kemiringan, dan kurtosis dari masing-masing kelas. Adapun penjelasan dari masing-masing data tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas

Eksperimen Dari nilai tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan Pendekatan Matematika Realistik diperoleh nilai terendah adalah 12 dan nilai tertinggi adalah 52. Untuk lebih jelasnya, data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: 49 50 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen Frekeunsi Nilai Titik Tengah Absolut Relatif Kumulatif 12 – 20 16 8 26,67 8 21 – 29 25 6 20,00 14 30 – 38 34 7 23,33 21 39 – 47 43 6 20,00 27 48 – 56 52 3 10,00 30 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak kelas interval adalah 5 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 31,00 median sebesar 30,79, modus sebesar 18,70 simpangan baku sebesar 12,13 varians sebesar 147,10 kemiringan sebesar 1,01kurva model positif atau kurva menceng ke kanan, dan ketajaman sebesar 1,73 distribusi platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 50,57 sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 49,43. Siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematikanya rendah, yaitu sebanyak 8 orang siswa yang berada pada interval 12 – 20 sedangkan siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematikanya tinggi, yaitu sebanyak 3 orang siswa yang berada pada interval 48 – 56. Distribusi frekuensi kemampuan pemecahan masalah matematika kelas eksperimen tersebut dapat disajikan dalam grafik histogram dan poligon berikut: 51 Frekuens i Gambar 3 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen

2. Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Kelompok Kontrol Dari nilai tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional, diperoleh nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 36. Untuk lebih jelasnya, data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: 3 6 7 8 11,5 20,5 29,5 38,5 47,5 56,5 Nilai 52 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Kontrol Frekeunsi Nilai Titik Tengah Absolut Relatif Kumulatif 8 – 13 10,5 7 23,33 7 14 – 19 16,5 9 26,67 16 20 – 25 22,5 8 30,00 24 26 – 31 28,5 4 13,33 28 32 – 37 34,5 2 6,67 30 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak kelas interval adalah 5 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 6. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 19,50, median sebesar 18,83, modus sebesar 17,50, simpangan baku sebesar 7,18, varians sebesar 51,52, kemiringan sebesar 0,04 kurva model positif atau kurva menceng ke kanan, dan ketajaman sebesar 1,97 distribusi platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 50 sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 50. Siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematikanya rendah, yaitu sebanyak 9 orang siswa yang berada pada interval 14 – 19 sedangkan siswa yang kemampuan pemecahan masalah matematikanya tinggi, yaitu sebanyak 2 orang siswa yang berada pada interval 32 – 37. Distribusi frekuensi kemampuan pemecahan masalah matematika kelas kontrol tersebut dapat disajikan dalam grafik histogram dan poligon berikut: 53 2 8 7 9 4 7,5 13,5 19,5 25,5 31,5 37,5 Frekuensi Nilai Gambar 4 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Kontrol Berdasarkan uraian mengenai hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen dan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol di atas, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dapat dilihat pada tabel berikut: 54 Tabel 6 Perbandingan Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Nilai Terendah 12 10 Nilai Tertinggi 52 36 Mean 31,00 19,50 Median 30,79 18,83 Modus 18,70 17,50 Varians 147,10 51,52 Simpangan Baku 12,13 7,18 Kemiringan 1,01 0,28 KetajamanKurtosis 1,73 2,20

B. Pengujian Prasyarat Analisis