BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Penyuntikan formulasi tunggal dan formulasi kombinasi Testosteron
Undekanoat TU dan Medroksiprogesteron Asetat MPA dapat menekan konsentrasi spermatozoa. Berdasarkan analisa data konsentrasi
spermatozoa antara formulasi tunggal maupun formulasi kombinasi dengan kontrol normal menunjukkan terdapat perbedaan bermakna p
≤ 0,05. Formulasi tunggal TU 5mg + MPA 1,125mg dan formulasi
kombinasi ME TU 2,5mg + MPA 1,25mg lebih baik dalam menghambat produksi spermatozoa dibandingkan dengan sediaan yang
lain. Rata-rata konsentrasi spermatozoa formulasi tunggal TU 5mg + MPA 1,125mg dan formulasi kombinasi ME TU 2,5mg+MPA 1,25mg
adalah 1 jutaml. 2.
Berdasarkan analisa data histologi spermatogenesis antara formulasi tunggal maupun formulasi kombinasi dengan kontrol normal
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna p ≤ 0,05. Perbedaan paling
nyata terlihat pada formulasi tunggal TU 5mg + MPA 1,125mg dan formulasi kombinasi ME TU 2,5mg + MPA 1,25mg yang memiliki
nilai histologi spermatogenik 6 tidak ada spermatozoa dan jumlah spermatid dalam tubulus kurang dari sepuluh dibandingkan dengan
kelompok yang lain.
6.2. Saran
Sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan uji praklinik dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga diperoleh hasil secara farmakokinetik dan
farmakodinamik yang lebih baik sebelum dilakukan uji klinik.
DAFTAR PUSTAKA
Andajaningsih. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Ascobat P. 2008. Androgen, antiandrogen Anabolik Steroid. Dalam : Farmakologi dan Terapi edisi 5 FKUI. Gaya Baru. Jakarta: 456-466
Dee S. U. 2004. Human Physiology An Integrated Approach Edition Third. Chapter 26, part b. dalam Reduction and Development
Dunkel L., Hirvonen V., Erkkila K. 1997. Clinical aspects of male germ cell apoptosis during testis development and spermatogenesis. Cell Death and
Differ No.4 171-179
Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC 423-501
Franca L. R., Takehiko Ogawa, Mary R. A., Ralph l. B. and Lonnie D. Russell. 1998. Germ Cell Genotype Controls Cell Cycle during Spermatogenesis in
the Rat. Biology of Reproduction No.59 1371-1377 Francavilla S., D’Abrizio P., Cordeschi G., Pelliccione F., Necozione S., Ullise S.,
Propersi G., Francavilla F. 2002. Fas Expression Correlates with Human Germ Cell Degeneration in Melotic and Post Meiotic Arrest of
Spermatogenesis. Mol Hum Reprod No.8 213-220
Gartner L. P. and James L. Hiatt. 2007. Color Textbook of Histology Third Edition. New York : Saunders Elsevier. Hal. 489-504
Gu YQ, Jian-sun Tong, Ding-zhi Ma, Xing-hai Wang, Dong Yuan, Wen-hao Tang and William J. Bremner. 2004. Male Hormonal Contraception: Effects of
Injections of Testosterone Undecanoate and Depot Medroxyprogesterone Acetate at Eight-Week Intervals in Chinese Men. The Journal of Clinical
Endocrinology Metabolism Vol. 89. No. 5. 2254-2262
Gu YQ, Xiaowei Liang, Weixiong Wu, Minli Liu, Shuxiu Song, Lifa Cheng, Liwei Bo, Chengliang Xiong, Xinghai Wang, Xiaozhang Liu, Lin Peng, and
Kangshou Yao. 2009. Multicenter Contraceptive Efficacy Trial of Injectable Testoterone Undecanoate in Chinese Men. The Journal of Clinical
Endocrinol Metabolism Vol. 94. No. 6. 1910-1915
Heffner L. J. dan Danny J. Schust. 2008. At A Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Hal 24, 25, 26, 37
Heninger N. L., Stauh C., Blanchard T. L., Johnson L., Varner D. D., Forrest D. W. 2004. Germ Cell Apoptosis in the Testes of Normal Stallions.
Theriogenology No. 62 283-297
Henzl M. R. 1991. Contraceptive hormones and their clinical use. Reproductive Endocrinology. Philadelphia : Saunders Company. P 807-829
Ilyas, S . 2007. Azoospermia dan Pemulihannya Melaui Regulasi Apoptosis Sel
Spermatogenik Tikus Rattus sp Pada Penyuntikan Kombinasi TU MPA. Disertasi. Program doktor Ilmu Biomedik FKUI
Ilyas, S . 2008. Efektivitas Kontrasepsi Hormonal Pria Yang Menggunakan
Kombinasi Testosteron Undekanoat dan Noretisteron Enantat. Dalam Jurnal Biologi Sumatera. Vol. 3. No. 1. 23-28
Junqueira, L. C., Jose Carneiro, Robert O. K. 2007. Histologi Dasar edisi ke-8. Jakarta: EGC. Hal 419-432
Kamischke, A., Venherm S., Ploger D., von Eckardstein S., Nieschlag E. 2000. Intramuscular testosterone undecanoate and norethisterone enanthate in a
clinical trial for male contraception. J Clin Endocrinology Metab. Vol. 86. No. 1. 303-309
Kerr J. B. 1992. Spontaneous degeneration of germ cells in normal rat testis : assessment of cell typesand frequency during the spermatogenic cycle. J.
Reprod. Fert No.95 825-830 Kusmana, D. 2001. Pengaruh Penyuntikan Kombinasi Hormon Testoteron
Enathat TE dan Depot Medroksiprogesteron Asetat Terhadap Spermatogenesis Beruk Jantan Macaca nemestrina yang Diberi Pakan
Berkadar Protein, Lemak, dan Karbohidarat Berbeda. Disertasi. Program pasca Sarjana FKUI
Lee J., John H. Richburg, Elizabeth B. Shipp, Marvin L. Meistrich and Kim
Boekelheide. 1999. The Fas System, a Regulator of Testicular Germ Cell
Apoptosis, Is Differentially Up-Regulated in Sertoli Cell Versus Germ Cell Injury of the Testis. Endocrinology Vol. 140 No. 2 852-858
Leeson R. C. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC. Hal 511-533
Manika W., Tomaszewska, I Ketut Sutama, I Gede Putu, dan Thamrin D Chaniago. 1991. Reproduksi, Tingkah Laku Dan Reproduksi Ternak Di
Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Moeloek, N. H. 1991. Penurunan Kesuburan Pria Pada Penyuntikan Testoteron Enanthat+DMPA dan 19 Nortestoteron Heksiloksifenilpropionat 19 Nt +
DMPA. Disertasi. Program Pasca Sarjana FKUI
Moeloek, N., Pujianto D., Agustin R., Arsyad KM., Waluyo P., Prihyugiarto Y., and Mbizvo M.T. 2001. Achieving azoospermia by injections of testosterone
undecanoate alone or combined with depot medroxyprogesterone acetate in Indonesian men. unpublished data
Nasikin. 2007. Ekspresi Protein Fas Pada Sel Germinal Testis Tikus setelah Penyuntikan Testosteron Undekanoat TU dan Medroksiprogesteron Asetat
MPA. Tesis. Magister Program Studi Ilmu Biomedik FKUI
Naz R. K. and Rajendran Sellamuthu. 2006. Receptor In Spermatozoa : Are They Real?. Journal of Andrology Vol. 7 No. 25
Reddy PRK. 2000. Hormonal contraception for human males. Asian J. Androl No. 2. 46-50
Sherwood L. 2001. Fisiologis manusia ; dari sel ke sistem ed. 2. Jakarta : EGC. Hal. 691-705
Suckow, M. A., Steven H. W., Craig L. F. 2006. The Laboratory Rat Second Edition. USA : American College of Laboratory Animal Medicine Series
Suherman S.K. 2008. Estrogen dan Progestin, Agonis dan Antagonisnya. Dalam: Farmakologi dan Terapi edisi 5 FKUI. Gaya Baru. Jakarta: 455-467
Weinbauer G. F., Nieschlag E. 1999. Testicular physiology of primates. In : Reproduction in nonhuman primates. Waxman, Muenster 13-26
WHO Laborhandbuch zur Untersuchung des menschlichen Ejakulats und der Spermien-Zervikalschhleim-Interaktion. 1999. Ubersetzung von: Nieschlag
E., Nieschlag S., Bals-Pratsch M., Behre H. M., Knuth U. A., Meschede D., Niemeier M., Schick A., 4
th
edn. Springer, Berlin Heidelberg New York
William O. R. 2005. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals Third Edition. USA : Baltimore, Maryland. Male Reproduction chapter 13
hal 379-399
Woferst, R. 2007. Pengaruh Penyutikan Kombinasi Testoteron Undekanoat Dan Depot Medroksiprogesteron Asetat Terhadap Aktivitas Protein Caspase-3
Sel Germinal Testis Tikus. Tesis. Program Pasca Sarjana FKUI
Yurnadi, Asmida Y, Suryandari D.A., Wahjoedi B., Moeloek N. 2008. Penentuan Dosis Minimal Depot Medroksi Progesteron Asetat serta Pengaruhnya
terhadap Viabilitas Spermatozoa dan Kadar Hormon Testosteron Tikus. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 58, No. 6. 192-199
Yurnadi, Dwi A. Y., Moeloek N. 2009. Pengaruh Penyuntikan Dosis Minimal Depot Medroksiprogesteron Asetat DMPA terhadap Berat Badan dan
Kimia Darah Tikus Jantan Galur Spague Dawley. Makara Sains Vol. 13 No. 2. 189-194
Zhang Y., Yi-qun Gu, Xing-hai Wang, Yu-gui Cui and William J. Bremner.1999. A Clinical Trial of injectable Testosterone Undecanoate as a Potential Male
Contraceptive In Normal Chinese Men. The Journal of Clinical Endocrinol Metabolism Vol. 84. No. 10. 3642-3647
Lampiran 1 . Surat Keterangan Hewan Uji
Lampiran 2 . Sertifikat Bahan Uji Medroksiprogestin Asetat MPA
Lampiran 3 . Bahan dan Alat Penelitian
Gambar 11 . Nebido
Gambar 12 . Depo Progestin
Gambar 13 . Mikroemulsi
Gambar 14 . Kosolven
Gambar 15. Larutan George
Gambar 16 . Tikus jantan
Gambar 17 . Kamar hitung hemasitometer Gambar 18. Mikroskop cahaya
Lampiran 4 . Kegiatan Penelitian
Gambar 19. Penimbangan tikus Gambar 20. Pengambilan Depo Progestin
Gambar 21. Pengambilan Nebido Gambar 22. Pengambilan mikroemulsi
Gambar 23. Penyuntikan TU dan MPA Gambar 24. Pembiusan tikus
Gambar 25 . Persiapan hewan yang
Gambar 26. Pembedahan
akan dibedah
Gambar 27
. Pengambilan jaringanorgan Gambar 28. Testis dan vas deferens
Gambar 29 . Vas deferens
Gambar 30 . Testis
Gambar 31. Penampungan spermatozoa
Gambar 32. Pengawetan testis
Gambar 33 . Pengambilan lar. George Gambar 34. Pengenceran spermatozoa
dengan lar. George
Gambar 35 . Spermatozoa pada Gambar 36. Pengamatan dengan mikroskop
kamar hemasitometer
Lampiran 5. Perhitungan Dosis
Untuk pemberian pada tikus, dosis yang digunakan dikonversikan berdasarkan perhitungan menggunakan berat badan yang berasal dari penelitian
sebelumnya Ilyas, 2004.
Berat badan manusia : 50 kg
Berat badan tikus : 0,25 kg
Perhitungan sebagai berikut :
Tabel 9
. Dosis TU dan MPA pada Manusia
No Kelompok
Dosis mg TU
MPA
1. K1 FT
N+DP 500
250
2 K2 FT
N+DP 1000
150
3 K3 FT
N+DP 1000
225
4 K4 FK
ME 500
250
5 K5 FK
ME 1000
150
6 K6 FK
ME 1000
225
7 K7 FK
Kos 500
250
8 Kontrol normal
- -
Ket : K = Kelompok
FT = formulasi tunggal
FK = formulasi kombinasi
N = Nebido Testosteron Undekanoat TU
DP = Depo progestin Medroksiprogesteon Asetat MPA
ME = Mikro Emulsi TUMPA
Kos = Kosolven TUMPA
Perhitungan Dosis Uji
1. Kelompok 1
Dosis Nebido Testosteron Undekanoat : Dosis hewan
= 2,5 mg
Dosis Depo progestin Medroksiprogesteron Asetat : Dosis hewan
= 1,25 mg
2. Kelompok 2
Dosis Nebido Testosteron Undekanoat : Dosis hewan
= 5 mg
Dosis Depo progestin Medroksiprogesteron Asetat : Dosis hewan
= 0,75 mg
3. Kelompok 3
Dosis Nebido Testosteron Undekanoat : Dosis hewan
= 5 mg
Dosis Depo progestin Medroksiprogesteron Asetat : Dosis hewan
= 1,125 mg
4. Kelompok 4
Mikroemulsi TUMPA : Dosis hewan TU
= 2,5 mg
Mikroemulsi TUMPA : Dosis hewan MPA
= 1,25 mg
5. Kelompok 5
Mikroemulsi TUMPA : Dosis hewan TU
= 5 mg
Mikroemulsi TUMPA : Dosis hewan MPA
= 0,75 mg
6. Kelompok 6
Mikroemulsi TUMPA : Dosis hewan TU
= 5 mg
Mikroemulsi TUMPA : Dosis hewan MPA
= 1,125 mg
7. Kelompok 7
Kosolven TUMPA : Dosis hewan TU
= 2,5 mg
Kosolven TUMPA : Dosis hewan MPA
= 1,25 mg
8. Kelompok 8 tidak mendapat perlakuan.
Tabel 10 . Dosis TU dan MPA pada hewan percobaan Tikus
No Kelompok
Dosis mg TU
MPA
1. K1 FT
N+DP 2,5
1,25
2 K2 FT
N+DP 5
0,75
3 K3 FT
N+DP 5
1,125
4 K4 FK
ME 2,5
1,25
5 K5 FK
ME 5
0,75
6 K6 FK
ME 5
1,125
7 K7 FK
Kos 2,5
1,25
8 Kontrol normal
- -
Lampiran 6. Perhitungan Penyuntikan pada Hewan Percobaan
Untuk penyuntikan pada hewan percobaan, perhitungan berdasarkan perhitungan menggunakan berat badan yang berasal dari penelitian sebelumnya
Ilyas S.,2004. Adapun perhitungannya sebagai berikut :
Perhitungan Penyuntikan Minggu ke-0
1. Kelompok 1 N+DP
Diketahui : Nebido = 1000 mg4ml Depo progestin = 50 mgml
Dosis TU = 2,5 mg250gr MPA = 1,25 mg250gr
Tikus I Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus II Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus III Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
2. Kelompok 2 N+DP
Diketahui : Nebido = 1000 mg4ml Depo progestin = 50 mgml
Dosis TU = 5 mg250gr MPA = 0,75 mg250 gr
Tikus I Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus II Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus III Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
3. Kelompok 3 N+DP
Diketahui : Nebido = 1000 mg4ml Depo progestin = 50 mgml
Dosis TU = 5 mg250gr MPA = 1,125 mg250 gr
Tikus I Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus II Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus III Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
4. Kelompok 4 mikroemulsi
Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 1,25 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg
MPA = 12,5 mg Tikus I
Tikus II
Tikus III
5. Kelompok 5 mikroemulsi
Diketahui : Dosis TU = 5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 0,75 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg
MPA = 7,5 mg Tikus I
Tikus II
Tikus III
6. Kelompok 6 mikroemulsi
Diketahui : Dosis TU = 5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 1,125 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg
MPA = 11,25 mg Tikus I
Tikus II
Tikus III
7. Kelompok 7 kosolven
Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 1,25 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg
MPA = 12,5 mg Tikus I
Tikus II
Tikus III
8. Kelompok 8 tidak mendapat perlakuan
Perhitungan Penyuntikan Minggu ke-8
1. Kelompok 1 N+DP
Diketahui : Nebido = 1000 mg4ml Depo progestin = 50 mgml
Dosis TU = 2,5 mg250gr MPA = 1,25 mg250 gr
Tikus I Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus II Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus III Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
2. Kelompok 2 N+DP
Diketahui : Nebido = 1000 mg4ml Depo progestin = 50 mgml
Dosis TU = 5 mg250gr MPA = 0,75 mg250 gr
Tikus I Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus II Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus III Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
3. Kelompok 3 N+DP
Diketahui : Nebido = 1000 mg4ml Depo progestin = 50 mgml
Dosis TU = 5 mg250gr MPA = 1,125 mg250 gr
Tikus I Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus II Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
Tikus III Testosteron Undekanoat Nebido = 1000 mg4 ml
Medroksiprogesteron Asetat Depo progestin = 50 mgml
4. Kelompok 4 mikroemulsi
Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 1,25 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg
MPA = 12,5 mg Tikus I
Tikus II
Tikus III
5. Kelompok 5 mikroemulsi
Diketahui : Dosis TU = 5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 0,75 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg
MPA = 7,5 mg Tikus I
Tikus II
Tikus III
6. Kelompok 6 mikroemulsi
Diketahui : Dosis TU = 5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 1,125 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg
MPA = 11,25 mg
Tikus I
Tikus II
Tikus III
7. Kelompok 7 kosolven
Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg0,1 ml untuk 1 tikus Dosis MPA = 1,25 mg0,1 ml untuk 1 tikus
Pembuatan mikroemulsi TU+MPA sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg
MPA = 12,5 mg Tikus I
Tikus II
Tikus III
8. Kelompok 8
Tidak mendapat perlakuan
Lampiran 7. Skema Kerja Pembuatan Preparasi
Testis
Testis Difiksasi dengan
larutan Bouin selama 24 jam
Dehidrasi dengan alkohol bertingkat
70, 80, 90 dan alkohol absolut selama
1 jam Dicuci dengan alkohol
70 berulang-ulang selama 30 menit
Dijernihkan dengan benzil benzoat selama
24 jam dan benzol sebanyak 2 kali
selama 30 menit Diinfiltrasi
dengan paraffin dalam oven 56-
58°C selama 3 jam
Pemotongan jaringan setebal 3-6µm dan
hasil irisan ditempelkan pada
kaca objek Preparat pada kaca
objek dipanaskan sampai jaringan
mengembang dengan sempurna
Penanaman jaringan dalam kotak kertas
dan dimasukkan dalam lemari es
sampai membeku.
sediaan direndam dalam xilol
selama 5 menit sebanyak 2 kali
Pewarnaan dilakukan
dengan hematoksilin dan
eosin HE Xilol dihilangkan dengan
larutan alkohol bertingkat dari konsentrasi tinggi
turun secara bertahap 100, 90, 80, dan
70 masing-masing selama 3 menit
Jaringan testis pada kaca objek diberi
entelan dan ditutup dengan kaca penutup
Jaringan yang telah diwarnai
dijernihkan dengan xilol selama 5 menit
Pengamatan histologi testis
Spermatozoa Vas Deferens
Spermatozoa Diencerkan
dengang larutan George
Pengamatan dengan
mikroskop Spermatozoa hasil
pengenceran diletakkan pada kamar hitung
Hemasitometer
Lampiran 8. Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa Vas Deferens
Tabel 3. Rumus Konsentrasi Spermatozoa Ilyas, 2007.
No Kotak Rumus konsentrasi spermatozoa
1 5
n x 10.000 x faktor pengenceran 50 x 5 2
10 n x 10.000 x faktor pengenceran 20 x 2,5
3 25
n x 10.000 x faktor pengenceran 10 Ket : n = jumlah spermatozoa setelah pengenceran
1. Kelompok 1
Tikus 1
Kanan
, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 21 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
21 x 10.000 x 20 x 2,5 = 10,5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 23 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
23 x 10.000 x 20 x 2,5 = 11,5 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 18 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
18 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 JutamL
2. Kelompok 2
Tikus 1
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 12 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
12 x 10.000 x 20 x 2,5 = 6 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 12 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
12 x 10.000 x 20 x 2,5 = 6 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 14 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
14 x 10.000 x 20 x 2,5 = 7 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 JutamL
3. Kelompok 3
Tikus 1
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 3 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
3 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1,5 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 1 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
1 x 10.000 x 20 x 2,5 =0,5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 JutamL
4. Kelompok 4
Tikus 1
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 1 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
1 x 10.000 x 20 x 2,5 = 0,5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
2 x 10.000 x 20 x 2,5 =1 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 3 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
3 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1,5 JutamL
5. Kelompok 5
Tikus 1
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 14 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
14x 10.000 x 20 x 2,5 = 7 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 17 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
17 x 10.000 x 20 x 2,5 = 8,5 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 20 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
20x 10.000 x 20 x 2,5 =10 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 21 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
21 x 10.000 x 20 x 2,5 = 10,5 JutamL
6. Kelompok 6
Tikus 1
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 9 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
9 x 10.000 x 20 x 2,5 = 4,5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 11 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
11 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5,5 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 6 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
6 x 10.000 x 20 x 2,5 = 3 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 JutamL
7. Kelompok 7
Tikus 1
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 16 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
16 x 10.000 x 20 x 2,5 = 8 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 17 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
17 x 10.000 x 20 x 2,5 = 8,5 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 22 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
22 x 10.000 x 20 x 2,5 = 11 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 18 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
18 x 10.000 x 20 x 2,5 =9 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 20 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
20 x 10.000 x 20 x 2,5 = 10 JutamL
8. Kelompok 8
Tikus 1
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 70 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
70 x 10.000 x 20 x 2,5 = 35 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 80 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
80 x 10.000 x 20 x 2,5 = 40 JutamL
Tikus 2
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 70 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
70 x 10.000 x 20 x 2,5 = 35 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 84 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
84 x 10.000 x 20 x 2,5 = 42 JutamL
Tikus 3
Kanan , jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 72 ekor. Jadi
konsentrasi spermatozoa adalah :
72 x 10.000 x 20 x 2,5 = 36 JutamL Kiri,
jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 74 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :
74 x 10.000 x 20 x 2,5 = 37 JutamL
Lampiran 9. Berat Badan Tikus Jantan
Tabel 11. Berat Badan Tikus Tiap Kelompok
No. Tanggal
Hewan Percobaan
Berat Badan Tikus per Kelompok Gram I
II III
IV V
VI VII
VIII
1 28 April 2010
Tikus 1 260
260 280
250 250
240 250
250 Tikus 2
280 240
260 240
280 260
250 250
Tikus 3 250
260 220
250 250
260 260
240 2
7 Mei 2010
Tikus 1 260
280 300
250 260
240 250
250 Tikus 2
300 240
280 250
300 260
270 255
Tikus 3 250
260 230
260 280
260 280
250 3
12 Mei 2010 Tikus 1
290 310
355 270
281 260
282 285
Tikus 2 350
280 310
275 315
300 300
270 Tikus 3
280 300
261 280
300 300
312 280
4 17 Mei 2010
Tikus 1 295
320 361
277 285
269 290
290 Tikus 2
355 285
320 280
320 315
312 277
Tikus 3 283
311 270
285 315
319 320
285 5
22 Mei 2010 Tikus 1
300 331
370 282
290 273
300 295
Tikus 2 361
290 327
286 329
321 324
281 Tikus 3
290 320
277 289
325 330
326 290
6 27 Mei 2010
Tikus 1 318
339 375
290 297
280 318
310 Tikus 2
385 295
334 293
315 330
319 288
Tikus 3 297
329 281
292 300
342 331
311 7
1 Juni 2010 Tikus 1
329 347
386 298
300 285
326 319
Tikus 2 400
300 345
300 323
337 321
291 Tikus 3
300 335
287 299
320 350
339 318
8 6 Juni 2010
Tikus 1 335
356 392
311 314
298 335
325 Tikus 2
410 309
356 313
331 346
330 297
Tikus 3 319
349 294
313 332
361 344
325 9
11 Juni 2010 Tikus 1
352 367
408 320
321 311
341 329
Tikus 2 423
313 375
318 342
351 345
303 Tikus 3
329 356
302 319
342 370
360 330
10 16 Juni 2010
Tikus 1 354
370 410
321 335
313 343
336 Tikus 2
423 313
376 324
352 359
355 303
Tikus 3 333
349 308
318 346
377 367
335 11
21 Juni 2010 Tikus 1
366 371
416 336
338 327
344 339
Tikus 2 442
315 385
330 360
360 367
309 Tikus 3
329 358
314 327
348 381
368 336
12 26 Juni 2010
Tikus 1 366
372 431
346 345
328 357
344 Tikus 2
458 331
396 341
373 351
376 312
Tikus 3 333
366 318
346 359
375 383
343 13
1 Juli 2010 Tikus 1
374 385
446 368
368 355
375 374
Tikus 2 466
341 397
331 384
385 397
331 Tikus 3
343 380
341 366
380 405
405 361
14 2 Juli 2010
Tikus 1 377
391 456
383 370
363 376
388 Tikus 2
470 355
403 339
374 400
394 341
Tikus 3 348
391 338
383 372
417 397
377 15
7 Juli 2010 Tikus 1
379 385
454 364
370 363
366 385
Tikus 2 458
349 400
329 377
396 381
337 Tikus 3
346 387
338 371
380 404
390 374
16 12 Juli 2010
Tikus 1 377
402 443
363 344
355 347
388 Tikus 2
460 353
392 327
345 379
357 338
Tikus 3 355
399 333
366 355
377 370
371 17 17 Juli 2010
Tikus 1 376
396 452
359 340
357 364
397 Tikus 2
464 354
403 328
341 369
383 345
Tikus 3 348
395 340
367 357
383 391
378 18 22 Juli 2010
Tikus 1 380
408 458
371 354
377 383
402 Tikus 2
465 356
411 332
349 406
389 356
Tikus 3 362
402 350
376 355
404 407
395 19
27 Juli 2010 Tikus 1
388 414
460 373
365 386
395 411
Tikus 2 470
365 422
340 362
418 407
361 Tikus 3
367 410
356 385
364 415
423 398
20 30 Juli 2010 Tikus 1
393 414
462 380
374 388
394 412
Tikus 2 475
366 425
342 366
421 415
370 Tikus 3
472 419
354 387
371 412
423 407
Lampiran 10. Spermatozoa pada Kamar Hitung Hemasitometer
K 1 Perbesaran 400X
K 2 Perbesaran 400X A
A
K 3 Perbesaran 400X
K 4 Perbesaran 400X
A
A
K 5 Perbesaran 400X
K 6 Perbesaran 400X
A
A
K 7 Perbesaran 400X
K 8 Perbesaran 400X
A
A
Keterangan : A
= spermatozoa dalam kamar hitung Hemasitometer K 1
= kelompok 1 TU 2,5mg+MPA 1,25mg. Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19
K 2 = kelompok 2 TU 5mg+MPA 0,75mg. Jumlah spermatozoa dalam 10
kotak adalah 12 K 3
= kelompok 3 TU 5mg+MPA 1,125mg. Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2
K 4 = kelompok 4 ME TU 2,5mg+MPA 1,25mg. Jumlah spermatozoa dalam
10 kotak adalah 2 K 5
= kelompok 5 ME TU 5mg+MPA 0,75mg. Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19
K 6 = kelompok 6 ME TU 5mg+MPA 1,125mg. Jumlah spermatozoa dalam
10 kotak adalah 10 K 7
= kelompok 7 kosolven TU 2,5mg+MPA 1,25mg. Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19
K 8 = kontrol normal. Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 70
Lampiran 11. Histologi Spermatogenesis
K 1 Perbesaran 400X K 1 Perbesaran 1000X
K 2 Perbesaran 400X K 2 Perbesaran 1000X
A C
B D
E
A B
C D
K 3 Perbesaran 400X K 3 Perbesaran 1000X
K 4 Perbesaran 400X K 4 Perbesaran 1000X
K 5 Perbesaran 400X K 5 Perbesaran 1000X
B A
A B
C C
C D
B A
K 6 Perbesaran 400X K 6 Perbesaran 1000X
K 7 Perbesaran 400X K 7 Perbesaran 1000X
K 8 Perbesaran 400X K 8 Perbesaran 1000X
C B
A D
E A
B D
C
D A
B C
Keterangan : K 1
= kelompok 1 TU 2,5mg+MPA 1,25mg. Spermatozoa banyak, spermatogenesis tidak teratur.
K 2 = kelompok 2 TU 5mg+MPA 0,75mg. Spermatozoa sedikit,
spermatogenesis tidak teratur. K 3
= kelompok 3 TU 5mg+MPA 1,125mg. Spermatozoa tidak terbentuk, banyak spermatid dan spermatogonia yang tidak berkembang.
K 4 = kelompok 4 ME TU 2,5mg+MPA 1,25mg. Spermatozoa tidak
terbentuk, banyak spermatid dan spermatogonia yang tidak berkembang. K 5
= kelompok 5 ME TU 5mg+MPA 0,75mg. Spermatozoa sedikit, terdapat sel spermatid tidak terkembang.
K 6 = kelompok 6 ME TU 5mg+MPA 1,125mg. Spermatozoa sedikit,
banyak sel spermatogenik yang tidak berkembang K 7
= kelompok 7 kosolven TU 2,5mg+MPA 1,25mg. Spermatozoa banyak, spermatogenesis tidak teratur.
K 8 = kontrol normal. Spermatogenesis lengkap dan teratur dengan jumlah
spermatozoa banyak. A
= Sperrmatogonia B
= Spermatosit C
= Spermatid D
= Spermatozoa E
= Sel Sertoli
Lampiran 12. Uji Normalitas Terhadap Berat Badan Tikus Jantan
Tujuan : Untuk melihat data berat badan terdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis : Ho = Data berat badan terdistribusi normal.
Ha = Data berat badan tidak terdistribusi normal.
Pengambilan Keputusan :
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima.
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak.
Tabel 12 .Hasil uji Normalitas Berat Badan Tikus Jantan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tanggal28 April
Tanggal7 Mei
Tanggal1 2Mei
Tanggal1 7Mei
Tanggal22 Mei
Tanggal2 7Mei
Tanggal1 Juni
Tanggal6 Juni
Tanggal1 1Juni
Tanggal1 6Juni
N 24
24 24
24 24
24 24
24 24
24 Normal
Parameters
a,,b
Mean 253.7500 263.1250 293.5833 301.6250
308.6250 315.3750 323.1250 333.1250 342.7917 346.6667 Std. Deviation 13.77222 19.32629 24.01253 24.75236
26.10150 27.13543 29.08954 28.28936 30.60687 30.31382 Most Extreme
Differences Absolute
.200 .231
.145 .181
.179 .131
.162 .140
.120 .100
Positive .200
.231 .145
.181 .179
.131 .162
.140 .120
.100 Negative
-.184 -.124
-.081 -.106
-.127 -.096
-.095 -.083
-.091 -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .980
1.131 .709
.885 .877
.643 .792
.687 .590
.490 Asymp. Sig. 2-tailed
.292 .155
.697 .413
.426 .803
.557 .733
.878 .970
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Keputusan : Data berat badan terdistribusi normal
Tabel 12 .Hasil uji Normalitas Berat Badan Tikus Jantan lanjutan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tanggal21 Juni
Tanggal26 Juni
Tanggal1 Juli
Tanggal2 Juli
Tanggal7 Juli
Tanggal1 2Juli
Tanggal1 7Juli
Tanggal2 2Juli
Tanggal2 7Juli
Tanggal3 0Juli
N 24
24 24
24 24
24 24
24 24
24 Normal
Parameters
a,,b
Mean 352.7500 360.4167 377.4167 383.4583 378.4583 370.6667 374.4583 385.3333 393.9583 401.7500
Std. Deviation
31.75757 33.36741 32.48132 32.19098 31.09170 31.99275 33.20291 32.75955 32.51151 35.07786 Most Extreme
Differences Absolute
.126 .154
.158 .147
.147 .147
.124 .133
.130 .129
Positive .126
.154 .158
.147 .147
.147 .124
.133 .130
.129 Negative
-.084 -.082
-.076 -.088
-.101 -.086
-.108 -.092
-.080 -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .616
.752 .773
.720 .720
.721 .606
.653 .636
.631 Asymp. Sig. 2-tailed
.842 .623
.589 .678
.678 .675
.857 .787
.813 .821
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Keputusan : Data berat badan terdistribusi normal
Lampiran 13. Uji Homogenitas Terhadap Berat Badan Tikus Jantan
Tujuan : Untuk melihat data berat badan homogen atau tidak.
Hipotesis : Ho = Data berat badan homogen.
Ha = Data berat badan tidak homogen.
Pengambilan Keputusan :
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima.
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak.
Tabe l 13. Hasil uji Homogenitas Berat Badan
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Tanggal 28April 2.790
7 16
.042 Tanggal 7Mei
2.279 7
16 .082
Tanggal 12Mei 2.252
7 16
.085 Tanggal 17Mei
2.522 7
16 .059
Tanggal 22Mei 2.427
7 16
.067 Tanggal 27Mei
3.184 7
16 .026
Tanggal 1Juni 2.999
7 16
.033 Tanggal 6Juni
3.777 7
16 .013
Tanggal 11Juni 3.591
7 16
.016 Tanggal 16Juni
3.068 7
16 .030
Tanggal 21Juni 3.015
7 16
.032 Tanggal 26Juni
3.757 7
16 .013
Tanggal 1Juli 2.322
7 16
.077 Tanggal 2Juli
2.826 7
16 .040
Tanggal 7Juli 2.300
7 16
.079 Tanggal 12Juli
2.563 7
16 .056
Tanggal 17Juli 2.602
7 16
.054 Tanggal 22Juli
2.842 7
16 .040
Tanggal 27Juli 3.036
7 16
.031 Tanggal 30Juli
3.047 7
16 .031
Keputusan : Beberapa data menunjukan homogen tanggal 7 Mei, 12 Mei, 17 Mei, 22 Mei, 1 Juli, 7 Juli, 12 Juli, 17 Juli dan tidak homogen
tanggal 28 April, 27 Mei, 1 Juni, 6 Juni, 11 Juni, 16 Juni, 21 Juni, 26 Juni, 2 Juli, 22 Juli, 27 Juli, 30 Juli.
Lampiran 14. Uji Kruskal Wallis dan Uji LSD Terhadap Berat Badan Tikus
Jantan Tujuan
: Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data berat badan tikus