Karakteristik gejala dysmenorrrhea dan aktivitas kerja perawat di RSUD Langsa. Analisa hubungan karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat.

2. Pembahasan 2.1 Karakteristik Demografi Responden Jika dilihat berdasarkan data demografi, karakteristik responden beragam kecuali latar belakang agama responden. Menurut Arikunto 2006 suatu penelitian yang baik, sebaiknya menggunakan responden yang beragam sehingga bias mewakili semua unsur yang diharapkan. Berdasarkan karakteristik agama pada penelitian ini keseluruhan beragama islam, hal ini sesuai dengan keadaan penduduk Nanggro Aceh Darusalam NAD yang hampir keseluruhan penduduknya beragama Islam. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak pada penelitian ini ialah dengan tingkat pendidikan D3. Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang mengalamin dysmenorrhea, dari data demografi yang berstatus menikah lebih banyak di banding yang berstatus belum menikah, dan yang lama hari haidnya lebih pendek lebih banyak di banding yang lama hari haidnya panjang. Hal ini kemungkinan di sebabkan karena adanya pemakaian alat kontrasepsi di sebagian besar responden. Menurut Permana 2010 penggunaan kontrasepsi tertentu dapat mengurangi gejala dysmenorrhea, akan tetapi mengakibatkan masa haid yang lebih pendek dan perdarahan yang lebih sedikit.

2.2 Karakteristik gejala dysmenorrrhea dan aktivitas kerja perawat di RSUD Langsa.

Pada penelitian ini hasil yang di dapatkan menunjukkan bahwa karakteristik dysmenorrhea yang dialami responden kebanyakan berada pada tingkatan yang ringan dan sedang. Hal ini sesui dengan teori Varney 2006 yang Universitas Sumatera Utara mengungkapakan bahwa dysmenorrhea yang terbanyak di alami wanita adalah jenis ringan dan sedang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami gangguan pada aktivitas kerjanya, namun hanya sedikit sekali yang sangat terganggu, hal ini disebabkan karena disebabkan dysmenorrhea yang diderita sebagian kecil reponden tadi adalah dysmenorrhea primer. Menurut Smeltzer 2005 pada wanita yang mengalami dysmennorrhea primer dapat terjadi nyeri yang sangat menganggu sangat nyeri, biasanya terjadi pada saat menorche atau periode haid berikutnya.

2.3. Analisa hubungan karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat.

Hasil analisa penelitian didapatkan hubungan antara kedua variabel bernilai positif hal ini menunjukkan hubungan searah yaitu semakin berat gejala dysmenorrhea maka aktivitas kerja perawat semakin terganggu, walaupun derajat lemah dan tidak bermakna. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa karakteristik gejala dysmenorrhea tidak ada hubungannya dengan aktivitas kerja perawat wanita, namun hampir keseluruhan responden dalam penelitian ini mengalami gangguan aktivitas kerja karena dysmenorrhea yang dialami. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Okaparasta 2003 bahwa dysmenorrhea ringan dan walaupun berlangsung beberapa saat dan tidak memerlukan obat untuk menghilangkan nyeri, wanita yang mengalaminya memerlukan waktu untuk istirahat. Apa lagi jika dialami dysmenorrhea sedang dan berat wanita tersebut akan memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri Universitas Sumatera Utara dan memerlukan istirahat sedemikian lama serta meninggalkan aktivitasnya seri- hari. Kebanyakan wanita akan mengalami gangguan beraktivitas karena adanya dysmenorrhea. Walaupun pada umumnya dismenorrhea tidak berbahaya namun dysmenorrhea bukanlah suatu hal yang bisa di abaikan begitu saja. Secara fisiologis dismenorrhea dapat menyebabkanmenimbulkan gangguan pada wanita. Menurut Liewellyn 2001 ada empat penyebab yang mangakibatkan dysmenorrhea dapat sangat mengganggu aktivitas yaitu: faktor kejiwaan, obstruksi kanalis, endokrin, prostaglandin. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.1 Terdapat hanya beberapa orang perawat saja yang mengalami dysmenorrhea berat sementara sebagian besar yang lain hanya mengalami dysmenorrhea ringan dan sedang. 1.2 Perawat yang mengalami gangguan aktivitas kerja akibat dysmenorrhea hanya sebagian kecil tetapi tetap saja seluruhnya mengalami gangguan akibat dysmenorrhea. 1.3 Hasil analisa statistik uji korelasi Spearman menunjukan Tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik gejala dysmenorrhea yang dialami dengan aktivitas kerja perawat wanita. Dengan demikian hipotesa Ha: ada hubungan karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita ditolak.

2. Saran

2.1 Praktek keperawatan di RSUD Langsa Hasil penelitian menunjukkan karakter gejala dysmenorrhea perawat bervariasi dapat mempengaruhi aktivitas kerja dari tingkat yang terganggu sampai dengan yang sangat terganggu aktivitas perawat di RSUD Langsa dan sebaiknya koping mekanisme perawat perlu lebih ditingkatkan dan oleh karena itu perawat Universitas Sumatera Utara