2. Konsep dysmenorrhea
2.1 Pengertian Dysmenorrhea adalah menstruasi yang sangat nyeri Andrews, 2009.
Menurut Price 2001 depenisi dismenorrhea adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus.
Dari aspek penyebab nyeri, terdapat dua tipe yaitu dysmenorrhea pimer dan dysmenorrhea sekunder Liewellyn, 2001. Dalam penelitian ini
dysmenorrhea sekunder tidak menjadi fokus peneliti karena menyatakan kondisi
patologis yang menyebabkan bervariasi sementara dysmenorrhea primer adalah
nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genitalia yang nyata Pawirohardjo, 1999.
Dysmenorrhea primer adalah menstruasi yang sangat nyeri, tanpa
patologi pelvis yang dapat diidentifikasi, dapat terjadi pada waku menarche atau segera setelahnya Smeltzer, 2005.
2.2 Etiologi
Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab
dysmenorrhea primer, tetapi patofisiologisnya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dysmenorrhea pimer, antara lain:
2.2.1 Faktor kejiwaan
Para gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak dapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah
timbul dysmenorrhea. 2.2.2 Faktor obstruksi kanalis servikalis
Universitas Sumatera Utara
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorrhea primer ialah stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal
ini tidak dianggap faktor yang penting sebagai penyebab dysmenorrhea.
2.2.3 Faktor endokrin
pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dysmenorrhea disebabkan oleh kontraksi uteus yang berlebihan.
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontaktilitas otot usus.
2.2.4 Faktor alergi
teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dysmenorrhea dengan utikaria, migraine, atau asma bronchiale
Prawirihardjo, 1999. 2.2.5
Faktor prostaglandin Ketika pogesteron disekresi setelah ovulasi, endometium yang telah
mengalami luteinisasi sanggup mensintesis prostaglandin. Jika ada gangguan keseimbangan antara prostasiklin, yang menyebabkan
vasodilatasi dan relaksasi miometrium, prostaglandin F
2α
yang menyebabkan vasokonstiksi dan kontraksi miometrium dan
prostaglandin E
2
yang menyebabkan kontraksi miometrium dan vasodilatasi, sehingga kerja PGF
2α
lebih menonjol, akan terjadi iskemia miometrium angina uteus dan hiperkontraktilitas uterus. Di
samping itu, vasopresin meningkatkan sintesis prostaglandin dan
Universitas Sumatera Utara
dapat bekerja pada arteri-arteri uterus secara langsung Liewellyn, 2001.
2.3 Tanda Dan Gejala