Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Hubungannya dengan Aktivitas Kerja Perawat Wanita di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
KARAKTERISTIK GEJALA DYSMENORRHEA DAN
HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KERJA
PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LANGSA
SKRIPSI
OlehNoor Azizah Aldani 091121014
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Karakteristik Gejala
Dysmenorrhea dan Hubungannya dengan Aktivitas Kerja Perawat Wanita di
Rumah Sakit Umum Daerah Langsa”.
Skripsi ini terlaksana karena arahan, masukan, dukungan, dan koreksi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Dedi Adinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, pembantu Dekan I yang juga merupakan dosen pembimbing skripsi.
3. Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp, MNS, selaku Dosen Pembimbing II skripsi.
4. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku dosen penguji.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika S-1 Keperawatan USU yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan, khususnya dosen-dosen mata kuliah riset keperawatan
6. Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada orang tuaku tercinta serta suami dan anak-anakku. Terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan kalian, yang telah menjadi motivasi dan
(4)
dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, kasih sayang dan doa yang selalu menyertai dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman sejawat Fakultas keperawatan-B USU 2010, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Medan, Januari 2011
(5)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
Daftar Gambar ... vi
Daftar Tabel ... vii
Abstrak ... viii
Bab 1. Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 1
2. Perumusan Masalah ... 4
3. Hipotesa Penelitian ... 4
4. Tujuan Penelitian ... 4
5. Manfaat Penelitian ... 5
Bab 2. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Haid ... 6
2. Konsep Dysmenorrhea ... 10
2.1 Pengertian ... 10
2.2 Etiologi ... 10
2.3 Tanda dan Gejala ... 12
2.4 Klasifikasi Karakteristik Gejala Dysmenorrhea ... 12
2.5 Penanganan ... 13
(6)
3.1 Pengertian Aktivitas Kerja perawat ... 17
3.2 Elemen Peran ... 17
Bab 3. Kerangka Konseptual 1. Kerangka Konsep ... 21
2. Defenisi Operasional ... 23
Bab 4. Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian ... 24
2. Populasi dan Sampel ... 24
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 25
5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-reliabilitas ... 25
6. Pengumpulan Data ... 27
7. Analisa Data ... 27
Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ... 30
2. Pembahasan ... 33
Bab 6 . Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 36
2. Saran ... 36
Daftar Pustaka ... 38 Lampiran
(7)
DAFTAR GAMBAR
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 23 Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ... 31 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik gejala
dysmenorrhea dan aktivitas kerja perawat ... 32 Tabel 4. Analisa hubungan karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat ... 32
(9)
Judul : Karakteristik gejala Dysmenorrhea dan Hubungannya dengan Aktivitas kerja Perawat Wanita di RSUD Langsa
Peneliti : Noor Azizah Aldani Fakultas : Keperawatan Tahun Akademi : 2009/2010
ABSTRAK
Dysmenorrhea adalah nyeri haid yang disebabkan oleh kejangnya otot uterus,
dari penyebab nyerinya dysmenorrhea di bagi menjadi dua yaitu dysmenorrhea primer dan sekunder dan pada waktu tertentu dysmenorrhea sangat mengganggu aktivitas seorang wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pengaruh karakteristik gejala dysmenorrhea terhadap aktivitas kerja perawat wanita di RSUD Langsa. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli sampai Desember 2010 dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dan teknik pengambilan sampel yaitu convinen sampling, sehingga mendapatkan 36 orang perawat sebagai sampel.
Hasil penelitian di uji dengan menggunakan program komputer dengan analisa deskriptif dan uji korelasi Spearman untuk mengetahui pengaruh karakteristik gejala dysmenorrhea terhadap aktivitas kerja perawat. Hasil analisanya didapatkan besar korelasi (r) antara kedua variabel adalah r 0,136 dengan p-valuenya adalah 0,43. Dengan kemaknaan yang digunakan (α) adalah 0,05. Ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami gangguan pada aktifitas kerjanya, namun hanya sedikit sekali yang sangat terganggu, hal ini disebabkan karena dysmenorrhea yang diderita sebagian kecil reponden tadi adalah dysmenorrhea yang bersifat primer. Pada wanita yang mengalami dysmennorrhea primer dapat terjadi nyeri yang sangat menganggu (sangat nyeri), biasanya terjadi pada saat menarche. Untuk itu diharapkan perawat mengenali karakteristik gejala dysmenorrhea yang dialaminya.
(10)
Judul : Karakteristik gejala Dysmenorrhea dan Hubungannya dengan Aktivitas kerja Perawat Wanita di RSUD Langsa
Peneliti : Noor Azizah Aldani Fakultas : Keperawatan Tahun Akademi : 2009/2010
ABSTRAK
Dysmenorrhea adalah nyeri haid yang disebabkan oleh kejangnya otot uterus,
dari penyebab nyerinya dysmenorrhea di bagi menjadi dua yaitu dysmenorrhea primer dan sekunder dan pada waktu tertentu dysmenorrhea sangat mengganggu aktivitas seorang wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pengaruh karakteristik gejala dysmenorrhea terhadap aktivitas kerja perawat wanita di RSUD Langsa. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli sampai Desember 2010 dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dan teknik pengambilan sampel yaitu convinen sampling, sehingga mendapatkan 36 orang perawat sebagai sampel.
Hasil penelitian di uji dengan menggunakan program komputer dengan analisa deskriptif dan uji korelasi Spearman untuk mengetahui pengaruh karakteristik gejala dysmenorrhea terhadap aktivitas kerja perawat. Hasil analisanya didapatkan besar korelasi (r) antara kedua variabel adalah r 0,136 dengan p-valuenya adalah 0,43. Dengan kemaknaan yang digunakan (α) adalah 0,05. Ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami gangguan pada aktifitas kerjanya, namun hanya sedikit sekali yang sangat terganggu, hal ini disebabkan karena dysmenorrhea yang diderita sebagian kecil reponden tadi adalah dysmenorrhea yang bersifat primer. Pada wanita yang mengalami dysmennorrhea primer dapat terjadi nyeri yang sangat menganggu (sangat nyeri), biasanya terjadi pada saat menarche. Untuk itu diharapkan perawat mengenali karakteristik gejala dysmenorrhea yang dialaminya.
(11)
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menstruasi atau haid adalah proses kompleks yang mencakup sistem reproduktif dan endokrin. Bagi sebagian wanita, adakalanya menstruasi (haid) bagaikan sesuatu hal yang kehadirannya dapat mengganggu manakala timbul rasa nyeri selama siklus menstruasi terjadi (Price, 2001).
Hampir seluruh perempuan di dunia pernah merasakan nyeri haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari sekadar pegal-pegal di seputaran panggul dan sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Menurut Prakoso, (2008) nyeri haid itu bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul akibat adanya kelainan dalam organ panggul. Nyeri yang terasa di bawah perut itu biasanya terjadi pada hari pertama dan kedua pengeluaran darah. Derajat nyeri berkurang setelah keluar darah yang cukup banyak. Sementara Okaparasta (2003) menyatakan sebagai nyeri haid yang hebat sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Okaparasta, 2003).
Berdasarkan keadaan patologisnya, kebanyakan literatur membedakan
dysmenorrhea menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Dysmenorrhea primer
merupakan nyeri menstruasi yang bukan disebabkan oleh adanya kelainan pada panggul sekitarnya. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum menstruasi dan berakhir 24-36 jam setelah menstruasi berhenti. Dysmenorrhea ini terjadi sekitar 2 atau 3 tahun setelah menstruasi pertama dan mencapai klimaksnya pada saat
(12)
perempuan berusia 15-25 tahun. Setelah itu, rasa nyeri akan menurun seiring bertambahnya usia dan menghilang dengan sendirinya setelah perempuan melahirkan. Meskipun sakit, dysmenorrhea tidak membahayakan sistem reproduksi wanita, tidak juga menyebabkan gangguan kesuburan (Affandi, 2009).
Sedangkan dysmenorrhea sekunder dikaitkan dengan penyakit gangguan pada organ pelvik, seperti endometriosis, penyakit radang pelvis organic, stenosis
serviks, neoplasma ovaium atau uterus dan polip uterus serta penggunaan IUD
(Bobak, 2004). Dysmenorrhea yang lebih dikenal dikalangan masyarakat adalah dismenorea primer karena merupakan kejadian yang sering terjadi pada wanita. Secara rutin wanita yang menderita dysmenorrhea mengalami nyeri setiap bulannya.
Menurut Okaparasta (2003) rasa nyeri dapat menganggu sehingga wanita memerlukan pengobatan dan bahkan meninggalkan aktivitas rutinnya. Jika hal ini terjadi pada wanita yang bekerja maka aktivitas kerjanya dapat terganggu atau hingga tidak masuk kerja. Untuk bidang pekerjaan yang mayoritas pekerjanya adalah wanita maka masalah dysmenorrhea perlu mendapat perhatian.
Keperawatan merupakan bidang pekerja yang mayoritas pekerjanya adalah wanita. Perawat yang mengalami dysmenorrhea dapat terganggu aktivitasnya sehari-hari. Perawat senantiasa mengusahakan peningkatan kualitas profesionalisme mereka. Seorang perawat, karena pekerjaannya yang dinamis, perlu memiliki kondisi tubuh yang baik, sehat, dan mempunyai energi yang cukup. Kondisi tubuh yang kurang menguntungkan akan berakibat seorang perawat mudah patah semangat bilamana saat bekerja ia mengalami kelelahan
(13)
fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental. akibatnya dapat muncul dalam bentuk berkurangnya kepuasan kerja, memburuknya kinerja, dan produktivitas rendah.
Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50 persen perempuan di setiap negara mengalaminya. Angka kejadian (prevalensi) nyeri haid berkisar 45-95% (Amerika, Nopember 2006) di kalangan wanita usia produktif. Di Swedia angka persentasenya sekitar 72 persen. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan mencapai 55 persen perempuan usia produktif tersiksa oleh nyeri selama haid (Prakoso, 2008).
Penelitian Samsul et al., (1997) melaporkan bahwa 10% pekerja wanita dengan dysmenorrhea mengalami kesakitan yang serius akibat dysmenorrhea dan tidak boleh bekerja. Menurut Harahap (2001), hasil angket yang diberikan kepada peserta pelatihan di salah satu pusat industri di Indonesia dapat menunjukkan keluhan pekerja wanita (jumlah responden 55 orang), adalah nyeri haid 58,18%. Gambaran tersebut sangat jelas menunjukkan adanya pekerja wanita yang mengalami beberapa gejala yang terkait dengan kesehatan reproduksi. Keluhan itu dialami oleh pekerja wanita usia produksi sehingga kondisi itu pun dikhawatir akan mengganggu produktivitas mereka.
Berdasarkan uraian tesebut di atas dapat disimpulkan bahwa
dysmenorrhea (nyeri haid) akan mempengaruhi poduktivitas kerja perawat wanita
dalam melakukan aktivitas kerjanya sehari-hari. Namun sejauh ini peneliti belum dapat literatur yang menjadi acuan apakah dysmenorrhea yang dialami perawat dapat mempengaruhi akivitas kerjanya selama di rumah sakit. Setelah melakukan
(14)
survei awal didapatkan bahwa jumlah perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa berjumlah 180 perawat wanita.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk mengetahui bagaimana karakteristik gejala dysmenorrhea dan hubungannya dengan aktivitas kerja perawat wanita di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
2. Rumusan Masalah
Masalah penelitian yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: ’Bagaimana karakteristik gejala dysmenorrhea dan hubungannya dengan aktivitas kerja perawat wanita di Rumah Sakit Umum daerah Langsa?
3. Hipotesis
Hipotesa yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah Ha : adanya hubungan karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita di Rumah sakit Umum Daerah Langsa
4. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
(15)
2.2 Tujuan Khusus
2.2.1 Untuk mengidentifikasi karakteristik gejala dysmenorrhea pada perawat wanita di Rumah Sakit Umun Daerah Langsa
2.2.2 Untuk mengidentifikasi aktivitas kerja perawat wanita di Rumah Sakit Umun Daerah Langsa
5. Manfaat Penelitian
4.1 Praktik keperawatan
Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan penanganan terhadap masalah dysmenorrhea bagi perawat wanita.
4.2 Penelitian keperawatan
Sebagai informasi dasar sejauh mana pengaruh/ dampak dysmenorrhea terhadap pekerja perawat atau penelitian sejenis lainnya.
(16)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Haid
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohadjo, 1999). Menstruasi merupakan aktivitas bersiklus yang melibatkan peluruhan sebagian endometrium (Andrews, 2009).
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada usia 55 tahun 51,9 hari. Lamanya haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit, kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia devisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih dari 80cc dianggap patologik. Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dysmenorrhea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kali mendapat haid (menarche) bervariasi antara 10-16 tahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat
(17)
memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa mati haid (menopause) (Prawirohadjo, 1999).
Siklus menstruasi dikendalikan oleh hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior dengan jalur umpan balik antara otak dan ovarium yang melibatkan kadar esterogen sirkulasi. Saat gonadotrophin releasing hormone (GnRH) dilepas dari hipotalamus, hipofisis anterior terstimulasi untuk melepas follicle stimulating
hormone (FSH), kemudian lutenizing homone (LH). FSH memulai akitivitas pada
salah satu ovarium dan menstimulasi pematangan beberapa folikel yang tersensitisasi. Esterogen dilepas dari folikel tersebut dan satu folikel dominan akan matang, sementara folikel lain mengalami atresia (ini merupakan proses degeneratif yang tejadi pada sebagian besar folikel ovarium). Mekanisme ini sangat rumit, tetapi saat kadar esterogen mencapai puncak, kelenjar hipofisis anteior melepas LH, yang menyebabkan folikel matur meluruh dan melepas ovum. Ovulasi terjadi sekitar 30 jam setelah pelepasan LH. Beberapa wanita mengalami nyeri tajam atau seperti kram. Nyeri ini dapat tetap terjadi selama satu maupun dua hari dan terkadang nyeri berubah tumpul (Andrews, 2009).
Saat ovulasi, folikel kolap menjadi korpus luteum yang menyekresi progesteron. Estrogen dan pogesteron bertanggung jawab atas perubahan yang tejadi pada uterus selama sikus menstruasi :
a. Fase proliferasi atau fase folikular b. Fase luteal atau sekresi
(18)
Gambar 1 : Skema menstruasi dan ovulasi (dimodifikasi atas izin Scambler, 1993)
a. Fase Proliferasi
Selama fase proliferasi, stroma dan kelenjar di endometrium mengalami regenerasi pada satu proses yaitu penebalan dari lapisan basal yang masih ada
(19)
setelah menstruasi yang terakhir (ketebalannya lebih 0,5 mm). Biasanya berlangsung 10-14 hari, lama fase proliferasi bervariasi jika siklus menstruasi tidak teratur (Andrews, 2009).
b. Fase Luteal atau Sekresi
Fase sekretorik dan ovulasi ini terjadi berbarengan dengan periode korpus luteum aktif secara fungsional dan menyekresikan progesteron dan estrogen, dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Di bawah pengaruh hormon progesteron dan estrogen, terutama progesteron, sel-sel pada struma endometium menjadi edema, kelenjar-kelenjar berdilatasi dan menyekresi lendir encer kaya glikogen dan arteri-arteri spiral ini mengalami dilatasi dan kontraksi ritmik yang berada di bawah kendali hormon-hormon ovarium. Tebal endometrium sekitar 5mm pada tahap ini (Everett, 2007).
c. Menstruasi
Setelah sekitar 12-14 hari, apabila pembuahan tidak juga terjadi, korpus luteum mulai berdegenerasi dan sekresi hormon terhadap jaringan endometrium terhenti, terjadi kehilangan air dan penurunan aliran darah ke endometrium akibat spasme arteri-arteri spiral yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis endometrium. Namun endometrium berdilatasi kembali, perdarahan terjadi pada stroma endometrium yang nekrosis. Dengan demikian darah masuk ke dalam lumen uterus dan fase menstruasi mulai terjadi. Endometrium menghasilkan proses prostaglandin dalam jumlah yang banyak pada saat menstruasi. Kemungkinan prostaglandin terlibat dalam permulaan menstruasi dan peluruhan endometrium (Everett, 2007).
(20)
2. Konsep dysmenorrhea 2.1Pengertian
Dysmenorrhea adalah menstruasi yang sangat nyeri (Andrews, 2009).
Menurut Price (2001) depenisi dismenorrhea adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus.
Dari aspek penyebab nyeri, terdapat dua tipe yaitu dysmenorrhea pimer dan dysmenorrhea sekunder (Liewellyn, 2001). Dalam penelitian ini
dysmenorrhea sekunder tidak menjadi fokus peneliti karena menyatakan kondisi
patologis yang menyebabkan bervariasi sementara dysmenorrhea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genitalia yang nyata (Pawirohardjo, 1999).
Dysmenorrhea primer adalah menstruasi yang sangat nyeri, tanpa
patologi pelvis yang dapat diidentifikasi, dapat terjadi pada waku menarche atau segera setelahnya (Smeltzer, 2005).
2.2Etiologi
Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab
dysmenorrhea primer, tetapi patofisiologisnya belum jelas dimengerti. Beberapa
faktor memegang peranan sebagai penyebab dysmenorrhea pimer, antara lain: 2.2.1 Faktor kejiwaan
Para gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak dapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dysmenorrhea.
(21)
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorrhea primer ialah stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini tidak dianggap faktor yang penting sebagai penyebab
dysmenorrhea.
2.2.3 Faktor endokrin
pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada
dysmenorrhea disebabkan oleh kontraksi uteus yang berlebihan.
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontaktilitas otot usus.
2.2.4 Faktor alergi
teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara
dysmenorrhea dengan utikaria, migraine, atau asma bronchiale
(Prawirihardjo, 1999). 2.2.5 Faktor prostaglandin
Ketika pogesteron disekresi setelah ovulasi, endometium yang telah mengalami luteinisasi sanggup mensintesis prostaglandin. Jika ada gangguan keseimbangan antara prostasiklin, yang menyebabkan vasodilatasi dan relaksasi miometrium, prostaglandin F2α yang menyebabkan vasokonstiksi dan kontraksi miometrium dan prostaglandin E2 yang menyebabkan kontraksi miometrium dan
vasodilatasi, sehingga kerja PGF2α lebih menonjol, akan terjadi
iskemia miometrium (angina uteus) dan hiperkontraktilitas uterus. Di
(22)
dapat bekerja pada arteri-arteri uterus secara langsung (Liewellyn, 2001).
2.3 Tanda Dan Gejala
Gejala utama dysmenorrhea adalah rasa sakit terkonsentrasi di perut bagian bawah, di daerah umbilikalis atau daerah suprapubik perut. Hal ini juga biasanya dirasakan di perut kanan atau kiri. Mungkin menyebar ke paha dan punggung bawah. Gejala lain mungkin termasuk mual dan muntah, diare atau sembelit, sakit kepala, pusing, disorientasi, hipersensitivitas terhadap suara, cahaya, bau dan sentuhan, pingsan, dan kelelahan. Gejala sering segera timbul setelah ovulasi dan dapat berlangsung hingga akhir menstruasi. Hal ini karena
dysmenorrhea sering dikaitkan dengan perubahan kadar hormon dalam tubuh
yang terjadi dengan ovulasi. Penggunaan jenis tertentu pil KB dapat mencegah gejala dysmenorrhea, karena pil KB menghentikan ovulasi yang terjadi (Permana, 2010).
2.4 Klasifikasi Karakteristik Gejala Dysmenorrhea
Ditinjau dari berat-ringannya rasa nyeri, dysmenorrhea dibagi menjadi: 2.4.1 Dysmenorrhea ringan, yaitu dysmenorrhea dengan rasa nyeri yang
berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri, tanpa disertai pemakaian obat.
2.4.2 Dysmenorrhea sedang, yaitu dysmenorrhea yang memerlukan obat
untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari.
(23)
2.4.3 Dysmenorrhea berat, yaitu dysmenorrhea yang memerlukan
istirahat sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih (Okaparasta, 2003).
2.5 Penanganan
2.5.1 Penerangan Dan Nasehat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dysmenorrhea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup , pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita.
2.5.2 Pemberian Obat Analgetik
Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgetik yang dapat diberikan sebagai terapi simtomatik. Jika rasa nyeri berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgetik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin dan kafein. Obat-obat yang beredar di pasaran ialah antara lain novalgin, Ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.
2.5.3 Terapi Hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dysmenorrhea primer, atau untuk
memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan
(24)
pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi (Prawihardjo, 1999).
2.5.4 Nutrisi
Beberapa suplemen gizi telah diindikasikan sebagai efektif dalam mengobati dysmenorhea, termasuk omega-3 fatty acid, magnesium, vitamin E, seng, dan tiamin (vitamin B1). Penelitian menunjukkan bahwa salah satu mekanisme yang mendasari dysmenorrhea adalah terganggunya keseimbangan antara anti-inflamasi (vasodilator eikosanoid) yang berasal dari omega-3 asam lemak, dengan pencetus peradangan (vasokonstriktor eikosanoid) yang berasal dari omega-6 fatty acid. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa asupan omega-3 asam lemak dapat membalikkan gejala
dysmenorrhea, dengan mengurangi jumlah omega-6 FA di
membran sel. Adapun sumber makanan yang kaya omega-3 asam lemak banyak ditemukan dalam minyak rami. Asupan magnesium oral juga telah banyak membantu seperti telah melalui penelitian dua double-blind, placebo-controlled studi yang menunjukkan efek terapi positif magnesium pada dysmenorrhea. Penelitian A randomized, double blind, controlled trial menunjukkan pula bahwa asupan vitamin E oral mengurangi nyeri dysmenorrhea primer dan mengurangi kehilangan darah. Sebuah kajian sejarah kasus menunjukkan bahwa seng, dalam 1-330 miligram dosis diberikan setiap hari selama satu sampai empat hari sebelum
(25)
menstruasi, dapat mencegah penyebab utama timbulnya nyeri dari haid dan semua kram menstruasi. Pengambilan tiamin (vitamin B1) telah didemonstrasikan untuk memberikan efek "kuratif" pada 87% dari perempuan yang mengalami dysmenorrhea.
2.5.5 NSAID
Non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID) efektif dalam meredakan nyeri dysmenorrhea primer. NSAID dapat berefek samping seperti mual, muntah, nyeri ulu hati, gastritis atau diare. Untuk yang kontraindikasi maka mungkin resep COX-2 inhibitor dapat menggantikannya.
2.5.6 Hormon Kontrasepsi
Meskipun penggunaan kontrasepsi hormonal dapat mengurangi gejala dysmenorrhea primer tapi tinjauan sistematis tahun 2001 menemukan bahwa tidak ada pengobatan modern yang umum digunakan dikombinasikan dengan dosis rendah pil kontrasepsi oral untuk dysmenorrhea primer. Norplant dan Depo-provera juga efektif, karena metode ini sering menyebabkan amenore. sehingga berguna dalam mengurangi gejala-gejala dysmenorrhea.
2.5.7 Terapi Non Obat
Beberapa terapi non-obat untuk dysmenorrhea telah dipelajari, termasuk perilaku, akupunktur, akupresur, perawatan chiropractic, dan penggunaan TENS unit. Terapi perilaku mengasumsikan bahwa proses fisiologis yang mendasari dysmenorrhea dipengaruhi
(26)
oleh lingkungan dan faktor-faktor psikologis, dan bahwa
dysmenorrhea dapat diobati secara efektif dengan prosedur fisik
dan kognitif yang berfokus pada strategi-strategi untuk mengatasi gejala-gejala bukan pada perubahan proses yang mendasari. Sebuah
review sistematik 2007 menemukan bukti ilmiah bahwa intervensi
perilaku mungkin efektif, tetapi hasilnya harus dilihat dengan hati-hati karena buruknya kualitas data. Akupunktur dan akupresur digunakan untuk mengobati dismenorrhea. Dikutip dari 4 empat penelitian, dua diantaranya adalah pasien-buta, menunjukkan bahwa akupunktur dan akupresur dapat mengobati dysmenorrhea yang efektif. Dinyatakan bahwa perawatan muncul "menjanjikan" untuk dysmenorrhea, tetapi para peneliti menggangap perlu penelitian lebih lanjut untuk dapat dibenarkan. Studi lain menunjukkan bahwa akupuntur "mengurangi persepsi subjektif
dysmenorrhea ", Yang lainnya menambahkan bahwa akupunktur
pada pasien dengan dysmenorrhea dikaitkan dengan kesakitan dan dalam upaya perbaikan kualitas hidup (Permana, 2010).
(27)
3. Aktivitas Kerja Perawat
3.1 Defenisi Aktivitas Kerja Perawat
Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional (Bangfad, 2008).
3.2 Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain : care provider, client advocate, conselor, educator,
collaborator, coordinator change agent, dan consultant.
3.2.1 Care provider (pemberi perawatan) :
Pada peran ini perawat diharapkan mampu
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks. b. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien,
perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien.
3.2.2 Client Advocate (Pembela Klien)
Tugas perawat :
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
(28)
persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
3.2.3 Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Peran perawat :
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
(29)
3.2.4 Educator
Peran ini dilakukan untuk:
a. Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi kesehatanya
b. Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis (Bangfad, 2008).
3.2.5 Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuan Perawat sebagi kordinator adalah :
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas asuhan keperawatan atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk: merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol.
3.2.6 Kolaborator
Perawat berkomunikasi dengan tenaga medis lainnya. Hal tersebut dilakukan dikarenakan perawat bekerja bersama tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
(30)
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
3.2.7 Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah pasien atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
3.2.8 Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
a. Kemajuan teknologi b. Perubahan Lisensi-regulasi
c. Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
(31)
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik
dysmenorrhea dan hubungannya dengan aktivitas kerja perawat wanita. Aktivitas
kerja perawat didefinisikan sebagai suatu aktifitas kerja dalam praktik keperawatan dimana perawat telah menyelesaikan menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional. Mayoritas perawat adalah wanita oleh karena itu, hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas kerja perawat wanita perlu diperhatikan. Salah satu yang menganggu aktivitas kerja perawat wanita adalah adanya gangguan kesehatan seperti
dysmenorrhea. Karakteristik gejala dysmenorrhea berdasarkan berat ringannya
terbagi menjadi dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea sedang dan dysmenorrrhea berat (Okaparasta, 2003). Aktivitas kerja perawat adalah care provider, advocate, konselor, educator, koordinator, kolaborator, konsultan, pembaharu. Dalam penelitian ini hanya 3 dari 8 aktivitas kerja perawat tersebut yang diteliti yaitu care provider, advocate, dan educator.
(32)
Adapun variabel penelitian yang diteliti dapat dilihat dalam kerangka kerja berikut :
Keterangan :
: variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti
Skema 1. Kerangka penelitian karakteristik gejala dysmenorrhea dan
hubungannya dengan aktivitas kerja perawat wanita.
Aktivitas kerja perawat wanita :
- Care provider
- Advocate
- Educator
Karakeristik gejala
dysmenorrhea
1. dysmenorrhea ringan
2. dysmenorrhea sedang
3. dysmenorrhea berat
- Conselor
- Koordinator - Kolaborator - Konsultan - Pembaharu
(33)
2. Defenisi Operasional
Tabel 1. Defenisi operasional tabel penelitian
No Variabel Defenisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Karakteristik gejala
dysmenorrhea
Rasa nyeri pada saat menstruasi yang dirasakan oleh perawat wanita, berat /ringannya karakteristik nyeri yang dirasakan berdasar lokasi nyeri, penyebarannya, gejala yang menyertai, dampak dari nyeri yang dirasakan, dan penatalaksanaan untuk mengurangi rasa nyeri. Dengan menggunakan skala likert Kuesioner dengan 4 pernyataan - ringan - sedang - berat Ordinal Aktivitas kerja perawat wanita Kegiatan perawat wanita dalam memberikan perawatan kepada pasien Dengan menggunakan skala likert Kuesioner dengan 15 peryataan
- Tidak terganggu - Terganggu - Sangat
terganggu
(34)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan tujuan untuk mengidentifikasi karakteristik gejala dysmenorrhea dan hubungannya dengan aktivitas kerja perawat wanita di Rumah Sakit Umum Daerah, Langsa.
2. Populasi dan Sampel
2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat wanita yang mengalami dysmenorrhea yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dengan jumlah yaitu 180 perawat.
2.2 Sampel
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan 10%-20% jumlah populasi (Arikunto, 2000). Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah 20% dari jumlah populasi. Dengan ketentuan tersebut maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 36 orang.
Adapun kriteria sampel yang akan diteliti yaitu perawat wanita yang mengalami dysmenorrhea dan dipilih secara kebetulan atau dengan menggunakan tehnik convinen sampling. (Nursalam, 2008).
(35)
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan di RSUD Langsa dengan responden sebanyak 36 orang perawat wanita yang bekerja pada ruang rawat inap. Di laksanakan pada bulan Juli-Desember 2010.
4. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Selanjutnya, setelah mendapat izin, peneliti menyerahkan langsung lembar persetujuan kepada responden. Calon responden yang bersedia untuk diteliti maka responden terlebih dahulu diminta menandatangani lembar persertujuan.Tidak ada responden yang menolak untuk menandatangani lembar persetujuan. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam lembar pengumpulan data (kuesioner). Lembar tersebut hanya diberi nomor atau kode tertentu. Kerahasiaan catatan mengenai data respoden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).
5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-reliabilitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner dengan berpedoman kepada tinjuan pustaka dan kerangka konsep. Pada bagian pertama dari instrumen penelitian berisi data demografi responden meliputi umur, suku, agama, pendidikan, status perkawinan. Bagian instrumen
(36)
kedua berisi pertanyaan untuk mengidentifikasikan karakteristik dysmenorrhea yang terdiri dari 4 item pernyataan. Bagian instrumen ketiga akan digunakan untuk menilai karakteristik dismenorrhea dan hubungannya dengan aktivitas perawat wanita, yang terdiri dari 15 item pernyataan. Pilihan pernyataan menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu untuk jawaban Tidak dilakukan diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1, untuk jawaban sering diberi skor 2, dan untuk jawaban sangat sering diberi skor 3. Untuk pertanyaan negatif jawaban tidak diberi skor 3, untuk jawaban kadang-kadang diberi skor 2, untuk jawaban sering diberi skor 1, dan untuk jawaban sering sekali diberi skor 0.
Kuesioner dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti dengan berpatokan pada tinjauan pustaka. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa derajat atau kemampuan suatu instrumen untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Sedangkan uji validitas tidak dilakukan, namun instrumen di konsultasikan kepada dosen keperawatan maternitas di Fakultass Keperawatan USU dan dikembalikan tanpa koreksi karena sudah sesuai dengan acuan yang digunakan dalam tinjauan pustaka. Uji reliabelitas dilakukan setelah pengumpulan data terhadap 30 orang perawat wanita yang ada di Rumah Sakit Swasta dan Puskesmas yang ada di Langsa. Hasil uji reliabilitas instrumen 0,8 hasil sudah memenuhi ketentuan suatu reliabelitas instrumen yaitu 0,6-0,9 (Polit & Hugler, 1995).
(37)
6. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Peneliti langsung mendatangi responden di ruangannya dan menjelaskan kepada calon responden tentang maksud, tujuan, dan prosedur penelitian. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta menandatangani informed consent. Responden diminta menjawab pertanyaan dengan mengisi sendiri kuesioner yang diberikan dengan tetap didampingi oleh peneliti agar bila ada pertanyaan yang tidak jelas dapat langsung menjelaskan kepada responden dengan tidak bermaksud mengarahkan jawaban responden, selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.
7. Analisa Data
Setelah data terkumpul kemudian analisa data dilakukan melalui tahapan editing untuk mengecek dan memastikan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk. Kemudian dilanjutkan dengan koding dan memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah dalam menganalisa data. Selanjutnya peneliti memasukan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi.
Metode statistik untuk analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
(38)
7.1 Statistik Univariat
Statistik univariat adalah suatu metode untuk menganalisa data dari suatu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Polit & Hugler, 2002). Pada penelitian ini metode statistik univariat digunakan untuk menganalisa variabel dependen yaitu aktivitas kerja perawat wanita. Untuk menganalisa variabel aktivitas kerja perawat wanita, dianalisa dengan menggunakan skala ordinal dan ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Untuk menganalisa variabel independen yaitu karakteristik gejala dysmenorrhea dianalisa dengan menggunakan skala ordinal dan ditampilkan dalam distribusi frekuensi.
Aktivitas kerja perawat wanita dikategorikan atas 3 kelas interval. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 45. Berdasarkan rumus statistik untuk menentukan panjang kelas dengan rumus sebagai berikut:
Dimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi 45 dikurang dengan nilai terendah 0) dan dibagi atas 3 kategori kelas yaitu tidak terganggu, terganggu, sangat terganggu, maka diperoleh panjang kelas 15. Maka aktivitas belajar digolongkan menjadi 3 kelas interval sebagai berikut:
0-15 = tidak terganggu 16-30 = terganggu
(39)
7.2 Statistik Bivariat
Statistik bivariat adalah suatu metode analisa data untuk menganalisa hubungan antara dua variabel independen dan dependen. Untuk melihat hubungan kerakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita maka dilakukan uji korelasi menurut Spearman dengan derajat kemaknaan: α=0,05. Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Menurut Sugiyono (2000) menguraikan Interpretasi koefisien korelasi (r) sebagai berikut:
0,00-0,199 = sangat rendah 0,2-0,399 = rendah
0,4-0,599 = sedang 0,6-0,799 = kuat
(40)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Bagian ini menguraikan hasil penelitian terhadap 36 orang perawat mengalami dysmenorrhea di RSUD Langsa yang masih bekerja . Penyajian data meliputi karakteristik responden, karakteristik dysmenorrhea dan aktifitas kerja perawat serta pengaruh antara karakteristik dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat.
1.1 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini seluruh responden beragama Islam, berdasarkan rentang umur yang paling besar berada pada rentang umur 22-27 tahun, yaitu sebanyak 15 orang (41,7%), berdasarkan lattar belakang suku yang paling banyak Responden suku Aceh sebanyak 22 orang (61,1%),dan yang paling sedikit responden yang bersuku Jawa sebanyak 10 orang (27,8%). Adapun berdasarkan tingkat penddikan, keseluruhan responden berpendidikan D3 (94,4%). Berdasarkan status perkawinan responden yang sudah menikah lebih banyak yaitu 27 orang (75%), sedangkan status perkawinan responden yang belum menikah yaitu 9 orang (25%). Usia menarche responden terbanyak terletak pada rentang usia 12-14 yaitu 23 orang (63,9%). Lama pendarahan menstruasi yang dialami responden terbanyak terletak pada rentang 5-7 hari sebanyak 25 orang (69,4%).
(41)
Table 2. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (n=36)
Karakteristik demografi responden Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Usia
22-27 tahun 28-33 tahun 34-39 tahun 40-45 tahun 15 12 5 4 41,7 33,3 13,9 11,1 2. Suku
Aceh Jawa Batak 22 10 4 61,1 27,8 11,1 3. Pendidikan
D 3 SPK S1 34 1 1 94,4 2,8 2,8 4. Status perkawinan
Menikah Belum menikah 27 9 75,0 25,0 5. Usia menarche
12-14 tahun 15-17 tahun 23 13 63,9 36,1 6. Lama pendarahan menstruasi
5-7 hari 8-10 hari 25 11 69,4 30,6
1.2 Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Aktivtas Kerja Perawat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik gejala dysmenorrhea yang terbanyak adalah dysmenorrhea ringan yaitu 17 orang (47,2%), dan responden yang mengalami dysmenorrhea sedang sebanyak 16 orang (44,4%), sedangkan responden yang mengalami dysmenorrhea berat sedikit yaitu 3 orang (8,2%).
Adapun karakteristik gejala dysmenorrhea dan aktivitas kerja perawat dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
(42)
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik gejala dysmenorrhea
dan aktivitas kerja perawat (n=36)
Kategori Data Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Karakteristik gejala dysmenorrhea
Ringan Sedang Berat 17 16 3 47,2 44,4 8,2 2. Aktivitas kerja perawat
Sangat terganggu Terganggu Tidak terganggu 1 23 12 2,8 63,7 33,3
1.3 Pengaruh Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dengan Aktivitas Kerja Perawat
Untuk mengetahui pengaruh karakteristik gejala dysmenorrhea terhadap aktivitas kerja perawat digunakan uji korelasi Spearman. hasil analisanya didapatkan besar korelasi (r) antara kedua variabel adalah 0,136 dengan p-value
adalah 0,43. Dengan derajat kemaknaan yang digunakan (α) adalah 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik gejala
dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4. Analisa Hubungan Karakteristik Dysmenorrhea dengan Aktivitas Kerja
Perawat
Variabel Mean Std. Deviasi Rho (r) p-value (p) Karakteristik gejala
dysmenorrhea
1,61 0,645 0,136 0,43
(43)
2. Pembahasan
2.1 Karakteristik Demografi Responden
Jika dilihat berdasarkan data demografi, karakteristik responden beragam kecuali latar belakang agama responden. Menurut Arikunto (2006) suatu penelitian yang baik, sebaiknya menggunakan responden yang beragam sehingga bias mewakili semua unsur yang diharapkan. Berdasarkan karakteristik agama pada penelitian ini keseluruhan beragama islam, hal ini sesuai dengan keadaan penduduk Nanggro Aceh Darusalam (NAD) yang hampir keseluruhan penduduknya beragama Islam.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak pada penelitian ini ialah dengan tingkat pendidikan D3. Responden dalam penelitian ini adalah wanita yang mengalamin dysmenorrhea, dari data demografi yang berstatus menikah lebih banyak di banding yang berstatus belum menikah, dan yang lama hari haidnya lebih pendek lebih banyak di banding yang lama hari haidnya panjang. Hal ini kemungkinan di sebabkan karena adanya pemakaian alat kontrasepsi di sebagian besar responden. Menurut Permana (2010) penggunaan kontrasepsi tertentu dapat mengurangi gejala dysmenorrhea, akan tetapi mengakibatkan masa haid yang lebih pendek dan perdarahan yang lebih sedikit.
2.2 Karakteristik gejala dysmenorrrhea dan aktivitas kerja perawat di RSUD Langsa.
Pada penelitian ini hasil yang di dapatkan menunjukkan bahwa karakteristik
dysmenorrhea yang dialami responden kebanyakan berada pada tingkatan yang
(44)
mengungkapakan bahwa dysmenorrhea yang terbanyak di alami wanita adalah jenis ringan dan sedang.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami gangguan pada aktivitas kerjanya, namun hanya sedikit sekali yang sangat terganggu, hal ini disebabkan karena disebabkan dysmenorrhea yang diderita sebagian kecil reponden tadi adalah dysmenorrhea primer. Menurut Smeltzer (2005) pada wanita yang mengalami dysmennorrhea primer dapat terjadi nyeri yang sangat menganggu (sangat nyeri), biasanya terjadi pada saat menorche atau periode haid berikutnya.
2.3. Analisa hubungan karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat.
Hasil analisa penelitian didapatkan hubungan antara kedua variabel bernilai positif hal ini menunjukkan hubungan searah yaitu semakin berat gejala
dysmenorrhea maka aktivitas kerja perawat semakin terganggu, walaupun derajat
lemah dan tidak bermakna. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa karakteristik gejala dysmenorrhea tidak ada hubungannya dengan aktivitas kerja perawat wanita, namun hampir keseluruhan responden dalam penelitian ini mengalami gangguan aktivitas kerja karena dysmenorrhea yang dialami.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Okaparasta (2003) bahwa dysmenorrhea ringan dan walaupun berlangsung beberapa saat dan tidak memerlukan obat untuk menghilangkan nyeri, wanita yang mengalaminya memerlukan waktu untuk istirahat. Apa lagi jika dialami dysmenorrhea sedang dan berat wanita tersebut akan memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri
(45)
dan memerlukan istirahat sedemikian lama serta meninggalkan aktivitasnya seri-hari.
Kebanyakan wanita akan mengalami gangguan beraktivitas karena adanya
dysmenorrhea. Walaupun pada umumnya dismenorrhea tidak berbahaya namun
dysmenorrhea bukanlah suatu hal yang bisa di abaikan begitu saja. Secara
fisiologis dismenorrhea dapat menyebabkan/menimbulkan gangguan pada wanita. Menurut Liewellyn (2001) ada empat penyebab yang mangakibatkan
dysmenorrhea dapat sangat mengganggu aktivitas yaitu: faktor kejiwaan,
(46)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.1 Terdapat hanya beberapa orang perawat saja yang mengalami dysmenorrhea berat sementara sebagian besar yang lain hanya mengalami dysmenorrhea ringan dan sedang.
1.2 Perawat yang mengalami gangguan aktivitas kerja akibat dysmenorrhea hanya sebagian kecil tetapi tetap saja seluruhnya mengalami gangguan akibat
dysmenorrhea.
1.3 Hasil analisa statistik uji korelasi Spearman menunjukan Tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik gejala dysmenorrhea yang dialami dengan aktivitas kerja perawat wanita. Dengan demikian hipotesa Ha: ada hubungan karakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas kerja perawat wanita ditolak.
2. Saran
2.1 Praktek keperawatan di RSUD Langsa
Hasil penelitian menunjukkan karakter gejala dysmenorrhea perawat bervariasi dapat mempengaruhi aktivitas kerja dari tingkat yang terganggu sampai dengan yang sangat terganggu aktivitas perawat di RSUD Langsa dan sebaiknya koping mekanisme perawat perlu lebih ditingkatkan dan oleh karena itu perawat
(47)
perlu dibekali pengetahuan dan kemampuan untuk mengatasi dysmenorrhea sehingga mempunyai koping yang lebih baik.
2.2 Penelitian Keperawatan
Penelitian ini hanya mewakili popolasi perawat wanita di RSUD Langsa. Perlu dilakukan penelitian yang mencakup populasi perawat wanita yang lebih bayak cakupannya sehingga dapat digeneralisasikan. Metode pengambilan sampel yang digunakan convinent sampling. Sebaiknya penelitian yang dilakukan
berikutnya perlu menggunakan metode sampling yang lebih mewakili populasi. Misalnya dengan metode acak (simple random sampling).
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, Aziz. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medica.
Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Andrews, Gilly (2010). Sistem Reproduksi Manusia. Jakarta: EGC. Bobak, (2005). Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.
Everett, Suzanne. (2007). Buku Saku Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual
Reproduktif. Jakarta: EGC
Llewellyn-Jones, Derek. (2001). Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:Arcan
Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2007). Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medica.
Okaparasta, A. (2003). Dismenore, Part 1. diambil tanggal 2 Maret 2010 dari
Permana, D. (2010). Info Seputar Nyeri Haid. diambil tanggal 2 Maret 2010 dari
Polit and Hungler. (1995). Nursing Research: principles and Methods, Philadelphia: Lippincott
Prakoso, B. (2008). Atasi Nyeri Haid Dengan Herbal Alami. diambil tanggal 2
Maret 2010 dar
Prawihardjo, S
.
(1999).
Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.Price, Silvia A. (2001). Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: EGC
(49)
Smetzer, Suzanne C. (2000). Buku Ajar Keperwatan Medical-Bedah Brunner Dan
Sudarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Varney, H; Kriebs, M,J; Gegor, L,C. (2004). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Vol, Ed.4, Jakarta: EGC.
(50)
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Hubungannya Dengan Aktivitas Perawat Wanita Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Peneltian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik dismenorrhea dan hubungannya dengan aktifitas perawat wanita.
Saya mengharapkan partisipasi anda yang menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan. Anda dapat memilih untuk menghentikan atau menolak partisipasi dalam penelitian ini kapanpun tanpa ada tekanan.
Jika anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, tolong perhatikan petunjuk pengisian kuesioner dalam pertanyaan yang ada, terima kasih atas perhatian dan partisipasi yang anda pilih. Jika ada pertanyaan silahkan anda menghubungi peneliti di nomor : 081362130995
Medan, April 2010 Responden
(51)
Lampiran 2
JADWAL PENELITIAN
No AKTIVITAS PENELITIAN JANUARI 2010 FEBRUARI 2010 MARET 2010 APRIL 2010 MEI 2010 JUNI 2010
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan judul penelitian dan
penyusunan BAB 1 2 Menyusun BAB 2 3 Menyusun BAB 3 4 Menyusun BAB 4
5 Menyerahkan proposal penelitian
6 Sidang proposal penelitian 7 Revisi proposal penelitian 8 Pengumpulan data responden 9 Analisa data
10 Penyusunan laporan/skripsi 11 Pengajuan sidang skripsi 12 Ujian sidang skripsi 13 Revisi skripsi 14 Mengumpulkan skripsi
No AKTIVITAS PENELITIAN JULI 2010 AGUSTUS 2010 SEPTEMBER 2010 OKTOBER 2010 NOPEMBER 2010 DESEMBER 2010 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan judul
penelitian dan penyusunan BAB 1
2 Menyusun BAB 2 3 Menyusun BAB 3 4 Menyusun BAB 4 5 Menyerahkan proposal
penelitian
6 Sidang proposal penelitian
7 Revisi proposal penelitian
8 Pengumpulan data responden
9 Analisa data 10 Penyusunan laporan/skripsi
11 Pengajuan sidang skripsi
12 Ujian sidang skripsi 13 Revisi skripsi 14 Mengumpulkan skripsi
(52)
Lampiran 3
Rencana Anggaran Biaya Penelitian
1. Persiapan Proposal
• Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 100.000,-
• Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50. 000,-
• Biaya pembelian buku Rp. 200. 000,-
• Biaya internet Rp. 50. 000,-
• Perbanyak proposal Rp. 100. 000,-
• Konsumsi Rp. 50. 000,-
2. Pengumpulan Data
• Izin penelitian Rp. 50. 000,-
• Transportasi Rp. 200. 000,-
• Penggandaan kuesioner Rp. 50. 000,-
3. Analisa Data Dan Penyusunan Laporan Perbaikan
• Biaya kertas dan tinta print Rp. 300. 000,-
• Penjilidan Rp. 50. 000,-
• Penggandaan laporan penelitian Rp. 200. 000,-
(53)
Lampiran 4
KUESIONER PENGUKURAN
KARAKTERISTIK GEJALA DYSMENORRHEA DAN AKTIVITAS KERJA PERAWAT WANITA
Bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner sebelum menjawabnya:
2. Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian :
• Bagian A yang berkaitan dengan data demografi yang terdiri dari 8 peryataan, dengan mengisi titik-titik dan pengisian pilihan.
• Bagian B berkaitan dengan karakteristik gejala dysmenorrhea yang terdiri dari 4 peryataan dalam bentuk pilihan jawaban
• Bagian C yang berkaitan dengan aktivitas kerja perawat wanita yang terdiri dari 15 pernyataan dalam bentuk skala likert dengan pilihan tidak dilakukan, kadang-kadang, sering, dan sangat sering.
3. Menjawab setiap peryataan yang tersedia di bawah ini dengan memberikan tanda cheklist (√) atau mengisi jawaban pada tempat yang disediakan. 4. Semua peryataan harus dijawab sesuai dengan keadaan anda.
5. Bila ada yang kurang dimengerti, dapat ditanyakan kepada peneliti
A. DATA DEMOGRAFI
1. Kode (diisi oleh peneliti) :
2. Usia : …….tahun ……..bulan
3. Agama : □ 1. Islam □ 2. Kristen protestan □3. Lainnya……….
4. Suku : □ 1. Aceh □ 2. Jawa
□ 3. Batak □ 4. lainnya………
5. Pendidikan : □ 1. Spk □ 2. D3
□ 3. S-1
6. Status perkawinan : □1. Menikah □2. Belum menikah 7. Usia menarche (pertama kali menstruasi) : …. Tahun …..Bulan
(54)
B. KOESIONER KARAKTERISTIK GEJALA DYSMENORRHEA
Petunjuk pengisian
- Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang sudah ada berdasarkan dengan keadaan Anda saat dysmenorrhea.
1. Nyeri yang dirasakan a. tidak menyebar
b. menyebar ke perut bawah c. menyebar ke bagian pinggang
2. Gejala yang menyertai (jawaban boleh lebih dari 1): a. tidak ada gejala lain hanya nyeri
b. pusing/sakit kepala c. mual, muntah/ diare
3. Dampak dari nyeri yang dirasakan: a. tidak ada
b. kadang-kadang mengganggu aktivitas c. sangat mengganggu aktivitas
4. Penatalaksanaan/terapi untuk menghilangkan nyeri yang dirasakan (jawaban boleh lebih dari 1)
a. istirahat dan tanpa mengkonsumsi obat b. konsumsi obat anti nyeri dan istirahat c. istirahat sekian lama dan konsumsi obat
(55)
C. KUESIONER AKTIVITAS KERJA PERAWAT WANITA
- Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang sudah ada berdasarkan dengan keadaan Anda saat dysmenorrhea.
- Keterangan:
TD = Tidak dilakukan KK = Kadang-kadang S = Sering
SS = Sangat sering
No Pernyataan TD KK S SS
1 Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kebutuhannya saat mengalami dysmenorrhea
2 Mendengarkan dan memperhatikan keluhan pasien saat mengalami
dysmenorrhea
3 Menjelaskan kebutuhan pasien agar dapat membuat keputusan terhadap tindakan yang dipilihnya saat mengalami dysmenorrhea 4 Membela dan melindungi pasien untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang seharusnya saat mengalami dysmenorrhea 5 Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien agar memahami
kondisi penyakitnya saat mengalami dysmenorrhea
6 Menjelaskan kepada pasien tentang terapi pengobatan yang akan dijalaninya saat mengalami dysmenorrhea
7 Mengajarkan kepada pasien tentang tata cara/tindakan perawataan /pengobatan penyakitnya saat mengalami dysmenorrhea
8 Bekerjasama dengan anggota tim pelayanan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien saat mengalami dysmenorrhea 9 Menjaga privasi pasien saat mengalami dysmenorrhea 10 Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (infont consent) saat mengalami dysmenorrhea 11 Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien agar memahami
kondisi penyakitnya saat mengalami dysmenorrhea
12 Menjelaskan kepada pasien tentang terapi pengobatan yang akan dijalaninya saat mengalami dysmenorrhea
13 Mengajarkan kepada pasien tentang tata cara/tindakan perawatan /pengobatan penyakitnya saat mengalami dysmenorrhea
14 Menjelaskan tentang manfaat dan efek samping terapi pengobatan yang didapat oleh pasien saat mengalami dysmenorrhea
15 Menjelaskan kebutuhan pasien agar dapat membuat keputusan terhadap tindakan yang dipilihnya saat mengalami dysmenorrhea
(56)
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Noor Azizah Aldani Tempat/Tanggal Lahir : Langsa/ 23 Agustus 1974
Agama : Islam
Alamat : Jl. Medan Banda Aceh Kp. Baroh, Dsn Persatuan Langsa Lama-Langsa Kota
Riwayat pendidikan : 1. 1980 – 1986 : SD Negeri Kampung Baru Langsa 2. 1986 – 1989 : SMP Negeri 5 Langsa
3. 1989 – 1992 : SMA Negeri 1 Langsa 4. 1992 – 1996 : D3 keperawatan Deli
Husada-Delitua medan
(57)
Data Karakteristik Demografi Responden
FREQUENCIES VARIABLES=usia agama suku pndidikn sts_perkwnan usia_menarche lma_pndrhan /STATISTICS=STDDEV MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
usia agama suku pndidikn sts_perkwnan usia_menarche lma_pndrhan
N Valid 36 36 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.94 1.00 1.67 2.00 1.25 1.36 1.31
Std. Deviation 1.013 .000 .894 .239 .439 .487 .467
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 22-27 tahun 15 41.7 41.7 41.7
28-33 tahun 12 33.3 33.3 75.0
34-39 tahun 5 13.9 13.9 88.9
40-45 tahun 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid islam 36 100.0 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid aceh 22 61.1 61.1 61.1
batak 4 11.1 11.1 72.2
jawa 10 27.8 27.8 100.0
(58)
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SPK 1 2.8 2.8 2.8
D3 34 94.4 94.4 97.2
S1 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Status perkawinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Menikah 27 75.0 75.0 75.0
belum menikah 9 25.0 25.0 100.0
Total 36 100.0 100.0
Usia menarchea
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 12-14 tahun 23 63.9 63.9 63.9
15-17 tahun 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Lamanya pendarahan menstruasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 5-7 hari 25 69.4 69.4 69.4
8-10 hari 11 30.6 30.6 100.0
(59)
Data Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Aktivitas Kerja Perawat [DataSet1] C:\Documents and Settings\acer\My
Documents\datamodifikasi.sav
Statistics
karakteristikd ysmenorrhea
Aktivitas kerja perawat
N Valid 36 36
Missing 0 0
Mean 1.61 2.31
Std. Deviation .645 .525
Karakteristik gejala dysmenorrhea
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ringan 17 47.2 47.2 47.2
sedang 16 44.4 44.4 91.7
berat 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
Aktivitas kerja perawat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat terganggu 1 2.8 2.8 2.8
Terganggu 23 63.9 63.9 66.7
tidak terganggu 12 33.3 33.3 100.0
(60)
Analisa Data dengan Uji Spearman
Nonparametric Correlations
[DataSet1] C:\Documents and Settings\acer\My Documents\datamodifikasi.sav
Correlations
Karakteristik gejala dysmenorrhea
Aktivitas kerja perawat Spearman's rho Karaktristik
Gejala dysmenorrhea
Correlation Coefficient 1.000 .136
Sig. (2-tailed) . .430
N 36 36
Aktvitas kerja perawat
Correlation Coefficient .136 1.000
Sig. (2-tailed) .430 .
(61)
Hasil uji reliabilitas instrumen
RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(1)
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Noor Azizah Aldani
Tempat/Tanggal Lahir : Langsa/ 23 Agustus 1974
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Medan Banda Aceh Kp. Baroh, Dsn Persatuan
Langsa Lama-Langsa Kota
Riwayat pendidikan
: 1. 1980 – 1986
: SD Negeri Kampung Baru Langsa
2. 1986 – 1989 : SMP Negeri 5 Langsa
3. 1989 – 1992 : SMA Negeri 1 Langsa
4. 1992 – 1996 : D3 keperawatan Deli
Husada-Delitua medan
(2)
Data Karakteristik Demografi Responden
FREQUENCIES VARIABLES=usia agama suku pndidikn sts_perkwnan
usia_menarche lma_pndrhan /STATISTICS=STDDEV MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
usia agama suku pndidikn sts_perkwnan usia_menarche lma_pndrhan
N Valid 36 36 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.94 1.00 1.67 2.00 1.25 1.36 1.31
Std. Deviation 1.013 .000 .894 .239 .439 .487 .467
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 22-27 tahun 15 41.7 41.7 41.7
28-33 tahun 12 33.3 33.3 75.0
34-39 tahun 5 13.9 13.9 88.9
40-45 tahun 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid islam 36 100.0 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid aceh 22 61.1 61.1 61.1
batak 4 11.1 11.1 72.2
jawa 10 27.8 27.8 100.0
(3)
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SPK 1 2.8 2.8 2.8
D3 34 94.4 94.4 97.2
S1 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Status perkawinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Menikah 27 75.0 75.0 75.0
belum menikah 9 25.0 25.0 100.0
Total 36 100.0 100.0
Usia menarchea
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 12-14 tahun 23 63.9 63.9 63.9
15-17 tahun 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Lamanya pendarahan menstruasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 5-7 hari 25 69.4 69.4 69.4
8-10 hari 11 30.6 30.6 100.0
(4)
Data Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Aktivitas Kerja Perawat
[DataSet1] C:\Documents and Settings\acer\My
Documents\datamodifikasi.sav
Statistics
karakteristikd ysmenorrhea
Aktivitas kerja perawat
N Valid 36 36
Missing 0 0
Mean 1.61 2.31
Std. Deviation .645 .525
Karakteristik gejala dysmenorrhea
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ringan 17 47.2 47.2 47.2
sedang 16 44.4 44.4 91.7
berat 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
Aktivitas kerja perawat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat terganggu 1 2.8 2.8 2.8
Terganggu 23 63.9 63.9 66.7
(5)
Analisa Data dengan Uji Spearman
Nonparametric Correlations
[DataSet1] C:\Documents and Settings\acer\My
Documents\datamodifikasi.sav
Correlations
Karakteristik gejala dysmenorrhea
Aktivitas kerja perawat Spearman's rho Karaktristik
Gejala dysmenorrhea
Correlation Coefficient 1.000 .136
Sig. (2-tailed) . .430
N 36 36
Aktvitas kerja perawat
Correlation Coefficient .136 1.000
Sig. (2-tailed) .430 .
(6)
Hasil uji reliabilitas instrumen
RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12
p13 p14 p15 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items