Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi
Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka telah terjadi perubahan struktur organisasi
Pemerintahan Daerah Nanggroe Aceh Darussalam. 2.
Terdapat beberapa kendala dalam restrukturisasi organisasi perangkat daerah di provinsi Nanggroe aceh Darussalam yang menyangkut aspek
penataan organisasi, aspek penempatan personil pegawai dan dari sisi anggaran.
Dari penelusuran tersebut diatas, ternyata bahwa kelompok bahasan dari permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian tesis
tersebut. Dengan demikian penelitian ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, objektif dan terbuka. Penelitian ini dapat
dipertangunggjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka baik disidang yang bersifat ilmiah maupun dihadapan masyarakat pada umumnya.
F. Kerangka Teori Dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Negara kesatuan
Universitas Sumatera Utara
ialah suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, diseluruh Negara yang berkuasa hanya ada satu pemerintahan pusat yang mengatur seluruh daerah, Negara kesatuan
dapat pula berbentuk: a.
Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi yang segala sesuatu dalam Negara itu langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah tinggal
melaksanakan. b.
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepada daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri otonomi
daerah.
14
Sentralisasi mungkin saja merupakan pilihan yang tepat untuk menggerakkan roda organisasi negara bagi suatu negara yang memiliki wilayah yang sangat kecil
dan dapat dikategorikan sebagai negara kota. Akan tetapi bagi negara yang memiliki wilayah yang sangat luas seperti Indonesia, sentralisasi kekuasaan akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan dan sukar untuk dilaksanakan.
15
Pola ketatanegaraan dan administrasi pemerintahan yang terlalu sentralistis mengandung kelemahan antara lain:
a. Kebijaksanaan pemerintah diambil lebih banyak oleh pusat, yang biasanya
memperlakukan daerah secara sama, yang situasi dan kondisi lokal berbeda.
14
C.S.T. Kansil dan S.T. Christine Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia,Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Hlm. 3
15
Faisal Akbar Nasution, Pemerintah Daerah dan Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah.Jakarta: Sofmedia, 2009, Hlm.7
Universitas Sumatera Utara
b. Volume dan beban pemerintah pusat secara teknis terlalu besar, berat dan
kompleks, sehingga kurang efektif dan efesien. c.
Kurang melibatkan dan kurang mengembangkan potensi dan kemampuan lokal, sehingga kurang memuaskan aspirasi dan harga diri yang bersifat lokal.
16
Istilah desentralisasi berasal dari bahasa latin yaitu kata “de” yang berarti lepas dan “centrum” artinya pusat. Desentralisasi merupakan lawan kata dari
sentralisasi sebab kata “de” maksudnya untuk menolak kata sebelumnya. Jadi menurut istilah katanya desentralisasi adalah melepaskan dari pusat.
17
Desentralisasi menurut Amrah Muslimin adalah pelimpahan kewewenangan pada badan-badan dan golongan-golongan masyarakat dalam daerah-daerah tertentu
untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
18
Adapun pengertian desentralisasi berdasarkan Pasal 1 huruf g UU Nomor 32 Tahun 2004 adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pelaksanaan desentralisasi akan membawa efektivitas dalam pemerintahan, sebab wilayah Negara itu pada umumnya terdiri dari pelbagai satuan daerah yang
dimaksud dengan perkataan “daerah” disini adalah bagian dari wilayah Negara yang masing-masing memiliki sifat-sifat khusus tersendiri yang disebabkan oleh faktor-
16
HAW. Widjaja, Titik Berat Otonomi Pada Daerah Tingkat II, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003, Hlm. 6.
17
Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah, Hukum Pemerintahan Daerah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005, hlm. 89.
18
Amrah Muslimin, Aspek-aspek Hukum Otonomi Daerah, Bandung: Alumni, 1982, Hlm. .
Universitas Sumatera Utara
faktor geografis keadaan tanah, iklim, flora, fauna, adat-istiadat, kehidupan ekonomi, bahasa, tingkat pendidikan dan pengajaran.
19
Desentralisasi dalam sistem pemerintahan mutlak diperlukan, setidaknya ada 14 alasan rasional yang mendasarinya, seperti yang dikemukakan oleh chemma dan
rondinelli sebagaimana yang dikutip Koirudin, yakni:
20
a. Desentralisasi ditempuh untuk mengatasi keterbatasan karena perencanaan
pembangunan yang bersifat sentralistik; b.
Desentralisasi dapat memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang terstruktur dari pemerintah pusat;
c. Desentralisasi memberikan fungsi yang dapat meningkatkan pemahaman pejabat
daerah atas pelayanan publik yang diemban; d.
Desentralisasi akan mengakibatkan terjadinya penetrasi yang lebih baik dari pemerintah pusat bagi daerah terpencil, dimana sering rencana pemerintah tidak
dipahami masyarakat setempat atau dihambat oleh elit lokal; e.
Desentralisasi memungkinkan representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik, etnis, keagamaan dalam perencanaan pembangunan;
f. Desentralisasi dapat meningkatkan kemampuan maupun kapasitas pemerintah
serta lembaga privat di daerah;
19
Josef Riwu Kaho, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia: Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2005. hlm.10
20
Koirudin, Sketsa Kebijakan Desentralisasi di Indonesia: Format Masa Depan Otonomi Menuju Kemandirian Daerah, Malang: Averroes Press, 2005, Hlm.5-6.
Universitas Sumatera Utara
g. Desentralisasi dapat meningkatkan kemampuan maupun kapasitas pemerintahan
serta lembaga privat di daerah; h.
Desentralisasi dapat meningkatkan efesiensi pemerintahan di pusat dengan tidak lagi mereke menjalankan tugas rutin;
i. Desentralisasi dapat menyediakan struktur dimana berbagai departemen di pusat
dapat dikoordinasi secara efektif bersama dengan pejabat daerah dan sejumlah NGOs Non Government Organizations;
j. Desentralisasi dapat meningkatkan pengaruh atau pengawasan berbagai aktifitas
yang dilakukan elit lokal yang kerap tak simpatik dengan program pembangunan; k.
Desentralisasi dapat mengantarkan pada administrasi pemerintahan yang mudah disesuaikan, inovatif dan kreatif;
l. Desentralisasi perencanaan dan fungsi manajemen memungkinkan pemimpin
daerah menetapkan pelayanan secara efektif ditengah masyarakat terisolasi; m.
Desentralisasi dapat memantapkan stabilitas politik dan kesatuan nasional dengan memberikan peluang kepada berbagai kelompok masyarakat di daerah;
n. Desentralisasi dapat meningkatkan penyediaan barang dan jasa di tingkat lokal
dengan biaya yang lebih rendah. Adapun menurut The Liang Gie alasan dianutnya desentralisasi adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Dilihat dari sudut pandang politik sebagai permainan kekuasaan, desentralisasi
dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang pada akhirnya dapat menimbulkan tirani.
b. Dalam bidang politik penyelenggaraan desentralisasi dianggap sebagai tindakan
pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih dari dalam mempergunakan hak-hak demokrasi.
c. Dari sudut teknik organisatoris pemerintahan, alasan mengadakan pemerintahan
daerah desentralisasi adalah semata-mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efesien. Apa yang dianggap lebih utama untuk diurus oleh pemerintah
setempat pengurusannya diserahkan kepada daerah. hal-hal yang lebih tepat ditangan Pusat tetap diurus oleh Pemerintah Pusat.
d. Dari sudut kultural, desentralisasi perlu diadakan supaya perhatian dapat
sepenuhnya ditumpahkan kepada kekhususan suatu daerah, seperti geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi, watak kebudayaan atau latar belakang
sejarahnya. e.
Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi, desentralisasi diperlukan karena pemerintah daerah dapat lebih banyak dan secara langsung membantu
pembanunan tersebut.
21
Lazimnya desentralisasi itu dapat dibagi kedalam 2 macam, yakni:
21
The Liang Gie, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, Jilid III, 1968, hlm. 35 – 41.
Universitas Sumatera Utara
a. Dekonsentrasi deconcentratie, yaitu pelimpahan kekuasaan dari alat
perlengkapan Negara tingkatan lebih atas kepada bawahannya guna melancarkan pekerjaan di dalam melaksanakan tugas pemerintahan, misalnya pelimpahan
kekuasaan dan wewenang menteri kepada Gubernur. b.
Desentralisasi Ketatanegaraan atau juga disebut desentralisasi politik yaitu pelimpahan kekuasaan perundangan dan pemerintahan kepada daerah-daerah
otonom di dalam lingkungannya. Di dalam desentralisasi politik ini, rakyat dengan mempergunakan saluran-saluran tertentu perwakilan ikut serta di dalam
pemerintahan, dengan batas wilayah daerah masing-masing.
22
Desentralisasi ketatanegaraan dapat dibagi lagi dalam 2 macam: 1
Desentralisasi territorial, yaitu pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah masing-masing otonom;
2 Desentralisasi fungsional, yaitu pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan
mengurus sesuatu atau beberapa kepentingan tertentu. Di dalam desentralisasi semacam ini dikehendaki agar kepentingan-kepentingan tertentu tadi
diselenggarakan oleh golongan-golongan yang bersangkutan sendiri.
23
Sebagai akibat dari pelaksanaan desentralisasi, timbullah daerah-daerah otonom. Istilah utonomie berasal dari bahasa Yunani autos=sendiri; nomos=Undang-
undang dan berarti “perundangan sendiri”. Dalam perkembangannya di Indonesia
22
Juanda, Hukum Pemerintahan daerah: Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara DPRD dan Kepala Daerah, Bandung: alumni, 2008, hlm. 121
23
Ibid, hlm. 121-122
Universitas Sumatera Utara
otonomi itu sendiri selain mengandung arti “perundangan” regeling juga mengandung arti “pemerintahan” bestuur.
24
Berdasarkan Pasal 1 huruf g Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, Otonomi Daerah adalah
wewenang Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam mengurus dan meyelenggarakan pemerintahan daerah ini, kepala
daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas
yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, di wadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang di wadahi dalam dinas daerah.
25
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri
dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Dengan
perubahan terminologi pembagian urusan pemerintah yang bersifat konkuren berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka dalam implementasi
24
Ibid, hlm. 21
25
Penjelasan Umum PP No. 41 Tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
kelembagaan setidaknya terwadahi fungsi-fungsi pemerintahan tersebut pada masing- masing tingkatan pemerintahan.
26
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan daerah, yang dapat dikembangkan dalam
rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi
pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat.
27
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah KabupatenKota, urusan pemerintah yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupatenkota meliputi 26 urusan. Sedangkan yang menjadi
urusan pilihan pemerintah daerah kabupatenkota ada 8 urusan. Melihat rumusan pasal 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar
26
Penjelasan Umum PP No. 41 Tahun 2007
27
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah. Selanjutnya dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan
bahwa Pemerintah menyelenggarakan kebijakan desentralisasi yang diwujudkan dalam pembentukan daerah otonom dan penyelenggaraan otonomi daerah yang
termasuk penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang dalam Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bagi Provinsi Aceh sendiri dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, kedudukan Aceh sebagai daerah istimewa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin diperkuat. Dalam
Pasal 1 angka 1 disebutkan bahwa Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan yang di maksud
dengan Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur.
Universitas Sumatera Utara
Keistimewaan Aceh ini bersumber dalam jiwa raga yang sangat “fanatik” pada agama Islam. Menstabiliseer keadaan dalam masyarakat adalah terutama
memelihara perasaan keagamaan ini, menghindarkan segala sesuatu yang dapat menyinggung perasaan ini.
28
Berkaitan dengan keberadaan Kabupaten Gayo Lues sebagai salah satu kabupaten dalam Provinsi Aceh yang ditetapkan sebagai Daerah Istimewa, maka
ketentuan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga berlaku di Kabupaten Gayo Lues.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 ditetapkan bahwa Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan kabupatenkota merupakan
urusan yang berskala kabupatenkota yang meliputi: a.
perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; b.
perencanaan dan pengendalian pembangunan; c.
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d.
penyediaan sarana dan prasarana umum; e.
penanganan bidang kesehatan; f.
penyelenggaraan pendidikan; g.
penanggulangan masalah sosial; h.
pelayanan bidang penyediaan lapangan kerja dan ketenagakerjaan; i.
fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;
28
Sujamto, Daerah Istimewa Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: Bina Aksara, 1988, Hlm. 157.
Universitas Sumatera Utara
j. pengendalian dan pengawasan lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan;
l. pelayanan kependudukan dan catatan sipil;
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; dan
n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk penyelenggaraan pelayanan
dasar lainnya. Urusan wajib lainnya yang menjadi kewenangan khusus pemerintahan
kabupatenkota adalah pelaksanaan keistimewaan Aceh yang antara lain meliputi: a.
penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat
beragama; b.
penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam;
c. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan
lokal sesuai dengan syari’at Islam; dan d.
peran ulama dalam penetapan kebijakan kabupatenkota. Penataan kelembagaan perangkat daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 ini menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan misi yang jelas, pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi pendukung
secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tata kerja yang jelas.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan teori desentralisasi yang salah satunya diwujudkan dalam implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, berusaha dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Gayo Lues dengan melaksanakan restrukturisasi organisasi perangkat daerah Kabupaten Gayo
Lues.
2. Kerangka Konsepsi