yang berusia 3-5 tahun adalah 12.
3
Di California, prevalensi ECC dijumpai lebih tinggi di beberapa masyarakat berpenghasilan rendah dan etnik tertentu. Penelitian
oleh Pollick dkk 1999 dan Shiboski dkk 2003 menunjukan prevalensi karies sebesar 14 dari seluruh anak usia prasekolah, tetapi prevalensi lebih besar didapati
dari keluarga berpenghasilan rendah yang tergabung dalam program The Head Start, 44 orang Asia dan 39 orang Latin.
Penelitian yang dilakukan di Santiago, Chili pada anak prasekolah didapat hasil hanya 43,2 yang bebas karies. Data yang diperoleh dari Benua Afrika
menunjukan persentase anak-anak umur tiga, empat dan lima tahun yang menderita karies di Provinsi Mpumalanga Afrika Selatan sebesar 25,4, 55,8 dan 53,4 .
Ferro et al., melaporkan prevalensi karies dan rata-rata indeks dmft pada anak-anak usia prasekolah di Veneto Italia sebesar 13,28 dan 0,53 pada anak usia tiga tahun,
18,95 dan 0,83 pada anak usia empat tahun dan 26,9 dan 1,34 pada anak usia lima tahun.
8
2.1.1 Gambaran Klinis Early Childhood Caries
Menurut literatur gambaran klinis ECC terdiri dari empat tahap yaitu:
38
a. Tahap inisial
Tahap inisial ditandai dengan munculnya lesi demineralisasi yang seperti kapur dan berwarna opak pada permukaan gigi incisivus desidui maksila pada saat
anak berumur antara sepuluh sampai dua puluh bulan, bahkan bisa terjadi pada anak dibawah usia tersebut. Pada tahap ini dapat dilihat gambaran garis yang khas di regio
servikal pada permukaan vestibular dan palatal dari gigi incisivus maksila.
Universitas Sumatera Utara
Lesi karies yang terjadi pada tahap ini bersifat reversibel. Namun, orang tua dan dokter sering kali mengabaikannya. Lesi ini dapat didiagnosis dengan jelas
setelah seluruh permukaan gigi dikeringkan.
Gambar 1. Tahap Inisial ECC.
39
b. Tahap kedua
Tahap kedua terjadi pada saat anak mencapai usia enam belas sampai dua puluh empat bulan. Pada tahap ini dentin sudah mulai terinfeksi ketika lesi putih
berkembang dengan cepat sehingga mengakibatkan kerusakan yang parah pada permukaan enamel. Dentin terpapar dan terlihat lunak serta berwarna kuning. Molar
desidui maksila terkena lesi inisial pada permukaan servikal, proksimal dan oklusal. Pada tahap ini anak mulai merasakan keluhan terhadap sensitifitas makanan
atau minuman dingin. Orang tua mulai memperhatikan dan merasa terganggu dengan perubahan warna gigi anak.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Tahap Kedua ECC.
38
c. Tahap ketiga
Tahap ini terjadi saat usia anak 20-36 bulan. Lesi sudah luas pada salah satu insisivus maksila dan pulpa sudah teriritasi. Anak akan mengeluh sakit saat
mengunyah dan menyikat gigi. Pada malam hari anak akan merasa kesakitan spontan. Pada tahap ini, molar desidui maksila pada tahap kedua sedangkan gigi molar
desidui mandibula dan kaninus desidui maksila pada tahap inisial.
Gambar 3. Tahap Ketiga ECC.
39
Universitas Sumatera Utara
d. Tahap keempat
Tahap ini terjadi ketika anak sudah berusia 30-48 bulan. Mahkota gigi anterior maksila sudah fraktur akibat dari rusaknya enamel dan dentin. Pada tahap ini
insisivus desidui maksila biasanya sudah nekrosis dan molar desidui maksila berada pada tahap tiga. Molar kedua desidui dan kaninus desidui maksila serta molar
pertama desidui mandibula pada tahap kedua. Anak sangat menderita, susah mengekspresikan rasa sakitnya, susah tidur, dan tidak mau makan
Gambar 4. Tahap Keempat ECC.
38
2.1.2 Etiologi Early Childhood Caries