Pacaran 1. Defenisi Pacaran LANDASAN TEORI
Perempuan yang pernah melakukan aborsi menjadi pesimis dan selalu berpikir negatif tentang hidupnya secara umum Burke, 2004. Self
esteem akan menurun dan ia akan menghindari kontak sosial. 4.
Hubungannya dengan pasangan masa depan. Pengalaman masa lalu tentang aborsi akan dirahasiakan dari
pasangannya karena takut akan judgement atau takut akan penolakan Burke, 2004. Sering kali perempuan yang telah melakukan aborsi
akan merasa tidak nyaman dan merasa takut dalam aktivitas seksual dengan pasangannya, dan sebagian akan menjadi sangat permisif
terhadap aktivitas seksual.
C. Pacaran C.1. Defenisi Pacaran
Menurut Guerney Arthur Dacey Kenny, 1997 pacaran adalah aktivitas social yang membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya
untuk terikat dalam interaksi sosial dengan pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia 2002 pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan
manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap
pencarian kecocokan menuju kehidupan ber keluarga
yang dikenal dengan pernikahan
.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa karakteristik dari hubungan ini, yaitu perilaku yang saling bergantung satu dan lainnya, interaksi yang berulang, kedekatan emosionaal, dan
kebutuhan untuk saling mengisi. Hubungan ini terdiri dari orang-orang yang kita sukai, seseorang yang kita sukai, cintai, hubungan yang romantis dan hubungan
seksual. Salah satu kerakteristik dari pacaran yaitu adanya kedekatan atau
keintiman secara fisik physical intimacy. Keintiman intimacy tersebut meliputi berbagai tingkah laku tertentu, seperti berpegangan tangan, berciuman, dan
berbagai interaksi perilaku seksual lainnya Baron Byrne, 1997. Sedangkan menurut Duvall dan Miller 1985, keintiman dalam berpacaran tersebbut antara
lain meliputi berpegangan tangan, ciuman, petting dan intercourse. Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pacaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang yangberbeda jenis kelamin dan tidak menikah serta tidak ada hubungan keluarga, dan biasanya melakukan
sejumlah perilaku, yaitu berpegangan tangan, berciuman, petting,dan sexual intercourse.
C.2. Proses Pacaran
Menurut Myers Myers 1992, ada 5 tahap dalam suatu hubungan,
pertama adalah tahap contacting. Pada tahap ini kita pertama kali menentukan
apakah kita menginginkan seseorang yang kita temui tersebut atau tidak. Penentuan ini dipengaruhi oleh kesamaan minat, sikap, nilai, kebiasaan,
kepribadian serta apakah itu cocok dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang kita
Universitas Sumatera Utara
miliki. Tahap kedua adalah evaluating, dimana pada tahap ini kita mulai
menyeimbangkan antara hal-hal yang positif yang kita dapatkan reward dengan cost yang kita keluarkan. Kita akan menilai apakah seseorang tersebut lebih
memberikan kita keuntungan atau kerugian. Pada tahap ini juga sering disebut sebagai tahapan tawar-menawar, explorasi, keterlibatan, atau timbal balik. Ketika
kita masuk dalam tahap ini bukan berarti tahap contacting selesai karena minat dan sikap akan membantu kita dalam mengevaluasi suatu hubungan. Tahap ketiga
adalah committing. Pada tahap ini kita mulai memiliki komitmen-komitmen dan
ditandai oleh adanya perjanjian dengan pasangan kita. Tahap ini ditandai dengan adanya intensitas, peninjauan ulang, keterkaitan, atau interaksi-interaksi penting,
lalu adanya keterikatan, keabsahan hubungan, intimacy, coupling, dan kestabilan hubungan. Pada tahap ini, penilaian negative terhadap pasangan lebih minim atau
sedikit. Kita akan sering melewatkan atau melupakan kesalahan-kesalahan yang dilakukan pasangan dan hanya berfokus pada kesenangan bersamanya. Tahap
berikutnya adalah doubting, dimana pada tahap ini mulai ada konflik. Tahap
sebelumnya kita berfokus pada “kualitas baik” dari seseorang, pada tahap ini kita mulai melihat sesuatu yang lebih ‘buruk’ dari seseorang tersebut. Kebiasaan dan
sikap yang awalnya bisa kita terima atau mungkkin kita sukai, sekarang akan lebih mengganggu. Hubungan mulai sedikit berbagi dan melakukan lebih sedikit usaha
untuk menyenangkan satu dengan lainnya. Dan akhirnya kita masuk ke tahapan
terakhir yaitu tahap disengaging, yaitu dimana kita akan menghindari,
mengakhiri, menghancurkan atau menghentikan hubungan kita dengan pasangan. Tahap ini juga ditandai dengan perpisahan secara fisik, emosi dan psikologis.
Universitas Sumatera Utara
Pacaran sebagai salah satu bentuk hubungan intim dapat terjadi dimana saja, di kelas, di tempat kerja, di toko, di tempat bermain, dan lain-lain. tetapi,
untuk memulai terjadinya suatu hubungan, maka biasanya dimulai dengan adanya rasa ketertarikan interpersonal attraction, yaitu keinginan untuk dekat dengan
seseorang Brehm, 1992. Untuk memulai hubungan yang intim berbeda-beda caranya. Ada yang
dapat dengan mudah jatuh cinta, tetapi ada yang memulainya dari hubungan pertemanan terlebih dahulu. Lalu lama-kelamaan hubungan tersebut berkembang
Brehm, 1992. Agar kedua individu berpacaran, maka pertama-tama harus muncul rasa
ketertarikan attraction. Ketertarikan dapat berupa mengirim dan menerima tanda seksual tertentu, yang dapat diekspresikan melalui gaya berpakaian atau gaya
berjalan seseorang. Ketertarikan dapat juga sebagai bentuk umum dari rasa suka liking Geer, Heiman Leitenberg, 1984.
Sedangkan menurut Baron dan Byrne 1997 ketertarikan itu dimulai ketika seseorang mulai berinteraksi dengan orang lain, dan biasanya interaksi
tersebut dapat membuat seseorang tertarik dengan orang lain, yaitu kedekatan fisik physical proximity. Faktor yang sangat penting yang dapat dijumpainya
yaitu keadaannya pada saat itu affective state. Seseorang akan senang dengan orang yang dijumpainya ketika perasaan emosinya positif dan begitu juga
sebaliknya. Walaupun interaksi sudah terjadi berulang kali dan perasaan emosinya
Universitas Sumatera Utara
positif, tetapi rasa tertarik tidak akan timbul jika kedua individu yang kedua individu yang berkaitan tidak termotivasi untuk membentuk suatu hubungan.