positif, tetapi rasa tertarik tidak akan timbul jika kedua individu yang kedua individu yang berkaitan tidak termotivasi untuk membentuk suatu hubungan.
D. Dinamika Trust dalam hubungan
Menurut Rositer dan Pearce dalam Myers Myers, 1992, kita akan mengalami trust hanya ketika hubungan kita dengan pasangan dikarakteristikkan
dengan contingency; pada situasi ketika perilaku pasangan memberikan dampak yang siginifikan bagi diri kita, predictability; dimana kita bisa memprediksi
perilaku pasangan kita, percaya bahwa pasangan akan berperilaku pada cara tertentu, karena jika predictability kita terhadap perilaku pasangan rendah maka
kita hanya bisa berharap dan bukan trust, dan alternative options; dimana kita bebas untuk melakukan sesuatu selain trust, karena trust hanya merupakan
pilihan.
E. Dinamika Trust dalam hubungan setelah aborsi
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Barnett, dkk 1992 yang menyatakan bahwa wanita yang memiliki hubungan yang cenderung stabil,
setelah melakukan aborsi dilaporkan berpisah. Dari 80 kelompok pasangan yang berpisah, kebanyakan wanita yang berinisiatif untuk melakukan perpisahan
dengan pasangannya. Hubungan setelah aborsi dilaporkan menjadi lebih buruk, dengan lebih banyak konflik dan kurangnya saling trust satu dengan lainnya.
Seseorang yang kehilangan kemampuan trust seringkali karena adanya suatu keadaan traumatis Herman, 1991. Aborsi merupakan sebuah pengalaman
yang traumatis dan meninggalkan efek yang signifikan secara fisik dan psikologis
Universitas Sumatera Utara
pada perempuan yang melakukannya Edmundson, 2009. Menurut penelitian Anne Speckhard 1992, sekitar 50 perempuan pasca aborsi kehilangan trust
terhadap orang lain, dan 58 kehilangan kepercayaan terhadap laki-laki. Aborsi dikatakan sebagai pengalaman yang traumatis dikarenakan bahwa itu melibatkan
kejadian kematian seseorang, yang secara spesifik, merupakan pembunuhan seseorang yang belum dilahirkan secara disengaja dan menyaksikan kematian
yang yang kejam, sama halnya dengan melanggar tanggung jawab dan insting orang tua, merusak hubungan ibu dan anak yang belum dilahirkan dan rasa sedih
yang sangat mendalam Coleman dkk, 2005; MacNair, 2005; Speckhard Rue, 1992 dalam Major dkk, 2008. Rasa sedih, perasaan bersalah yang mendalam,
penyesalan, depresi yang terjadi pada individu yang menjadikan seorang perempuan yang melakukan aborsi merasa trauma dan mempengaruhi
hubungannya dengan pasangan. Perasaan bergantung pada pasangan membuat individu berusaha untuk membangun trust kembali pada pasangan. Sebuah
hubungan yang intim dapat membuat kita mengenal diri kita sebenarnya dan merasa diterima. Dimana hubungan tersebut terjadi ketika trust dapat
menggantikan perasaan anxiety dan dimana kita dapat secara bebas membuka diri kita sendiri tanpa harus takut kehilangan perasaan pasangan kita Holmes
Rampel, 1989 dalam Myers, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Kualitatif