juga berdasarkan pada berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dijawab Poerwandari, 2007.
Pedoman umum wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingat sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan
telah dibahas atau ditanyakan.
D.3. Lembar Observasi dan Catatan Subyek
Lembar observasi dan catatan subyek digunakan untuk mempermudah proses observasi yang dilakukan. Observasi dilakukan seiring dengan wawancara.
Lembar observasi antara lain memuat tentang penampilan fisik subyek, setting wawancara, sikap subyek pada peneliti selama wawancara berlangsung, hal-hal
yang mengganggu wawancara, hal-hal yang unik, menarik dan tidak biasa dalan wawancara serta hal-hal yang dilakukan subyek dalam menjawab pertanyaan
selama wawancara.
E. Kredibilitas Validitas Penelitian
Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2007. Kredibilitas penelitian
kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang
kompleks.
Universitas Sumatera Utara
Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan penelitian dalam mengungkapkan permasalahan-permasalahan dalam dinamika trust
terhadap pasangan pada perempuan yang pernah melakukan aborsi.
F. Prosedur Penelitian F.1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
1. Mengumpulkan informasi tentang perempuan yang pernah melakukan
aborsi Peneliti mengumpulkan berbagai informasi, teori-teori dan resensi yang
berhubungan dengan dinamika trust terhadap pasangan pada perempuan setelah melakukan aborsi, dampak aborsi terhadap trust kepada pasangan,
kemudian menguraikan faktor-faktor yang berhubungan dengan fenomena tersebut berdasarkan teori yang relevan.
2. Menyiapkan pedoman wawancara
Peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan teori yang ada. 3.
Persiapan untuk mengumpulkan data Peneliti mencari beberapa orang partisipan yang sesuai dengan kriteria
sampel yang telah ditentukan, meminta kesediaanya untuk menjadi partisipan dan mengumpulkan informasi tentang calon partisipan tersebut.
4. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara
Setelah memperoleh kesediaan dari partisipan penelitian, peneliti meminta kesediaan untuk bertemu dan membangun rapport sekaligus melakukan
Universitas Sumatera Utara
informed consent dimana peneliti menjelaskan penelitian secara umum meliputi tujuan dan manfaat penelitian serta aktivitas dan peran partisipan
dalam penelitian ini, apa yang diharapkan dari partisipan dan disampaikan bahwa informasi yang mereka berikan hanya akan digunakan untuk tujuan
penelitian serta dijamin kerahasiaannya. Setelah itu, peneliti dan partisipan mengadakan kesepakatan tentang pelaksanaan penelitian yang meliputi
waktu dan lokasi wawancara. Pertemuan dengan subyek I untuk membangun rapport sebanyak 1 kali yang kemudian disusul dengan
proses wawancara sebanyak 6 kali. Sedangkan pertemuan dengan subyek II untuk proses membangun rapport peneliti lakukan sebanyak 1 kali dan
melakukan proses wawancara yang juga sebanyak 3 kali.
F.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian.
a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara
Sebelum wawancara dilakukan peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara yang sebelumnya telah disepakati
bersama dengan subyek. Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan denga tujuan agar memastikan
subyek dalam keadaan sehat. b.
Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara
Universitas Sumatera Utara
Sebelum melakukan wawancara peneliti meminta subyek untuk menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan
bahwa subyek mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mrngundurkan
diri dari penelitian sewaktu-waktu, serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap subyek.
c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkip
verbatim. Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil
wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding yaitu membubuhkan kode-kode pada materi
yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga
data dapat memunculkan gambaran tentang topic yang dipelajari Poerwandari, 2007.
d. Melakukan analisa data
Bentuk transkrip verbatim yang sudah selesai kemudian dibuatkan salinannya dan diserahkan kepada pembimbing. Pembimbing
membaca verbatim berulang-ulang untuk mendapat gambaran yang lebih jelas. Setelah itu verbatim wawancara disortir untuk
memperoleh hasil yang relevan dengan tujuan dan diberi kode.
Universitas Sumatera Utara
e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran
Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan, kemdian peneliti menuliskan diskusi
terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian. Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan data dan diskusi yang
telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya.
F.3. Tahap Pencatatan Data
Sebelum wawancara dimulai, peneliti meminta izin kepada subyek untuk merekam wawancara yang akan dilakukan. Untuk memudahkan pencatatan data,
peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah wawancara yang
dilakukan lalu peneliti membuat verbatim dari wawancara tersebut yang dapat dilihat dalam lampiran.
G. Teknik dan Proses Pengolahan Data