lxv
a. Tokoh Utama dalam novel atun‘inda
nuqtati al-sifri ‛Perempuan di T itik Nol ’Karya Nawal Al-Sa‛dawi adalah
Firdaus, karena tokoh ini adalah tokoh yang paling sering muncul.yang mendasari pemikiran penulis dalam menentukan tokoh dalam novel ini.
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan pada novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam
tiap halaman buku yang bersangkutan. Seperti pada kutipan dibawah ini :
Wa asbahtu mumisan najihatan ahsalu ala a’li samanin, wa yatanafasu”alayya a’zamu al-rijali
“saya telah menjadi pelacur yang sangat sukses. Saya menerima bayaran yang paling mahal, dan orang-orang yang penting pun bersaing untuk disenagi oleh
saya”al-Sa’dawi, 2000: 130.
Tanda semiotik pada kutipan diatas berupa indeks sebab ia Firdaus telah menjadi seorang pelacur yang sukses mengakibatkan ia menerima bayaran yang
sangat mahal dan disenangi bayak orang penting. Dengan kata lain, Firdaus telah menjadi pelacur kelas atas yang disenangi kalangan pejabat
B. Tokoh Tambahan Figuran
Dalam novel -sifri
‘perempuan di titik nol’ memiliki beberapa tokoh tambahan antara lain :
a. Ayah Firdaus
Tokoh ayah adalah orang tua Firdaus yang memiliki sifat licik dan ringan tangan. Sebagaimana kutipan berikut :
Universitas Sumatera Utara
lxvi
abī faqīru fallāhi lam yaqru wa lam yaktub, wa lam ya‛rif min al -hayāti illa an yazra
‛a al-ardi, wa yabī‛u al-jāmūsati al-masmūmati qabla an tamūta. Wa yabī‛u abnitahu al-
użarāi qabla an tabūra. Wa yusriqu zirā ‛ata jārihi qabla an
yusriqahu jārihi wa yunhinī ‛alā yadī al -‛umdati dūna an yuqbalahā, wa yadribu zaujatahu kulla lailatin hattā ta‛iddu al -ardi “ayah saya seorang petani miskin,
yang tak dapat membaca dan menulis, sedikit pengetahuannya dalam kehidupan. Kecuali bagaimana caranya bertanam. Bagaimana menjual kerbau yang telah
diracun oleh musuhnya sebelum mati, bagaimana menukar anak gadisnya dengan imbalan mas kawin bila masih ada waktu, bagaimana caranya mendahlui
tetangganya mencuri tanaman pangan yang matang di ladang . bagaimana meraih tangan ketua kelompok dan berpura-pura menciumnya, bagaiman memukul
istrinya dan memperbudaknya tiap malam” Al-Sa’dawi, 2000: 16-17
Tanda semiotik pada kutipan diatas yang menunjukkan ikon adalah kata abī ‘ayah’ merupakan gambaran orang tua yang mempuanyai sifat licik dan
ringan tangan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia 1995 : 68 ayah adalah orang tua kandung laki-laki.
Indeks, sebab minimnya pengetahuan ayah dalam bercocok tanam mengakibatkat ia berfikir baagiman a menjual kerbau yang telah diracun oleh
musuhnya sebelum mati, menukarkan anak gadis dengan imbalan mas kawin, mendahului tetangga untuk mencuri tanaman di ladang, memukul istri dan
memperbudaknya tiap malam. Tindakan ayah Firdaus pada penjelasan di atas merupakan indeks sifat licik dan ringan tangan.
Kata abī ‘ayah’ dalam cerita ini merupakan simbol yang terdiri dari
lambang-lambang fonem alif tidak dilambangkan, b, y memiliki arti
orang tua laki-laki kandung yang tidak suka bekerja keras dan selalu mementingkan diri sendiri.
b. Paman Firdaus
Universitas Sumatera Utara
lxvii
Tokoh paman adalah seorang laki-laki yang penuh perhatian. Sebagaimana kutipan berikut :
Wa maridtu yamān yā lahmī, fajalasa ammī ilā jawārī fī as-sirīri yumsiku ra′sī, wa yarbat biasābiihi al-tawīlati al-kabīrati alā wajhī. Wa namatu tūlu al-laili wa
anā umsaka yadahu fī yadī. “suatu hari saya jatuh sakit demam. Paman duduk ditempat tidur di sebelah saya sambil memangku kepala saya, mengusap-usap
muka saya secara halus dengan jarin-jarinya yang besar panjang, dan saya tidur sepanjang malam dengan berpegangan erat pada tangannya”.Al-Sa’dawi, 2000:
31
Tanda semiotik pada kutipan diatas yang menunjukkan ikon adalah kata amī ‘paman’ merupakan gambaran seorang laki-laki yang penyayang. Ia
memberikan kasih sayang penuh pada Firdaus. Indeks, sebab saya jatuh sakit mengakibatkan paman duduk di sebelah
saya sambil memangku kepala saya dan mengusap muka saya secara halus. Tindakan paman yang begitu penuh perhatian merupakan indeks sifat yang
penyayang.
c. Syekh Mahmoud