Ciri-ciri Remaja Akhir Mulai Stabil Lebih Realistik Lebih Matang Menghadapi Masalah Lebih Tenang Perasaannya Prilaku Sakit Suchman

2.4 Ciri-ciri Remaja Akhir

Di indonesia, batasan usia remaja akhir adalah antara 17-21 tahun bagi wanita, 18-22 tahun bagi laki-laki. Diantara batasan usia ini, terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek-aspek psikis yang telah dimulai sejak masa-masa sebelumnya, yang mengarah pada kematangan yang sempurna. Cirri-ciri khas yang membedakannya dengan remaja awal, yaitu sebagai berikut:

a. Mulai Stabil

Dalam aspek-aspek fisik dan psikis, laki-laki muda dan wanita muda menunjukkan peningkatan kestabilan emosi

b. Lebih Realistik

Pada masa ini dia mulai menilai dirinya apa adanya, menghargai apa yang dimiliki keluarganya, orang-orang lain seperti keadaan yang sebenarnya

c. Lebih Matang Menghadapi Masalah

Masalah yang dihadapi remaja akhir relative sama dengan remaja awal. Cara menghadapi masalah itulah yang membedakannya. Kemampuan berfikir remaja akhir yang telah lebih sempurna dan pandangan yang lebih realistis itulah yang menjadikan remaja akhir mampu memecahkan berbagai masalah secara lebih matang dan realistis

d. Lebih Tenang Perasaannya

Secara umum, pada paruh akhir masa remaja akhir, remaja lebih tenang dalam menghadapi masalah-masalahnya dibanding pada paruh awal masa remaja akhir. Universitas Sumatera Utara

2.5 Prilaku Sakit Suchman

Faktor-faktor yang menentukan perilaku kesehatan sangat banyak dan rumit. Sebagai contoh, McKinlay 1972 yang telah mempelajari sejumlah besar literature mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan, mengidentifikasikan 6 pendekatan utama, yaitu dari sudut ekonomi, sosiodemografi, psikologi sosial, sosial budaya, dan organisasisional. Banyak penelitian tentang kesehatan, penyakit, dan perilaku sakit, masing-masing melihat dari salah satu perspektif pendekatan tersebut Coe dan Wessen, 1965 ;Kasl dan Cobb, 1966 ;Anderson, 1973 ;Jenkins, 1979. Sejak lebih dari dua dasawarsa yang lalu telah ada sejumlah teori yang berkaitan dengan tindakan individu terhadap kesehatan, dan masing-masing formulasi yang dikemukakan dalam teori-teori tersebut berhubungan dengan salah satu atau beberapa dimensi yang dikemukakan di atas. Paling banyak dikutip orang adalah model perilaku kesehatan yang dikemukakan oleh Andersen, 1968; Anderson dan Bartkus, 1973; Hochbaum, 1958; Kasl dan Cobb, 1966a, 1966b-tentang perilaku sehat dan perilaku sakit; Kosa dan Robertson, 1975; Langlie, 1977; Mechanic,1968, Rosenstock, 1966; dan Suchman, 1965a, 1965b, 1966. Masing-masing model yang dikemukakan berbeda, sesuai dengan pandangan teori serta tipe perilaku, namun menggunakan variable-variabel yang sama. Universitas Sumatera Utara Dalam upaya menerapkan sosiologi guna memahami keputusan- keputusan orang yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, penyelidikan E.A.Suchman tentang perilaku kesehatan dalam konteks sosial budaya cukup memberi harapan, dan menyangkut hubungan yang bersifat hipotesis antara orientasi kesehatan atau perilaku dengan hubungan sosial atau struktur kelompok. Yang terpenting dalam model Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan, dan melakukan perawatan medis Suchman, 1965b: 114.Pendekatan yang digunakannya berkisar pada adanya 4 unsur yang merupakan faktor utama dalam perilaku sakit, yaitu :1 perilaku itu sendiri; 2 sekuensinya; 3 tempat atau ruang lingkup dan 4 variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis. Suchman 1965a memformulasikan suatu pernyataan teoritis mengenai hubungan antara struktur sosial dan orientasi medis dengan variasi respons individu terhadap penyakit dan perawatan medis. Dalam pengembangan model ini, Suchman membahas fungsi dari berbagai faktor lain faktor tempat, variasi respons terhadap penyakit, dan perawatan medis. Struktur sosial kelompok ditentukan oleh keadaan sosial dari 3 tingkat kelompok, yaitu tingkat komunitas, persahabatan, dan keluarga. Pada tingkat komunitas, derajat hubungan sosial diukur dengan tidak kuatnya rasa kesukuan, pada tingkat sosial diukur dengan solidaritas persahabatan, dan pada tingkat keluarga ditandai dengan kuat tidaknya orientasi terhadap tradisi dan otoritas. Ketiga dimensi hubungan sosial tersebut dikombinasikan ke Universitas Sumatera Utara dalam suatu indeks cosmopolitan parochial struktur sosial. Parokialisme diartikan sebagai suatu keadaan sosial di mana terdapat rasa kesukuan yang kuat, solidaritas persahabatan yang tinggi, dan sangat berorientasi pada tradisi dan otoritas dalam keluarga. Orientasi kesehatan seseorang dilihat sebagai kontinim, yang dibedakan atas orientasi ilmiah bersifat objektif, professional, dan impersonal dan orientasi popular bersifat subjektif, awam, dan personal, yang disesuaikan menurut tingkat pengetahuan pasien mengenai penyakit, skeotisme terhadap perawatan kesehatan, dan ketergantungan seseorang akibat penyakit. Orientasi pada kesehatan popular ditandai oleh rendahnya tingkat pengetahuan tentang penyakit 9dimensi kognitif, tingginya tingkat skeptisme terhadap perawatan medis dimensi afektif dan tingginya tingkat ketergantungan seseorang akibat penyakit dimensi perilaku. Paralel dengan formulasi sosiologi yang dikemukakan Suchman adalah pengembangan model yang menitikberatkan pada variabel individu kebalikan dari variabel kontekstual. Model kepercayaan kesehatan health belief model- HBM ini berasal dari teori yang telah mapan dalam bidang psikologi dan ilmu perilaku terutama pendekatan value-expectancy, dan sama dengan model pengambilan keputusan decision making model yang dikemukakan Lewin, Tolman, Rotter, Edwards, Atkinson, dan lain-lain Maiman dan Becker, 1974. Hipotesis dalam model HBM adalah orang tidak akan mencari pertolongan medis atau pencegahan penyakit bila mereka kurang mempunyai Universitas Sumatera Utara pengetahuan dan motivasi minimal yang relevan dengan kesehatan, bila mereka memandang keadaan cukup berbahaya, bila tidak yakin terhadap suatu keberhasilan suatu intervensi medis, dan bila mereka melihat adanya beberapa kesulitan dalam melaksanakan perilaku kesehatan yang disarankan Rosenstock, 1974. Pada dasarnya, model ini terdiri dari unsur-unsursebagai berikut : 1. Kesiapan seseorang untuk melakukan suatu tindakan ditentukan oleh pandangan orang itu terhadap bahaya penyakit tertentu, dan persepsi mereka terhadap kemungkinan akibat fisik dan sosialbila terserang penyakit tersebut. 2. Penilaian seseorang terhadap perilaku kesehatan tertentu, dipandang dari sudut kebaikan dan kemanfaatan misalnya, perkiaraan subjektif mengenai kemungkinan manfaat dari suatu tindakan dalam mengurangi tingkat bahaya dan keparahan. Kemudian bila dibandingkan dengan persepsi terhadap pengorbanan fisik, uang, dan lain-lain yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan tindakan tersebut. 3. Suatu kunci untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat harus ada, baik dari sumber internalmisalnya, gejala penyakit, maupun eksternal misalnya, interaksi interpersonal, komunikasi massa.

2.6 Teori Kepercayaan Trust