Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita Di Desa Girsang Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat

(1)

Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita

(Study Deskriptif Di Desa Girsang. Kec. Girsang Sipangan Bolon Parapat)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Oleh:

CHRISTON.R.E. SIHOMBING 050905001

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh:

Nama : Christon.r.e. Sihombing Nim : 050905001

Judul : Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita(Study DeskriptifDi Desa Girsang. Kec. Girsang Sipangan Bolon Parapat)

Medan, September 2010

Pembimbing Ketua Departemen

(Nurman Ahmad S. Sos, M. Soc) (Drs Zulkifli Lubis,M.A) NIP. 196711181995121002 NIP. 196401231990031001

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(Prof. Dr. Arif Nasution, M.A) NIP. 196207031987111001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan Skripsi ini telah dipertahankan

Oleh:

Nama : Christon.r.e. Sihombing Nim : 050905001

Judul : Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita (Studi Deskriptif Di Desa Girsang. Kec. Girsang Sipangan Bolon Parapat)

Pada Ujian Komprehensif Yang Dilaksanakan Pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat : Ruang Sidang FISIP-USU

Tim Penguji terdiri dari:

1. Ketua : Drs. Irfan Simatupang.M.Si ( ) 2. Anggota I : Dra. Sri Alem Br Sembiring. M.Si ( )


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segenap hati,sebab karena kasih dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah : Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita Di Desa Girsang Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain kepada :

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.Si, selaku Ketua Jurusan Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Nurman Achmad, M,Soc,Sc, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing dalam penyelesaian skripsi ini, memotivasi untuk terus optimis, membantu penulis jika penulis menghadapi kendala dalam pencarian data. Terimah kasih banyak ya Pak…………!!!!!, (Christon gak bisa berbuat apa-apa tanpa bapak atau


(5)

abang yang sering saya sebut pada waktu di luar jam kampus christon tidak bisa berbuat kepada bapak selain berterimah kasih.

4. Bapak Drs. Irfan, M.si selaku ketua penguji pada saat penulis seminar dan juga sebagai penguji tamu pada saat penulis sidang atau meja hijau, Terimah kasih banyak ya Pak………..Sudah bayak memberikan masukan dan informasi mengenai data-data kelengkapan yang berkenaan dengan skripsi penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan.

5. Bapak Drs. Ermansyah M.hum, selaku dosen wali penulis yang mengarahkan dan memberikan dorongan serta masukan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Buat para seluruh staf dan pegawai yang berada di lingkungan civitas Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Bapak Muller Sinaga selaku lurah desa Girsang Sipangan Bolon Parapat yang telah banyak memberikan Informasi dan data kepada penulis.

8. Teristimewa buat kedua orang tuaku yang kukasihi dan kusayangi, Ayahanda yang sering kusebut sebagai Bapa M. Sihombing dan ibunda yang akrab kusebut sebagai Oma R. Pardede, Mendiang yang telah duluan meninggalkan dunia ini, aku sangat merindukanmu Ma setiap apa yang aku alami maupun kesulitan yang aku dapat dalam penyelesaian skripsi anakmu ini, selalu dapat masalah tapi aku bisa menyelesaikan masalah itu dengan


(6)

juga berdoa kepada tuhan agar mama selalu berada disisi yang maha pencipta Thanks ya ma…….. atas kebaikan mama yang telah melahirkan christon hingga besar dan disekolahkan sampai tinggi- tinggi walaupun Mama tidak sempat melihat christon ini selesai dalam perkuliahan.Terimah kasih juga kepada bapak yang telah memberikan kesabaran dan ketabahan serta telah memberikan dorongan dan kasih sayang, serta materi kepada penulis seatas peninggalan ibunda tercinta,Dang bermodalhon pangkat hamu Bapa/Oma lao mambahen au gabe seorang sarjana alai holan bermodal hon Basan dohot pakkur munai do mambahen au boi gabe Sarjana, Tamingangkon au da bapa dung sae sian parsikkolaonkhon asa boi au dapotan Karejo.

9. Secara khusus buat adek-adek ku yang manis dan ganteng (Eben Ezer Sihombing) yang lagi sedang dalam perkuliahan baik-baik ya, kuliah ingat mama gak ada lagi, jadi jangan ikut teman-teman yang bandal, dan kasihan kepada bapa yang sendiri dan doakan bapa semoga panjang umur dan di berikan rejeki, (Richard Sihombing) yang lagi duduk di sekolah tingkatan atas baik –baik ya sekolah dan Bantu bapa agar bapa jangan stress dan sedih, dan juga kepada adek ku yang manis dan gendut (Kurniaty Sihombing) yang lagi duduk di sekolah lanjut tingkat atas baik-baik ya sekolah adek ku manis doain abang ya setelah tamat dari kuliah bisa langsung kerja, agar bisa beli baju baru dan cantik buat adek, serta jangan lupa ya berdoa kepada tuhan kapan dan dimana saja.


(7)

10.Buat opungku yang kusebut sebagai mama tiri karena selalu cerewet terhadap penulis, doakan aku ya oppung agar christon cepat dapat kerja.

11.Buat Tulangku dan Nantulangku yang sering memberikan dorongan dan motivasi agar penulis cepat keluar dalam perkuliahan, thanks ya tulang dan nantulang atas dorongan yang kalian berikan kepada christon selama ini. 12.Buat tanteku yang ada di jambi Thanks ya Tante….atas dorongan dan

nasehat-nasehat yang diberikan tante selama ini, christon tak akan lupa semua nasehat yang tante berikan itu kepadaku.

13.Buat teman-temanku di Jurusan Antropologi Sosial :(marsono marsel sihotang Ssos, Tuti rahmawaty naibaho, bambang napitupulu,santi maria hutapea,minar wati sinaga,fauji akbar, andre,tasbin,Darwin,yang lagi penyusunan skripsi,dan buat adek-adek ku boby candra,edy, parlaungan, ramles, berkat, boy,herman dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu makasih ya atas motivasinya dan doanya.

14.Buat Teman-temanku yang ada Di Pondok Bethany Camp Dangil sitorus, ady mery, marta, amir, adit, Rafael, esso, Rolas yang selalu tukang pangkas penulis apabila rambut penulis panjang dan tak lupa ucapan terima kasih kepada pemilik Kost yang sudah penulis anggap sebagai kakak kandung Kak Nurhaini Br Purba Thanks ya kak atas tempat yang kakak berikan kepada christon.


(8)

baik Thanks Ya Cayang, atas nasehat yang diberikan cayang kepada abang, semoga hubungan pertemanan kita ini bisa kearah yang lebih serius dan lebih matang.

16.Terima kasih untuk semua belah pihak yang dengan sengaja atau tidak sengaja membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu dengan kerendahan hati penulis membuka diri terhadapan kritikan dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, September 2010 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN……….i

HALAMAN PENGESAHAN……….ii

KATA PENGANTAR………iii

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR TABEL………...xi

ABSTRAK………..xii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..1

1.2 Rumusan Masalah………....6

1.3 Lokasi Penelitian……….6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………7

1.5 Tinjauan Pustaka………..7

1.6 Metode Penelitian………..12

1.6.1. Tipe Peneltian………..12

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data………..12

1.7 Analisa Data………...15

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Lokasi dan lingkungan Alam……….16


(10)

2.2.2 Sistim Pemerintahan Desa………..18

2.3 Pola Pemukiman Penduduk………...23

2.4 Agama………24

2.5. Keadaan Penduduk………...25

2.5.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin…………..25

2.5.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan………...….27

2.5.3 Distribusi Penduduk Menurut Mata pencaharian Hidup………29

2.6 Sarana Dan Prasarana………...30

2.6.1 Sarana Angkutan...30

2.6.2 Sarana Peribadatan………..31

2.6.3 Sarana Kesehatan………....31

2.6.4 Sarana Komunikasi……….32

2.6.5 Sarana Olahraga Dan Rekreasi………...33

2.7 Sistim Kemasyarakatan ………...…33

2.7.1 Sistim Kekerabatan………33

2.7.2 Kelompok Kekerabatan……….36

2.7.3 Sistim Kepemimpinan………...37

BAB III : Kesehatan Masyarakat, Gizi, Pola Makan, Dan Anak Balita 3.1 Kesehatan Masyarakat………...39

3.2 Pengertian Gizi………..39


(11)

3.4 Pemberian Makanan Dan Gizi Pada Anak Balita………..43

3.5 Pengukuran Status Gizi Masyarakat………..……54

3.6 Fungsi Gizi Pada Anak Balita…….………...56

BAB IV : Peranan Keluarga Dan Pola Pemberian Makanan Pada Anak Balita 4.1 Peranan Keluarga Dalam Pengasuhan Anak Balita……….….63

4.2 Pendapatan Keluarga………68

4.3 Status Ibu Balita Yang Bekerja……….70

4.4 Pengaruh Makanan Pada Anak Balita………...………...74

4.5 Pola Konsumsi Makanan Pada Anak Balita……….76

BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan………83

5.2 Saran……….….84 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Surat Penelitian 2. Foto Dokumentasi 3. Daftar Informan 4. Daftar Interview Guide


(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel I : Jenis bangunan Rumah………..23

2. Tabel II : Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut………..24

3. Tabel III : Disribusi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin…………...26

4. Tabel IV : Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan……….28

5. Tabel V : Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Hidup…………...29

6. Tabel VI : Jumlah dan Jenis Kendaraan Di Kelurahan Girsang………...30

7. Tabel VII : Sarana Kesehatan………...31

8. Tabel VIII : Sarana Komunikasi Di kelurahan Girsang………32


(13)

ABSTRAK Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Antropologi Sosial

Christon.Rindu.Endy.Sihombing, 2010. Judul Skripsi :Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita. Skripsi ini Terdiri Dari 5 Bab, 84 Halaman 9 Daftar tabel Dan 1 Bagian Bagan.

Setiap orang memerlukan makanan yang baik yaitu makanan yang mengandung gizi baik. Jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang yang menjadi sumber masukan zat gizi bagi tubuh ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor sosial, budaya, kebiasaan, kesukaan, pengetahuan dan tingkat pendidikan, maupun faktor ekonomi. Faktor-faktor gizi pada anak balita dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi ibu, selain kondisi tersebut tingkat ekonomi keluarga juga mempengaruhi status gizi balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mengungkapkan bagaimana Pengaruh Orang Tua Terhadap pemberian gizi pada anak balita di desa girsang kec Girsang Sipangan Bolon Parapat.

Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa Faktor ekonomi rumah tangga di desa Girsang masih rendah dimana mereka bekerja sebagai petani yang memiliki lahan yang kurang disamping pengetahuan tentang teknologi yang canggih dalam segi pertanian masih minim sehingga pendapatan ataupun hasil yang mereka dapat sangat lah rendah atau bahkan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga mereka, sedangkan mengenai gizi pada anak balita di desa Girsang ini Juga termasuk dalam kategori kurang gizi dimana dalam peningkatan gizi balita sosial ekonomi sangatlah berperan selain kesibukan orang tua dalam mencari nafkah sudah merupakan faktor utama penyebab kurang gizi yang dialami anak balita tersebut dan berdasarkan hasil penelitian diatas maka di sarankan agar semua pihak terutama keluarga berpartisiasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya kurang gizi pada anak, diantaranya dengan pembinaan dan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko kurang gizi pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan komunitas. Selain itu perlu dilakukan informasi tentang gizi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga


(14)

ABSTRAK Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Antropologi Sosial

Christon.Rindu.Endy.Sihombing, 2010. Judul Skripsi :Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita. Skripsi ini Terdiri Dari 5 Bab, 84 Halaman 9 Daftar tabel Dan 1 Bagian Bagan.

Setiap orang memerlukan makanan yang baik yaitu makanan yang mengandung gizi baik. Jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang yang menjadi sumber masukan zat gizi bagi tubuh ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor sosial, budaya, kebiasaan, kesukaan, pengetahuan dan tingkat pendidikan, maupun faktor ekonomi. Faktor-faktor gizi pada anak balita dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi ibu, selain kondisi tersebut tingkat ekonomi keluarga juga mempengaruhi status gizi balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mengungkapkan bagaimana Pengaruh Orang Tua Terhadap pemberian gizi pada anak balita di desa girsang kec Girsang Sipangan Bolon Parapat.

Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa Faktor ekonomi rumah tangga di desa Girsang masih rendah dimana mereka bekerja sebagai petani yang memiliki lahan yang kurang disamping pengetahuan tentang teknologi yang canggih dalam segi pertanian masih minim sehingga pendapatan ataupun hasil yang mereka dapat sangat lah rendah atau bahkan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga mereka, sedangkan mengenai gizi pada anak balita di desa Girsang ini Juga termasuk dalam kategori kurang gizi dimana dalam peningkatan gizi balita sosial ekonomi sangatlah berperan selain kesibukan orang tua dalam mencari nafkah sudah merupakan faktor utama penyebab kurang gizi yang dialami anak balita tersebut dan berdasarkan hasil penelitian diatas maka di sarankan agar semua pihak terutama keluarga berpartisiasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya kurang gizi pada anak, diantaranya dengan pembinaan dan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko kurang gizi pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan komunitas. Selain itu perlu dilakukan informasi tentang gizi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu yan kurang mengerti asupan nutrisi dan tentang akan gizi, cara pengolahan dan pemilihan bahan makanan yang baik pada anak.


(15)

Kata kunci: Pengetahuan orang tua akan gizi, pendapatan keluarga dan pola konsumsi Makanan Pada Anak balita.

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang masalah

Kondisi Kesehatan masyarakat Indonesia saat ini sedang terpuruk. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan kasus-kasus gizi buruk di berbagai daerah di Indonesia, dan kondisi inimenambah situasi rumit karena belum tuntasnya masalah kesehatan lain seperti penyakit infeksi, campak, polio, diare, tbc dan ada kecenderungan meningkatnya penyakit kecenderungan meningkatnya penyakit degeneratif di beberapa wilayah Indonesia. Lebih jauh di jelaskan bahwa keadaan ini mungkin disebabkan rendahnya kesadaran penduduk Indonesia untuk hidup sehat, ditambah dengan keadaan perekonomian negara yang tidak stabil.

Peningkatan jumlah anak balita yang mengalami kurang gizi sangat mengejutkan sejak tahun 2005 ditemukan 1,8 juta balita menderita kurang gizi, dalam jangka waktu yang sangat singkat (2006) menjadi 2,3 balita mengalami kurang Gizi,sementara 5 juta lebih anak balita mengalami kurang gizi telah dialami negara Indonesia dari tahun 2000 dan terus meningkat sampai sekarang ini semua di tandai dengan krisis ekonomi yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada tahun 1998.(http///www.gizi.net).


(16)

terlepas dari keadaan ekonomi dalam memberikan gizi yang dibutuhkan oleh anak balita dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

Sampai saat ini penderita kurang gizi sudah mencapai 5 juta anak yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.rata-rata yang mengalami kurang gizi adalah anak-anak terutama balita. Data yang di peroleh dari badan pengantar statistik(Bps) menyatakan bahwa jumlah kasus kurang gizi meningkat 100 % secara terus menerus tiap tahunnya, sedangkan dengan data yang di peroleh di daerah Sumatera dan Jambi adalah daerah yang rawan kekurangan gizi. Dengan meninjau dan mengadakan pengecekan langsung keseluruhan kabupaten yang ada di sumatera yang mengalami kekurangan gizi mencapai 789 balita di tahun 2007 yang meningkat dari tahun sebelumnya.

Menurut Tarwotjo, dan kawan-kawan, (Dalam:LIPI,1979). setiap orang atau manusia ingin mengalami perkembangan untuk mencari dan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik, material, spiritual, maupun, sosialPemenuhan kebutuhan hidup memiliki prioritas karena dalam mencapainya manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan, inilah yang memunculkan tingkat kepentingan kebutuhan manusia yang harus segera di penuhi. Karena manusia itu selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun materil maka manusia itu akan melakukan berbagai cara dalam pemenuhannya. Misalnya,manusia itu bekerja keras dalam mencapai kemakmurannya yaitu dengan mencari pekerjaan yang dapat menunjang perekonomian keluarga. Sebab kita tahu bahwa keadaan ekonomi manusia itu cenderung menjadi masalah dalam penentuan statusnya dalam masyarakat. Dengan


(17)

kata lain, semakin tinggi pendapatan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya maka akan semakin naik statusnya dalam masyarakat dan begitu sebaliknya.

Kita dapat melihat sebagai salah satu contoh yaitu dari segi tingkat pemenuhan gizi pada anak balita yang terjadi di desa Girsang di mana desa ini masih terjadi kekurangan gizi pada anak balitanya, yang mana faktor utamanya adalah kurangnya pengetahuan orang tua yang tidak mengerti tentang gizi sehingga menyulitkan orang tua atau para ibu dalam pemenuhan gizi yang di butuhkan anak balita tersebut. Hal ini menjadi dampak dan faktor yanh kurang memadai dan rendahnya pengetahuan keluarga tentang gizi, karena jika keadaan pendidikan yang dimiliki keluarga berada di atas rata-rata kurang memadai maka tidak terpenuhilah keadaan gizi yang kurang baik dan begitu juga sebaliknya apabila orang tua mengerti tentang gizi maka orang tua tersebut akan memberikan gizi yang terbaik pula bagi balita mereka agar balita mereka dapat sehat. Dari situasi ini kita dapat melihat betapa berpengaruhnya pendidikan dan perhatian keluarga dalam pemenuhan gizi pada anak balita ataupun keluarga yang mencintai balita tersebut.

Abraham Maslow dalam Nurdin, Fahdil (1989) mengungkapkan bahwa kehidupan suatu masyarakat merupakan salah satu persoalan yang sangat kompleks, sebab kehidupan anak merupakan suatu upaya yang bertujuan secara langsung untuk meningkatakan kemakmuran dan kebahagiaan bagi keluarga, namun di pihak lain


(18)

Kondisi kurang gizi seseorang cenderung menjadi rujukan dalam pemenuhan kesehatannya dalam masyarakat. Hal ini didasari pada salah satu kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan atau pengetahuan, prestise atau kekuasaan.selain faktor pekerjaan pendapatan dan pendidikan, lainnya yang di ikut sertakan oleh beberapa ahli adalah perumahan, kesehatan dan sosialisasi dalam lingkungan bermasyarakat.

Anak adalah sebuah cinta kasih sepasang suami istri maka orang tua harus bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan anak-anaknya. Kesejahteraan anak yaitu keadaan hidup menyandang keamanan, ketentraman, dan kemakmuran bagi anak-anak baik rohani maupun jasmani ( Depsos RI,1990:12). Keadaan sejahtera akan tercapai apabila kebutuhan anak baik rohani maupun jasmani dapat di penuhi, maka untuk itu di perlukan suatu usaha dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu bisa dengan cara meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga atau orang tua.

Berdasarkan ketetapan undang-undang RI tentang kesejahteraan anak terutama kebutuhan pokok akan pangan dan gizi disamping perhatian, kasih saying orang tua. Terpenuhinya makanan dan gizi dengan baik, akan dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan anak dan kesejahteraan anak, seperti yang di kemukakan oleh salah satu organisasi kesehatan dunia, yaitu WHO, mengartikan ilmu gizi sebagai proses yang terjadi pada organisme hidup untuk mengolah dan mengambil zat padat dan zat cair dari makanan yang di perlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, serta sebagai fungsi organ tubuh dan menghasilkan energi.


(19)

Masalah gizi pada anak hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan dan penanggulangannya harus dari berbagai faktor diantaranya: kurangnya pendidikan dan pengetahuan otang tua, motivasi, dan partisipasi. Motivasi yang dimaksud disini adalah besarnya dorongan orang tua untuk mengetahui besarnya peranan gizi bagi kesehatan anak-anaknya. Partisipasi disini adalah keikut sertaan para orang tua untuk berperan penting untuk menjaga kesehatan anak-anaknya untuk terpenuhinya gizi yang seimbang.

Kasus kekurangan gizi sudah mulai menyebar di Daerah Sipangan Bolon Parapat yaitu di Desa Girsang Parapat, dimana kurang lebih dari 25 kk ibu yang mememiliki anak balita telah mengalami kekurangan gizi yang bila di biarkan terus menerus akan berdampak gizi buruk dan bahkan akan menjadikan anak tersebut meninggal dunia. Rata-rata kekurangan gizi yang yang dialami balita di desa ini adalah kurangnya asupan kadar gizi yang di peroleh tubuh si anak, sehingga membuat tubuh si anak menjadi lemas dan kurus, apabila secara terus-menerus di biarkan maka akan mengakibatkan kekurangan gizi dan akan berdampak gizi buruk. Hal ini tidak terlepas dari fakor ekonomi orangtua yang sangat minim dan dibarengi kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi pada anak serta kesibukan para orang tua tiapa harinya yang selalu berangkat kesawah dan keladang atau melakukan pekerjaan lain


(20)

keadaan lelah dan lebih otomatis tidak sanggup memperhatikan penuh dalam pertumbuhan anak balita tersebut. ( Data Puskesmas Desa Girsang).

1.2RUMUSAN MASALAH

Dalam masalah yang hendak penulis hadapi dalam penulisan proposal ini akan menguraikan sebuah rumusan masalah Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak yang merupakan kunci sebagai pedoman dalam tujuan penulisan proposal ini, hingga dapat di selesaikan dengan baik. Adapun rumusan masalah yang hendak di jabarkan sebagai penulis yaitu :

1. Bagaimana Peran orang tua memberikan gizi yang baik terhadap anak balitanya?

2. Bagaimana tingkat pengetahuan dan pengaruh orang tua terhdap pemberian gizi pada anak balita di Desa Girsang.

1.3LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Dasa Girsang, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat, Kabupaten Simalungun. alasan penelitian ini memilih desa ini karean peneliti tinggal di daerah tersebut dan bisa mencari informasi yang lebih rinci dan sempurna,untuk penyusunan penyempurnaan laporan ini dan lokasinya juga mudah di jangkau karena hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit dari pusat parapat.


(21)

1.4TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menggambarkan faktor-faktor pemberian gizi pada anak balita di Desa Girsang, kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat. Dengan adanya penelitian ini kita dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kekurangan gizi pada anak balita dan bagagaimana cara solusi yang tepat untuk mengatasinya agar tidak terjadi lagi pada anak-anak balita yang lain.

Manfaat penelitian ini bisa diharapkan memperkaya pengetahuan tentang pemberian gizi dan bagi orang tua bisa lebih memahami serta mengerti bagaimana cara yang baik untuk memberikan gizi pada anak-anaknya.

1.5 TINJAUAN PUSTAKA

Singgih dalam suryani menyatakan bahwa keluarga adalah sebagai pemegang peranan penting dalam proses perkembangan anak-anak dan mula-mula memberikan pengaruh mendalam, sehingga seorang anak akan memperoleh segala kemampuan dasar baik intelektual maupun sosial, bahkan peniruan berbagai penyaluran emosi. Didalam keluiarga inilah, ia akan memperoleh rangsangan, hambatan, maupun pengaruh pertama-tama dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, baik dari segi perkembangan fisik, jiwa ,maupun pribadi.dari sinilah anak akan memulai belajar dan dapat mengenal orang-orang di sekitarnya (1994:44).


(22)

yakni yang tinggal dalam suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi. Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu “ oikos “ yang artinya rumah tangga dan “ nomos “ yang artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga.

Faktor kasih sayang dan pengetahuan orangtua sangat berpengaruh besar bagi pemenuhan kebutuhan gizi pada anak. Manusia sebagai makluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu lain. Karena setiap individu akan menyalurkan potensinya untuk keperluan dan kepentingan tertentu, kemudian individu yang lain akan dapat menerima dan mengakuinya. Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam kelompok dimana dia berada. Menurut koenjraningrat, (1984:8-25) suatu sistim nilai budaya terdiri atas konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagai besar masyarakat mengenal hal-hal yang harus mereka amat sangat bernilai dalam hidup. Oleh karena itu, suatu sistim nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

Menurut Tarwatjo (1981) masalah gizi adalah masalah pembangunan yang penting di masa yang akan datang. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi akan berakibat kerusakan yang sukar atau malahan tidak dapat ditolong. Karena itulah maka usaha-usaha peningkatan gizi terutama harus ditujukan pada anak-anak dan ibu-ibu yang mengandung. Pemberian gizi yang tepat terhadap anak-anak akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya pembangunan masyarakat dan ekonomi nasional. Berbeda dengan sumber-sumber daya alamiah seperti hutan


(23)

misalnya, akan meningkat potensinya bila tidak diganggu manusia atau tanah kesuburannya akan tetap kalau tidak digarap, tetapi tidak demikian dengan halnya dengan anak-anak. Anak-anak memerlukan penggarapan sendini mungkin apabila kita menginginkan peningkatan potensi mereka untuk pembangunan bangsa di masa depan.

1. Faktor ekonomi rumah tangga adalah: suatu dampak atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang itu dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus di penuhi si pembawa status misalnya: pendapatan, pekerjaan dan pendidikan (Soekanto,1987: 181).

2. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses di gesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang digunkan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.

3. Anak balita adalah anak yang berusia di bawah umur 5 tahun atau dapat juga di katakan anak yang belum berusia 1-8 tahun dan masih berada dalam kandungan serta belum pernah menikah.

Dalam hal ini orang tua harus memiliki tanggung jawab yang besar, dengan kata lain bahwa orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu


(24)

Faktor suatu ekonomi rumah tangga merupakan suatu keadaan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang hanya di penuhi si pembawa statusnya misalnya : Pendapatan, Pekerjaan dan Pendidikan. (Soekanto, 1987: 181).

Faktor ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini di sertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus di penuhi si pembawa status misalnya, pendapatan, dan pekerjaan. Pengetahuan dan pendidikan orang tua sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang, sedangkan pengertian Ekonomi kelurga Merupakan bagian yang terpenting untuk dicari dan untuk di penuhi agar suatu masyarakat atau golongan tertentu bisa bertahan untuk hidup.

Pengertian ekonomi sangat berhubungan dengan usaha-usaha yang nyata dalam bentuk pekerjaan. Pekerjaan memberikan pendapatan atau penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Poewadarminta ( 1996 ) Pengertian ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam mencapai cita-cita kemakmuran. Dalam pencapaian ini orang tua memiliki peran utama sebab mereka adalah sepasang suami istri yang terdiri dari seorang ibu dan bapak yang memiliki tanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka atau keluarga mereka.


(25)

Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Kesehatan masyarakat juga dapat di defenisikan sebagai kombinasi antara teori (Ilmu) dan Praktek (Seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk ( masyarakat ). Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu persayaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen ). empat fungsi makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk:

1. Melihat proses tubuh dalam pembangunan pertumbuhan dan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak..

2. Memperoleh energi guna kegiatan sehari-hari.

3. Mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa tidak dapat lepas dari faktor pangan ( gizi ), kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi, dan jasa pelayanan sosial lainnya. Dari sekian banyak faktor tersebut, unsure gizi termasuk memegang peranan penting. seseorang kekurangan gizi termasuk didalamnya kelompok rawan gizi bayi, bayi balita, dan anak tidak akan bisa hidup sehat dan berumur panjang, karena yang bersangkutan akan mudah terkena infeksi dan jatuh sakit ( Purwoko,1999:22-23 ).


(26)

1.6 METODE PENELITIAN 1. TIPE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. dalam penelitian ini peneliti akan mencoba memberi gambaran dan melukiskan bagaimana tingkat pengetahuan dan pendidikan orang tua terhadap pemenuhan dan pemberian gizi yang baik pada anak balitanya, serta memusatkan perhatian terhadap fakta-fakta yang ada.

2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan observasi partisipasi. wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai, bagaimana cara orang tua memberikan gizi yang baik buat anaknya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat perekam seperti tape rekorder untuk merekam hasil wawancara sehingga menghindari kelupaan peneliti dalam menulis laporan nantinya.

Sebagai informan, peneliti tidak membatasinya tergantung dari data yang telah di dapat, jika data yang di butuhkan kurang maka peneliti akan melakukan penelitian kembali untuk melengakapinya. Informan disini adalah Penduduk Desa Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat Kabupaten Simalungun. Namun disini peneliti mengadakan pengkategorian informan menjadi tiga kategori yaitu ini forman pangkal, informan kunci, dan informan biasa.


(27)

Menurut koenjraningrat ( 1989:30 ) dalam suatu masyarakat baru tentu harus lebih dahulu memulai dari keterangan seorang informan pangkal yang dapat memberikan berbagai keterangan lebih lanjut yang di perlukan oleh peneliti. Informan-informan serupa itu sebaiknya orang uang mempunyai pengetahuan luas mengenai berbagai sektor masyarakat dan yang mempunyai kemampuan untuk mengintroduksikan peneliti kepada informan yang lain yang merupakan ahli tentang masyarakat yang akan di teliti.

Informan pangkal dalam penelitian ini adalah kepala desa. Peneliti memilih kepala desa sebagai informan pangkal karena si peneliti beranggapan bahwa kepala desa lebih tahu siapa-siapa saja atau keluarga siapa yang anaknya mengalami kekurangan gizi dan peneliti juga beranggapan bahwa kepala desa memiliki kartu keluarga dari setiap keluarga yang ada di desa girsang tersebut.

Informan kunci dalam penelitian ini adalah Orang yang dianggap lebih mengerti dan memahami situasi-situasi tentang pengetahuan akan gizi dan sudah lama berada di desa Girsang. Informan tersebut terdiri dari Kepala puskesmas dan Dr, sera Bidan-bidan pembantu yang ada di desa girsang.

Informan biasa dalam penelitian ini adalah Orang-orang yang ada di desa girsang atau masyarakat girsang, yang mengetahui dan belum mengetahui apa itu gizi.


(28)

Adapun dalam pengumpulan data ini adalah menggunakan beberapa teknik wawancara untuk mendapatkan data dari informan:

1. Wawancara mendalam ( dept interview ).

Dalam penelitian ini wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh data dari orang desa girsang dan berpedoman terhadap interview guide sebagai acuan dalam wawancara.

2. Wawancara tak berstruktur.

Wawancara dilakukan tanpa ada persiapan terlebih dahulu dan biasanya apa bila si peneliti berjumpa secara tak kebetulan dengan si informan. Selain wawancara penelitian ini juga akan menggunakan teknik observasi partisipasi untuk mendapatkan gambaran perilaku atau aktifitas-aktifitas apa saja yang dilakukan ibu-ibu rumah tangga selain memberikan makanan bagi anak-anaknya dan disini peneliti juga akan ikut berpartisipasi yaitu bergabung dengan mereka untuk membantu semua kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.

3. Study kepustakaan.

Untuk melengkapi data yang diperoleh dari lapangan peneliti akan mencari data dari kepustakaan.data kepustakaan ini dapat berupa hasil penelitian,buku-buku,majalah,media cetak,dan dari surat kabar.dan data kepustakaan ini juga berguna sebagai landasan teori untuk melukukan penelitian.


(29)

1.7 ANALISA DATA

Menurut burhan bungin ( 2001 ) analisis data merupakan proses mengatur data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dari suatu uraian dasar. Pada tahap analisis ini, peneliti akan memeriksa ulang data untuk melihat perlengkapan data. Data yang di peroleh dari lapangan akan di analisis sesuai dengan kategori-kategori tertentu. Maksudnya data yang di dapat di pilah-pilah dari setiap item yang telah di tentukan, dan kemudian dilakukan penganalisaan hubungan dari setiap bagian yang telah di susun untuk memudahkan saat mendeskripsikan.


(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM SUKU BANGSA BATAKTOBA DI KELURAHAN GIRSANG

A. Gambaran Desa

2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam

Desa Girsang berada di Kecamatan Girsang Sipangan bolon parapat, Kabupaten Simalungun dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

- Sebelah utara : Kecamatan dolok panribuan - Sebelah Selatan : kabupaten samosir

- Sebelah Timur : Kabupaten toba samosir - Sebelah barat : kecamatan hatonduhan.

Jarak Desa Girsang berkisar 190 Km dari Medan melalui Kota Parapat dengan perincian sebagai berikut:

- Jarak dari Medan – Parapat :175 Km - Jarak dari Parapat – Desa Girsang : 10 Km.

Untuk sampai ke Desa Girsang kita dapat menggunakan alat transportasi bus seperti, Cv Sejahtera, Cv Intra, Cv Sentosa Transport, dan lain-lain yang bertujaun ke Parapat dari kota Medan dengan lama perjalanan kurang 3,5 sampai 4 jam. Dari terminal Parapat, desa ini dapat di capai dengan menggunakan angkutan desa “Gaya Baru” seperti Parsito (Parapat Simalungun Tour) dan Wisata indah. dengan lama perjalanan lebih kurang 15 sampai 20 menit melalui Parapat, karena jalan menuju desa Girsang ini sudah beraspal dan bagus, Desa Girsang terdiri dari daerah yang


(31)

berbukit-bukit dan berbatu-batu, dimana di sekeliling desa juga terdapat gunung berapi dan hutan lebat yang ditumbuhi oleh aneka ragam pohon kayu dan pohon bamboo untuk kebutuhan penduduk setempat baik untuk kebutuhan perumahan, pertanian, pembuatan jembatan, dan titi (jembatan kecil atau jalan kecil).

Desa ini juga mengalir sebuah air terjun halambingan bersumber dari kaki gunung simarbalatuk dari aliran air terjun inilah sebagian masyarakat yang tidak memiliki sumber air sendiri di rumah dapat memenuhi kebutuhan mereka akan air. Dari air terjun ini pulalah masyarakat setempat membersihkan tubuh (mandi) sepulang dari sawah atau ladang pada sore hari karena merasa air sungai itu tidak terlalu dingin bila dibandingkan dengan air yang berada di rumah. Tempat mandi masyarakat desa juga di bedakan atas tempat mandi untuk laki-laki (inganan bawa) dan temat mandi perempuan (inganan borua) dimana jarak kedua tempat itu tidak berjauhan dan keduanya berada di bawah jembatan yang berada di sebelah Utara Desa.

2.2Sejarah dan Sistem Pemerintahan 2.21. Sejarah Desa Girsang Parapat

Menurut sejarah pada dahulu kala seorang marga girsang yang berasal dari kampung pematang raya simalungun datang ke desa huta lombu (yang sekarang namanya desa girsang) dimana marga girsang tersebut diusir oleh marga simarimbun yang ada di pematang raya karena marga girsang tidak memiliki harta warisan disana,


(32)

berasal, dari marganya sendiri dan menjajah masyarakat yanag ada didesa huta lombu, dan mengakibatkan marga sinaga yang ada di desa huta lombu tidak senang dan marah karena marga girsang mau mengusai seluruhnya desa huta lombu, yang mengakibatkan perperangan antara dua maraga tersebut, yang dimenangkan oleh marga girsang, namun marga girsang tidak mengusir marga sinaga yang kalah perang malah memberikan setengah luas tanah yang ada di desa huta lombu.

Dengan jalan inilah tercipta kerukunan anatara 2 marga yang berbeda dengan membuat kampung tersebut sebagai desa girsang, namun desa girasang sekarang ini dibagi atas menjadi dua bagian, karenan memiliki 2 marga yang berbeda, di desa girsang satu ( I ) dihuni oleh marga sinaga, dan di desa girsang ( II ) di huni oleh marga girsang.

2 .2.2. Sistem Pemerintahan Desa

Desa Girsang merupakan salah satu kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Dalam melaksanakan tugasnya Lurah dibantu oleh perangkat-perangkat pemerintahan kelurahan dan kepala-kepala lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada susunan organisasi berikut :

SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN KELURAHAN GIRSANG DASAR : KEP. MENDAGRI NO. 44 TAHUN 1980

PERDA TK. II SIMALUNGUN NO. 17 TAHUN 1981

SEKRETARIS Tongam Sinaga NIP.

010118977 LURAH

Muller Sinaga NIP.010118982


(33)

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA KELURAHAN DAN PERANGKAT KELURAHAN

a. Kedudukan Kepala Kelurahan

Kepala kelurahan berkedudukan sebagai alat pemerintah yang berada langsung di bawah camat.

b. Tugas Kepala Kelurahan

Tugas kepala kelurahan adalah sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama di bidang pemerintahan dan kemasyarakatan.

c. Fungsi Kepala Kelurahan :

1. Menggerakkan partisipasi masyarakatan. 2. Melaksanakan tugas dari pemerintah atasannya. PEMERIN-TAHAN EKBANG S.SILALAHI KESRA B.SIALLAGAN KEUANGAN J.SINAGA UMUM C.SINAGA KEP.LING.II B.Sidabutar KEP.LING.III P.Sinaga KEP.LING.IV J.Sigiro KEP.LING.V B.Sinaga KEP.LING.I E.Sitorus


(34)

4. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya di bidang Pembangunan dan kemasyarakatan.

5. melaksanakan tugas-tugas dalam rangka pembinaan ketentramandan ketertiban.

d. Kedudukan Sekretaris Kelurahan

Sekretaris kelurahan berkedudukan sebagai staf yang membantu kelamcaran pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan.

e. Tugas Sekretaris Kelurahan

Sekretaris kelurahan adalah menyelenggarakan pembinaan pemerintahan kelurahan dan membeikan pelayanan staf kepada Kepala Keluarahan.

f. Fungsi Sekretaris Kelurahan

1. Melaksanakan urusan surat- menyurat, kearsipan dan pelaporan. 2. Melaksanakan urusan keuangan, urusan pemerintahan, urusan

pembangunan dan urusan kemasyarakatan.

3. Melaksanakan tugas dan fungsi kepala kelurahan apabila kepala kelurahan berhalangan

g. Kedudukan Kepala Lingkungan

Adalah sebagai unsure pelaksana tugas kepala kelurahan dalam wilayah kerjanya.

h. Tugas Kepala Lingkungan

Kepala lingkungan mempunyai fungsi membanu pelaksanaan tugas kepala kelurahan dalam wilayah kerjanya

i. Fungsi Kepala Lingkungan.

Membantu pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan dalam wilayah kejanya.

j. Kedudukan Kepala Urusan Kelurahan

k. Sebagai unsur pembantu Sekretaris Kelurahan dalam bidang tugasnya. l. Tugas Kepala Urusan Kelurahan.


(35)

Mempunyai tugas menjalankan kegiatan Sekretaris kelurahan dalam bidang tugasnya.

Fungsi Kepala Urusan Kelurahan.

Melaksanakan kegiatan-kegiatan urusan pembangunan, kesejahteraan dan umum sesuai bidang tugasnya masing-masing.

m. Tanggungjawab Kepala Kelurahan.

Kepala Kelurahan bertanggungjawab kepada Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II melalui Camat.

n. Tanggungjawab Sekretaris Kelurahan. Bertanggungjawab kepada Kepala Kelurahan. o. Tanggungjawab Kepala Lingkungan Kelurahan.

Bertanggungjawab kepada Kepala Kelurahan. p. tanggungjawab Kepala Urusan Kelurahan.

Bertanggungjawab kepada Sekretaris Kelurahan.

2.3. Pola Pemukiman Penduduk

Berdasarkan jenisnya, rumah di desa girsang dapat dibedakan atas rumah permanen, semi permanen, kayu/papan dan tepas. Jenis rumah mayoritas terbuat dari kayu/papan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table di bawah ini:

TABEL I JENIS BANGUNAN RUMAH

No. Jenis Rumah Jumlah Persentase (%)


(36)

02. Semi permanen 102 16.60

03. Kayu/Papan 433 70.60

04. Tepas 60 9.80

Jumlah 615 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Girsang ,( 2007 )

Pola pemukiman Penduduk adalah berupa perumahan yang memusat di lembah dan makin meninggi (menurut bentuk permukaan tanah). Pola perkampungannya menyerupai pola perkampungan batak toba pada umumnya yaitu ditandai dengan adanya pembagian atas huta, lumban dan sosor. Tetapi dalam perkembangan akhir-akhir ini batas-batas tersebut tidak begitu tampak lagi karena semakin rapatnya perumahan penduduk. Hal ini disebabkan karena pesatnya pertambahan jumlah penduduk, baik karena kelahiran maupun migrasi.

2. 4. Agama

Penduduk Desa Girsang kebanyakan memeluk agama Kristen, namun agama Kristen protestan memiliki persentase paling tinggi dibanding dengan agama-agama lain. Disamping memeluk agama Kristen, ada juga penduduk yang beragama Islam, Hindu dan sedikit yang memleuk agama pamena. Hal ini dapat dilihat pada table di bawah ini:


(37)

No Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

01. Islam 60 4,2

02. Katholik 500 30.00

03. Protestan 1200 65.24

04. Hindu 1 0.04

05. Dan lain-lain 84 4.40

Jumlah 1805 100.00

Sumber: Kantor Kepala DesaGirsang, ( 2007 2.5. Keadaan Penduduk

Menurut data yang didapat dari kantor kelurahan girsang jumlah penduduk girsang adalah 6016 Jiwa Dengan jumlah 1010 Kepala rumah tangga. Dari jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan atas beberapa pembagian menurut umur dan jenis kelamin, agama, mata pencaharian hidup, dan pendidikan. Dari 5101 jiwa penduduk kelurahan girsang terdapat 1 orang WNA yang telah menetap sebagai penduduk tetap.

2.5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan umur dan Jenis Kelamin


(38)

kelamin. Dari 5101 jiwa penduduk kelurahan girsang maka yang dominan adalah usia angkatan kerja yaitu 40 s/d 49 tahun. Dan apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, yang paling banyak adalah wanita (51,99). Lebih jelasnya kita dapat melihat dalam table berikut ini.

TABEL III . DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN


(39)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

0 – 5 6 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 - 443 (18,09) 320 (13,07) 283 (11,56) 249 (10,17) 237 (9,68) 219 (8,94) 224 (9,15) 220 (8,98) 68 (2,78) 59 (2,04) 50 (2,04) 77 (3,08) 467 (17,61) 345 (13,01) 274 (10,33) 253 (9,54) 255 (9,54) 228 (8,59) 237 (8,94) 244 (9,20) 105 (3,95) 89 (3,36) 81 (3,05) 74 (2,79)

Jumlah 2449 (100,00) 2625 (100,00)

Sumber: Kantor Kepala Desa Girsang ,( 2007 )

2.5.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


(40)

Bagi anak –anak yang telah mencapai usia sekolah, orang tua akan memasukkan anaknya ke sekolah dasar. Sebagaimana umumnya orang Batak Toba yang sangat gigih menyekolahkan anaknya sampai batas kemampuannya, ungkapan “ anakkon hi do hamoraon di au “ sangat berlaku bagi orang Batak Toba di daerah ini. Orang tua sanggup bekerja keras dan hidup prihatin asalkan anaknya bisa sekolah. Biasanya orang tua mengharapkan anaknya dapat mencapai gelar sarjana. walaupun tidak sampai sarjana minimal tamat SMA. Karena biasanya anak yang orang tuanya kurang mampu, bila tamat SMA dapat berusaha sendiri atau pergi merantau ke daerah lain yang bisa menampungnya untuk bekerja. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan penduduk yang ada (42,01%) yang tamat SMA. Table berikut ini memperlihatkan distribusi penduduk Girsang menurut pendidikannya.

TABEL IV. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen

1 Belum Sekolah 1115 21, 86 2 Tidak tamat SD 214 4,20


(41)

3 Tamat SD 538 10,55 4 Tamat SMP 853 16,72 5 Tamat SMA 2143 42,01 6 Tamat Akademi 152 2,98

7 Tamat PT 81 1,59 8 Buta Aksara - - Jumlah 5101 100,00 Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.5.3. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Hidup

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat desa girsang ada yang bekerja sebagai Pegawai baik Pegawai negeri maupun pegawai negeri swasta, Pedagang, Buruh, Tukang, dan Petani. Tetapi mayoritas penduduk memiliki mata pencahrian hidup sebagai petani karena penduduk yang bekerja sebagai pegawai, buruh, tukang, dan sebagainya itu juga melakukan aktifitas sebagai petani. Dengan kata lain, mereka juga mengolah lahan pertanian untuk menambah penghasilan keluarga. Lebih jelasnya keadaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(42)

No Jenis Mata Pencaharian Hidup

Jumlah ( KK ) Persentase( % )

01. Petani 725 88.73 02. Pegawai Negeri / Swasta 32 3. 92 03. 04. 05. Dagang Buruh Tukang Jumlah 32 5 15 817 3.92 0.61 1,84 100.00 Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.6 Sarana dan Prasarana. 2.6.1 Sarana Angkutan

Walaupun Desa Girsang Merupakan desa kecil yang di kelilingi perbukitan, sarana jalan dan angkutan sudah mulai sangat lancar. Terutama untuk menunjang aktifitas di bidang perdagangan dan pertanian. Girsang merupakan daerah lintsasan Jalan raya propinsi atau termasuk jalur antar lintas sumatera. Hubungan dengan ibukota Kabupaten adalah 48 Km yang dapat ditempuh pulang pergi selama 2 jam. Sedangkan jarak dengan ibukota Propinsi adalah 175 Km ditempuh pulang pergi selama 8 jam. Sarana angkuatan yang digunakan didesa ini adalah seperti, mobil,


(43)

oplet, truk, sepeda motor, dan sepeda lereng. Sarana angkutan di desa girsang dapat kita lihat dalam table berikut ini :

TABEL VI JUMLAH DAN JENIS KENDARAAN DI KELURAHAN GIRSANG

N0 Jenis Kendaraan Jumlah Persen

1 Mobil 10 15

2 Oplet 10 15

3 Bus 3 0,5

4 Truk 4 0,5

5 Sepeda Motor 22 30

6 Sepeda Lereng 20 30

Jumlah 69 100

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.6.2 Sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan yang ada di desa girsang adalah Berupa satu buah mesjid, dan enam buah gereja. Walaupun mayoritas penduduk beragama Kristen protestan, toleransi beragama tetap terjaga. Hal ini dapat dilihat dari pada saat diantara agama yang berbeda saling mengadakan syukuran atau pesta tertentu, mereka saling menghormati.

2.6.3 Sarana Kesehatan


(44)

ini dikelola oleh seorang Bidan Desa (Bindes). Disinilah kebanyakan penduduk akan memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk jenis penyakit ringan seperti demam, batuk, flu, dan sebagainya. Terutama sebagai tempat untuk memperoleh pelayanan persalinan bagi ibu-ibu yang hendak melahirkan.. Menurut data yang ada di kantor kelurahan girsang sarana kesehatan yang tersedia dapat kita lihat dalam table berikut ini :

TABEL. VII SARANA KESEHATAN

No Jenis Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Posyandu 1

3 Dokter 1

4 Bidan 2


(45)

Jumlah 6 Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

Puskesmas yang ada di desa girsang diharapkan dapat sedia untuk mengantisipasi keadaan-keadaan masyarakat yang sering terjadi.

2.6.4 Sarana Komunikasi.

Sarana Komunikasi Seperti Media Massa dapat dikatakan sudah cukup lumayan masuk ke desa ini, namun media elektronik belum spenuhnya dinikmati oleh masyarakat setempat dan hanya sebagian saja yang memiliki TV parabola, yang bisa menunjang informasi yang di dapat di daerah ini. Alat komunikasi yang digunakan di daerah ini sudah mulai banyak seperti penggunaan telepon rumah, namun yang paling banyak dinikamti masyarakat ini adalah handphone seluler karena penggunaannya sangat murah dan gampang di ketahui oleh masyarakat. Berikut kita lihat sarana komunikasi yang ada di Kelurahan girsang :

TABEL. VIII SARANA KOMUNIKASI DI KELURAHAN GIRSANG

No Jenis Sarana Jumlah

1 Telepon / Hand phone selular 256

2 Televisi / Parabola 167

3 Media Massa 50

Jumlah 473


(46)

Sarana olah raga dan rekreasi di desa ini adalah terdapat sebuah lapangan bola kaki dan sebuah lapangan bola volley, dan sarana rekreasi terdapat sebuah air terjun halambingan yang alami dan dingin yang bersumber dari kaki kaki gunung simanuk– manuk, yang merupakann salah satu objek perkemahan dan perkumpulan bagi anak-anak remaja dan kaum orang yang telah memiliki pasangann masing-masing dan bagi orang berkeluarga yang mau menikmati air terjun.desa girsang.

2.7 Sistim Kemasyarakatan 2.7.1 Sistim Kekerabatan

Sebagaimana orang Batak Toba umumnya, system kekerabatan adalah Patrilineal yaitu menghitung garis keturunan menurut garis ayah. Sebagai contoh dalam masyarakat Batak Toba yang diatur menurut system Patrilineal adalah marga. Seorang anak yang dilahirkan akan membawa nama marga ayahnya, bukan ibunya. Dan wanita yang menikah akan membawa nama marga suaminya.

Marga digunakan orang Batak Toba untuk mengetahui hubungan kerabat dan bagaimana cara untuk bertegur sapa.minat yang dimiliki oleh setiap orang Batak Toba terhadap asal-usul masing-masing, terungkap dalam umpama :

“Jolo tiniptip Sangkar asa bahen huru-huruan Jolo sinungkun marga asa binoto Partuturan”. Yang artinya :

“Untuk membuat sangkar burung orang harus

Memotong gelagah, untuk tahu hubungan kerabatnya, Orang harus menanya marganya”.

Orang Batak Toba yang baru berkenalan berusaha untuk mengetahui bagaimana letak “partuturon” (Silsilah kekerabatan) baru kemudian bersikap dan bertingkah laku menurut hubungan kekerabatan itu.


(47)

Dengan marga juga diatur mengenai perkawinan, dalam masyarakat ini dikenal dengan adanya exogami marga. Orang Batak Toba dilarang mencari jodoh diantara semua orang yang mempunyai marga yang sama. Perkawinan yang dianggap ideal adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya perempuan saudara laki-laki inangnya (paribannya). Tetapi untuk masyarakat Batak Toba di Desa Girsang, hal itu tidak berlaku lagi. Orangtua memberikan kebebasan bagi anak-anaknya untuk memilih jodohnya sendiri.

Orang Batak Toba di desa girsang sangat taat terhadap “Paradaton”(hal-hal yang menyangkut adapt-istiadat), terlihatnya dengan kerapnya dilaksanakan aktifitas-aktifitas adapt dalam peristiwa-peristiwa penting seperti perkawinan, bencana, kematian, mendirikan rumah dan peristiwa lainnya. Dalam aktifitas-aktifitas adat terlihat dengan jelas adat “Dalihan na tolu” yang menjadi prinsip hidup orang batak. Dalam adapt dalihan na tolu akan tampak hak dan kewajibab masing-masing pihak yang terlibat dalam aktifitas adat. Secara etimologi dalihan na tolu berarti “tunggu yang tiga” yang berarti dalam aktifitas adapt ada tiga kelompok kerabat yaitu hula-hula, dongan sabutuha dan boru yang mempunyai hubungan khusus dengan orang yang menyelenggarakan pesta yaitu “suhut”. Ungkapan dalihan na tolu ini mengandung pengertian bahwa masyarakat Batak Toba dipandang sebagai sebuah kuali (Belanga). Sedangkan dalihan na tolu adalah tiga batu tungku yang mendukung kuali tersebut sehingga padanya terdapat keseimbangan. Masyarakat


(48)

dongan sabutuha, dan boru. Setiap kelompok kerabat mempunyai peranan dan kegiatan-kegiatan sendiri seperti menurut siahaan yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1982 : 127). Pepatah Batak dalam kaitan dalihan na tolu mengatakan :

“Somba marhula-hula,manta mardongan tubu, elek marboru”. Yang artinya :

“Menaruh hormat (sembah) kepada hula-hula, Bersikap hat-hati terhadap teman semarga, Berlaku sayang kepada boru”.

Landasan kognitif dan landasan normatif dari setiap fungsi kedudukan dalihan na tolu dapat dilihat dalam umpama Batak berikut ini :

Untuk hula-hula : “Hula-hula bona ni ari, tinongos ni ompunta mula jadi, Mula jadi, Sisabuton marulak noli Si sombaon di rim ni Tahi, hula-hula mataniari binsar, sipanumbak do tondina Sipamuai ia sahalana dinasa pomparanna”.

Ungkapan diatas mengisyaratkan bahwa hula-hula adalah cahaya matahari yang diutus yang kuasa memberi pengayoman kepada roh setiap borunya.

untuk dongan sabutuha : “Ansimun sada holbung, pege sangkarimbang Manimbang rap tu toru mangangkat rap tu ginjang”. Ungkapan untuk dongan sabutuha ini mengisyaratkan kebersamaan untuk menangung duka dan derita,ringan sama dijinjing berat sama dipikul.

untuk boru : “Siporsan na dokdok, sialap na dao naso mabiar diari golap. Siboan indahan na so bari si boan tuak na so mansom”. Umpama untuk boru ini mengisyaratkan kesediaan untuk melakukan segala pengorbanan demi hula-hulanya. Inilah semua inti gagasan dalihan na tolu. Kedudukan seseorang dalam dalihan na tolu tidaklah bersifat tetap. Dalam suatu aktivitas adapt dia bisa menjadihula-hula dan pada kesempatan lain bisa menjadi boru, tergantung pada hubungannya dengan orang yang mengadakan pesta.


(49)

Seperti sistem kekerabatan, prinsip patrilineal mempengaruhi juga kelompok-kelompok kekerabatan. Kelompok kekerabatan yang terkecil di daerah ini adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum kawin. Anak yang lahir membawa marga ayahnya. Keluarga inti ini biasanya sekaligus menjadi suatu rumahtangga. Karena anak yang sudah kawin memisahkan diri dari orangtua dan mengurus ekonominya sendiri (Manjae), sehingga bentuk keluarga luas sudah jarang dijumpai di desa girsang. Hanya kadangkala ditemui orangtua yang tinggal bersama anaknya karena tidak mampu lagi mengurus dirinya sendiri.

Kelompok kekerabatan ada yang berupa klen besar yaitu kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan sejenis ialah keturunan pria maupun wanita (Koentjaraningrat 1990 : 126). Dalam hal ini adalah keturunan pria (Patrilineal). Contoh klen besar seperti yang disebutkan sebelumnya yaitu marga. Disini dijumpai kelompok kekerabatan berdasarkan marga, seperti kelompok parna dohot boruna, sinaga dohot buruna dan lain-lain. Kelompok ini aktif apabila ada kejadian penting dalam kehidupan anggota-anggotanya. Untuk mengeratkan hubungan sesama anggota biasanya diadakan arisan sekali dalam satu bulan.

Disamping kelompok kekerabatan ini, di desa girsang juga terdapat organisasi sosial yang merupakan institusi modrn dalam rangka melancarkan aktivitas hidup bermasyarakat. Organisasi itu adalah organisasi keagamaan, pendidikan, kesehatan, olahraga dan organisasi lainnya.


(50)

Sistim kepemimpinan terdiri dari pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin informal adaalah pengetua adapt yang hanya berfungsi pada saat adanya aktivitas-aktivitas adapt. Sedangkan pemimpin formal adalah lurah dan perangkat pemerintahan lainnya seperti LMD (Lembaga Masyarakat Desa), dan LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa).

BAB III

Kesehatan Masyarakat, Gizi Dan Pola Makan Anak Balita

3.1. Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Kesehatan masyarakat dapat juga di denifisikan sebagai kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah


(51)

penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).

Tubuh sehat adalah keinginan dari semua lapisan masyarakat terutama kesehatan anak yang merupakan potensi sumber daya instansi pembangunan nasional.anak dimulai sedini mungkin agar dapat berpartisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sangat diharapkan menjadi manusia yang berkualitas, cerdas, aktif, kreatif, dan mandiri serta diharapkan memiliki akses terhadap berbagai sumber daya dan fasilitas sosial di masa yang akan dating untuk memenuhi kebutuhan pangan akan gizi.

3.2. Pengertian Gizi

Gizi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkingan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut di kenal dengan istilah nutrient ( unsur gizi ).

Menurut Almatsier (2002:3) pengetahuan gizi adalah segala sesuatu yang diketahui tentang makanan dalah hubungannya dengan kesehatan yang optimal Jadi yang dimaksud dengan pengetahuan gizi adalah semua yang diketahui oleh seseorang/sekelompok orang hubungannya dengan zat makanan yang berguna untuk proses pertumbuhan tubuh dan aktifitas kerja manusia. Pengetahuan gizi perlu dimiliki oleh semua orang termasuk didalamnya adalah ibu rumah tangga.


(52)

lebih baik. Dengan demikian keluarga itupun kesehatannya terjamin, pertumbuhan anak balitanya dapat lebih baik dan produktivitas kerja meningkat. Tingkat pengetahuan gizi dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan walaupun hal ini tidak mutlak karena belum tentu orang yang tingkat pendidikannya rendah tidak mampu menyediakan/menyelenggarakan pola konsumsi makan yang baik dibanding dengan orang yang tingkat pendidikannya tinggi. Bisa jadi orang yang berpendidikan rendah rajin membaca buku, menonton TV atau rajin mendatangi penyuluhan gizi akan lebih mampu menyelenggarakan pola konsumsi makan yang lebih baik, hanya saja tingkat pendidikan seseorang memudahkan seseorang untuk menyerap pengetahuan gizi Sajogyo (1994:263) mengatakan bahwa indikator seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi tinggi adalah seseorang yang memahami dan mengerti:

1) Sumbangan yang diberikan oleh berbagai macam pangan untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia, yang dimaksud dengan sumbangan disini adalah kandungan zat gizi apa saja yang terkandung di dalam bahan makanan yang dikonsumsi oleh tubuh manusia, misalnya karbohidrat, protein, lemak mineral, air, vitamin. Dengan memahami hal tersebut seseorang akan mampu memilih bahan makanan yang mengandung gizi tinggi.

2) Makanan khusus yang diberikan selama beberapa periode lingkaran hidup. Kebutuhan gizi setiap orang tidaklah sama, setiap orang mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda sesuai dengan usia, aktivitas, jenis kelamin ataupun jenis diet yang sedang dijalani. Jadi seseorang yang tingkat pengetahuannya tinggi tentunya dapat


(53)

memahami berapa kebutuhan gizi anggota keluarganya dengan mempertimbangkan usia, aktivitas, jenis kelamin.

3) Penyesuaian dan penggunaan sumber daya yang ada untuk menyediakan pangan yang cukup dan dapat diterima oleh masyarakat. Kondisi ekonomi yang sulit dimana terjadi kenaikan harga bahan makanan yang tinggi bisa jadi tidak berpengaruh bagi orang-orang yang tingkat pengetahuan gizinya tinggi, karena dengan pengetahuan itu ia dapat memilih bahan makanan yang harganya terjangkau tetapi mempunyai kandungan gizi yang tinggi.

3.3. Gizi Dan Pola Makan Anak Balita

Dalam kehidupan manusia sehari-hari orang tidak terlepas dari makananan karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk:

a).Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.

b) Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.

c). Mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Agar makanan dapat berfungsi seperti ini, maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat ini disebut dengan


(54)

Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang di kaitkan dengan kesehatan ini disebut dengan ilmu gizi. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi ialah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejakditelan sampai di ubah menjadi bagian tubuh dan energi serta di ekresikan sebagai sisa-sisa.Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan,tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang di perlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini di kelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa tidak dapat lepas dari faktor pangan (gizi), kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi, dan jasa pelayanan sosial lainnya, dari sekian banyak faktor tersebut, unsur gizi termasuk pemegang peranan penting. Seseorang kekurangan gizi termasuk di dalamnya kelompok rawan gizi bayi, balita, dan anak tidak akan bisa hidup sehat dan berumur panjang, karena yang bersangkutan akan mudah terkena infeksi dan jatuh sakit ( purwoko, 1999: 22-23).

Peningkatan dan perbaikan gizi memerlukan perbaikan ekonomi, sosial, dan lainnya. Dalam masa sekarang ini, terjadinya krisis ekonomi di Indonesia akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat, dimana pendapatan masyarakat tetap namun harga-harga kebutuhan pokok semakin meningkat, serta tidak sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan dalam memenuhi hidupnya.

Sejak tahun 1985 kegiatan perbaikan gizi berupa penimbngan bayi, balita, pemberian makanan tambahan, penyuluhan gizi, suplementasi vitamin A dan zat besi,


(55)

serta pemberian oralit yang telah dilaksanakan pemerintah secara terpadu di posyandu-posyandu yang ada. Upaya ini mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak dalam rangka meningkatkan peran serta kelangsungan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (http///www.gizi.net). posyandu yang merupakan perpanjangan dari puskesmas memberikan pelayanan yakni pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat bayi dan balita.

Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menekan angka kematian bayi telah berhasil, namun perkembangn lebih lanjut ternyata menuntut indicator yang lebih luas. Upaya peningkatan gizi balita tidak hanya sekadar untuk menekan angka kematian anak balita, tetapi telah membangun kulitas hidup Indonesia di masa yang akan mendatang. Peran gizi sangat diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik, mental, dan intelektualnya.

3.4. Pemberian Makanan dan Gizi pada Anak Balita

Makanan merupakan hal yang terpenting bagi proses perkembangan dan kemajuan pada anak agar dapat tumbuh dan besar. Makanan yang bagaimana seharunya yang di berikan oleh ibu kepada anak. Dibawah ini merupakan anjuran makanan untuk balita mulai dari lahir hingga berumur lima tahun.

1. Makanan Anak sejak Lahir Sampai Usia Empat Bulan.

Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat di pengaruhi oleh keadaan gizi ibu selama hamil. Ibu yang selama hamilnya menderita gangguan gizi selain akan


(56)

susu ibu ( ASI ) merupakan makanan yang paling utama. Manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh ASI. Kebaikan dan mutu yang tinggi dari ASi akan menjadi relative tidak berarti apabila jumlah ASI yang dapat dihasilkan ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi juga akan menderita gangguan gizi.

ASI cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukan, selama ASI itu keluar secara normal, jadi dapat memenuhi kebutuhan bayi itu akan unsure-unsur gizi. ASI juga merupakan badan-badan inti yang berasal dari ibu, sehingga dapat mempertahankan bayi ini dari berbagaijenis penyakit. Karena ASI sedikit sekali berhubungan dengan udara luar, maka kemungkinan masuknya bakteri akan sangat sedikit. Dan yang praktis dari ASI ibu tidak perlu repot untuk memasak atau mengolah lebih dahulu, karena ASI siap saji kapan saja anak butuh.

2. Makanan Anak Lima Bulan Sampai Delapan Bulan

Sampai usia lima bulan masih dapat dijamin keperluannya akan seluruh unsure gizi yang diperoleh dari air susu ibunya. Akan tetapi, dengan bertambahnya usia bayi itu, akan bertambah pula unsur gizi yang dibutuhkannya, maka sudah perlu diberikan makanan tambahan disamping ASI. Berbagai jenis makanan tambahan dapat diberikan kepada anak, sekarang tergantung pada kemampuan ekonomi keluarga masing-masing. Makanan tambahan dapat berupa nasi tim atau bubur.


(57)

Usia antara 9 bulan sampai usia 2 tahun merupakan usia kritis dalam kehidupan anak dan pada kelompok usia KKP paling banyak ditemukan antara lain sebagai berikut :

a. Produk ASI menurun secara drastis terutama bayi mencapai umur 1 tahun.karena ada keseganan ibu terhadap anaknya.

b. Anak sangat terbuka dengan berbagai penyakit.

c. Penghasilan keluarga yang sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan keluarga untuk memeberikan bahan makanan sumber protein secara teratur. 4. Makanan Anak Usia 3 Tahun Sampai 5 Tahun

Makanan anak usia 3 tahun sampai 5 tahun, tetap sama dengan makanan sebelumnya. Terutama protein dan vitamin A, disamping kalori dalam jumlah yang cukup. Anak-anak dalam usia ini sudah dapat lebih banyak dikenalkan dengan makanan yang disajikan untuk keluarga. Bahan-bahan makanan seperti tahu, tempe, dan sayuran dapat diberikan sejak anak melewati usia 1 tahun.

Apabila tidak terpenuhinya gizi dalam tubuh anak balita maka akan menyebabkan gangguan gizi. Ada beberapa hal yang menyebabkan gangguan gizi adalah karena tidak sesuainya jumlah zat gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Gizi yang buruk menyebabkan mudahnya terjadinya infeksi karena daya tubuh menurun, sebaliknya, penyakit infeksi sering menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan zat gizi sedangkan nafsu makan biasanya menurun dan


(58)

Pola adalah gambaran atau cocok. Pola makan anak balita adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan tiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu. Ketetapan pola makanan ini erat hubungannya dengan status gizi. Kebutuhan kalori untuk setiap orang berbeda-beda. Hal ini dipangaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin dan pekerjaan. Secara umum pola makan seseorang adalah tiga kali sehari yaitu sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Namun demikian seseorang cenderung dalam keseharian tidak hanya makan untuk sarapan pagi, makan siang dan makan malam saja, melainkan sering makanan tambahan seperti jajanan.

Makanan adalah sumber gizi utama yang dibutuhkan oleh tubuh kita yang secara khusus mempunyai fungsi biologis. Makanan yang terdiri dari berbagai unsure ( Protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air ) di dalam tubuh mempunyai tiga fungsi utama yaitu disebut dengan “Triguna Makanan” yaitu sebagai zat pembagun, sebagai sumber tenaga dan sebagai zat pengatur. Ketiga fungsi makanan ini harus ada dalam tubuh kita, karena itu kita harus mengkomsumsi zat gizi setiap hari. Pola makanan balita dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

- pengenalan jenis makanan. - Kebiasan makan dalam keluarga. - Pengetahuan ibu tentang gizi. - Pekerjaan orangtua.


(59)

- Pendidikan orangtua. - Pendapatan orangtua.

- Jumlah tanggungan orangtua.

Tiap jenis makanan memiliki peranan masing-masing di dalam menyeimbangkan masukan zat gizi hari. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbulkurang keseimbangan antara masukan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Tubuh manusia memerlukan zat gizi atau zat makanan untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehar-hari, untuk memelihara proses tubuh dan untuk tumbuh dan berkembang khususnya yang masih dalam pertumbuhan oleh karena itu anak balita memerlukan berbagai macam makanan untuk menjamin agar semua zat makanan yang diperlukan tubuh dapat dipenuhi dalam jumlah yang mencukupi. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup anak balita memerlukan lima kelompok zat gizi ( lemak, protein, karbohidrat, mineral dan air dalam jumlah yang cukupdan tidak berlebihan dan tidak kekurangan ).

Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama balita. Tanpa makanan balita tidak dapat tumbuh, berkembang dan hidup.


(60)

Anak berusia 1-5 tahun merupakan konsumen pasif, dimana makanan yang dimakan anak hanya sebatas makanan tumbuhan disamping ASI atau tergantung pada apa yang disediakan oleh orang tuanya yang memang sudah dianggap dapat memenuhi gizi anak, sehingga peranan orang tua dalam menentukan makanan yang bergizi lengkap dan seimbang. Pada usia ini, rasa ingin tahu anak juga sanga tinggi sehingga para ibu memiliki kesempatan untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan yang beraneka ragam yang dapat dikonsumsi oleh balita. Setelah anak mencapai usia 5 tahun, makanan padat sudah dapat diberikan karena dengan bertambahnya umur maka kebutuhan zat gizi akan semakin meningkat.

Pengetahuan ibu juga sangat diperlukan dalam mengolah makanan untuk anak balita. Pada masa balita umumnya anak balita mempunyai selera makan yang bergelombang dan cenderung memilih. Mereka lebih cenderung lebih suka memakan makanan yang disukainya, untuk itu ibu harus pintar berkreasi dalam menyusun menu makanan agar menarik perhatian anak.

Berbagai faktor yang mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut :


(61)

Penghasilan keluarga atau orang tua akan menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. Pengetahuan tentang kadar zat gizi dalam berbagai bahan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu dalam memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi. Pemanfaatan sumber daya keluarga secara baik dan berdaya guna akan dapat membantu keluarga sehingga keluarga yang berpenghasilan terbatas mampu menghidangkan makanan yang cukup memenuhi syarat gizi bagi anggota keluarga khususnya bagia anak balita.

2. Kesibukan Orang tua

Kesibukan yang terjadi pada orang tua yang ada di desa Batunadua telah menjadikan anak-anak merkeka kurang perhatian, sebab dalam menafkahi keluarga mereka yang kesehariannya bukanlah seorang pegawai ataupun yang berwiraswasta serta yang memiliki pendapatan yang tetap telah menjadikan mereka melakukan aktifitas ke sawah yaitu dari jam 07.00 WIB pagi hingga pukul 18.00 WIB sore, dimana keadaan mereka saat pulang ke rumah sudah dalam kondisi capek dan letih hinga untuk menanyakan apakah anak-anak mereka sudah makan apa belum tidak akan pernah sempat melainkan mereka langsung menuju kamar untuk istirahat karena dengan melihat keadaan mereka yang sudah keseharian memeras keringat dan telah menghabiskan tenaga mereka di sawah.


(62)

tepat untuk mereka berikan kepada anak-anaknya disamping waktu mereka yang tidak sempat untuk memperhatikan jadwal makan anak-anaknya. Pengetahuan orang tua yang kurang tentang gizi sangatlah berpengaruh dalam memberikan asupan kadar gizi yang benar terhadap anak balita. Karena pengetahuan yang mereka miliki sangatlah terbatas hingga mereka sering mem berikan makanan tambahan ataupun susu yang kadar gizinya rendah dan yang paling murah dan terkadang tidak memperhatikan tanggal berlakunya barang yang mereka beli.

4. Kondisi ekonomi keluarga yang sulit

Faktor ini cukup banyak mempengaruhi, karena jika anak sudah jarang makan, maka otomatis mereka akan kekurangan gizi, selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus dirawat. Misalnya penyakit jantung dan paru-paru bawaan.

5. Pendapatan keluarga

Pada umumnya jika tingkat pendapatan naik jumlah dan jenis makanan cenderung untuk membaik juga tetapi mutu makanan tidak selalu membaik (Suhardjo dkk, 1986:25). Anak-anak yang tumbuh dalam satu keluarga miskin adalah paling rentan terhadap kurang gizi dia antara seluruha anggota keluarga dan anak paling kecil biasanya paling terpengaruh oleh kekurangan pangan. Jumlah keluarga juga mempengaruhi keadaan gizi. Dimana dengan pendapatan keluarga harus dapat memenuhi pangan bagi semua anak-anaknya. Sumber pangan keluarga, terutama mereka yang sangat miskin, akan lebih memenuhi kebutuhan makanannya jika harus diberi makanan dalam jumlah yang kecil. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga


(63)

yang besar mungkin cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut, tetapi tidak cukup untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga besar tersebut. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Sjahmien Moehji, 2002: 6). Seorang ibu dapat memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi. Bahan makanan tersebut seperti tempe atau tahu yang mengandung protein dengan harga yang terjangkau.

6. Praktik Pemberian Makanan

Menurut Dina Agoes Sulistijani dan Maria Poppy Herlianty (2003: 31) semakin bertambah usia anak makin bertambah pula kebutuhan makannya, secara kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhannya tidak cukup dengan susu saja. Saat berusia 1-2 tahun perlu diperkenalkan pola makanan dewasa secara bertahap. Disamping itu anak pada usia 1-2 tahun sudah menjadi masa penyapihan. Anak disebut konsumen pasif karena sangat tergantung pada pengaturan ibunya. Pengaturan makanan anak usia dibawah lima tahun mencakup aspek pokok yaitu: 1) Pemanfaatan ASI secara tepat dan benar

2) Pemberian makanan pendamping ASI dan makanan sapihan serta makanan setelah usia setahun (Sjahmien Moehji, 2003: 29). Pola makanan yang diberikan yaitu menu seimbang sehari-hari, sumber zat tenaga, sumber zat pembangun, dan


(64)

2). Dua kali makanan selingan (di antara dua kali makanan utama). 7. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan makanan yang berlebihan terhadap jenis makanan tetentu yang disebut sebagai Faddisme makanan, mengakibatkan kurang bervariasinya makanan dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperdulikan semua zat giji yang diperlukan sehingga dapat menyababkan giji buruk pada anak.

8. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai di pedesaan seperti larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya .

9. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Makanan yang bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti, genjer, daun turi, vitamin A, protein, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi.

10. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut mempengruhi. Dengan demikian, perhatian si ibu untuk si kakak sudah tersita dengan keberadaan adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak diperhatikan makanannya.


(65)

Oleh karena itu akhirnya si kakak menjadi kurang gizi. “Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya sendiri, terutama untuk makan

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sudah hamil lagi, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik padahal anak yang berusia di bawah dua tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan, kesehatan, maupun kasih sayang.

11. Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan dan status gizi anak sehingga terhindar dari kematian dini dan mutu fisik yang rendah (Arianton Aritonang, 2003: 15). Peran pelayanan kesehatan telah lama diadakan untuk memperbaiki status gizi. Pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan dengan adanya penanganan yang cepat terhadap masalah kesehatan terutama masalah gizi. Pelayanan yang selalu siap dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dengan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan masyarakat akan terpenuhi. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu kegiatan posyandu yang dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita dengan penimbangan berat badan (BB) secara rutin setiap bulan.


(66)

b. Berat badan bayi tidak diawasi secara teratur dan terus menerus sehingga tidak dapat diketahui apakah makanan bayi cukup atau tidak.

c. Bayi diberi tambahan makanan yang mutu gizinya tidak baik atau bahkan sudah kedaluarsa.

d. Produk ASI terhenti karena berbagai sebab dan kepada anak diberikan makanan pengganti yang tidak memenuhi syarat gizi.

e. Daya kekebalan tubuh anak sudah mulai menurun sedangkan anak semakin terbuka terhadap penyakit infeksi.

Tanda-tanda kurang gizi menurut Sjahmien Moehji,( 2003: 29) adalah: a) Rambut, bila rambut kurang bercahaya, kusam dan kering, mudah

rontok, tipis dan jarang.

b) Wajah, terjadinya pengeringan selaput mata, wajah menonjol keluar dan pengeringan kornea.

c) Bibir, adanya luka yang menyebar di bibir, adanya pembengkakan pada mulut saat keadaan iklim dingin.

3.5. Pengukuran Status Gizi Masyarakat

Indikator yang dipergunakan untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita. Pada umumnya peneliti cenderung mengacu pada Standard Harvard dengan berbagai modifikasi. Di bawah ini akan diuraikan 3 macam


(67)

pengukuran status gizi yang sering dipergunakan dibidang gizi masyarakat serta klasifikasinya.

a. Dilihat dari Berat Badan Menurut Umur

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak, misalnya terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikomsumsi, dalam normal berat badan akan berkembang mengikuti pertambahan umur. Klasifikasi untuk berta badan menurut umur yang diklsifikasikan secara standar Harvard :

1. Gizi baik,adalah apabila berat badan balita menurut umurnya lebih dari 89% standard Harvard.

2. Gizi kurang, adalah berta badan balita menurut umur berada diantara 60,1 % - 80 % standard Harvard.

3. Gizi buruk, adalah apabila berat badan balita menurut umurna 60% atau kurang dari standard Harvard.

b. Tinggi Badan Menurut Umur.

Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan, pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif sensitifterhadap masalah kekurangangizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defesiensi zat gizi akan nampak dalam waktu yang


(68)

juga menggunakan modifikasi Standard Harvard, dengan klasifikasi adalah sebagai berikut :

1. Gizi baik, adalah apabila panjang /tinggi badan menurut umurnya lebih dari 80% dari standard Harvard.

2. Gizi kurang, adalah apabila panjang / tinggi badan balita menurut umurnya berada diantara 70,1% - 80% Standard Harvard.

3. Gizi buruk, adalah apabila panjang / tinggi badan balita menurut umurnya 70% atau kurang dari standard Harvard.

c. Berat Badan Menurut Tinggi.

Pengukuran berat badan menurut tinggi badan diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standard Harvard. Klasifikasi pengukuran berat badan ini adalah :

1. Gizi baik, adalah apabila berat badan balita menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standard Harvard.

2. Gizi kurang, adalah berat badan balita menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1% - 90% Standard Harvard.

3. Gizi buruk, adalah berat badab balita menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standard Harvard.

3.6. Fungsi Gizi Pada Anak Balita 1). Karbohidrat atau hidrat Arang


(69)

Karbohidrat merupakan zat gizi utama sebagai sumber energi bagi tubuh. Terpenuhinya kebutuhan tubuh akan karbohidrat akan menentukan jumlah energi yang tersedia bagi tubuh setiap hari. Hidrat arang merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Kira-kira 80% dari kalori yang didapat tubuh manusia (terutama untuk bangsa-bangsa di Asia Tenggara) berasal dari hidrat arang. Hidrat arang terutama terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti beras, gandum, dan umbi- umbian, yang terdiri dari tiga macam unsur,yaitu karbon, oksigen, dan hidrogen (Sjahmien Moehji, 2002: 11). Karbohidrat dalam makanan sangat penting bagi kehidupan manusia karena mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai sumber energi, sebagai sparing action dari protein, untuk membentuk volume makanan dan membantu cadangan energi dalam tubuh(Sjahmien Moehji, 2002: 14).

Tabel. I. Makanan Pokok

Keterangan Kadar kalori Kadar protein Kadar hidrat

Beras 350 Kalori 8,0 gram 73 gram

Jagung 320 Kalori 8,0 gram 63 gram

Ubi kayu basah 136 gram 1,2 gram 32 gram


(70)

Ketela rambat 125 gram 1,8 gram 28 gram

Toti tawar 227 gram 8,0 gram 46 gram

Kentang 85 Kalori 2,0 gram 19 gram

sagu 341 Kalori 8,0 gram 85 gram

Sumber : Ilmu Gizi, moehji. 1986

Berdasarkan jumlah atau kadar hidrat arang yang terdapat dalam masing- masing bahan makanan ini, maka sumber hidrat arang dapat kita golongkan ke dalam dua golongan, yaitu :

a. Bahan makanan sumber hidrat arang dari jenis padi-padian termasuk beras, gandum, jagung, cantel, dan sebagainya.

b. Bahan-bahan makanan sumber hidrat arang yang berasal dari jenis umbi-umbian seperti kentang, singkong, ubi, dan lain-lain. Golongan pertama kadar hidrat arangnya lebih banyak jika dibandingkan dengan golongan kedua (Sjahmien Moehji, 2002: 18). 2). Protein atau zat putih telur

Protein merupakan bahan utama dalam pembentukan sel jaringan, baik, jaringan tubuh tumbuh-tumbuhan maupun tubuh manusia dan hewan. Guna protein bagi manusia adalah sebagai berikut :

a. Untuk membangun sel jaringan tubuh.

b. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak.


(1)

Foto Dukumentasi

Gbr I: Tiga Orang Anak Kurang Diperhatikan Oleh Keluarganya Di Desa Girsang.

Gbr II: Dua Oang Kakak Beradik Lagi Makan Bersama Tanpa Ditemanin Orang Tuanya.


(2)

Gbr III: Seorang Anak Makan Tanpa Dibantu Oleh Ibunya


(3)

PEDOMAN WAWANCARA ( INTERVIEW GUIDE )

1. Bagaimana Cara Saudara Memberikan Makanan Yang Baik Pada Anak Balita?

2. Apakah Ada Dampak Anak Balita Saudara Jika Saudara Bekerja Diluar Rumah?

3. Makanan -makanan Apa Saja yang anda komsumsi,dan Makanan Apa Saja Yang Saudara Berikan Pada Anak Anda?

4. Sejak Umur Berapa Tahun Anda Memberikan Susu Kaleng Pada Anak Saudara?

5. Apakah Yang Dilakukan Anak Saudara jika Saudara bekerja diluar rumah? 6. Adakah dalam keluarga anda untuk membagi tugas dalam pengasuhan anak

anda?

7. Berapa Jumlah Makanan yang dikonsumsi anak balita anda Setiap Hari? 8. Berapa Lamahkah Anda bertani setiap hari?

9. Adakah makanan tambahan yang dikonsumsi anak balita anda selain makanan yang anda berikan?


(4)

Lampiran

Daftar Informan

1. Nama : Muller Sinaga Pekerjaan : Lurah Girsang

Alamat : Jln Oppung ranjau Sinaga (Girsang I) Umur : 48 Tahun

2. Nama : Berman Girsang Pekerjaan : Petani Sawah

Alamat : Jln. Lapangan Bola Kaki (Girsang II) Umur : 45 Tahun

3. Nama : Mangapul Sinaga Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jln Bonan Dolok (Girsang II) Umur : 45 Tahun

4 Nama : Manusun Purba Pekerjaan : Mantan Lurah Girsang

Alamat : Jln Lapangan Bola Kaki (Girsang II) Umur : 49 Tahun

5. Nama : Rosannah Br Saragih Pekerjaan : Petani Jagung Dan Kopi

Alamat : Jln Lapangan Bola Kaki (Girsang II Masuk Dalam) Umur : 34 Tahun


(5)

6. Nama : Sahat Sinaga Pekerjaan : Petani Kopi Ateng

Alamat : Jln Anggarrajim Girsang I Umur : 45 Tahun

7. Nama : Romian Sinaga

Pekerjaan : Berjualan Warung Kopi

Alamat : Jln Simpng Sisera-sera Girsang I Umur : 39 Tahun

8. Nama : Midian Sihombing Pekerjaan : Jualan Mie Bakmie Alamat : Jln Anggarrajim Girsang I Umur : 46 Tahun

9. Nama : Marlintong Tampubolon Pekerjaan : Hotel Parapat

Alamat : Jln Girsang I Umur : 48 Tahun

10. Nama : Mindo Br Sagala Pekerjaan : Petani

Alamat : Jln Anggarrajim Girsang I Umur : 35 Tahun


(6)