Pembelajaran IPA Terpadu TINJAUAN PUSTAKA

b. Komponen kebahasaan 1 Sesuai tingkat perkembangan siswa; 2 Komunikatif dan interaktif; 3 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia; dan 4 Penggunaan istilah dan simbollambang. c. Komponen penyajian pembelajaran 1 Teknik penyajian; dan 2 Pendukung penyajian materi. d. Komponen kegrafikan 1 Kesesuaian ukuran font; 2 Layout dan tata letak; 3 Desain tampilan; dan 4 Keterbacaan. Berdasarkan uraian di atas, LKS yang dikembangkan oleh peneliti berupa LKS IPA Terpadu. Pada LKS tersebut diberi beberapa permainan edukatif yang lebih merangsang siswa untuk aktif saat pembelajaran. Sistem penilaian kelayakan LKS yang dikembangkan oleh peneliti akan dinilai oleh beberapa ahli yang memberikan penilaian berdasarkan instrumen penilaian kelayakan menurut BSNP yang sudah dimodifikasi oleh peneliti.

2.2 Pembelajaran IPA Terpadu

Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi disebutkan bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Hal senada pun diungkapkan oleh Wiyanto 2008 yang mengemukakan bahwa IPA dikembangkan oleh manusia dengan tujuan untuk memahami gejala alam. Adanya gejala alam dan rasa keingintahuan, mendorong ilmuwan untuk melakukan proses penyelidikan ilmiah sehingga ditemukan suatu konsep, prinsip, teori, dan hukum. Jadi, disimpulkan bahwa IPA diharapkan tidak hanya sekedar transfer pengetahuan hasil temuan para ilmuan, tetapi juga mampu mengembangkan kemampuannya melalui proses ilmiah sehingga dengan kegiatan tersebut dapat mengembangkan keterampilan proses sains. Menurut Trianto 2012, pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan tema, karena dengan penentuan tema akan membantu siswa dalam beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut: a. Siswa yang bekerjasama dengan kelompoknya akan lebih bertanggung jawab, disiplin, dan mandiri. b. Siswa akan lebih mudah mengingat. c. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Alasan pembelajaran terpadu menurut Tim National Council of Educational Research and Training 2006 menyatakan bahwa faktor utama penyebab pembelajaran IPA terpadu yaitu: a. Sains merupakan disiplin ilmu dari berbagai aspek bidang kajian. b. Kurikulum harus menghubungkan pengajaran prinsip ilmiah dengan pengalaman. c. Kurikulum harus menekankan lebih pada proses ilmu daripada produk. d. Kurikulum harus memberikan kesempatan pada siswa untuk mencapai beberapa kompetensi dasar. e. Kurikulum harus memberikan kesempatan para guru untuk menerapkan berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Kekuatanmanfaat dari pembelajaran terpadu menurut Trianto 2012 antara lain: a. Siswa dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep IPA. b. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa. c. Menyajikan penerapanaplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. d. Motivasi belajar siswa dapat diperbaiki dan ditingkatkan. e. Akan terjadi peningkatan kerjasama antara guru bidang kajian yang terkait. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran IPA Terpadu menurut Trianto 2012 antara lain sebagai berikut. a. Aspek guru Guru harus memiliki wawasan yang luas, memiliki kreatifitas yang tinggi, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas serta mengembangkan materi. b. Aspek siswa Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreatifitasnya. c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi. d. Suasana pembelajaran Pembelajaran terpadu cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian yang lain. Pembelajaran IPA terpadu yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model connected. Menurut Hadisubroto dalam Trianto 2012, pembelajaran terpadu model connected adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengkaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya atau mengkaitkan satu konsep dengan konsep lain yang masih saling berhubungan. Pada pembelajaran IPA terpadu model tersebut diharapkan siswa dapat mengetahui adanya konsep-konsep IPA yang masih saling berkaitan meskipun pada lintas bidang studi. Skema keterkaitan materi yang nanti digunakan oleh peneliti disajikan pada gambar berikut. Gambar 2.1 Skema Model Pembelajaran Connected Berdasarkan hasil penelitian Sukmaningtyas 2011 menunjukkan bahwa pembelajaran IPA terpadu model connected pada materi sistem pencernaan pada manusia, zat aditif pada makanan, serta energi dan perubahannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 80,09 secara klasikal.

2.3 Permainan Edukatif