PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Keju merupakan produk olahan susu yang mulai digemari masyarakat di Indonesia. Semakin tingginya konsumsi keju dan makanan olahan yang menggunakan keju di masyarakat, khususnya oleh ibu-ibu rumah tangga, membuat keju menjadi pilihan tersendiri sebagai makanan yang dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan dalam makanan pokok maupun dalam makanan pelengkap. Diantara banyaknya jenis keju yang digunakan untuk dikonsumsi, keju cheddar merupakan jenis keju yang paling digemari oleh masyarakat di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hariri 1993, keju cheddar merupakan keju yang paling banyak dibeli oleh konsumen keju. Penggunaan keju yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga sering kali tidak habis dipakai. Konsumsi keju yang bersisa dan penggunaan yang tidak setiap hari ini menimbulkan beberapa penurunan mutu terhadap keju yang disimpan untuk digunakan dikemudian hari. Beberapa penurunan mutu yang terjadi diantaranya tidak bisa menjaga keju cheddar dari lingkungan sekitar yang menyebabkan reaksi oksidasi yang membuat warna keju menjadi lebih coklat opak dan mengerasnya keju cheddar karena kontak dengan udara terbuka. Penyimpanan dingin yang biasa digunakan untuk menyimpan keju dengan tujuan dapat menjaga mutu keju cheddar dan memperpanjang umur simpan ternyata masih memiliki kelemahan, diantaranya terjadi penyimpangan aroma pada keju cheddar, hal ini disebabkan oleh lemak pada keju cheddar yang memiliki kemampuan dalam mengabsorpsi aroma yang ada di lingkungan sekitar keju. Penurunan mutu yang terjadi disebabkan oleh jenis kemasan yang digunakan selama ini kurang dapat menjaga mutu keju cheddar yang disimpan. Kurang baiknya sistem penutupan yang dimiliki kemasan keju selama ini diantaranya, kurang rapatnya kemasan sehingga mudah keluar masuknya gas dan uap air yang menyebabkan penurunan mutu keju cheddar karena reaksi oksidasi atau absorpsi aroma disekitar keju cheddar lebih mudah terjadi. Untuk menanggulangi permasalahan ini, diperlukan tempat penyimpanan dan pengemasan agar lebih dapat mempertahankan mutu keju cheddar dari beberapa penurunan mutu yang terjadi. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan kemasan polipropilen rigid. Polipropilen merupakan kemasan yang memiliki densitas rendah dan mudah dibentuk, mempunyai kekuatan tarik yang lebih besar dan lebih kaku dibandingkan polietilen, tidak mudah sobek, permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang, dan tahan terhadap asam, basa dan minyak. Selain itu, kemasan polipropilen rigid juga memiliki beberapa kelebihan lain diantaranya sistem penutupan yang lebih rapat sehingga dapat memberi efek kedap terhadap produk yang disimpan didalamnya dan memiliki kemampuan untuk dapat ditumpuk sehingga dapat mengefektifkan tempat penyimpanan. Dengan demikian, akan lebih baik jika menggunakan kemasan polipropilen rigid untuk menyimpan keju cheddar yang memiliki sifat sensitif terhadap oksidasi, absorbsi dan pengaruh udara luar.

B. TUJUAN

1. Mendapatkan informasi tentang keefektifan kemasan polipropilen rigid jika dibandingkan dengan yang biasa digunakan yaitu kemasan karton gelombang 2. Mendapatkan informasi tentang jenis kemasan dan kondisi penyimpanan terbaik yang dapat digunakan dalam menyimpan produk keju cheddar selama penyimpanan

C. RUANG LINGKUP

Keju cheddar yang digunakan pada penelitian ini adalah keju cheddar olahan Processed Cheddar Cheese yang dibeli di swalayan Ngesti, Bogor. Pada awal perlakuan, keju cheddar dipotong menjadi dua bagian dengan pisau yang telah disterilkan dan disimpan pada dua kemasan yang berbeda yaitu dalam kemasan Polipropilen rigid dengan dimensi 27x13.8x11 cm 3 dan kemasan asli karton gelombang. Penyimpanan dilakukan dalam lemari es bagian chiller dengan suhu 5-10 o C dan suhu ruang selama 1 bulan. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali dan pengambilan contoh uji selama penyimpanan dilakukan seperti yang dilakukan dalam rumah tangga.

II. TINJAUAN PUSTAKA