Pelatihan Dengan Data Testing Pembahasan

Tabel 21. Aturan Data Training Dengan GSR 10 No. Aturan Akurasi Laplace 1 IF Kelembaban udara tinggi basah 75 and Penyinaran matahari sedang 35 - 70 and Curah hujan rendah 5-20mm Then Merah 0.71 2 IF Temperatur sedang 24 o C – 27 o C then Merah 0.65 3 IF Kelembaban udara Normal 60- 75 and Penyinaran matahari penuh 70 Then Kuning 0.63 4 IF Curah hujan sangat rendah 5mm Then Kuning 0.45 5 IF temperatur tinggi 27 o C Then Kuning 0.40 Pada gain similarity 10 didapatkan 5 baris aturan, dimana terdapat 2 aturan untuk kondisi merah dan 3 aturan untuk kondisi kuning. Untuk merah terdapat tambahan yang pada gain similarity rasio sebelumnya aturan ini tidak didapatkan, yaitu pada temperature sedang 24 o C – 27 o C juga memungkinkan untuk terjadi DBD pada kondisi merah, akan tetapi hal ini hanya akan terjadi jika kondisi sebelumnya yaitu Kelembaban udara tinggi dan penyinaran matahari sedang dan curah hujan rendah terjadi. Kemungkinan hal ini terjadi sebesar 65 . Sedangkan pada aturan untuk kondisi kuning, terdapat tambahan aturan akan terjadi jika kondisi Temperatur Tinggi 27 o C, kemungkinan hal ini terjadi dan mempengaruhi adalah sebesar 40.

6.3. Pelatihan Dengan Data Testing

Pelatihan dengan data testing dilakukan dengan mengambil data cuaca sebanyak 52 minggu untuk wilayah Jakarta Selatan dan 52 minggu untuk wilayah Jakarta Pusat. Karakteristik sampel data bisa dilihat pada Tabel 22. Karakteristik umum data testing wilayah Jakarta Selatan, dan Tabel 23. Data DBD untuk wilayah Jakarta Selatan. Tabel 22. Data Testing Untuk Wilayah Jakarta Selatan Minggu Suhu o C Kelembaban Radiasi Curah Hujan mm 1 27.1 83.3 41.0 7.0 2 26.8 85.1 73.9 11.2 3 25.9 88.9 31.0 13.8 4 26.0 78.0 15.7 19.1 5 26.9 85.8 36.8 9.5 6 27.2 83.4 42.4 7.7 7 27.9 84.1 26.7 15.3 8 27.0 84.9 25.9 10.2 9 26.8 86.9 26.9 1.3 10 28.0 76.0 76.6 0.4 11 26.8 82.7 22.0 4.1 12 27.5 84.9 49.0 15.5 13 27.7 85.1 55.9 1.2 14 26.8 88.0 50.0 7.6 Tabel 23. Data DBD Untuk Wilayah Jakarta Selatan Minggu DBD Rata-rata DBD 1 179 17.9 2 227 22.7 3 171 17.1 4 132 13.2 5 126 12.6 6 148 14.8 7 161 16.1 8 186 18.6 9 149 14.9 10 142 14.2 11 165 16.5 12 182 18.2 13 119 11.9 14 174 17.4 Dari data yang akan digunakan pada tahun 2004 – 2005, untuk wilayah Jakarta Selatan 65 berada dalam kondisi kuning, 35 berada dalam kondisi merah. Untuk wilayah Jakarta Pusat, 85 kondisi kuning dan 15 kondisi merah.

6.4. Pembahasan

Berdasarkan dari data yang digali menggunakan datamining, didapatkan beberapa aturan antara lain untuk wilayah Jakarta Selatan : Untuk kondisi merah 1. Kelembaban udara tinggi 75 maka kondisi DBD merah 2. Penyinaran matahari sedang 35 - 70 maka kondisi DBD merah 3. Curah hujan rendah 5 – 20 mm maka kondisi DBD merah 4. Temperatur sedang 24 o C – 27 o C maka kondisi merah Jika dikaitkan dengan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor pembawa virus DBD, maka hal ini dapat diterangkan sebagai berikut : Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk khas daerah tropis, nyamuk ini menyenangi kondisi udara yang kelembabannya sedang – tinggi, sinar matahari tidak terlalu panas, suhu udara berkisar antara 24 o C – 27 o C dan untuk berkembang biak nyamuk ini membutuhkan media air yang bersih, biasanya nyamuk ini akan bertelur dia kolam, tempat – tempat yang dapat menampung air hujan, dll asalkan air tersebut cukup bersih. Berdasarkan dari aturan yang didapat dari penggalian datamining, maka kondisi tersebut semua terpenuhi, dengan kata lain pada kondisi tersebut, nyamuk akan berkembang biak sehingga akan timbul jentik – jentik nyamuk, dan nyamuk akan bergerak secara aktif. Pada saat bergerak inilah nyamuk akan menyebarkan virus DBD ke manusia. Berdasarkan pada prediksi ini maka, bagi pihak – pihak yang berwenang seharusnya segera mengambil langkah tindakan tatalaksana sesuai SOP yang ada guna menghilangkan kemungkinan menyebarnya nyamuk Aedes Aegypti. Untuk kondisi kuning, 1. Kelembaban udara normal 60 - 75 then kuning 2. Penyinaran matahari penuh70 then kuning 3. Curah hujan sangat rendah 5mm then kuning 4. Temperatur tinggi 27 o C then kuning Dari aturan yang didapat, jika dikaitkan dengan berkembang biak dan bergeraknya nyamuk Aedes Aegypti, maka sesuai dengan syarat kondisi cuaca yang digemari oleh nyamuk tersebut, maka pada kondisi yang ada pada aturan ini pun nyamuk Aedes Aegypti pun masih cukup menyenangi untuk bergerak dan untuk berkembang biak, akan tetapi karena ada salah satu kondisi cuaca dimana suhu cukup tinggi 27 o C, dimana nyamuk pada suhu ini tidak terlalu menyenangi, biasanya pada suhu ini mereka berkumpul ditempat yang cukup teduh, misalnya di pepohonan, sehingga walaupun nyamuk masih memungkinkan untuk bergerak tetapi tidak seaktif pada kondisi sebelumnya.

6.5. Penerapan Aplikasi DBD Per Kecamatan